Kemasan : 1 botol 60 mL
Produsen : PT Kalbe Farma,Tbk
Tempelkan brosur :
6 Tablet Nodiar
Herbacold
Bodrex Herbal Sakit Kepala
7 Kapsul Mastin
Stimuno Forte
Sari Daun Sirsak
Diapet
8 Cairan :
Larutan Kiranti
Stimuno
Emulsi
9 Semi padat :
Salep
Krim
Gel
10 Suppositoria
11 Plaster / koyo
12 Lain-lain :
Klasifikasi :
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Kelas : Dicotyledoneae
Ordo : Caryophyllales
Famili : Basellaceae
Genus : Anredera
Spesies : Anredera cordifolia
Bagian Tanaman yang : Senyawa tinggi flavonoid binahong
berkhasiat Obat didapatkan dari daun, batang, umbi-umbian,
dan bunganya yang berkhasiat sebagai
antimikroba
Gambar Bagian :
Tanaman yang
berkhasiat Obat
Keterangan gambar : -
A. JAWABAN SOAL :
2. Pada penelitian pengaruh ekstrak etanol buah mengkudu terhadap kadar glukosa pada
tikus yang diinduksi dengan aloksan, maka harus ditentukan dosis yang akan diberikan
pada tikus yaitu untuk masing-masing zat: ekstrak etanol buah mengkudu, alloksan dan
glibenklamid (sebagai gold standard).
1. Dosis aloksan:
2. Dosis Glibenklamid :
Dosis Ekstrak Etanol Buah Mengkudu untuk antidiabetik dengan hewan coba mencit:
Dosis 1 : 500 mg/kgBB
Dosis 2 : 1000 mg/kgBB
Dari berbagai pendekatan menggunakan data empiris, kandungan buah sawo dan hasil
penelitian sebelumnya, maka ditentukan penggunaan dosis Ekstrak etanol buah sawo (EEBS)
pada penelitian ini adalah :
Untuk Kelompok 1 : 12,5 mg/ 20 gBB = 625 mg/kgBB = 0,625 g/kgBB
Buatlah rencana perhitungan untuk pembuatan larutan stok dosis dan volume
pemberiannya.
Pembuatan larutan stok Ekstrak etanol buah sawo (EEBS) mempertimbangkan kapasitas
(volume maksimal) per oral untuk mencit adalah : 1,0 ml
Dibuat stok agar dalam volume maksimal 1 ml terdapat 12,5 mg EEBS. Contoh : dalam Kel 1
ada 10 ekor mencit dan dosis direncanakan akan diberikan dalam volume 0,5 ml maka
kebutuhan larutan stok dosis tersebut, minimal adalah :
Agar tidak sampai kekurangan, kita buat larutan stok dosis tersebut sejumlah 2 kali kebutuhan
minimal. Maka ditimbang EEBS sejumlah 2 x 125 mg = 250 mg tetapi dilarutkan dalam
pelarut sampai 10 ml (Konsentrasi = 250 mg/10 ml).
Volume pemberian dosis EEBS dengan larutan stok yang sudah dibuat : Larutan stok dengan
konsentrasi EEBS = 250 mg/10 ml, dimana untuk mencit 20 g diberikan dalam volume 0,5 ml
Jika Berat badan mencit yang akan diberi dosis = 30 g
Maka Volume pemberian = 30/20 x 0,5 ml = 0,75 ml
Volume pemberian dosis EEBS dengan larutan stok yang sudah dibuat : Dalam Kel 1 ada 10
ekor mencit dan dosis direncanakan akan
diberikan dalam volume 0,5 ml maka kebutuhan larutan stok dosis tersebut, minimal adalah :
Agar tidak sampai kekurangan, kita buat larutan stok dosis tersebut sejumlah 2 kali kebutuhan
minimal. Maka ditimbang EEBS sejumlah 2 x 250 mg = 500 mg tetapi dilarutkan dalam
pelarut sampai 10 ml (Konsentrasi = 500 mg/10 ml).
