Analisis Konsep Fisika Pada Teknologi Solar Cell
Analisis Konsep Fisika Pada Teknologi Solar Cell
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
listriknya masih menggunakan BBM, yang dalam komponen biaya
pembangkitan masih merupakan komponen terbesar.
Sejak tahun 2013 Pemerintah menaikkan harga tarif dasar listrik
sebesar 15%, kenaikan dilakukan secara bertahap setiap 3 bulan sekali.
Kenaikan tarif dasar listrik berlanjut di tahun 2014, awal mei 2014 semua
pelanggan minimal 1300 Va dikenakan kenaikan sebesar 4%, langkah ini
diakibatnya semakin besar subsidi energi listrik oleh PLN yang mengalami
kerugian, salah satu penyebab kerugian PLN tersebut adalah mahalnya biaya
operasional untuk pembelian bahan bakar pembangkit. Penggunaan energi
terbarukan merupakan alternative untuk mengurangi permintaan energi ke
PLN dan pengoptimalan potensi alam.
Sumber yang digunakan selama ini seperti Pembangkit Listrik Tenaga
Air (PLTA), Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU), Pembangkit Listrik
Tenaga Gas dan Uap (PLTGU), Pembangkit Listrik Tenaga Gas (PLTG),
Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD), Pembangkit Listrik Tenaga Panas
Bumi (PLTP) ternyata belum cukup untuk memenuhi kebutuhan energi
listrik, buktinya masih banyak terjadi permasalahan seperti elektrifikasi yang
belum mencapai 100 persen, dan masih terjadinya pemadaman listrik di
banyak wilayah di Tanah Air lantaran sumber minim.
Permintaan energi listrik akan tumbuh dengan rerata mencapai 6,5%
setiap tahun sampai pada tahun 2020, kondisi tersebut dapat terlihat dari data
konsumsi energi listrik setiap tahun selalu mengalami peningkatan sejalan
dengan pertumbuhan ekonomi nasional (Moch.Muchlis, 2003) yang membuat
permasalahan menjadi semakin serius.
Peningkatan tersebut akan menimbulkan masalah jika dalam
penyediaan energi listrik lebih kecil dari kapasitas yang dibutuhkan.
Kebijakan yang diambil PLN (Perusahaan Listrik Negara) yang memiliki
tanggung jawab dalam hal menyediakan energi listrik semakin menunjukkan
bahwa energi listrik yang disediakan oleh PLN hanya memiliki kelebihan
sekitar 3 GW. Jika PLN tidak segera menambah atau membangun
pembangkit baru maka akan berdampak terhadap pelayanan energi listrik
2
kepada konsumen, hal ini dapat mempengaruhi pertumbuhan ekonomi
mengingat energi listrik merupakan kebutuhan vital dalam menjalankan
kegiatan industri besar, menengah maupun, industri kecil dan sebagian
peralatan rumah tangga.
Banyak langkah atau metode yang dilakukan untuk mengantisipasi
permasalahan tersebut oleh berbagai kalangan antara lain instansi pemerintah,
swasta dan peneliti. Upaya tersebut adalah mencari pembangkit yang energi
primernya dari bahan alternatif dan bahan yang tidak akan pernah habis atau
sumber energi yang terbarukan (Hasyim Asy’ari, 2015: 33). Salah satu
sumber energi terbarukan adalah solar cell.
Solar cell adalah suatu perangkat yang mampu mengubah energi
cahaya matahari menjadi energi listrik dengan mengikuti prinsip fotovoltaik,
yaitu adanya energi foton pada panjang gelombang tertentu akan
mengeksitasi sebagian elektron pada suatu material ke pita energi yang lebih
luar. Sedangkan menurut wikipedia solar cell adalah sebuah alat
semikonduktor yang terdiri dari sebuah wilayah-besar diode p-n junction, di
mana, dalam hadirnya cahaya matahari mampu menciptakan energi listrik
yang berguna. Solar cell menerapkan prinsip fisika yaitu gerak listrik
sederhana, dalam gaya gerak listrik (GGL).
Berdasarkan paparan diatas, pemakalah tertarik untuk menulis tentang
Analisis Konsep Fisika PadaTeknologi Solar Cell.
B. Rumusan Masalah
3
C. Tujuan Penulisan
D. Manfaat Penulisan
1. Bagi pembaca :
a. Menjadi masukan bagi pembaca untuk mengetahui secara lebih rinci
mengenai rangakaian, prinsip kerja dan konsep kerja dari solar cell.
b. Agar pembaca bisa menjadikan panduan untuk mencoba membuat
solar sell sendiri.
