3
Komposisi Plasma
Komponen Deskripsi
Air (90%) Pelarut, mengabsorpsi panas
Protein (8%) Albumin (60%) & globulin (36%) tekanan onkotik
Protein pembekuan (clotting protein) (4%)
Enzim, komplemen, hormon
Sisa metabolisme Urea, asam urat, kreatinin, amonium
Nutrien Glukosa, asam amino, asam lemak, vitamin,
kolesterol, gliserol, trigliserida
Elektrolit Na, K, Ca, Mg, Cl, PO4, SO4, H2CO3
Gas respirasi O2 & CO2
4
Komponen Seluler
5
6
Hemopoiesis
7
Janin:
– Kantung kuning (Yolk sac): 0 –
2 bln
– Hepar & Spleen: 2 – 7 bln
– Sumsum tulang: 5 – 9 bln.
Bayi:
• Sumsum tulang semua tulang
• Secara bertahap sumsum
tulang merah (aktif) kuning
(tidak aktif, berisi lemak)
Dewasa
• Hanya di tulang pipih dan
proksimal tulang panjang
8
9
Eritrosit
Diameter 8 µ, dinding sel fleksibel sehingga dapat melalui
kapiler yg diameternya 3 µ.
Waktu paruh 120 hari
Tidak punya nukleus & organel
Mengandung Hemoglobin (Hb), Fungsi Hb untuk
mengangkut O2 & CO2, serta sebagai buffer. Afinitas Hb
terhadap CO tinggi keracunan CO
Hb: pria: 14-18 g/dl; wanita: 12-16 g/dl
Tidak punya mitokondria ATP dibuat melalui
metabolisme anaerob, tdk mengambil O2 yg dibawanya
10
11
Production of Erythrocytes: Erythropoiesis
14
Diet Penting untuk Eritropoiesis
– Protein, lipid, karbohidrat
– Mineral (Fe, mangan, cobalt)
– Asam folat diperlukan untuk sintesis basa timin, yang penting
untuk pembentukan DNA (pembelahan sel)
– Vitamin B12 (cobalamin) diperlukan utk kerja asam folat,
Vit.C
Tiroksin:
meningkatkan kebutuhan jaringan terhadap oksigen
Androgen:
• merangsang pelepasan eritropoietin
• meningkatkan sensitivitas stem cell terhadap eritropoietin
• mempengaruhi langsung eritropoiesis
15
Penghancuran Eritrosit
16
17
Anemia
Penurunan jumlah eritrosit atau kadar Hb dlm eritrosit.
Penyebab:
1. Defisiensi: Fe (utk sintesis Hb), vit B12 (utk pematangan
eritrosit), atau asam folat (utk pembelahan prekursor
eritrosit).
2. Kerusakan sumsum tulang
3. Perdarahan
4. Gagal ginjal yg menyebabkan penurunan eritropoietin
(hormon yg merangsang eritropoiesis)
5. Hemolitik anemia contoh thalasemia, malaria
18
19
Tipe Sel Fungsi
Neutrophil Memfagosit bakteri
Eosinophil Membunuh cacing, menghancurkan kompleks
antigen-antibodi, menginaktivasi senyawa kimia
inflamasi dari alergi
Basophil Melepaskan histamin & mediator inflamasi,
mengandung heparin
Lymphosit Respons imun secara langsung menyerang sel atau
melalui antibodi
T lymphocytes sel yang terinfeksi virus & sel tumor
B lymphocytes sel plasma antibodi (IgA, IgG,
IgM, IgE, IgD)
Monosit Phagositosis; berkembang menjadi maktofag di
jaringan
Platelet “Menutup” robekan pada pembuluh darah 20
Jaringan Limfoid
Yg memproduksi,
memproses &
menyimpan limfosit
21
22
23
24
25
26
Sistem Imun
Non spesifik: berbagai antigen,
misalnya asam lambung & lisosim
Spesifik dengan satu macam
antigen saja, misalnya antibodi
HIV virus menyerang sel T
helper (CD4) yg penting bagi
sistem imun
Sistem imun lemah infeksi
oportunistik: TBC, Candidiasis dll.
