Anda di halaman 1dari 27

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Di indonesia, menurut Outlook Energi Nasional 2011, dalam kurun


waktu 2000-2009 konsumsi energi Indonesia meningkat dari 709,1 juta SBM
(Setara Barel Minyak/BOE) ke 865,4 juta SBM. Atau meningkat rata-rata
sebesar 2,2 % pertahun. Konsumsi energi ini sampai akhir tahun 2011,
terbesar masih dikuasai oleh sektor industri, dan diikuti oleh sektor rumah
tangga, dan sektor transportasi.

Tabel 1. Data pemakaian sumber energi setara barel minyak

Dari sektor ketenagalistrikan, saat ini pembangkit listrik di


Indonesia masih didominasi oleh penggunaan bahan bakar fosil, khususnya
batubara. Sedangkan daerah yang masih mengalami kekurangan daya listrik
seperti Sulawesi, Kalimantan, dan Nusa Tenggara, dan Papua pembangkit

1
listriknya masih menggunakan BBM, yang dalam komponen biaya
pembangkitan masih merupakan komponen terbesar.
Sejak tahun 2013 Pemerintah menaikkan harga tarif dasar listrik
sebesar 15%, kenaikan dilakukan secara bertahap setiap 3 bulan sekali.
Kenaikan tarif dasar listrik berlanjut di tahun 2014, awal mei 2014 semua
pelanggan minimal 1300 Va dikenakan kenaikan sebesar 4%, langkah ini
diakibatnya semakin besar subsidi energi listrik oleh PLN yang mengalami
kerugian, salah satu penyebab kerugian PLN tersebut adalah mahalnya biaya
operasional untuk pembelian bahan bakar pembangkit. Penggunaan energi
terbarukan merupakan alternative untuk mengurangi permintaan energi ke
PLN dan pengoptimalan potensi alam.
Sumber yang digunakan selama ini seperti Pembangkit Listrik Tenaga
Air (PLTA), Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU), Pembangkit Listrik
Tenaga Gas dan Uap (PLTGU), Pembangkit Listrik Tenaga Gas (PLTG),
Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD), Pembangkit Listrik Tenaga Panas
Bumi (PLTP) ternyata belum cukup untuk memenuhi kebutuhan energi
listrik, buktinya masih banyak terjadi permasalahan seperti elektrifikasi yang
belum mencapai 100 persen, dan masih terjadinya pemadaman listrik di
banyak wilayah di Tanah Air lantaran sumber minim.
Permintaan energi listrik akan tumbuh dengan rerata mencapai 6,5%
setiap tahun sampai pada tahun 2020, kondisi tersebut dapat terlihat dari data
konsumsi energi listrik setiap tahun selalu mengalami peningkatan sejalan
dengan pertumbuhan ekonomi nasional (Moch.Muchlis, 2003) yang membuat
permasalahan menjadi semakin serius.
Peningkatan tersebut akan menimbulkan masalah jika dalam
penyediaan energi listrik lebih kecil dari kapasitas yang dibutuhkan.
Kebijakan yang diambil PLN (Perusahaan Listrik Negara) yang memiliki
tanggung jawab dalam hal menyediakan energi listrik semakin menunjukkan
bahwa energi listrik yang disediakan oleh PLN hanya memiliki kelebihan
sekitar 3 GW. Jika PLN tidak segera menambah atau membangun
pembangkit baru maka akan berdampak terhadap pelayanan energi listrik

2
kepada konsumen, hal ini dapat mempengaruhi pertumbuhan ekonomi
mengingat energi listrik merupakan kebutuhan vital dalam menjalankan
kegiatan industri besar, menengah maupun, industri kecil dan sebagian
peralatan rumah tangga.
Banyak langkah atau metode yang dilakukan untuk mengantisipasi
permasalahan tersebut oleh berbagai kalangan antara lain instansi pemerintah,
swasta dan peneliti. Upaya tersebut adalah mencari pembangkit yang energi
primernya dari bahan alternatif dan bahan yang tidak akan pernah habis atau
sumber energi yang terbarukan (Hasyim Asy’ari, 2015: 33). Salah satu
sumber energi terbarukan adalah solar cell.
Solar cell adalah suatu perangkat yang mampu mengubah energi
cahaya matahari menjadi energi listrik dengan mengikuti prinsip fotovoltaik,
yaitu adanya energi foton pada panjang gelombang tertentu akan
mengeksitasi sebagian elektron pada suatu material ke pita energi yang lebih
luar. Sedangkan menurut wikipedia solar cell adalah sebuah alat
semikonduktor yang terdiri dari sebuah wilayah-besar diode p-n junction, di
mana, dalam hadirnya cahaya matahari mampu menciptakan energi listrik
yang berguna. Solar cell menerapkan prinsip fisika yaitu gerak listrik
sederhana, dalam gaya gerak listrik (GGL).
Berdasarkan paparan diatas, pemakalah tertarik untuk menulis tentang
Analisis Konsep Fisika PadaTeknologi Solar Cell.