2. Bagi penulis :
Dapat melatih cara kerja dan cara berfikir tentang kegiatan cara
merangkai dan membuat solar cell sendiri, prinsip kerja dan konsep fisik.
4
BAB II
KAJIAN TEORITIS
5
solar cell hingga sekarang berkembang dengan banyak jenis dan
pembuatanya.
6
elektron atau hole dapat meningkatkan daya hantar listrik (Rizqon,
2013:01).
2. Photovoltaik Modul
Modul PhotoVoltaic atau biasa disebut modul surya adalah perangkat yang
terdiri dari bahan semikonduktor seperti silikon, galium arsenide dan
kadmium telluride, dll yang mengubah sinar matahari langsung menjadi
listrik. Ketika solar cell menyerap sinar matahari, elektron-elektron bebas
dan lubang-lubang membuat sambungan positif / negatif, dan ketika
dihubungkan dengan beban DC, maka arus listrik akan mengalir ke beban
tersebut.
7
Module Amorphous Silicon (a-Si) atau modul PV film tipis
silikon menyerap cahaya lebih efektif daripada Module PV crystalline
silicon, sehingga dapat dibuat lebih tipis. Cocok untuk semua aplikasi
dengan efisiensi tinggi dan dengan biaya rendah adalah penting.
Efisiensi dari module PV Amorphous Silicon adalah sekitar 6%.
8
Yang perlu diperhatikan dalam menggunakan charge controller ini
adalah besarnya tegangan dan daya yang dikeluarkan modul surya dan
yang dapat diterima battery. Satuan untuk tegangan adalah Volt,
sedangkan kuat arus dalam ampere, misalnya 12volt/10A.
4. Battery
Battery berfungsi untuk menyimpan sementara listrik yang
dihasilkan modul surya, agar dapat digunakan pada saat energi matahari
tidak ada (malam hari atau cuaca), besaran kemampuan menyimpan arus
listrik diukur dalam satuan watt jam (watthour/WH). Besarnya
kemampuan menyimpan arus listrik ditentukan dari berapa besar
kebutuhan daya listrik dan kemampuan modul surya dalam mengisi
battery.
Gambar 3. Battery
9
5. Inverter
Listrik yang dihasilkan dari solar system adalah listrik arus searah /
direct current (DC), sedangkan peralatan listrik yang kita gunakan
kebanyakan menggunakan listrik arus tidak searah (alternating current
(AC), karena itu agar peralatan listrik AC kita dapat tepa beroperasi
menggunakan listrik hasil dari solar system, maka harus menggunakan
inverter, yaitu alat untuk mengubah arus searah menjadi arus tidak searah,
dan tegangannya disesuaikan dengan tegangan yang dibutuhkan.
Gambar 4. Inverter
Konsep fisika yang diterapkan dalam proses ini adalah gerak listrik
sederhana, proses pembentukan gaya gerak listrik (GGL) pada sebuah
solar cell adalah sebagai berikut:
1. Foton dari cahaya matahari menumbuk panel surya kemudian
diserap oleh material semikonduktor seperti silikon.
2. Elektron (muatan negatif) terlempar keluar dari atomnya, sehingga
mengalir melalui material semikonduktor untuk menghasilkan listrik.
Muatan positif yang disebut hole (lubang) mengalir dengan arah
yang berlawanan dengan elektron pada panel surya silikon.
3. Gabungan/susunan beberapa panel surya mengubah energi surya
menjadi sumber daya listrik DC. Ketika sebuah foton menumbuk
10
sebuah lempeng silikon, salah satu dari tiga proses kemungkinan
terjadi, yaitu:
a) Foton dapat melewati silikon, biasanya terjadi pada foton dengan
energi rendah.
b) Foton dapat terpantulkan dari permukaan.
c) Foton tersebut dapat diserap oleh silikon yang kemudian:
1) Menghasilkan panas.
