Anda di halaman 1dari 14

Teori dari Segi Medis & Ayat Al-Qur’an dengan Teori

Sumber : https://jurnal.unimus.ac.id/index.php/psn12012010/article/viewFile/1145/1199

Rochmawati, D. H. (2014). HUBUNGAN ANTARA GOLONGAN DARAH DENGAN


PERILAKU KEKERASAN PADA PASIEN GANGGUAN JIWA DI RUMAH SAKIT
JIWA DAERAH Dr. AMINO GONDOHUTOMO SEMARANG. In PROSIDING
SEMINAR NASIONAL & INTERNASIONAL (Vol. 2, No. 1).

Golongan darah adalah sebuah ciri khusus darah berdasarkan ada atau tidaknya substansi antigen
(karbohidrat, protein, glikoprotein, glikolipid) yang menempel pada permukaan sel darah merah.

Sumber : http://repository.iiq.ac.id/bitstream/123456789/639/2/10210413_Publik.pdf

Fairuzyana, S. (2016). Ramalan Bintang Menurut Perspektif Al-Qur'an (Kajian Tafsir


Tematik).

Sumber : https://www.halodoc.com/artikel/inilah-kepribadian-menurut-golongan-darah

Kepercayaan ini bermula dari budaya orang-orang Jepang. Di sana, golongan darah memiliki
pengaruh yang besar terhadap kehidupan, pekerjaan, bahkan percintaan seseorang. Kepercayaan
ini muncul dari tahun 1930 saat seorang profesor bernama Tokeji Furukawa yang mengklaim
bahwa golongan darah mencerminkan kepribadian seseorang. Studi yang dipublikasikan dalam
jurnal Public Library of Science tahun 2015 lalu telah menginisiasi penelitian tentang hubungan
antara golongan darah dengan kepribadian seseorang. Studi ini menemukan bahwa terdapat
hubungan yang signifikan antara genotipe golongan darah ABO dan sifat-sifat kepribadiannya.
Namun, hasil ini baru permulaan saja, sehingga perlu dilakukan penelitian lebih lanjut.

Meskipun tes kepribadian golongan darah belum memiliki dukungan ilmiah yang kuat, banyak
orang, terutama orang Jepang mengklaim bahwa hal ini adalah benar adanya. Berikut ini analisa
tentang kepribadian seseorang menurut golongan darah

Golongan Darah A
Orang dengan golongan darah A identik dengan sifatnya yang terorganisir, kritis, bertanggung
jawab, konsisten dengan apa yang sudah direncanakan, tenang dalam menghadapi masalah, dan
berusaha adil dalam situasi apapun. Sayangnya, ada sifat yang membuat orang dengan golongan
darah A ini cenderung tidak disukai, yaitu sifat keras kepala dan perfeksionisnya.

Jika ada pekerjaan yang harus dilakukan, beberapa orang dengan golongan darah A ini memilih
untuk mengurusnya sendiri. Mereka juga jarang merasa cocok dengan orang lain dan hanya
menceritakan situasinya kepada orang yang dipercaya saja.

Golongan Darah B

Orang dengan golongan darah B memiliki semangat yang tinggi, aktif, kreatif, dan selalu ingin
tahu. Mereka ingin tahu banyak hal karena rasa penasarannya yang tinggi. Jika mereka sudah
tertarik dengan sesuatu hal, mereka melakukannya dengan sepenuh hati.

Sayangnya, karakternya yang santai cenderung dianggap kurang kooperatif karena lebih suka
mengikuti aturan dan ide mereka sendiri. Beberapa orang dengan golongan darah B ini juga
cenderung individualis dan lebih mementingkan logika daripada perasaannya.

Golongan Darah AB

Dibandingkan golongan darah lainnya, orang dengan golongan darah AB paling sulit diprediksi
atau dikenal misterius. Walaupun kepribadiannya suka berubah, orang dengan golongan darah
AB ini dikenal memiliki banyak teman.

Mereka memiliki karakter yang kritis, rasional, bertanggung jawab, suka menolong, dan mudah
beradaptasi. Sayangnya, mereka cenderung tidak tegas, mudah lupa, dan sensitif. Mereka
memiliki perasaan yang lembut, karena rasa empatinya yang tinggi terhadap situasi orang lain.
Bahkan, mereka tidak keberatan membantu orang lain selama mereka mampu.