B. Rumusan Masalah

1. Apa pengertian Solar Cell ?


2. Apa sajakah komponen-komponen Solar Cell ?
3. Bagaimana rangkaiaan dan prinsip kerja dari Solar Cell ?
4. Bagaimana konsep fisika dari Solar Cell ?
5. Apa sajakah kelebihan dan kekurangan dari Solar Cell ?

3
C. Tujuan Penulisan

1. Untuk mengetahui pengertian Solar cell


2. Untuk mengetahui komponen-komponen Solar cell
3. Untuk mengetahui penerapan konsep fisika pada teknologi Solar cell.
4. Untuk mengetahui rangkaiaan dan prinsip kerja dari Solar cell
5. Untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan dari Solar cell

D. Manfaat Penulisan

1. Bagi pembaca :
a. Menjadi masukan bagi pembaca untuk mengetahui secara lebih rinci
mengenai rangakaian, prinsip kerja dan konsep kerja dari solar cell.
b. Agar pembaca bisa menjadikan panduan untuk mencoba membuat
solar sell sendiri.

2. Bagi penulis :
Dapat melatih cara kerja dan cara berfikir tentang kegiatan cara
merangkai dan membuat solar cell sendiri, prinsip kerja dan konsep fisik.

4
BAB II

KAJIAN TEORITIS

A. Pengertian Solar Sel


Perkembangan era globalisasi saat ini berdampak pada kebutuhan
konsumsi energi listrik yang semakin meningkat. Sangat diperlukan sumber
energi alternatif terbarukan untuk memenuhi kebutuhan listrik saat ini salah
satunya menggunakan energi matahari. Solar cell yang berfungsi untuk
mengkonversi energi matahari menjadi energi listrik. Teknologi solar cell
merupakan sebuah hamparan semikonduktor yang dapat menyerap photon
dari sinar matahari dan mengkonversi menjadi listrik.
Solar cell adalah suatu elemen aktif yang mengubah cahaya matahari
menjadi energi listrik. Solar cell pada umumnya memiliki ketebalan
minimum 0,3 mm, yang terbuat dari irisan bahan semikonduktor dengan
kutub positif dan kutub negatif. Prinsip dasar pembuatan solar cell adalah
memanfaatkan efek fotovoltaik, yaitu suatu efek yang dapat mengubah
langsung cahaya matahari menjadi energi listrik.
Solar cell konvensional memanfaatkan material optis dan
semikonduktor. Pada tahun 1839 Edmund Becquerel, seorang pemuda
Prancis berusia 19 tahun menemukan efek yang sekarang dikenal dengan efek
fotovoltaik ketika tengah berkesperimen menggunakan sel larutan elektrolisis
yang dibuat dari dua elektroda. Becquerel menemukan bahwa beberapa jenis
material tertentu memproduksi arus listrik dalam jumlah kecil ketika terkena
cahaya. Penemuan solar cell modern dimulai satu abad setelah penemuan
fenomena fotovoltaik pertama oleh tiga peneliti Bell Laboratories di AS
(Chapin, Fullr dan Pearson) secara tidak sengaja menemukan bahwa
sambungan dioda pn dari silikon mampu membangkitkan tegangan listrik.
Pada tahun tersebut mereka telah berhasil membuat sebuah solar cell pertama
dengan efisiensi sebesar 6%. Dari titik inilah penelitian yang dilakukan terkait

5
solar cell hingga sekarang berkembang dengan banyak jenis dan
pembuatanya.

B. Komponen-komponen Solar Sel


1. Energi Matahari
Matahari adalah sumber energi utama yang memancarkan energi
yang luar biasa besarnya ke permukaan bumi. Cara kerja solar cell adalah
dengan memanfaatkan teori cahaya. Karaktersitik penting lainnya dari
solar cell yaitu fill factor (FF) sebagai partikel. Energi yang dipancarkan
oleh sebuah cahaya dengan panjang gelombang λ dan frekuensi photon V
dirumuskan dengan persamaan:
E = h.c/ λ
Keterangan :
E = energi yang dipancarkan
h = konstanta Plancks (6.62 x 10-34 J.s)
c = kecepatan cahaya dalam vakum (3 x 108 m/s)
λ = panjang gelombang