Volume pemberian dosis EEBS dengan larutan stok yang sudah dibuat : Larutan stok dengan
konsentrasi EEBS = 500 mg/10 ml, dimana untuk mencit 20 g diberikan dalam volume 0,5 ml
Jika Berat badan mencit yang akan diberi dosis = 30 g
Maka Volume pemberian = 30/20 x 0,5 ml = 0,75 ml
Volume pemberian dosis EEBS dengan larutan stok yang sudah dibuat : dalam Kel 1 ada 10
ekor mencit dan dosis direncanakan akan
diberikan dalam volume 0,5 ml maka kebutuhan larutan stok dosis tersebut, minimal adalah :
10 ekor x 0,5 ml = 5 ml.
Jika dari hasil penelitian tersebut disimpulkan Dosis optimal ekstral etanol buah sawo (EEBS)
pada mencit adalah 50 mg/20 g BB
Maka berapa dosis optimal tersebut pada manusia?
Faktor konversi dosis mencit ke manusia = 387,9
https://www.youtube.com/watch?v=tHqZa7WCnwk
Pengambilan darah
mencit pada pipi
1. Ambil mencil
dengan
mencubit
punggung
2. Tentukan lokasi
pem=ngambilan
darah pada pipi
mencit
3. Tusukkan jarum
kanul pada
lokasi
pengambilan
darah
4. Kumpulkan
tetesan darah
yang keluar
pada wadah
5. Kembalikan
mencit pada
kandang
https://www.youtube.com/watch?v=blTUVOB9yC8
NAMA KEGIATAN HASIL/ GAMBAR KENDALA
HEWAN
COBA
TIKUS Handling Tikus Komentar
1. Cubit pada Tikus
kulit langsung
leher/punggung diambil
tikus dengan
dicubit
punggungny
https://www.youtube.com/watch?v=jIGKgZPMYxI
a
https://youtu.be/tFWDdQxNHOA
Semarang, 22 Desember 2020
Instruktur praktikum,
ED 50
Jumlah %
Jumlah
Ikan Konsentrasi % Ikan
Kel Dosis alkohol ikan
Mula- Dosis Responsif
responsif Alkohol
mula
I 10 10 cc alkohol + 190 cc air 0 1,75% 0%
12 cc alkohol + 188 cc air 2 2,1% 20%
II 10 14 cc alkohol + 186 cc air 3 2,45% 30%
16 cc alkohol + 184 cc air 4 2,8% 40%
III 10 18 cc alkohol + 182 cc air 6 3,15% 60%
20 cc alkohol + 180 cc air 6 3,5% 60%
IV 10 22 cc alkohol + 178 cc air 7 3,85% 70%
24 cc alkohol + 176 cc air 8 4,2% 80%
V 10 26 cc alkohol + 174 cc air 10 4,55% 100%
28 cc alkohol + 172 cc air 10 4,9% 100%
GRAFIK ED 50
Confidence Limits
95% Confidence Limits for 95% Confidence Limits for
konsentrasi_dosis_alkohol_ED50 log(konsentrasi_dosis_alkohol_ED50)a
Probability Estimate Lower Bound Upper Bound Estimate Lower Bound Upper Bound
PROBIT .010 1.476 .983 1.817 .169 -.007 .259
.020 1.604 1.113 1.936 .205 .046 .287
.030 1.690 1.204 2.016 .228 .081 .305
.040 1.758 1.277 2.079 .245 .106 .318
.050 1.816 1.339 2.132 .259 .127 .329
.060 1.866 1.394 2.178 .271 .144 .338
.070 1.912 1.445 2.219 .281 .160 .346
.080 1.953 1.491 2.257 .291 .174 .354
.090 1.992 1.535 2.292 .299 .186 .360
.100 2.028 1.576 2.325 .307 .198 .366
