Anda di halaman 1dari 18

Pengkajian

Pengkajian adalah pemikiran dasar dari proses keperawatan yang bertujuan


untuk mengumpulkan informasi atau data tentang pasien agar dapat mengidentifikasi,
mengenali masalah, kebutuhan kesehatan dan keperawatan pasien baik fisik, mental,
sosial dan lingkungan. Dalam tahap pengkajian ini dibagi menjadi tiga meliputi
pengumpulan data, pengelompokan data dan perumusan masalah. Ada beberapa
pengkajian yang harus dilakukan yaitu :
1. Sirkulasi
a. Nadi apikal dapat berfluktuasi dari 110 sampai 180 x/mnt.
b. Tekanan darah 60 sampai 80 mmHg (sistolik), 40 sampai 45 mmHg
(diastolik).
c. Bunyi jantung, lokasi di mediasternum dengan titik intensitas maksimal tepat
di kiri dari mediastinum pada ruang intercosta III/ IV.
d. Murmur biasa terjadi di selama beberapa jam pertama kehidupan.
e. Tali pusat putih dan bergelatin, mengandung 2 arteri dan 1 vena.
2. Eliminasi
a. Dapat berkemih saat lahir.

3. Makanan/ cairan
a. Berat badan : 2500-4000 gram
b. Panjang badan : 44-45 cm
c. Turgor kulit elastis (bervariasi sesuai gestasi)
4. Neurosensori
a. Tonus otot : fleksi hipertonik dari semua ekstremitas.
b. Sadar dan aktif mendemonstrasikan refleks menghisap selama 30 menit
pertama setelah kelahiran (periode pertama reaktivitas). Penampilan asimetris
(molding, edema, hematoma).
c. Menangis kuat, sehat, nada sedang (nada menangis tinggi menunjukkan
abnormalitas genetik, hipoglikemi atau efek narkotik yang memanjang)
5. Pernafasan
a. Skor APGAR : 1 menit s/d 5 menit dengan skor optimal harus antara 7-10.
b. Rentang dari 30-60 permenit, pola periodik dapat terlihat.
c. Bunyi nafas bilateral, kadang-kadang krekels umum pada awalnya silindrik
thorak : kartilago xifoid menonjol, umum terjadi.
6. Keamanan
a. Suhu rentang dari 36,5º C sampai 37,5º C. Ada verniks (jumlah dan distribusi
tergantung pada usia gestasi).
b. Kulit : lembut, fleksibel, pengelupasan tangan/ kaki dapat terlihat, warna
merah muda atau kemerahan, mungkin belang-belang menunjukkan memar
minor (misal : kelahiran dengan forseps), atau perubahan warna herlequin,
petekie pada kepala/ wajah (dapat menunjukkan peningkatan tekanan
berkenaan dengan kelahiran atau tanda nukhal), bercak portwine, nevi
telengiektasis (kelopak mata, antara alis mata, atau pada nukhal) atau bercak
mongolia (terutama punggung bawah dan bokong) dapat terlihat. Abrasi kulit
kepala mungkin ada (penempatan elektroda internal)

Analisa Data
1. Data Subyektif
Data subyektif adalah persepsi dan sensasi klien tentang masalah kesehatan.

Data subyektif terdiri dari

a. Biodata atau identitas pasien :


Bayi meliputi nama tempat tanggal lahir jenis kelamin

b. Orangtua meliputi : nama (ayah dan ibu, umur, agama, suku atau
kebangsaan, pendidikan, penghasilan pekerjaan, dan alamat.
2. Riwayat kesehatan
1. Riwayat antenatal yang perlu dikaji atau diketahui dari riwayat antenatal pada
kasus asfiksia berat yaitu :
a. Keadaan ibu selama hamil dengan anemia, hipertensi, gizi buruk, merokok
ketergantungan obat-obatan atau dengan penyakit seperti diabetes mellitus,
kardiovaskuler dan paru.
b. Kehamilan dengan resiko persalinan preterm misalnya kelahiran multipel,
inkompetensia serviks, hidramnion, kelainan kongenital, riwayat
persalinan preterm.
c. Pemeriksaan kehamilan yang tidak kontinyuitas atau periksa tetapi tidak
teratur dan periksa kehamilan tidak pada petugas kesehatan.
d. Gerakan janin selama kehamilan aktif atau semakin menurun.
e. Hari pertama hari terakhir tidak sesuai dengan usia kehamilan (kehamilan
postdate atau preterm).
2. Riwayat natal komplikasi persalinan juga mempunyai kaitan yang sangat erat
dengan permasalahan pada bayi baru lahir. Yang perlu dikaji :
Kala I : ketuban keruh, berbau, mekoneal, perdarahan antepartum
baik solusio plasenta maupun plasenta previa.