2) Menghasilkan pasangan elektron-lubang, jika energi foton
lebih besar daripada nilai celah pita silikon. Ketika sebuah
foton diserap, energinya diberikan ke elektron di lapisan
kristal. Biasanya elektron ini berada di pita valensi, dan
terikat erat secara kovalen antara atom- atom tetangganya
sehingga tidak dapat bergerak jauh dengan leluasa. Energi
yang diberikan kepadanya oleh foton mengeksitasinya ke pita
konduksi, dimana ia akan bebas untuk bergerak dalam
semikonduktor tersebut. Ikatan kovalen yang sebelumnya
terjadi pada elektron tadi menjadi kekurangan satu elektron;
hal ini disebut hole (lubang). Keberadaan ikatan kovalen
yang hilang menjadikan elektron yang terikat pada atom
tetangga bergerak ke lubang, meniggalkan lubang lainnya,
dan dengan jalan ini sebuah lubang dapat bergerak melalui
lapisan kristal. Jadi, dapat dikatakan bahwa foton-foton yang
diserap dalam semikonduktor membuat pasangan-pasangan
elektron- lubang yang dapat bergerak.
3) Sebuah foton hanya perlu memiliki energi lebih besar dari
celah pita supaya bisa mengeksitasi sebuah elektron dari pita
valensi ke pita konduksi. Oleh karena itu banyak radiasi
surya yang mencapai Bumi terdiri atas foton dengan energi
lebih besar dari celah pita silikon. Foton dengan energi yang
cukup besar ini akan diserap oleh solar cell, tetapi perbedaan
energi antara foton- foton ini dengan celah pita silikon diubah
11
menjadi kalor (melalui getaran lapisan kristal yang disebut
fonon) bukan dalam bentuk energi listrik yang dapat
digunakan selanjutnya.
12
Untuk panel surya, pilih yang tipe monokristalin karena
komplek perumahan yang berada di sekitar sawah dimana tidak ada
halangan sinar matahari yang cukup berarti sepanjang pagi hingga sore
kecuali awan/mendung. Sehingga tipe monokristalin ini akan
memberikan efisiensi konversi energi yang lebih baik. Gambar 6 dan
Gambar 7 adalah foto panel surya yang dipasang di atas genting rumah.
Gambar 6.
Panel surya 4×100 Wp, di atas genting yang menghadap ke timur.
Gambar 7.
Panel Surya 2×50 Wp, di atas genting yang menghadap ke barat.
13
koneksi. Berhubung arus yang akan mengalir ke solar controller dan
kemudian ke aki dan inverter cukup besar, maka kabel harus
menyesuaikan. Acuan singkatnya untuk arus sebesar 10 A maka kabel
yang dipasang setidaknya mempunyai ukuran luas penampang minimal
2,5 mm2, jika kurang dari itu maka kabel bisa panas dan terbakar.
14
Tegangan charging float untuk aki basah umumnya 13,5 volt untuk
aki 12 volt atau 27 volt untuk aki 24 volt. Jenis aki lain mempunyai
tegangan charging float yang berbeda. Parameter lain yang bisa
diubah adalah tegangan aki minimum ketika aliran listrik ke beban
harus diputus. Ketika terjadi proses discharging karena digunakan
oleh beban, maka tegangan aki akan terus berkurang. Ketika
tegangan yang menurun tersebut sampai pada tegangan minimum
yang ditentukan tadi, maka solar charge controller otomatis akan
memutuskan aliran ke beban supaya aki tidak terjadi over-
discharging. Fitur ini sangat penting ketika kita tidak
menggunakan jenis aki deep cycle. Dari beberapa fitur yang disebut
di atas, sudah jelas controller ini sangat fleksibel.
3) Controller ini sangat informatif dengan parameter-parameter
semua ditampilkan dalam layar LCD seperti arus dan
tegangan charging, serta arus dan tegangan discharging.
4) Seperti jenis controller pada umumnya, disertai fitur program
otomasi untuk pengaturan kapan aliran beban disambung dan
diputus, apakah dengan timer atau dengan indikator sinar matahari
(ON ketika gelap di sore hari, dan OFF ketika terang di pagi hari).
Gambar 9.
Solar Charge Controller MPPT 12/24 volt (Auto), 30 A.
15
Jenis aki yang digunakan adalah aki basah sebanyak 2×100 Ah
dan 2x60Ah yang dikombinasi seri dan paralel seperti skema Gambar 8
di atas. Dari konfigurasi tersebut diperoleh aki 24 volt dengan kapasitas
muatan 160 Ah. Aki basah lebih murah dari jenis aki lain (Gambar 10).
Dengan jenis solar charge controller seperti dijelaskan di atas,
penggunaan aki basa tidak terlalu menjadi masalah. Hanya saja kita harus
rajin memeriksa level air aki setidaknya setiap 2 bulan sekali. Selain itu
penempatan aki basah dalam ruang tertutup atau di dalam rumah juga
cukup beresiko, karena selama proses charging aki akan mengeluarkan
uap air aki yang berbau menyengat dan tidak bagus bagi manusia. Untuk
mengantisipasinya, kita perlu pasang selang ventilasi dari lemari kecil
tersebut melewati dalam tembok bersama kabel-kabel dan kemudian
dihisap dengan kipas hisap yang biasanya untuk laptop di atas plafon
rumah.