Golongan Darah O

Orang golongan darah O identik dengan sikapnya yang mudah beradaptasi dengan lingkungan
baru atau easy-going. Mereka cenderung baik hati, pemurah, enerjik, terbuka, dan menghargai
pendapat orang lain sehingga mudah disukai oleh banyak orang. Sayangnya, orang dengan
golongan darah O ini mudah terpengaruh oleh orang lain, kurang fokus, keras kepala, dan lebih
suka menjadi pengikut dibanding pemimpin

Sumber https://swaranda.blogspot.com/2012/07/antara-golongan-darah-dan-keselamatan.html

http://www.ziddu.com/download/19828715/
AntaraGolonganDarahdanKarakteristikManusia.pdf.html

A. Polemik Antara Dunia Ilmiah dan Perdukunan

Allah Ta’ala berfirman, “Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan senang kepada kamu
hingga kamu mengikuti agama mereka. Katakanlah: "Sesungguhnya petunjuk Allah itulah
petunjuk (yang benar)". Dan sesungguhnya jika kamu mengikuti kemauan mereka setelah
pengetahuan datang kepadamu, maka Allah tidak lagi menjadi pelindung dan penolong bagimu.”
(Al-Baqarah: 120). Ayat ini menerangkan bagaimana kebencian orang-orang Yahudi dan
Nasrani terhadap Islam, sehingga mereka dengan berbagai cara berusaha membelokkan Hamba-
hambaNya untuk tidak memeluk Islam dan Syariat Muhammad Shalallahu ‘alaihi wasallam.

Ibnu Katsir dalam tafsirnya[1] menyatakan bahwa khithah (sasaran pembicaraan) ayat ini
ditujukan kepada Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wasallam, tetapi perintahnya ditujukan kepada
ummatnya (h. 242). Masih dalam pernyataan Ibnu Katsir (h. 242) bahwa mayoritas fuqaha
menyatakan bahwa semua kekufuran itu adalah suatu millah (agama). Hanya saja agama mereka
adalah agama yang “tidak diridhoi” di sisi Allah.

Sudah merupakan sunatullah bahwa mereka tidak senang dengan agama Islam dan berusaha
menyimpangkan aqidah umat yang lurus untuk menghadap Robbul ‘alamin ini dengan berbagai
cara. Para musuh Islam juga memahami bahwa lemahnya kekuatan Islam ada pada hancurnya
aqidah/keyakinan mereka. Hingga mereka pun menyerbu guna merusak aqidah melalui jalur
yang seakan-akan sesuatu yang tidak ilmiah dijadikan sebuah fenomena ilmiah untuk tujuan
tertentu khususnya dalam memberikan keraguan terhadap syariat Islam.

Secara khusus di Indonesia, banyak juga suatu hal yang menyimpang di luar Islam dijadikan
seolah-olah hal ini adalah ilmiah hingga Islam pun bisa menerimanya. Mereka berusaha sekuat
mungkin untuk membodohi umat Islam dengan cara ilmiah untuk menghancurkan aqidah umat
dan ujung-ujungnya adalah mencari keuntungan materi belaka. Hingga pada akhirnya
perdukunan, paranormal dan sihir marak dimana-mana.

Di Indonesia, suhu mistik masih tinggi dan sangat digemari oleh masyarakat pedesaan. Adapun
orang yang berpendidikan tinggi dan takut dicela dan dipandang rendah karena mempraktikkan
ilmu perdukunan dan sihir, maka ia mengaku mengklaim bahwa apa yang dia lakukan adalah
bagian dari praktik ilmu fisika atau kimia. Sebagaimana praktik Ilmu Reiki dan Yoga yang
mereka katakan bahwa hal itu berkaitan dengan ilmu fisika dan kimia yang saling bereaksi dalam
tubuh[2].

Dalam catatan kaki pada Buku Jin, Sihir & Ruqyah Syar’iyyah[3], dinyatakan bahwa seorang
mantan Master Reiki yang telah bertaubat membeberkan sejumlah masalah mendasar tentang
bukti keilmiahan Reiki. Dalam buku banyak disebutkan tenaga Reiki adalah berasal dari
kekuatan tubuh dan itu merupakan bagian dari ilmu fisika yang terjadi pada tubuh. Pada buku itu
disebutkan bahwa energi yang disalurkan adalah hasil dari pembakaran zat-zat makanan. Maka
seorang mantan Master Reiki bernama Perdana Ahmad menyatakan bahwa,