.150 2.185 1.757 2.469 .339 .245 .392
.200 2.318 1.913 2.592 .365 .282 .414
.250 2.439 2.057 2.705 .387 .313 .432
.300 2.553 2.192 2.814 .407 .341 .449
.350 2.663 2.322 2.923 .425 .366 .466
.400 2.772 2.449 3.035 .443 .389 .482
.450 2.882 2.574 3.152 .460 .411 .499
.500 2.994 2.698 3.278 .476 .431 .516
.550 3.110 2.822 3.417 .493 .451 .534
.600 3.233 2.948 3.572 .510 .469 .553
.650 3.366 3.076 3.748 .527 .488 .574
.700 3.511 3.209 3.953 .545 .506 .597
.750 3.675 3.351 4.197 .565 .525 .623
.800 3.867 3.509 4.497 .587 .545 .653
.850 4.102 3.694 4.884 .613 .567 .689
.900 4.420 3.930 5.432 .645 .594 .735
.910 4.500 3.989 5.576 .653 .601 .746
.920 4.589 4.052 5.736 .662 .608 .759
.930 4.688 4.123 5.918 .671 .615 .772
.940 4.802 4.203 6.129 .681 .624 .787
.950 4.936 4.296 6.380 .693 .633 .805
.960 5.097 4.407 6.690 .707 .644 .825
.970 5.303 4.546 7.092 .724 .658 .851
.980 5.589 4.736 7.667 .747 .675 .885
.990 6.072 5.050 8.673 .783 .703 .938
a. Logarithm base = 10.
GRAFIK LD 50
Confidence Limits
95% Confidence Limits for
95% Confidence Limits for konsentrasi_alkohol_LD50 log(konsentrasi_alkohol_LD50)a
Probability Estimate Lower Bound Upper Bound Estimate Lower Bound Upper Bound
PROBIT .010 3.561 2.564 4.143 .552 .409 .617
.020 3.773 2.813 4.324 .577 .449 .636
.030 3.914 2.983 4.444 .593 .475 .648
.040 4.024 3.118 4.537 .605 .494 .657
.050 4.115 3.231 4.614 .614 .509 .664
.060 4.195 3.331 4.681 .623 .523 .670
.070 4.266 3.421 4.741 .630 .534 .676
.080 4.330 3.503 4.795 .637 .544 .681
.090 4.390 3.580 4.845 .642 .554 .685
.100 4.445 3.651 4.892 .648 .562 .690
.150 4.683 3.962 5.094 .671 .598 .707
.200 4.881 4.224 5.264 .688 .626 .721
.250 5.057 4.460 5.418 .704 .649 .734
.300 5.221 4.678 5.566 .718 .670 .746
.350 5.378 4.884 5.713 .731 .689 .757
.400 5.531 5.081 5.864 .743 .706 .768
.450 5.683 5.271 6.024 .755 .722 .780
.500 5.836 5.455 6.197 .766 .737 .792
.550 5.994 5.632 6.389 .778 .751 .805
.600 6.159 5.805 6.605 .790 .764 .820
.650 6.334 5.976 6.852 .802 .776 .836
.700 6.524 6.148 7.137 .815 .789 .853
.750 6.735 6.328 7.472 .828 .801 .873
.800 6.979 6.524 7.876 .844 .814 .896
.850 7.273 6.749 8.388 .862 .829 .924
.900 7.662 7.034 9.093 .884 .847 .959
.910 7.759 7.103 9.274 .890 .851 .967
.920 7.866 7.178 9.474 .896 .856 .977
.930 7.985 7.262 9.701 .902 .861 .987
.940 8.120 7.356 9.961 .910 .867 .998
.950 8.277 7.464 10.267 .918 .873 1.011
.960 8.465 7.592 10.639 .928 .880 1.027
.970 8.702 7.752 11.117 .940 .889 1.046
.980 9.028 7.968 11.787 .956 .901 1.071
.990 9.566 8.319 12.930 .981 .920 1.112
a. Logarithm base = 10.