Persamaan di atas juga menunjukkan bahwa photon dapat dilihat


sebagai sebuah partikel energi atau sebagai gelombang dengan panjang
gelombang dan frekuensi tertentu. Dengan menggunakan sebuah divais
semikonduktor. Proses pengubahan atau konversi cahaya matahari menjadi
listrik ini dimungkinkan karena bahan material yang menyusun solar cell
berupa semikonduktor, lebih tepatnya tersusun atas dua jenis
semikonduktor; yakni jenis n dan jenis p.
Semikonduktor jenis n merupakan semikonduktor yang memiliki
kelebihan elektron, sehingga kelebihan muatan negatif, (n = negatif),
sedangkan semikonduktor jenis p memiliki kelebihan hole, sehingga
disebut dengan p ( p = positif) karena kelebihan muatan positif. Pembuatan
dua jenis semikonduktor ini dimaksudkan untuk meningkatkan tingkat
konduktifitas atau tingkat kemampuan daya hantar listrik. Kelebihan

6
elektron atau hole dapat meningkatkan daya hantar listrik (Rizqon,
2013:01).

2. Photovoltaik Modul
Modul PhotoVoltaic atau biasa disebut modul surya adalah perangkat yang
terdiri dari bahan semikonduktor seperti silikon, galium arsenide dan
kadmium telluride, dll yang mengubah sinar matahari langsung menjadi
listrik. Ketika solar cell menyerap sinar matahari, elektron-elektron bebas
dan lubang-lubang membuat sambungan positif / negatif, dan ketika
dihubungkan dengan beban DC, maka arus listrik akan mengalir ke beban
tersebut.

Gambar 1. Photovoltaik Modul

Jenis-jenis solar cell, dilihat dari bahan pembuatannya terdiri dari :


a. Crystalline Silicon PV Module (c-Si)
Terdiri dari single crystalline silicon atau dikenal sebagai silikon
monocrystalline dan multi-criytallline silikon, juga disebut silikon
polikristalin. Module PV The polycrystalline silicon memiliki efisiensi
konversi yang lebih rendah dari module PV single crystalline silicon
tetapi keduanya memiliki efisiensi konversi tinggi yang rata-rata
sekitar 10-12%.
b. Amorphous Silicon PV Module PV

7
Module Amorphous Silicon (a-Si) atau modul PV film tipis
silikon menyerap cahaya lebih efektif daripada Module PV crystalline
silicon, sehingga dapat dibuat lebih tipis. Cocok untuk semua aplikasi
dengan efisiensi tinggi dan dengan biaya rendah adalah penting.
Efisiensi dari module PV Amorphous Silicon adalah sekitar 6%.

c. Hybrid Silicon PV Module


Sebuah kombinasi dari silikon single crystalline yang
dikelilingi oleh lapisan tipis Amorphous silicon yang memberikan
sensitivitas yang sangat baik untuk tingkat cahaya rendah atau cahaya
tidak langsung. Hybrid Silicon PV Module memiliki efisiensi konversi
yang tertinggi yaitu sekitar 17%.
Bahan semikonduktor saat ini yang paling sering digunakan
untuk produksi solar cell adalah silikon, dimana memiliki beberapa
keuntungan diantaranya ; dapat dengan mudah ditemukan di alam,
tidak mencemari, tidak merusak lingkungan dan dapat dengan mudah
mencair, di tanganni dan dibentuk menjadi bentuk silikon
monocrystalline , dll. Pada umumnya solar cell dikonfigurasi sebagai
sambungan a large-area p-n daerah yang terbuat dari silikon.
Besaran arus listrik yang dapat dikonversi dari energi matahari
menjadi arus listrik diukur dalam satuan wattpeak (WP), artinya kalau
modul surya berukuran 100 WP, maka dalam satu jam akan
mengeluarkan arus sebesar 100 watt. Apabila arus yang dibutuhkan
lebih besar dari keluaran modul surya, maka modul surya dipasang
beberapa unit membentuk suatu array.

3. Solar Charge Control


Solar Charge Controller adalah suatu alat kontrol yang berfungsi
untuk mengatur tegangan dan arus yang dikeluarkan dari modul surya,
malakukan proses pengisian battery, mencegah battery dari pengisian yang
berlebihan, juga mengendalikan proses discharge.

8
Yang perlu diperhatikan dalam menggunakan charge controller ini
adalah besarnya tegangan dan daya yang dikeluarkan modul surya dan
yang dapat diterima battery. Satuan untuk tegangan adalah Volt,
sedangkan kuat arus dalam ampere, misalnya 12volt/10A.

Gambar 2. Solar Charge Control

4. Battery
Battery berfungsi untuk menyimpan sementara listrik yang
dihasilkan modul surya, agar dapat digunakan pada saat energi matahari
tidak ada (malam hari atau cuaca), besaran kemampuan menyimpan arus
listrik diukur dalam satuan watt jam (watthour/WH). Besarnya
kemampuan menyimpan arus listrik ditentukan dari berapa besar
kebutuhan daya listrik dan kemampuan modul surya dalam mengisi
battery.