“Memang benar jika tubuh ini memiliki impuls-impuls listrik, sebab dengan impuls listrik saraf-
saraf simpatetik, parasimpatetik atau saraf neurotransmitter dapat bekerja dengan baik untuk
menyampaikan pesan dari tubuh ke otak dan sebaliknya. Tapi kalau hendak dikejewantahkan
dengan senam pernafasan tenaga dalam dan bisa membesarkan energi listrik tubuh hingga bisa
menjadi tenaga dalam, terlalu mengada-ada dan terlalu mencari pembenaran, sebab seluruh kerja
sistem fisiologis dalam tubuh dengan tatanan di dalamnya sudah merupakan sunatullah berada
kesimbangan yang telah ditetapkan oleh Allah.”
Bukan hanya masalah impuls listrik yang dikaitkan dengan tenaga dalam dan fisika saja yang
marak untuk pembodohan masyarakat guna kepentingan bisnis. Bahkan banyak pula praktisi
yang “mengilmiah-ilmiahkan” pembacaan garis tangan[4] dan hal ini pernah penulis ketahui
sendiri.

Begitu pula termasuk gelang keramik atau gelang kesehatan yang banyak dipromosikan dengan
harga ratusan ribu bahkan jutaan rupiah. Mereka katakan bahwa gelang itu bisa menghilangkan
diabetes dan juga menyehatkan badan. Dulu seseorang yang penulis kenal juga pernah memakai
itu, akan tetapi diabetesnya juga tinggi bahkan terus di atas normal, akhirnya penulis meminta
melepaskannya karena tidak berfaedah sama sekali dan masuk ke dalam kategori syirik. Hal ini
sebagaimana dinyatakan oleh Rasulullah Shalallahu ‘alahi wasallam tatkala melihat sahabatnya
memakai sebuah gelang dari kuningan. Setelah Rasulullah menanyakan “Celaka, Apa itu?”
sahabat menjawab, “Ini untuk kekuatan tubuhku”, maka Rasulullah dengan keras bersabda,
“Lepas!! Karena sesungguhnya itu tidak menambah kepadamu kecuali kehinaan saja.
Sesungguhnya jika kau mati sementara benda itu mash ada bersamamu, niscaya kau tidak akan
beruntung selamanya.”[5]

Begitupula suatu hal yang menyerupainya yang akan kita bahas, yaitu “Kondisi psikologis
manusia dan karakternya dilihat dari golongan darahnya”. Benarkah hal itu ilmiah? Sebenarnya
yang dapat menjawab dengan pasti secara ilmiah adalah dokter atau praktisi medis. Akan tetapi
penulis di sini hanya ingin mengemukakan ‘hipotesa’ bagi kalangan ilmuwan bedasarkan
pengamatan yang penulis lakukan dari segi aqidah. Karena kapasitas penulis yang tidak mampu
untuk membuktikannya dari segi medis dan ilmiah pada tataran ini.

B. Urgensi Islam Menolak Paranormal

Allah Ta’ala Yang Maha Mengetahui, tentu memiliki alasan jelas tentang mengapa umat Islam
diharamkan untuk datang kepada paranormal yang dengan kepura-puraannya mengetahui hal-hal
yang ghaib dan memastikan hal-hal yang belum dapat dipastikan. Kita sebagai orang yang
beriman hanya tunduk dan patuh serta mengatakan “kami dengar dan kami taati, ampuni kami
Ya Allah dan hanya kepadaMu lah kami kembali.[6]”

Larangan untuk mendatangi paranormal, telah dinyatakan oleh Rasulullah Shalallahu ‘alah
wasallam, bahwa Beliau bersabda, “Siapa saja mendatangi paranormal, lantas bertanya
kepadanya tentang sesuatu, maka tidak di terima shalatnya selama empat puluh hari.[7]” Itu baru
mendatanginya saja, bila mempercayai apa yang dinyatakannya maka Rasulullah shalallahu
‘alaih wasallam bersabda, “Siapa saja mendatangi paranormal atau dukun, lantas dia
mempercayai apa yang dikatakannya, sungguh dia telah kufur terhadap apa yang telah
diturunkan kepada Muhammad Shalallahu ‘alaihi wasallam.”[8]

