Anda di halaman 1dari 7

EXPERIMEN 04:

INVERSI NON-LINIER DENGAN PENDEKATAN LINIER

A. TUJUAN
1. Menerapkan algoritma pemodelan inversi non-linier dengan
pendekatan linier
2. Menerapkan formulasi metode Gauss-Newton untuk
penentuan episenter gempa berdasarkan data traveltime
gelombang seismik.
3. Menerapkan formulasi metode Gradien untuk penentuan
episenter gempa berdasarkan data traveltime gelombang
seismik.
4. Menerapkan formulasi metode Levenberg-Marquardt atau
inversi non-linier teredam penentuan episenter gempa
berdasarkan data traveltime gelombang seismik.
5. Menyusun kode-kode program inversi non-linier dengan
pendekatan linier melalui implemetasi bahasa pemrograman
MATLAB

B. ALAT YANG DIGUNAKAN


1. Satu unit perangkat komputer (PC)/Laptop
2. Software Windows XP/7/8/10 atau OS lainnya
3. Software Program Matlab (Compatible version)

C. TEORI DASAR
Inversi Non-linier dengan pendekatan linier
Permasalahan inversi non linier berupa regresi fungsi
eksponensial dapat diselesaikan menggunakan metode inversi linier
setelah melalui transformasi variabel. Hal tersebut hanya dapat
dilakukan untuk pemodelan inversi non-linier sederhana dan

1|Modul Praktikum Pemodelan Geofisika (RAA66045) © La Hamimu, 2022


hasilnya perlu dimaknai secara hati-hati kerena menunjukkan
perbedaan jika dibandingkan dengan penyelesaian inversi non-linier.
Secara umum transformasi variabel tidak selalu dapat dilakukan
untuk menformulasikan kembali suatu permasalaham inversi
sehingga dapat diselesaikan secara lebih mudah. Oleh karena itu
diperlukan metode yang secara khusus dikembangkan untuk
menyelesaikan suatu permasalahan inversi non-linier.

Elaborasi pemodelan inversi linier pada pembahasan-


pembahasan sebelumnya dimaksudkan sebagai dasar bagi
pembahasan pemodelan inversi nonlinier. Pada prinsipnya semua
formulasi yang telah digunakan untuk menyelesaikan permasalahan
inversi linier dapat diperluas untuk memperoleh solusi inversi non-
linier. Secara umum sebagian besar permasalahan inversi dalam
geofisika adalah inversi non-linier. Meskipun demikian pada
beberapa kasus, permasalahan inversi dapat dipilih atau dibuat
menjadi linier ataupun non-linier bergantung pada parameterisasi
model yang dipilih (lihat modul-modul selanjutnya mengenai
aplikasi inversi linier pada data gravitasi dan magnetik).
Sebagaimana telah dibahas pada modul-modul sebelumnya,
hubungan antara data dengan parameter model secara umum dapat
dinyatakan oleh persamaan berikut:
d = g(m) (1)
Persamaan (1) dapat pula digunakan untuk menyatakan hubungan
antara data dengan parameter model yang direpresentasikan oleh
suatu fungsi non-linier. Dalam hal ini g adalah suatu fungsi
pemodelan kedepan (forward modeling) yang merupakan fungsi non-
linier dari parameter model. Fungsi g dinyatakan dalam notasi
vektor untuk menyatakan adanya komponen yang berasosiasi
dengan komponen data. Tinjauan pustaka lebih detail tentang

2|Modul Praktikum Pemodelan Geofisika (RAA66045) © La Hamimu, 2022


inversi non-linier dapat dibaca pada buku referensi utama yaitu
Pengantar Pemodelan Inversi Geofisika oleh Dr. Hendra Grandis (2009)
Bab 5 Halaman 69-84.