Gambar 3. Battery

9
5. Inverter
Listrik yang dihasilkan dari solar system adalah listrik arus searah /
direct current (DC), sedangkan peralatan listrik yang kita gunakan
kebanyakan menggunakan listrik arus tidak searah (alternating current
(AC), karena itu agar peralatan listrik AC kita dapat tepa beroperasi
menggunakan listrik hasil dari solar system, maka harus menggunakan
inverter, yaitu alat untuk mengubah arus searah menjadi arus tidak searah,
dan tegangannya disesuaikan dengan tegangan yang dibutuhkan.

Gambar 4. Inverter

C. Konsep Fisika Pada Solar Cell

Konsep fisika yang diterapkan dalam proses ini adalah gerak listrik
sederhana, proses pembentukan gaya gerak listrik (GGL) pada sebuah
solar cell adalah sebagai berikut:
1. Foton dari cahaya matahari menumbuk panel surya kemudian
diserap oleh material semikonduktor seperti silikon.
2. Elektron (muatan negatif) terlempar keluar dari atomnya, sehingga
mengalir melalui material semikonduktor untuk menghasilkan listrik.
Muatan positif yang disebut hole (lubang) mengalir dengan arah
yang berlawanan dengan elektron pada panel surya silikon.
3. Gabungan/susunan beberapa panel surya mengubah energi surya
menjadi sumber daya listrik DC. Ketika sebuah foton menumbuk

10
sebuah lempeng silikon, salah satu dari tiga proses kemungkinan
terjadi, yaitu:
a) Foton dapat melewati silikon, biasanya terjadi pada foton dengan
energi rendah.
b) Foton dapat terpantulkan dari permukaan.
c) Foton tersebut dapat diserap oleh silikon yang kemudian:
1) Menghasilkan panas.
2) Menghasilkan pasangan elektron-lubang, jika energi foton
lebih besar daripada nilai celah pita silikon. Ketika sebuah
foton diserap, energinya diberikan ke elektron di lapisan
kristal. Biasanya elektron ini berada di pita valensi, dan
terikat erat secara kovalen antara atom- atom tetangganya
sehingga tidak dapat bergerak jauh dengan leluasa. Energi
yang diberikan kepadanya oleh foton mengeksitasinya ke pita
konduksi, dimana ia akan bebas untuk bergerak dalam
semikonduktor tersebut. Ikatan kovalen yang sebelumnya
terjadi pada elektron tadi menjadi kekurangan satu elektron;
hal ini disebut hole (lubang). Keberadaan ikatan kovalen
yang hilang menjadikan elektron yang terikat pada atom
tetangga bergerak ke lubang, meniggalkan lubang lainnya,
dan dengan jalan ini sebuah lubang dapat bergerak melalui
lapisan kristal. Jadi, dapat dikatakan bahwa foton-foton yang
diserap dalam semikonduktor membuat pasangan-pasangan
elektron- lubang yang dapat bergerak.
3) Sebuah foton hanya perlu memiliki energi lebih besar dari
celah pita supaya bisa mengeksitasi sebuah elektron dari pita
valensi ke pita konduksi. Oleh karena itu banyak radiasi
surya yang mencapai Bumi terdiri atas foton dengan energi
lebih besar dari celah pita silikon. Foton dengan energi yang
cukup besar ini akan diserap oleh solar cell, tetapi perbedaan
energi antara foton- foton ini dengan celah pita silikon diubah

11
menjadi kalor (melalui getaran lapisan kristal yang disebut
fonon) bukan dalam bentuk energi listrik yang dapat
digunakan selanjutnya.

D. Rangkaian dan Prinsip Kerja Solar Sel

1. Rangkaian Solar Sel


Rangkaian panel surya menggunakan sebanyak 6 panel yang
terdiri dari 2 panel 50 watt peak (Wp) dan 4 panel 100 Wp, masing-
masing mempunyai tegangan output 18 volt. Untuk
menghindari losses listrik yang besar, dipasang menggunakan
sistem solar controller 24 volt, bukan 12 volt. Supaya tegangannya
mencukupi untuk pengisian aki, maka panel surya harus diseri. Dua kali
dua (2 x 2) panel 100 Wp diseri menghasilkan tegangan 36 volt dan
arus maksimum 2 x 5,8 A, kemudian dua kali panel 50 Wp juga diseri
menghasilkan tegangan 36 volt dan arus maksimum 3A. Dua rangkaian
tersebut kemudian diparalel sehingga diperoleh panel surya total 36 volt
dan arus maksimum 14,6 A seperti terlihat pada Gambar 5.