Tabel 1. Jumlah Kumulatif Geliat dan Persen Analgetika Mencit Pada Berbagai
Kelompok Perlakuan
Jumlah Geliat Mencit pada kelompok Kontrol Negatif ( Na-CMC 0,5%)
Kelompok Jumlah Geliat pada Menit Jumlah % Analgetika
Mencit Ke- Kumulatif
15’ 30’ 45’ 60’ Geliat
I 15 23 9 3 50
II 12 25 10 2 49
III 14 24 10 2 50
IV 15 24 9 1 49
V 12 24 10 3 49
Rerata 13,6 24 9,6 2,2 49,4
30
25
24
20
15
13,6 13,2
11,4
10 9,4 19 9,6
6,8 0
6,8
5 54 5,6
3,6
2,4 21
0 0,4
2,2
15' 30' 45' 60'
4
kontrol positif
Kontrol negatif daun trembesi 50 mg/kgBB
daun trembesi 25 mg/kgBB
daun trembesi 100 mg/kgBB
Pembahasan:
Efek induksi nyeri puncaknya pada menit ke 30 percobaan dan menghilang pada
menit ke 60 percobaan.
Jumlah geliat semakin besar pada control negative, lalu daun trembesi 25
mg/kgBB, lalu 50 mg/kgBB, lalu 100 mg/kgBB, dan paling kecil pada control
positif.
Kesimpulan: dose dependence, yaitu efek analgesi tergantung pada besar dosis yang
diberikan
Tabel: Jumlah Kumulatif Geliat dan Persen Analgetika Mencit Pada Berbagai
Kelompok Perlakuan
Menit Jumlah Rerata Geliat pada Persen analgetika pada kelompok
ke- Kelompok
Cont Cont Perasan
rol rol daun
nega posit trembesi
tif if 25 50 1 Contr Contr Perasan daun
0 ol ol trembesi (mg/kgBB)
0 negati positif 25 50 100
f
15 13,6 4 9, 6, 5
4 8
30 24 9 13 11 1
,2 ,4 0
45 9,6 2,4 6, 5, 3,
8 6 6
60 2,2 0,4 2, 2 1,
2 4
Jumla 49,4 15,8 31 25 2 100- 100 – 100 – 10 100 –
h ,6 ,8 0 (49,4/ (15,8/ (31,6/ 0– (20/4
rerata 49,4 x 49,4 x 49,4 x (25 9,4 x
kumul 100) = 100 ) 100) = ,8 / 100 _
atif 0% = 68% 36% 49, =
4x 60%
10
0)
=
48
%
a. Apakah terdapat pengaruh perasan daun trembesi terhadap jumlah geliat asetat?
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Kelompok Statistic df Sig. Statistic df Sig.
JumlahKumulatifGeliat Kontrol Negatif .367 5 .026 .684 5 .006
Kontrol Positif .330 5 .079 .735 5 .021
Tembesi 25 *
.254 5 .200 .889 5 .350
mg/kgBB
Tembesi 50 .175 5 .200* .974 5 .899
mg/kgBB
Tembesi 100 .318 5 .109 .701 5 .010
mg/kgBB
ANOVA
JumlahKumulatifGeliat
Sum of Squares df Mean Square F Sig.
Between Groups 3436.240 4 859.060 159.085 .000
Within Groups 108.000 20 5.400
Total 3544.240 24
Didapatkan nilai sig 0,0000 yaitu <0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat
pengaruh pemberian ekstrak trembesi terhadap jumlah geliat mencit yang diinduksi
asam asetat
Untuk melihat perbedaan rata-rata tiap kelompok maka perlu dilakukan uji pos hoc
Multiple Comparisons
Dependent Variable: JumlahKumulatifGeliat
LSD
25
24
20
15
13,6 13,2
11,4
10 9,4 19 9,6
6,8 0
6,8
5 54 5,6
3,6
2,4 21
0 0,4
2,2
15' 30' 45' 60'
4
kontrol positif
Kontrol negatif daun trembesi 50 mg/kgBB
daun trembesi 25 mg/kgBB
daun trembesi 100 mg/kgBB
FORM 10. UJI SITOTOKSIK IN VITRO
Hasil OD
kultur sel sel dimasukkan di flask diberi media diinkubasi di incubator CO2 suhu
37 sampai selnya konfluen lalu dibawa ke laminar air flow lalu sel dipanen
remove medianya selnya diberi tripsin atau EDTA untuk melepaskan sel dari
dinding flask beri media yang baru RPMI lalu disuspensikan kemudian diambil
dengan pipet masuk ke tabung konikal ambil sedikit untuk diberi tripan blue
untuk dihitung jumlah selnya dengan haemositometer jumlah sel diketahui.