Penentuan Episenter Gempa


Permasalahan inversi untuk menentukan atau memperkirakan
posisi episenter gempa merupakan contoh klasik dan sederhana
yang dapat memberikan ilustrasi bagaimana penyelesaian inversi
dilakukan. Pada modul ini akan ditinjau kembali permasalahan
penentuan episenter gempa menggunakan contoh (model dan data
sintetik) sebagaimana telah dibahas modul-modul sebelumnya.
Misalkan diketahui data waktu tiba gelombang P di sejumlah
titik pengamatan gempa adalah d=[t 1 , t 2 , t 3 , …,t n ]. Posisi titik
pengamatan adalah (x1,y1), (x2,y2), ...,(x n ,y n ). Dengan asumsi
kecepatan gelombang P atau VP konstan dan diketahui maka
penentuan episenter gempa m=[x 0 ,y 0 ], adalah inversi non-linier
mengingat hubungan antara data dan paremeter model dinyatakan
persamaan berikut:

√(𝑥0 − 𝑥𝑖 )2 + (𝑦0 − 𝑦𝑖 )2
𝑡 = 𝑡0 + (2)
𝑉𝑝

dimana t0 adalah waktu terjadinya gempa (origin time) yang


dianggap nol (untuk memudahkan) sehingga waktu tiba sama
dengan waktu tempuh gelombang gempa. Persamaan pemodelan
kedepan yang dinyatakan oleh persamaan (2) sangat sederhana dan
parameter model hanya terdiri dari dua komponen yaitu x0 dan y0
yang merupakan parameter model homogen dengan dimensi dan
satuan yang sama (Grandis, 2009).

D. PENERAPAN INVERSI NON-LINIER

3|Modul Praktikum Pemodelan Geofisika (RAA66045) © La Hamimu, 2022


1. Penentuan episenter gempa dengan 4 stasiun seismograf
Untuk memberikan gambaran aplikasi metode pemodelan
inversi non-linier dengan pendekatan linier dilakukan inversi data
sintetik berikut ini. Misalkan disimulasikan suatu kejadian gempa
pada posisi (x0, y0) = (40, 30) km dengan VP = 4 km/detik. Selanjutnya
waktu tiba gelombang P di empat stasiun pengamat gempa dapat
dihitung menggunakan persamaan (2) dengan t0 = 0:0 detik. Hasilnya
adalah data sintetik yang selanjutnya dianggap sebagai data
pengamatan (Tabel 1). Semua koordinat posisi adalah dalam satuan
kilometer dan waktu tempuh dihitung dan dibulatkan hanya sampai
satu angka di belakang koma untuk mensimulasikan adanya noise.
Tabel 1: Posisi stasiun gempa dan data waktu tiba gelombang P
untuk 4 stasiun.
Stasiun xi (km) yi (km) ti (detik)
1 20 10 7.1
2 50 25 2.8
3 40 50 5.0
4 10 40 7.9
Dengan menggunakan tiga model tebakan awal (x0, y0) yang berbeda
yaitu (50, 55), (20, 10), dan (25,25) tentukanlah posisi episenter
gempa untuk berbagai metode inversi non-linier berikut ini:
a. Melalui penerapan algoritma pemodelan inversi non-linier dengan
pendekatan linier (Grandis, 2009 persamaan 5.11 halaman 75)
tentukanlah posisi episenter gempa bumi berdasarkan data
pengamatan pengamatan seperti pada Tabel 1.
b. Melalui penerapan formulasi metode Gauss-Newton (Grandis,
2009 persamaan 5.23 halaman 80) tentukan episenter gempa
berdasarkan data pengamatan seperti pada Tabel 1.
c. Melalui penerapan formulasi metode Gradien (Grandis, 2009
persamaan 5.25 halaman 81) tentukan episenter gempa
berdasarkan data pengamatan pengamatan seperti pada Tabel 1.
Pada kasus ini gunakan nilai step size k=0.025.
4|Modul Praktikum Pemodelan Geofisika (RAA66045) © La Hamimu, 2022
d. Melalui penerapan formulasi metode Levenberg-Marquadt
(Grandis, 2009 persamaan 5.14 halaman 82) tentukan episenter
gempa berdasarkan data pengamatan pengamatan seperti pada
Tabel 1. Pada kasus ini gunakan nilai =0.5
e. Plot trayektori model episenter gempa (x0,y0) sebagai fungsi
iterasi untuk 3 model tebakan awal yang berbeda pada grid x dan
y (0 sampai 60 km) dengan ukuran grid setiap blok 10x10 km.