Kala II : persalinan lama, partus kasep, fetal distress, ibu kelelahan,


persalinan dengan tindakan (vacum ekstraksi, forcep ektraksi).
Adanya trauma lahir yang dapat mengganggu sistem pernafasan.
Persalinan dengan tindakan bedah caesar, karena pemakaian obat
penenang (narkose) yang dapat menekan sistem pusat pernafasan.

3. Riwayat post natal


Yang perlu dikaji antara lain :

a. Apgar skor bayi baru lahir 1 menit pertama dan 5 menit kedua AS
(0-3) asfiksia berat, AS (4-6) asfiksia sedang, AS (7-10) asfiksia
ringan.
b. Berat badan lahir : kurang atau lebih dari normal (2500-4000
gram). Preterm/BBLR < 2500 gram, untu aterm  2500 gram
lingkar kepala kurang atau lebih dari normal (34-36 cm).
c. Adanya kelainan kongenital : Anencephal, hirocephalus anetrecial
aesofagal

3. Pola nutrisi
Yang perlu dikaji pada bayi dengan post asfiksia berat gangguan absorbsi
gastrointentinal, muntah aspirasi, kelemahan menghisap sehingga perlu diberikan
cairan parentral atau personde sesuai dengan kondisi bayi untuk mencukupi
kebutuhan elektrolit, cairan, kalori dan juga untuk mengkoreksi dehidrasi, asidosis
metabolik, hipoglikemi disamping untuk pemberian obat intravena.

Tabel kebutuhan nustrisi BBL

Kebutuhan parenteral

Bayi BBLR < 1500 gram menggunakan D5%

Bayi BBLR > 1500 gram menggunakan D10%

Kebutuhan nutrisi enteral

BB < 1250 gram = 24 kali per 24 jam

BB 1250 - < 2000 gram = 12 kali per 24 jam

BB > 2000 gram = 8 kali per 24 jam

Kebutuhan minum pada neonatus :

Hari ke 1 = 50-60 cc/kg BB/hari

Hari ke 2 = 90 cc/kg BB/hari

Hari ke 3 = 120 cc/kg BB/hari

Hari ke 4 = 150 cc/kg BB/hari

Dan untuk tiap harinya sampai mencapai 180 – 200 cc/kg


BB/hari

1. Pola eliminasi
Yang perlu dikaji pada neonatus adalah :

BAB : frekwensi, jumlah, konsistensi.

BAK : frekwensi, jumlah


2. Latar belakang sosial budaya
Kebudayaan yang berpengaruh terhadap kejadian asfiksia, kebiasaan ibu
merokok, ketergantungan obat-obatan tertentu terutama jenis psikotropika

Kebiasaan ibu mengkonsumsi minuman beralkohol, kebiasaan ibu


melakukan diet ketat atau pantang makanan tertentu.

3. Hubungan psikologis
Sebaiknya segera setelah bayi baru lahir dilakukan rawat gabung dengan
ibu jika kondisi bayi memungkinkan. Hal ini berguna sekali dimana bayi akan
mendapatkan kasih sayang dan perhatian serta dapat mempererat hubungan
psikologis antara ibu dan bayi. Lain halnya dengan asfiksia karena memerlukan
perawatan yang intensif

4. Data Obyektif
Data obyektif adalah data yang diperoleh melalui suatu pengukuran dan
pemeriksaan dengan menggunakan standart yang diakui atau berlaku (Effendi
Nasrul, 1995)

a. Keadaan umum
Pada neonatus post asfiksia berat, keadaannya lemah dan hanya
merintih. Keadaan akan membaik bila menunjukkan gerakan yang
aktif dan menangis keras. Kesadaran neonatus dapat dilihat dari
responnya terhadap rangsangan. Adanya BB yang stabil, panjang
badan sesuai dengan usianya tidak ada pembesaran lingkar kepala
dapat menunjukkan kondisi neonatus yang baik.

b. Tanda-tanda Vital
Neonatus post asfiksia berat kondisi akan baik apabila penanganan
asfiksia benar, tepat dan cepat. Untuk bayi preterm beresiko terjadinya
hipothermi bila suhu tubuh < 36 C dan beresiko terjadi hipertermi bila
suhu tubuh < 37 C. Sedangkan suhu normal tubuh antara 36,5C –
37,5C, nadi normal antara 120-140 kali per menit respirasi normal
antara 40-60 kali permenit, sering pada bayi post asfiksia berat
pernafasan belum teratur.
5. Data Penunjang
Data penunjang pemeriksaan laboratorium penting artinya dalam
menegakkan diagnosa atau kausal yang tepat sehingga kita dapat memberikan obat
yang tepat pula.