Gambar 5. Skema kombinasi panel surya

12
Untuk panel surya, pilih yang tipe monokristalin karena
komplek perumahan yang berada di sekitar sawah dimana tidak ada
halangan sinar matahari yang cukup berarti sepanjang pagi hingga sore
kecuali awan/mendung. Sehingga tipe monokristalin ini akan
memberikan efisiensi konversi energi yang lebih baik. Gambar 6 dan
Gambar 7 adalah foto panel surya yang dipasang di atas genting rumah.

Gambar 6.
Panel surya 4×100 Wp, di atas genting yang menghadap ke timur.

Gambar 7.
Panel Surya 2×50 Wp, di atas genting yang menghadap ke barat.

Output dari panel surya dialirkan ke solar controller yang


kemudian diatur untuk pengisian aki dan juga beban ke inverter
(Gambar 8). Hal yang harus diperhatikan adalah besarnya kabel

13
koneksi. Berhubung arus yang akan mengalir ke solar controller dan
kemudian ke aki dan inverter cukup besar, maka kabel harus
menyesuaikan. Acuan singkatnya untuk arus sebesar 10 A maka kabel
yang dipasang setidaknya mempunyai ukuran luas penampang minimal
2,5 mm2, jika kurang dari itu maka kabel bisa panas dan terbakar.

Gambar 8. Koneksi solar controller

Solar charge controller yang digunakan seperti pada gambar di


bawah, dengan kapasitas 30 A (Gambar 9). Ini adalah
jenis controller yang cukup bagus karena beberapa alasan, yaitu :
1) Controller ini menggunakan teknologi MPPT sehingga efisiensi
dalam pengisian aki lebih tinggi. Sesuai spesifikasi panel surya
yang dirangkai, arus pengisian adalah 14,6 A, namun dengan solar
controller ini kelebihan tegangan panel surya dikonversi ke arus
pengisian sehingga totalnya menjadi maksimal kurang lebih 18 A.
2) Parameter bisa diubah-ubah sesuai dengan tipe aki. Sebagai contoh
tegangan pengisian (charging) ‘float’ bisa diubah-ubah.

14
Tegangan charging float untuk aki basah umumnya 13,5 volt untuk
aki 12 volt atau 27 volt untuk aki 24 volt. Jenis aki lain mempunyai
tegangan charging float yang berbeda. Parameter lain yang bisa
diubah adalah tegangan aki minimum ketika aliran listrik ke beban
harus diputus. Ketika terjadi proses discharging karena digunakan
oleh beban, maka tegangan aki akan terus berkurang. Ketika
tegangan yang menurun tersebut sampai pada tegangan minimum
yang ditentukan tadi, maka solar charge controller otomatis akan
memutuskan aliran ke beban supaya aki tidak terjadi over-
discharging. Fitur ini sangat penting ketika kita tidak
menggunakan jenis aki deep cycle. Dari beberapa fitur yang disebut
di atas, sudah jelas controller ini sangat fleksibel.
3) Controller ini sangat informatif dengan parameter-parameter
semua ditampilkan dalam layar LCD seperti arus dan
tegangan charging, serta arus dan tegangan discharging.
4) Seperti jenis controller pada umumnya, disertai fitur program
otomasi untuk pengaturan kapan aliran beban disambung dan
diputus, apakah dengan timer atau dengan indikator sinar matahari
(ON ketika gelap di sore hari, dan OFF ketika terang di pagi hari).

Gambar 9.
Solar Charge Controller MPPT 12/24 volt (Auto), 30 A.

15
Jenis aki yang digunakan adalah aki basah sebanyak 2×100 Ah
dan 2x60Ah yang dikombinasi seri dan paralel seperti skema Gambar 8
di atas. Dari konfigurasi tersebut diperoleh aki 24 volt dengan kapasitas
muatan 160 Ah. Aki basah lebih murah dari jenis aki lain (Gambar 10).
Dengan jenis solar charge controller seperti dijelaskan di atas,
penggunaan aki basa tidak terlalu menjadi masalah. Hanya saja kita harus
rajin memeriksa level air aki setidaknya setiap 2 bulan sekali. Selain itu
penempatan aki basah dalam ruang tertutup atau di dalam rumah juga
cukup beresiko, karena selama proses charging aki akan mengeluarkan
uap air aki yang berbau menyengat dan tidak bagus bagi manusia. Untuk
mengantisipasinya, kita perlu pasang selang ventilasi dari lemari kecil
tersebut melewati dalam tembok bersama kabel-kabel dan kemudian
dihisap dengan kipas hisap yang biasanya untuk laptop di atas plafon
rumah.