Inverter yang digunakan adalah jenis pure sine wave (Gambar 11),
supaya benar-benar lebih aman untuk semua peralatan elektronik di
rumah.
16
Gambar 11. Inverter Pure Sine Wave 24 Volt
17
Gambar 13. Pembagian Beban Listrik pada 4 Saklar
18
Gambar 14. Charger Aki Konvensional
SHS yang terpasang di rumah dilihat secara keseluruhan seperti pada
Gambar 15 berikut.
19
Gambar 16. Sebagian peralatan yang dinyalakan dengan listrik bertenaga
surya.
20
singkat pada beban listrik dan sebagai interkoneksi dari komponen-
komponen lainnya.
1. Kelebihan
21
2. Kekurangan
22
BAB III
PEMBAHASAN
23
arus dengan jumlah tertentu. Solar cell adalah semikonduktor dimana
radiasi surya langsung diubah menjadi energi listrik. Material yang sering
digunakan untuk membuat solar cell adalah silikon kristal. Pada saat ini
silikon merupakan bahan yang banyak digunakan untuk pembuatan solar
cell. Foton dengan energi yang cukup besar ini akan diserap oleh solar
cell, tetapi perbedaan energi antara foton- foton ini dengan celah pita
silikon diubah menjadi kalor (melalui getaran lapisan kristal yang disebut
fonon) bukan dalam bentuk energi listrik yang dapat digunakan
selanjutnya.
24
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Solar cell adalah suatu elemen aktif yang mengubah cahaya matahari
menjadi energi listrik. Prinsip dasar pembuatan solar cell adalah
memanfaatkan efek fotovoltaik, yaitu suatu efek yang dapat mengubah
langsung cahaya matahari menjadi energi listrik.
2. Komponen-komponen yang terdapat dalam teknologi solar cell adalah
cahaya matahari, photovoltaik modul, solar charge control, battery,
inverter.
3. Konsep fisika yang diterapkan dalam proses ini adalah gerak listrik
sederhana, yang membentuk gaya gerak listrik (GGL), dengan proses
sebagai berikut :
a. Foton dari cahaya matahari menumbuk panel surya kemudian
diserap oleh material semikonduktor seperti silikon.
b. Elektron (muatan negatif) terlempar keluar dari atomnya, sehingga
mengalir melalui material semikonduktor untuk menghasilkan
listrik. Muatan positif yang disebut hole (lubang) mengalir dengan
arah yang berlawanan dengan elektron pada panel surya silikon.
c. Gabungan/susunan beberapa panel surya mengubah energi surya
menjadi sumber daya listrik DC.
4. Prinsip kerja panel solar cell adalah suatu komponen elektronika yang
dapat mengubah energi surya menjadi energi listrik dalam bentuk arus
searah (DC) . Modul surya (fotovoltaic) adalah sejumlah solar cell yang
dirangkai secara seri dan paralel, untuk meningkatkan tegangan dan arus
yang dihasilkan sehingga cukup untuk pemakaian sistem catu daya
25
beban. Untuk mendapatkan keluaran energi listrik yang maksimum maka
permukaan modul surya harus selalu mengarah ke matahari.
5. Adapun kelebihannya adalah ramah lingkungan, sumbernya melimpah,
mudah dipasang, harga terus menurun, masa pakainya yang panjang, dan
lain-lain. Adapun kekurangannya adalah harganya yang relatif mahal,
pemanfaatan yang masih kurang efisien, menimbulkan over heating jika
tidak terpasang secara benar, bahan-bahan yang tidak terpakai lagi akan
menimbulkan kerusakan lingkungan.
B. Saran
26
DAFTAR PUSTAKA
Haris. 2017. Memasang Solar Home System atau Pembangkit Listrik Tenaga
Surya Mini untuk Rumah. Diakses dari
http://www.agusharis.net/blog/?p=353 pada tanggal 20 Mei 2018.
Utama Putra, Surya. 2016. Mengenal Kelemahan dan Kelebihan Panel Surya.
Diakses dari http://suryautamaputra.co.id/blog/2016/04/20/mengenal-
kelebihan-dan-kelemahan-penggunaan-panel-surya/ pada tanggal 20 Mei
2018
27