27
Dasar Imunisasi
Respons imun yg cepat & banyak karena ada sel memori
28
Platelet = Trombosit
29
Hemostasis
Fase vaskuler:
- vasokonstriksi,
- stimulasi pembelahan endotel, sel otot, &
fibroblast untuk mempercepat perbaikan,
- endotel lengket
Fase platelet
- Platelet menempel pada endotel yg
lengket
- Aggregasi platelet sehingga terbentuk
platelet plug
30
Hemostasis
Fase koagulasi: terbentuk bekuan darah.
31
Intrinsik TF (Faktor jaringan)
Kontak Dengan Permukaan
XII-----XIIa
Ekstrinsik
XI-----XIa
TF-VIIa TF Kerusakan
IX-----IXa Jaringan
VII
X------------Xa------------X
XIII
Protrombin Trombin
XIIIa
Fibrin
Fibrinogen Fibrin
Yang
Umum Stabil
KELAINAN KOAGULASI
I. Defisiensi vitamin C
kekurangan kolagen yang stabil (lansia, alkoholik)
II. Gagal Hepar
hampir seluruh faktor pembekuan dibentuk di hepar
III. Defisiensi vitamin K
diperlukan untuk faktor II (protrombin), VII, IX, dan X
malabsorpsi lemak karena kekurangan sekresi empedu
IV. Hemofilia (80% karena defisiensi faktor VIII)
V. Trombositopenia (DBD)
33
34
GOLONGAN DARAH
Antigen permukaan sel darah merah : glikolipid atau glikoprotein
Sistem A-B-O
• aglutinogen: antigen dipermukaan eritosit (A,B)
• aglutinin: antobodi terhadap antigen (anti-A, anti-B)
35
GOLONGAN DARAH
BO atau BB B B ANTI-A
AB AB AB ------
36
Donor universal? Resepien universal?
37
Golongan Darah Tipe Rh
Sistem Rhesus
Rhesus positif punya antigen D
Rhesus negatif punya anti-D
38
Sistem Limfatik
39
Sistem Limfatik
40
Struktur kapiler limfatik
memudahkan molekul
besar melewatinya,
misalnya bakteri di cairan
interstitial akan masuk ke
sirkulasi limfatik,
selanjutnya dihancurkan di
dalam nodus limfatikus.
41
FILTRASI:
tekanan hidrostatik akan memaksa air & zat
kecil lainnya tersaring oleh pori-pori kapiler,
misalnya filtrasi pada kapiler & pada glomerulus
di ginjal.
42
* Cairan yg difiltrasi di kapiler 24 liter/ hari
* 85% cairan yg difiltrasi tsb direabsorpsi ke kapiler
selebihnya lewat kapiler limfatik.
43
Fig. Schematic representation of the factors responsible for filtration and absorption across
the capillary wall and the formation of lymph
Filtration Absorption
32 mmHg
Arterial Venous End
Oncotic Pressure 25 mmHg
End of of Capillary
Capillary
15 mmHg
H2O + solute
Lymphatic Capillary
Tissue pressure = 0 mmHg
44
Pembentukan cairan limfatik:
filtrasi di kapiler + metabolisme sel
cairan interstitial cairan limfatik.
45
Gambar.
Hubungan
Sirkulasi
Limfatik &
Sirkulasi
Darah
46
Edema: akumulasi abnormal cairan interstitial
Penyebab:
1. Peningkatan tekanan kapiler
2. Penurunan kadar protein plasma, karena malnutrisi,
keluarnya protein melalui urine
3. Peningkatan permeabilitas membran kapiler
4. Hambatan pada saluran limfe, misalnya infeksi cacing
filaria, mastektomi
47
48
Filariasis
Elephantiasis
49
Kanker Payudara Mastectomy
Pada mastectomy, axillary nodes juga dibuang untuk
mencegah penyebaran sel-sel kanker
50
51