Kemudian membuat suspense sel dengan kepadatan yang diinginkan dengan
diencerkan dengan volume tertentu sel diinokulasi ke dalam 96 wheel tissue
culture ( sumuran) kemudian diinkubasi 24 jam / 2x24 jam/ 3x24 jam
kemudian diambil lagi untuk diberi perlakuan dengan senyawa/bahan uji bahan
uji harus sudah disiapkan dengan dilusi bertingkat, kemudian hasil pengenceran
bertingkat dimasukkan ke sumuran dengan medianya harus diremove dulu
inkubasi lihat kembali untuk mengetahui pengaruh, berapa jumlah sel yang masih
hidup, dideteksi dengan diberi pereaksi MTT
berubah menjadi garam formazan dilarutkan dengan hdmso/ asam klorida-
isopropanolol lihat warna dibaca dengan elisa reader
Analisa Data
Y = 0,3578x + 2,204x10-5
X = y-b /a
Absorbansi Sel control :
1,431 Jumlah sel control :
Grafik
Analisa Data
Confidence Limits
95% Confidence Limits for
95% Confidence Limits for konsentrasi log(konsentrasi)a
Lower Upper Lower Upper
Probability Estimate Bound Bound Estimate Bound Bound
PROBIT .010 .000 . . -8.628 . .
.020 .000 . . -7.177 . .
.030 .000 . . -6.257 . .
.040 .000 . . -5.565 . .
.050 .000 . . -5.002 . .
.060 .000 . . -4.523 . .
.070 .000 . . -4.103 . .
.080 .000 . . -3.727 . .
.090 .000 . . -3.384 . .
.100 .001 . . -3.069 . .
.150 .017 . . -1.766 . .
.200 .187 . . -.729 . .
.250 1.445 . . .160 . .
.300 9.087 . . .958 . .
.350 49.923 . . 1.698 . .
.400 251.403 . . 2.400 . .
.450 1201.253 . . 3.080 . .
.500 5599.243 . . 3.748 . .
.550 26099.017 . . 4.417 . .
.600 124706.322 . . 5.096 . .
.650 628003.490 . . 5.798 . .
.700 3450180.915 . . 6.538 . .
.750 21691446.607 . . 7.336 . .
.800 168033828.205 . . 8.225 . .
.850 1827094135.363 . . 9.262 . .
.900 36791181561.830 . . 10.566 . .
.910 75979267725.084 . . 10.881 . .
.920 167050194464.474 . . 11.223 . .
.930 397247631364.162 . . 11.599 . .
.940 1045282752951.860 . . 12.019 . .
.950 3150958580146.899 . . 12.498 . .
.960 11519973679792.720 . . 13.061 . .
.970 56702110997145.310 . . 13.754 . .
.980 471725182129924.200 . . 14.674 . .
.990 13300394335887306.000 . . 16.124 . .
a. Logarithm base = 10.
1. Apakah tujuan uji klinik? (Uraikan juga tentang relevansi, alasan dan
manfaat uji klinik)
Tujuan uji klinik pada penelitian ini adalah untuk membandingkan khasiat
formula jamu dengan piroxicam untuk penyakit osteoarthritis, dikarenakan di Indonesia
ada beberapa ramuan tradisional yang digunakan untuk mengobati osteoarthritis namun
belum ada bukti kuat yang mendukung khasiat dan keamanannya. Sedangkan Piroxicam
adalah obat anti inflamasi non steroid yang dikeluarkan oleh PT. Indofarma yang
indikasinya adalah untuk mengatasi peradangan sendi.