Gambar 10. Aki Basah 160 Ah 24 Volt

Inverter yang digunakan adalah jenis pure sine wave (Gambar 11),
supaya benar-benar lebih aman untuk semua peralatan elektronik di
rumah.

16
Gambar 11. Inverter Pure Sine Wave 24 Volt

Load atau beban disetel tersambung aliran listrik hanya ketika


gelap (malam hari), dan ketika siang aliran listrik ke beban (inverter)
akan diputus oleh solar controller. Beban yang terpasang adalah semua
lampu di rumah, televisi, beberapa stop contact tertentu yang salah
satunya untuk laptop. Beban dibagi dalam 4 saklar seperti Gambar 12
dan Gambar 13 di bawah.

Gambar 12. Panel Saklar

17
Gambar 13. Pembagian Beban Listrik pada 4 Saklar

Listrik di rumah dibuat sistem hibrid, yaitu menggunakan sumber


listrik dari PLN dan PLTS. Saklar yang mengarah ke atas artinya
menggunakan listrik PLN terus menerus selama 24 jam. Saklar
mengarah ke bawah artinya menggunakan listrik PLN dan SHS yang
berganti secara otomatis ketika petang dan pagi hari (sistem hibrid).
Untuk yang terakhir ini, sistem otomasi cukup sederhana yaitu hanya
menggunakan saklar elektrik (relay). Ketika solar controller memutus
aliran ke beban, maka relay secara pasif akan menghubungkan aliran ke
listrik PLN. Ketika gelap (petang) aliran ke beban tersambung sehingga
menggerakkan relay yang kemudian mengganti sambungan listrik ke
SHS.
Untuk mengantisipasi supaya aki tetap terjaga dalam kondisi
full setiap menjelang petang hari, dipasang juga charger aki biasa yang
bersumber dari listrik PLN (Gambar 14).

18
Gambar 14. Charger Aki Konvensional
SHS yang terpasang di rumah dilihat secara keseluruhan seperti pada
Gambar 15 berikut.

Gambar 15. Solar Home System (SHS)

Sedangkan Gambar 16 di bawah ini adalah sebagian peralatan yang setiap


malam dinyalakan dengan listrik bertenaga surya, seperti televisi, lampu
tidur, lampu taman, dan lampu rumah lainnya.

19
Gambar 16. Sebagian peralatan yang dinyalakan dengan listrik bertenaga
surya.

2. Cara Kerja Solar Sel


Prinsip kerja panel solar cell adalah suatu komponen elektronika
yang dapat mengubah energi surya menjadi energi listrik dalam bentuk
arus searah (DC) . Modul surya (fotovoltaic) adalah sejumlah solar cell
yang dirangkai secara seri dan paralel, untuk meningkatkan tegangan
dan arus yang dihasilkan sehingga cukup untuk pemakaian sistem catu
daya beban. Untuk mendapatkan keluaran energi listrik yang
maksimum maka permukaan modul surya harus selalu mengarah ke
matahari.
Selanjutnya energi listrik tersebut disimpan dalam Baterai.
Baterai disini berfungsi sebagai penyimpan energi listrik secara kimiawi
pada siang hari dan berfungsi sebagai catu daya listrik pada malam hari.
Untuk menjaga kesetimbangan energi di dalam baterai, diperlukan alat
pengatur elektronik yang disebut Battery Charge Regulator.
Alat ini berfungsi untuk mengatur tegangan maksimal dan
minimal dari baterai dan memberikan pengamanan terhadap sistem,
yaitu proteksi terhadap pengisian berlebih (overcharge) oleh penyinaran
matahari, pemakaian berlebih (overdischarge) oleh beban, mencegah
terjadinya arus balik ke modul surya, melindungi terjadinya hubung

20
singkat pada beban listrik dan sebagai interkoneksi dari komponen-
komponen lainnya.

E. Kelebihan dan Kekurangan Solar Cell

1. Kelebihan

a. Panel surya ramah lingkungandan tidak memberikan kontribusi


terhadap perubahan iklim seperti pada kasus penggunaan bahan
bakar fosil karena panel surya tidak memancarkan gas rumah kaca
yang berbahaya seperti karbon dioksida.
b. Panel surya memanfaatkan energi matahari dan matahari adalah
bentuk energi paling berlimpah yang tersedia di planet kita.
c. Panel surya mudah dipasang dan memiliki biaya pemeliharaan
yang sangat rendah karena tidak ada bagian yang bergerak. Panel
surya tidak memberikan kontribusi terhadap polusi suara dan
bekerja dengan sangat diam. Banyak negara di seluruh dunia
menawarkan insentif yang menguntungkan bagi pemilik rumah
yang menggunakan panel surya.
d. Harga panel surya terus turun meskipun mereka masih harus
bersaing dengan bahan bakar fosil. Tidak diharuskan membeli
semua panel surya yang diperlukan dalam waktu yang sama, tetapi
dapat dibeli secara bertahap.
e. Panel surya tidak kehilangan banyak efisiensi dalam masa pakai
mereka yang mencapai 20+ tahun.
f. Masa pakainya yang panjang, mecapai 25-30 tahun, menggaransi
penggunanya akan menghemat biaya energi dalam jangka panjang
pula.