Pemeriksaan yang diperlukan adalah :

1) Darah
a. Nilai darah lengkap pada bayi asfiksia terdiri dari :
 Hb (normal 15-19 gr%) biasanya pada bayi dengan asfiksia Hb
cenderung turun karena O2 dalam darah sedikit.
 Leukositnya lebih dari 10,3 x 10 gr/ct (normal 4,3-10,3 x 10 gr/ct)
karena bayi preterm imunitas masih rendah sehingga resiko tinggi.
 Trombosit (normal 350 x 10 gr/ct)
 Distrosfiks pada bayi preterm dengan post asfiksi cenderung turun
karena sering terjadi hipoglikemi.
b. Nilai analisa gas darah pada bayi post asfiksi terdiri dari :
 pH (normal 7,36-7,44). Kadar pH cenderung turun terjadi asidosis
metabolik.
 PCO2 (normal 35-45 mmHg) kadar PCO2 pada bayi post asfiksia
cenderung naik sering terjadi hiperapnea.
 PO2 (normal 75-100 mmHg), kadar PO2 pada bayi post asfiksia
cenderung turun karena terjadi hipoksia progresif.
 HCO3 (normal 24-28 mEq/L)
2) Urine
Nilai serum elektrolit pada bayi post asfiksia terdiri dari :

 Natrium (normal 134-150 mEq/L)


 Kalium (normal 3,6-5,8 mEq/L)
 Kalsium (normal 8,1-10,4 mEq/L)
3) Photo thorax
Pulmonal tidak tampak gambaran, jantung ukuran normal.

Analisa data dan Perumusan Masalah


Analisa data adalah kemampuan mengkaitkan data dan menghubungkan data
tersebut dalam konsep, teori dan prinsip yang relevan untuk membuat kesimpulan dalam
menentukan masalah kesehatan dan keperawatan pasien (Effendi Nasrul,1995 : 23).
Tabel 1.1 Analisa Data dan Perumusan Masalah

Sign / Symptoms Kemungkinan Penyebab Masalah

1. Pernafasan tidak teratur, - Riwayat partus lama Gangguan


pernafasan cuping hidung, pemenuhan
- Pendarahan peng-obatan.
cyanosis, ada lendir pada kebutuhan O2
hidung dan mulut, tarikan - Obstruksi pulmonary
inter-costal, abnormalitas
- Prematuritas
gas darah arteri.
2. Akral dingin, cyanosis - lapisan lemak dalam kulit hipotermia
pada ekstremmitas, tipis
keadaan umum lemah,
suhu tubuh dibawah
normal
3. Keadaan umum lemah, - Reflek menghisap lemah gangguan
reflek menghisap lemah, pemenuhan
masih terdapat retensi kebutuhan nutrisi.
pada sonde
4. Suhu tubuh diatas normal, - Sistem Imunitas yang Resiko infeksi
tali pusat layu, ada tanda- belum sempurna
tanda infeksi, abnormal - Ketuban mekonial
kadar leukosit, kulit
kuning, riwayat persalinan - Tindakan yang tidak

dengan ketuban mekonial aseptik

Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan adalah penilaian klinik tentang respon individu, keluarga atau
komunitas terhadap masalah-masalah kesehatan atau proses kehidupan yang aktual atau
potensial. Diagnosa keperawatan yang sering muncul pada pasien asfiksia antara lain:
1. Gangguan pemenuhan kebutuhan O2 sehubungan dengan post asfiksia berat.
2. Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi sehubungan dengan reflek menghisap lemah.
3. Hipotermia
4. Resiko infeksi
No. Diagnosa Perawatan NOC NIC Rasional