Rancangan uji klinik yang digunakan bersifat prospektif (diharapkan ada outcome
yang baik), randomized (acak), open label (partisipan mengetahui tentang penelitian yang
dilakukan terhadap mereka), serta multi center (tidak hanya di lakukan di satu tempat
semisal klinik atau rumah sakit). Tujuannya adalah untuk mengevaluasi keefisiensi dan
keamanan formula jamu yang di klaim dapat membantu mengurangi nyeri yang
disebabkan oleh osteoarthritis.
Penelitian dilakukan selama 10 bulan dari bulan maret sampai desember pada
tahun 2014.
30 orang dokter serta 123 pasien berpartisipasi dalam penelitian ini. Para dokter
ini berasal dari 20 kabupaten yang berbeda yang terlibat dalam program Saintifikasi Jamu
(SJ) yang dilakukan oleh Mentri kesehatan Indonesia.
Sebelum memulai treatment, semua orang yang ingin berpartisipasi diperiksa
terlebih dahulu VAS score, SGOT, SGPT, BUN serta Kreatininnya, jika termasuk dalam
kriteria inklusi maka akan diberikan form of compliance yang harus mereka paraf setiap
kali mereka meminum jamu formula atau piroxicam, dan mereka juga harus menandai
jika lupa meminum pada suatu waktu.
Jurnal pendukung :
Resep Fitoterapi :
1% Curcuma Xanthorrhiza ointment selama 4 minggu
Keterangan lain :
a. Mekanisme kerja :
b. Potensi efek samping :
Tidak ada efek samping yang dilaporkan, reported 6% patients experienced dryness and 3%
patients experienced irritation.
c. Kontraindikasi :
Tidak ada
d. Potensi interaksi dengan bahan / obat lain
Tidak ada
Semarang, 12 Januari
2021
1. Sinema Fitomedika
B2P2TOOT merupakan transformasi dari Kebun Koleksi Tanaman Obat yang dirintis oleh
R.M Santoso Soerjokoesoemo sejak awal tahun kemerdekaan, menggambarkan semangat dari
seorang anak bangsa Nusantara yang tekun dan sangat mencintai budaya pengobatan nenek
moyang. Beliau mewariskan semangat dan kebun tersebut pada negara. Mulai April 1948,
secara resmi Kebun Koleksi TO tersebut dikelola oleh pemerintah di bawah Lembaga
Eijkman dan diberi nama “Hortus Medicus Tawangmangu”.
Visi : Masyarakat sehat dengan Jamu yang aman dan berkhasiat, menjadi institusi rujukan
penelitian dan pengembangan tanaman obat dan obat tradisional
Misi : Meningkatkan mutu litbang, mengembangkan hasil litbang dan pemanfaatan hasil
litbang tanaman obat dan obat tradisional
Amati dan laporkan berbagai bahan obat tradisional, baik berupa tanaman
maupun hewan yang diawetkan atau dibuat herbarium baik basah maupun kering!
Tanaman Obat :
Pimpinella alpina (purwoceng)
Sonchus arvensis (tempuyung)
Echinacea purpura (ekinase)
Centella asiatica (pegagan)
Stevia rebaudiana (stevia)
Amati dan laporkan cara pengelolaan pasca panen beberapa jenis tanaman
obat, antara lain: penimbangan dan pencatatan, pencucian dan penyortiran bagian
dari tanaman obat yang akan digunakan, pengeringan dan penyimpanan
Pasca Panen merupakan suatu tahap penting untuk menyediakan bahan baku jamu yang
berkualitas terutama untuk menjamin keseragaman senyawa aktif, keamanan dan khasiat
produk.
Cara pengolahan merupakan suatu perlakuan yang diberikan pada hasil panen hingga produk
siap dikonsumsi atau menjadi simplisia bahan baku jamu yang terstandar.
Proses pasca panan harus disesuaikan dengan prosedur yang benar agar kualitas bahan yang
dihasilkan dapat memenuhi standar kualitas jamu yang diinginkan.
Amati berbagai tanaman obat di kebun koleksi tanaman obat terkait nama
tanaman obat, bagian yang digunakan sebagai obat, beserta khasiat yang dimiliki!