2. Penentuan episenter gempa dengan 8 stasiun seismograf


Dengan menggunakan prosedur yang sama seperti pada nomor 1 di
atas (penentuan episenter gempa dengan 4 stasiun seismograf),
tentukan episenter gempa untuk data pengamatan sebagaimana
ditunjukkan oleh Tabel 2 berikut ini.
Tabel 2: Posisi stasiun gempa dan data waktu tiba gelombang P
untuk 8 stasiun.
Stasiun xi (km) yi (km) ti (detik)
1 25 15 12.29273
2 40 30 8.11035
3 65 55 8.11035
4 80 70 12.29273
5 35 25 9.333333
6 50 40 6.666667
7 75 65 10.74968
8 90 80 15.60627
Dengan menggunakan lima model tebakan awal (x0, y0) yang
berbeda yaitu (50, 55), (20, 10), (25,25), (75,75) dan (55,45)
tentukanlah posisi episenter gempa untuk berbagai metode inversi
non-linier berikut ini dengan terlebih dahulu menetapkan nilai
kecepatan gelombang VP yang tepat berdasarkan data pada Tabel 2.
a. Melalui penerapan algoritma pemodelan inversi non-linier dengan
pendekatan linier (Grandis, 2009 persamaan 5.11 halaman 75)
tentukanlah posisi episenter gempa bumi berdasarkan data
pengamatan pengamatan seperti pada Tabel 2.

5|Modul Praktikum Pemodelan Geofisika (RAA66045) © La Hamimu, 2022


b. Melalui penerapan formulasi metode Gauss-Newton (Grandis,
2009 persamaan 5.23 halaman 80) tentukan episenter gempa
berdasarkan data pengamatan seperti pada Tabel 2.
c. Melalui penerapan formulasi metode Gradien (Grandis, 2009
persamaan 5.25 halaman 81) tentukan episenter gempa
berdasarkan data pengamatan pengamatan seperti pada Tabel 2.
Pada kasus ini gunakan nilai step size k=0.025.
d. Melalui penerapan formulasi metode Levenberg-Marquadt
(Grandis, 2009 persamaan 5.14 halaman 82) tentukan episenter
gempa berdasarkan data pengamatan pengamatan seperti pada
Tabel 2. Pada kasus ini gunakan nilai =0.5
e. Plot trayektori model episenter gempa (x0,y0) sebagai fungsi
iterasi untuk 5 model tebakan awal yang berbeda pada grid x dan
y (0 sampai 100 km) dengan ukuran grid setiap blok 10x10 km.
f. Ulangi point tahapan 1 sampai 5 jika diketahui nilai kecepatan
gelombang VP adalah 3,75 km/detik.

E. KODE PROGRAM MATLAB


% Find the Epicenter locations
clc;
Xi=[20 50 40 10]; % Posisi Stasiun dalam sb-x
Yi=[10 25 50 40]; % Posisi Stasiun dalam sb-y
ti=[7.1 2.8 5.0 7.9]; % Travel time pada stasiun seismograf
N=length(Xi);
d=ti';
Vp=4;
xe=[]; % matriks kosong untuk estimasi sb-x
ye=[]; % matriks kosong untuk estimasi sb-y
ef=[]; % matriks kosong untuk error function
%====================1
X0=30; Y0=10;
Mn=[X0;Y0];
maxiter=15;
for i=1:maxiter
A=((Mn(1)-Xi).^2+(Mn(2)-Yi).^2).^0.5;
ti_cal=(1/Vp).*A; gm=ti_cal';

6|Modul Praktikum Pemodelan Geofisika (RAA66045) © La Hamimu, 2022


dgm_dxo=(1/Vp).*(Mn(1)-Xi)./A;
dgm_dyo=(1/Vp).*(Mn(2)-Yi)./A;
J=[dgm_dxo' dgm_dyo'];
Mn=Mn+inv(J'*J)*(J'*(d-gm));%!!! (PERSAMAAN 5.11)
xe=[xe Mn(1)];
ye=[ye Mn(2)];
e_rms=sqrt((1/N)*sum((d-gm).^2));
ef=[ef e_rms];
end
iter=[0:1:maxiter];
xe_epi=[X0 xe]; ye_epi=[Y0 ye];
ef_tot=[0 ef];
epi=[iter' xe_epi' ye_epi' ef_tot'];
dlmwrite('Iterasi_Posisi_Episenter.xls',epi,'delimiter','\t','precision','%
.6f')

7|Modul Praktikum Pemodelan Geofisika (RAA66045) © La Hamimu, 2022

Anda mungkin juga menyukai