1 Gangguan pemenuhan Tujuan: 1. Letakkan bayi 1. Memberi rasa nyaman dan


kebutuhan O2 terlentang dengan alas yang mengantisipasi flexi leher yang
sehubungan dengan post Kebutuhan O2 bayi terpenuhi data, kepala lurus, dan leher dapat mengurangi kelancaran
asfiksia berat sedikit tengadah/ekstensi jalan nafas.
Kriteria hasil:
dengan meletakkan bantal
- Pernafasan normal 40-60 atau selimut diatas bahu
kali permenit. bayi sehingga bahu
terangkat 2-3 cm
- Pernafasan teratur.
- Tidak cyanosis.
- Wajah dan seluruh tubuh
berwarna kemerahan 2. Bersihkan jalan nafas, 2. Jalan nafas harus tetap
(pink variable). mulut, hidung bila perlu. dipertahankan bebas dari lendir
untuk menjamin pertukaran gas
- Gas darah normal yang sempurna.
PH = 7,35 – 7,45
PCO2 = 35 mm Hg
PO2 = 50 – 90 mmHg
3. Observasi gejala kardinal 3. Deteksi dini adanya kelainan.
dan tanda-tanda cyanosis
tiap 4 jam
No. Diagnosa Perawatan NOC NIC Rasional

4. Kolaborasi dengan tim 4. Menjamin oksigenasi jaringan


medis dalam pemberian yang adekuat terutama untuk
O2 dan pemeriksaan jantung dan otak. Dan
kadar gas darah arteri. peningkatan pada kadar PCO2
menunjukkan hypoventilasi

2. Resiko terjadinya Tujuan: 1. Letakkan bayi terlentang 1. Mengurangi kehilangan panas


hipotermi sehubungan diatas pemancar panas pada suhu lingkungan sehingga
dengan adanya roses Tidak terjadi hipotermia (infant warmer) meletakkan bayi menjadi hangat
persalinan yang lama Kriteria hasil:
dengan ditandai akral
dingin suhu tubuh Suhu tubuh 36,5 – 37,5°C
dibawah 36 C
Akral hangat
Warna seluruh tubuh 2. Singkirkan kain yang 2. Mencegah kehilangan tubuh
kemerahan sudah dipakai untuk melalui konduksi.
mengeringkan tubuh,
letakkan bayi diatas
handuk / kain yang
kering dan hangat.
No. Diagnosa Perawatan NOC NIC Rasional

3. Observasi suhu bayi 3. Perubahan suhu tubuh bayi


tiap 6 jam. dapat menentukan tingkat
hipotermia

4. Kolaborasi dengan 4. Mencegah terjadinya


team medis untuk hipoglikemia
pemberian Infus
Glukosa 5% bila ASI
tidak mungkin diberikan.
3. Gangguan pemenuhan Tujuan: 1. Lakukan observasi BAB 1. Deteksi adanya kelainan pada
kebutuhan nutrisi dan BAK jumlah dan eliminasi bayi dan segera
sehubungan dengan Kebutuhan nutrisi terpenuhi frekuensi serta mendapat tindakan / perawatan
reflek menghisap Kriteria hasil: konsistensi. yang tepat.
lemah.
- Bayi dapat minum pespeen /
personde dengan baik.

- Berat badan tidak turun lebih 2. Monitor turgor dan 2. Menentukan derajat dehidrasi
dari 10%. mukosa mulut. dari turgor dan mukosa mulut.

- Retensi tidak ada.


No. Diagnosa Perawatan NOC NIC Rasional

3. Monitor intake dan 3. Mengetahui keseimbangan


out put. cairan tubuh (balance)

4. Beri ASI sesuai 4. Kebutuhan nutrisi terpenuhi


kebutuhan. secara adekuat.

5. Lakukan kontrol berat 5. Penambahan dan penurunan


badan setiap hari. berat badan dapat di monito

4. Resiko terjadinya Tujuan: 1. Lakukan teknik aseptik 1. Pada bayi baru lahir daya tahan
infeksi dan antiseptik dalam tubuhnya kurang / rendah.
Selama perawatan tidak terjadi memberikan asuhan
komplikasi (infeksi) keperawatan
Kriteria

- Tidak ada tanda-tanda 2. Cuci tangan sebelum dan 2. Mencegah penyebaran infeksi
infeksi. sesudah melakukan nosokomial.
tindakan.
- Tidak ada gangguan fungsi
tubuh.
No. Diagnosa Perawatan NOC NIC Rasional

3.Pakai baju khusus/ short 3. Mencegah masuknya bakteri


waktu masuk ruang isolasi dari baju petugas ke bayi
(kamar bayi)
4.Lakukan perawatan tali 4. Mencegah terjadinya infeksi
pusat dengan triple dye 2 dan memper-cepat pengeringan
kali sehari. tali pusat karena mengan-dung
anti biotik, anti jamur,
desinfektan.