21
2. Kekurangan

a. Panel surya masih relatif mahal, bahkan meskipun setelah banyak


mengalami penurunan harga. Harga panel rumah sedang saat ini
sekitar Rp.200.000 – Rp.4.000.000/unit.
b. Panel surya masih perlu meningkatkan efisiensi secara signifikan
karena banyak sinar matahari terbuang sia-sia dan berubah menjadi
panas. Rata- rata panel surya saat ini mencapai efisiensi kurang
dari 20%.
c. Jika tidak terpasang dengan baik dapat terjadi over- heating pada
panel surya. Panel surya terbuat dari beberapa bahan yang tidak
ramah lingkungan.
d. Daur ulang panel surya yang tak terpakai lagi dapat menyebabkan
kerusakan lingkungan jika tidak dilakukan dengan hati-hati karena
silikon, selenium, kadmium, dan sulfur heksafluorida (merupakan
gas rumah kaca), kesemuanya dapat ditemukan di panel surya dan
bisa menjadi sumber pencemaran selama proses daur ulang.

22
BAB III

PEMBAHASAN

Permintaan energi listrik akan tumbuh dengan rerata mencapai


6,5% setiap tahun sampai pada tahun 2020, kondisi tersebut dapat terlihat
dari data konsumsi energi listrik setiap tahun selalu mengalami
peningkatan sejalan dengan pertumbuhan ekonomi nasional. Jika PLN
tidak segera menambah atau membangun pembangkit baru maka akan
berdampak terhadap pelayanan energi listrik kepada konsumen, hal ini
dapat mempengaruhi pertumbuhan ekonomi mengingat energi listrik
merupakan kebutuhan vital dalam menjalankan kegiatan industri besar,
menengah maupun, industri kecil dan sebagian peralatan rumah tangga.

Banyak langkah atau metode yang dilakukan untuk mengantisipasi


permasalahan tersebut oleh berbagai kalangan antara lain instansi
pemerintah, swasta dan peneliti. Upaya tersebut adalah mencari
pembangkit yang energi primernya dari bahan alternatif dan bahan yang
tidak akan pernah habis atau sumber energi yang terbarukan (Hasyim
Asy’ari, 2015: 33), salah satu sumber energi terbarukan adalah solar cell.

Solar cell adalah suatu perangkat yang mampu mengubah energi


cahaya matahari menjadi energi listrik dengan mengikuti prinsip
fotovoltaik, yaitu adanya energi foton pada panjang gelombang tertentu
akan mengeksitasi sebagian elektron pada suatu material ke pita energi
yang lebih luar. Prinsip ini pertama kali diketemukan oleh Bacquere,
seorang ahli fisika berkebangsaan Perancis tahun 1839.

Apabila sebuah logam dikenai suatu cahaya dalam bentuk foton


dengan frekwensi tertentu, maka energi kinetik dari foton aka menembak
ke atom-atom logam tersebut. Atom logam yang iradiasi akan melepaskan
elektron-elektronnya. Elektron-elektron bebas inilah yang mengalirkan

23
arus dengan jumlah tertentu. Solar cell adalah semikonduktor dimana
radiasi surya langsung diubah menjadi energi listrik. Material yang sering
digunakan untuk membuat solar cell adalah silikon kristal. Pada saat ini
silikon merupakan bahan yang banyak digunakan untuk pembuatan solar
cell. Foton dengan energi yang cukup besar ini akan diserap oleh solar
cell, tetapi perbedaan energi antara foton- foton ini dengan celah pita
silikon diubah menjadi kalor (melalui getaran lapisan kristal yang disebut
fonon) bukan dalam bentuk energi listrik yang dapat digunakan
selanjutnya.