Etalase tanaman obat terdiri dari berbagai macam tanaman obat yang dikeringkan dan
disimpan dalam botol kaca.
Koleksi Tanaman obat di Kebut Etalase lbih dari 600 jenis tanaman sebagai contoh : Ekinase
(Echinaceae purpura), Lidah Buaya ( Aloe vera L.). Pimpinella alpina (purwoceng), Sonchus
arvensis (tempuyung), Centella asiatica (pegagan), Stevia rebaudiana (stevia)
Metode Penelitian :
Pre post design tanpa kontrol
Uji klinik multi center tanpa blinding, dan dibandingkan dengan obat standar
Pendaftaran :
-Informed Consent
-Request Consent
-Pasien Umum (Jamu Registry) Atau Subjek Penelitian
Pemeriksaan:
-Px fisik
-Px penunjang (kimia darah, usg, ekg)
-Diagnosis
-Terapi & konsultasi jamu
Resep dokter:
Ada 2 pilihan
1. Penulisan lengkap
2. 2. Koding
3. Dx + derajat
R/ JAMU
SEDIAAN
(CAPSUL/SIMPLICIA)
JUMLAH/BANYAKNYA
Contoh :
R/ Sanchus arvensis L. 2 gram,
Caesalpinia sappan L. 5 gram,
Stelechocarpus burahon L. 3 gram
m.f.l.a simpli d.t.d No. XV
Pro : Tuan X
Alamat : semarang
1. Profil Company
Perhatikan sejarah, visi dan misi, SDM termasuk peran dokter di PT Sido Muncul
Sejarah 1935 Berbekal kemahiran Ibu Rakhmat (Go Djing Nio) dalam mengolah jamu
dan rempah- rempah, pasangan ini memutuskan membuka usaha jamu di Yogyakarta.
1940 Tolak Angin dalam bentuk godokan mulai dipasarkan 1951 Mendirikan perusahaan
sederhana dengan nama Sido Muncul yang berarti “Impian yang Terwujud” di Jalan
Mlaten Trenggulun, Semarang. 1975Dibentuklah Perseroan Terbatas dengan nama PT
Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul (sebelumnya berbentukCV pada tahun 1970).
1997 Sido Muncul membangun pabrik jamu modern dengan luas 30 hektar di Klepu,
Kecamatan Bergas, Ungaran. Pembangunan pabrik ditandai dengan peletakan batu
pertama oleh Sri Sultan Hamengkubuwono X pada 21 Agustus 1997. 2000 Sido Muncul
meresmikan pabrik baru pada 11 November 2000. Peresmian dilakukan oleh Menteri
Kesehatan dan Kesejahteraan Sosial Republik Indonesia Dr. dr. Achmad Sujudi MHA.
Pada saat bersamaan, Sido Muncul menerima dua sertifikat yang setara dengan farmasi,
yaitu Cara Pembuatan Obat Tradisional yang Baik (CPOTB) dan Cara Pembuatan Obat
yang Baik (CPOB). 2004 Memproduksi lebih dari 250 jenis produk. Produk unggulan
kami adalah Tolak Angin, Tolak Linu, Kuku Bima Energi, Alang Sari Plus, KopiJahe
Sido Muncul, Kuku Bima Kopi Ginseng, Susu Jahe, Jamu Komplit, dan Kunyit Asam
Perhatikan Acuan/ standart yang digunakan, tahapan yang dikerjakan mulai dari
bahan baku sampai menjadi produk.
Prosedur pembuatan jamu dan obat dari hulu hilir di kerjakan sendiri, tetapi suplai
bahan baku masih dari suplayer yang mengambil bahan dari pedagang desa. Kemudian
bahan baku datang sampai jadi ekstrak dan suplemen di olah sendiri oleh
PT.Sidomuncul. mulai tahun 2021 mulai dilakukan penelitian bahan baku secara
mandiri untuk memastikan bahan yang digunakan memang benar dan tepat
3. Fasilitas yang dimiliki
4. Produk