5. Jaga kebersihan (badan, 5. Mengurangi media untuk


pakaian) dan lingkungan pertumbuhan kuman.
bayi.

6. Observasi tanda-tanda 6. Deteksi dini adanya kelainan


infeksi dan gejala
kardinal
No. Diagnosa Perawatan NOC NIC Rasional

7.Hindarkan bayi kontak 7. Mencegah terjadinya


dengan sakit. penularan infeksi.

8.Kolaborasi dengan tim 8. Mencegah infeksi dari


medis untuk pemberian pneumonia
antibiotik.
9. Siapkan pemeriksaan 9. Sebagai pemeriksaan
laboratorat sesuai advis penunjang.
dokter yaitu pemeriksaan
DL, CRP.
Tahap Pelaksanaan Tindakan
Tindakan keperawatan adalah pelaksanaan asuhan keperawatan yang
merupakan realisasi rencana tindakan yang telah ditentukan dalam tahap
perencanaan dengan maksud agar kebutuhan pasien terpenuhi secara optimal

Tahap Evaluasi
Evaluasi adalah merupakan langkah akhir dari proses keperawatan
yaitu proses penilaian pencapaian tujuan dalam rencana perawatan, tercapai
atau tidak serta untuk pengkajian ulang rencana keperawatan. Evaluasi
dilakukan secara terus menerus dengan melibatkan pasien, perawat dan
petugas kesehatan yang lain. Dalam menentukan tercapainya suatu tujuan
asuhan keperawatan pada bayi dengan post Asfiksia sedang, disesuaikan
dengan kriteria evaluasi yang telah ditentukan. Tujuan asuhan keperawatan
dikatakan berhasil bila diagnosa keperawatan didapatkan hasil yang sesuai
dengan kriteria evaluasi.
BAB IV
PENUTUP

1. Kesimpulan
Pada dasarnya penyebab asfiksia dapat disebabkan oleh hal-hal sebagai
berikut yaitu perdarahan, infeksi, kelahiran preterm/bayi berat lahir rendah, asfiksia,
hipotermi, perlukaan kelahiran dan lain-lain. Bahwa 50% kematian bayi terjadi dalam
periode neonatal yaitu dalam bulan pertama kehidupan, kurang baiknya penanganan
bayi baru lahir yang lahir sehat akan menyebabkan kelainan-kelainan yang dapat
mengakibatkan cacat seumur hidup bahkan kematian.
Umur ibu pada waktu hamil sangat berpengaruh pada kesiapan ibu sehingga
kualitas sumber daya manusia makin meningkat dan kesiapan untuk menyehatkan
generasi penerus dapat terjamin. Kehamilan di usia muda/remaja (dibawah usia 20
tahun) akan mengakibatkan rasa takut terhadap kehamilan dan persalinan, hal ini
dikarenakan pada usia tersebut ibu mungkin belum siap untuk mempunyai anak dan
alat-alat reproduksi ibu belum siap untuk hamil. Begitu juga kehamilan di usia tua
(diatas 35 tahun) akan menimbulkan kecemasan terhadap kehamilan dan
persalinannya serta alat-alat reproduksi ibu terlalu tua untuk hamil.

2. Saran
Semoga dengan adanya makalah ini kita semua dapat lebih memahami masalah
asfiksia pada bayi baru lahir, dan semoga dapat bermanfaat bagi kita semua.
DAFTAR PUSTAKA

Kementerian Kesehatan (2008) Pelayanan Obstetri dan Neonatal Emergensi Komprehensif


(PONEK)

Perinasia (2012) Buku Panduan Resusitasi Neonatus, Edisi ke-6

Kosim MS. 1998. Asfiksia Neonatorum dalam Kumpulan Makalah Pelatihan Dokter


Spesialis Anak dalam Bidang NICU untuk RSU Kelas B Tingkat Nasional.Semarang : IAI.

Nurarif AH, Kusuma H. 2013. Aplikasi Asuhan Keperawatan berdasarkan Diagnosa Medis,


NANDA, dan NIC-NOC. Yogyakarta : Media Action.

https://id.scribd.com/doc/257200475/ASKEP-Anak-Asfiksia-Neonatorum-NIC-NOC-Edit-Sifa

https://id.scribd.com/document/251813732/Lp-Asfiksia-Neonatorum

https://id.scribd.com/doc/122134242/Laporan-Pendahuluan-Pada-Bayi-Dengan-Asfiksia

Anda mungkin juga menyukai