Adapun komponen-komponen solar cell adalah cahaya matahari,


photovoltaik modul, solar charge control, battery, dan inverter. Rangkaian
panel surya menggunakan sebanyak 6 panel yang masing-masing
mempunyai tegangan output 18 volt. Untuk panel surya, pilih yang tipe
monokristalin karena komplek perumahan yang berada di sekitar sawah
dimana tidak ada halangan sinar matahari yang cukup berarti sepanjang
pagi hingga sore kecuali awan/mendung, yang rangkaiannya terlihat
seperti pada Gambar 5.
Prinsip kerja panel solar cell adalah suatu komponen elektronika
yang dapat mengubah energi surya menjadi energi listrik dalam bentuk
arus searah (DC) . Modul surya (fotovoltaic) adalah sejumlah solar cell
yang dirangkai secara seri dan paralel, untuk meningkatkan tegangan dan
arus yang dihasilkan sehingga cukup untuk pemakaian sistem catu daya
beban. Untuk mendapatkan keluaran energi listrik yang maksimum maka
permukaan modul surya harus selalu mengarah ke matahari.
Adapun kelebihannya adalah ramah lingkungan, sumbernya
melimpah, mudah dipasang, harga terus menurun, masa pakainya yang
panjang, dan lain-lain. Adapun kekurangannya adalah harganya yang
relatif mahal, pemanfaatan yang masih kurang efisien, menimbulkan over
heating jika tidak terpasang secara benar, bahan-bahan yang tidak terpakai
lagi akan menimbulkan kerusakan lingkungan.

24
BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Solar cell adalah suatu elemen aktif yang mengubah cahaya matahari
menjadi energi listrik. Prinsip dasar pembuatan solar cell adalah
memanfaatkan efek fotovoltaik, yaitu suatu efek yang dapat mengubah
langsung cahaya matahari menjadi energi listrik.
2. Komponen-komponen yang terdapat dalam teknologi solar cell adalah
cahaya matahari, photovoltaik modul, solar charge control, battery,
inverter.
3. Konsep fisika yang diterapkan dalam proses ini adalah gerak listrik
sederhana, yang membentuk gaya gerak listrik (GGL), dengan proses
sebagai berikut :
a. Foton dari cahaya matahari menumbuk panel surya kemudian
diserap oleh material semikonduktor seperti silikon.
b. Elektron (muatan negatif) terlempar keluar dari atomnya, sehingga
mengalir melalui material semikonduktor untuk menghasilkan
listrik. Muatan positif yang disebut hole (lubang) mengalir dengan
arah yang berlawanan dengan elektron pada panel surya silikon.
c. Gabungan/susunan beberapa panel surya mengubah energi surya
menjadi sumber daya listrik DC.
4. Prinsip kerja panel solar cell adalah suatu komponen elektronika yang
dapat mengubah energi surya menjadi energi listrik dalam bentuk arus
searah (DC) . Modul surya (fotovoltaic) adalah sejumlah solar cell yang
dirangkai secara seri dan paralel, untuk meningkatkan tegangan dan arus
yang dihasilkan sehingga cukup untuk pemakaian sistem catu daya

25
beban. Untuk mendapatkan keluaran energi listrik yang maksimum maka
permukaan modul surya harus selalu mengarah ke matahari.
5. Adapun kelebihannya adalah ramah lingkungan, sumbernya melimpah,
mudah dipasang, harga terus menurun, masa pakainya yang panjang, dan
lain-lain. Adapun kekurangannya adalah harganya yang relatif mahal,
pemanfaatan yang masih kurang efisien, menimbulkan over heating jika
tidak terpasang secara benar, bahan-bahan yang tidak terpakai lagi akan
menimbulkan kerusakan lingkungan.

B. Saran

Sebaiknya, energi-energi yang terdapat di alam dapat kita manfaatkan


sebaik-baiknya agar untuk masa depan kita dan juga generasi selanjutnya dapat
merasakan sumber energi yang ada di alam bumi ini.
Kami juga menyadari masih ada banyak kekurangan dalam penulisan
makalah ini sehingga perlulah bagi kami, dari para pembaca untuk memberikan
saran yang membantu supaya makalah ini mendekati lebih baik.

26
DAFTAR PUSTAKA

Hasan. 2017. Komponen Solar Sistem. Diakses dari


https://informasiplts.wordpress.com/2012/09/13/komponen-solar-system/
pada tanggal 20 Mei 2018.

Haris. 2017. Memasang Solar Home System atau Pembangkit Listrik Tenaga
Surya Mini untuk Rumah. Diakses dari
http://www.agusharis.net/blog/?p=353 pada tanggal 20 Mei 2018.

Subandi. 2015. Pembangkit Listrik Energi Matahari sebagai Penggerak Pompa


Air. Jurnal Teknologi Technoschientia. Diakses tanggal 10 Mei 2018.

Utama Putra, Surya. 2016. Mengenal Kelemahan dan Kelebihan Panel Surya.
Diakses dari http://suryautamaputra.co.id/blog/2016/04/20/mengenal-
kelebihan-dan-kelemahan-penggunaan-panel-surya/ pada tanggal 20 Mei
2018

27

Anda mungkin juga menyukai