Larangan mendatangi paranormal ini berlaku umum, baik yang tradisional seperti para dukun
yang banyak tinggal di pedesaan dan ‘Sok Tau” tentang apa-apa yang akan terjadi pada
wilayahnya, masyarakatnya dengan menggunakan sarana keris, kembang pitung taman, air
pitung sumur dan sebagainya atau yang modern seperti Mama Louren, dkk. Begitu juga semua
hal yang tak bisa dibuktikan keilmiahannya, atau belum paripurna dalam membuktikan sesuatu
itu ilmiah, seperti Palmistry dalam konsep Barat yang menyatakan bahwa bintang gemintang
memilik energi saling terkait yang mampu menguak rahasia alam bawah sadar manusia dan
sebagainya. Begitupula Shou Xiang dalam konsep Barat atau Feng Sui[9]. Saat ini telah banyak
buku-buku Feng Sui dijual di pasaran dan di dalamnya terdapat pembenaran ajaran itu seakan-
akan seperti berpengaruh antara kesehatan dengan kondisi kimia dan fisika. Hal ini pernah
penulis dengar dari lisan dosen yang mengaku sangat ahli Feng Sui dalam konteks Kejawen[10].
Dikatakan bahwa tangga yang baik harus ganjil, adalah merupakan sebuah kondisi bangunan
yang dapat menyehatkan kaki yang melangkah pada tangga itu karena gerakan otot kaki yang
sebenarnya dihitung genap sehingga mendapat porsi yang sama. Misal anak tangga adalah tiga,
maka langkah kaki total dihitung empat dan ini merupakan sebuah cara untuk menyehatkan otot
kaki. Secara ‘ilmu gathuk[11]’ mungkin tepat, tapi secara ilmu kedokteran perlu ditinjau ulang,
apalagi secara ilmu aqidah ini sangat menyimpang sebab pada dasarnya diambil dari kitab
primbon yang di dalamnya banyak kekufuran.

C. Darah dalam Pandangan Ilmu Aqidah Islam

Allah Yang Maha Mengetahui telah menyatakan bahwa darah di dalam manusia ini mengalir
bagai sungai. Darah pun juga termasuk sesuatu hal yang memiliki peran besar dan sangat perlu
untuk dijaga.

Salah satu fungsi darah adalah sebagai komponen dasar untuk membentuk jasad anak-anak
Adam[12]. Allah Ta’ala berfirman (artinya),

“Kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu Kami jadikan
segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu
Kami bungkus dengan daging. Kemudian Kami jadikan dia makhluk yang (berbentuk) lain.
Maka Maha sucilah Allah, Pencipta Yang Paling Baik.” (Q.S Al-Mu’minuun: 14).

Pembentukan jasad ‘calon manusia’ ini dimulai dari darah berukuran sangat mini (ovum) yang
menggumpal setelah dibuahi oleh sperma laki-laki. Lalu oleh kuasa Allah Ta’ala darah itu
dibentuk menjadi segumpal daging dan daging itu mengeras, lalu daging yang mengeras menjadi
tulang-belulang, lalu tulang itu dibalut lagi oleh daging hingga Allah Ta’ala menjadikannya
makhluk yang bentuknya sangat berbeda dari awalnya yakni yang hanya berupa darah serta
cairan yang menjijikkan. Ayat-ayat yang menjelaskan tentang penciptaan ini sangat banyak,
yang menyebutkan kata “ad-Damu” (darah) juga tidak sedikit. Dan di Surat Al-Mu’minuun: 14
disebutkan kata Al-Qotan.

Darah di dalam Islam juga berfungsi sebagai alat transportasi. Islam menyatakan darah itu
mengalir bagai sungai dan juga membawa apa yang dibawanya. Dalam riwayat Sahih Bukhari
yang cukup panjang, Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “...Sesungguhnya setan
itu mengalir dalam diri manusia pada aliran darahnya, dan sesungguhnya aku takut setan
memasukkan sesuatu kepada diri kalian berdua.[13]”

Dalam Islam juga dinyatakan sebuah keterangan, bahwa jantung adalah kumpulan darah dan
berperan penting untuk kehidupan manusia. Dalam kata bahasa Arab, jantung itu disebut Al-
Qalb[14] yang dalam terjemahan bahasa Indonesia sebenarnya adalah “Jantung” bukan hati yang
selama ini dinyatakan dalam sastra dan Bahasa Indonesia. Sedangkan Hati dalam Bahasa
Indonesia, maka bila diterjemahkan dalam Bahasa Arab adalah Al-Kabid. Sehingga, kita bisa
mengetahui bahwa Islam juga menyatakan “Jantung” sebagai organ tubuh yang berperan penting
dalam kehidupan dan dalam aktivitas darah itu sendiri. Pernyataan pentingnya “Jantung” di sini
dinyatakan dalam hadits. Dari Nu’man ibn Basyir radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah Shalallahu
‘alaihi wasallam bersabda, “...Ketahuilah bahwa di dalam tubuh ada segumpal daging, jika ia
baik seluruh tubuh akan baik jika ia rusak seluruh tubuh akan rusak. Ketahuilah dialah Qalbu
(Jantung).[15]"

D. Polemik Golongan Darah dan Karakter Manusia

Sebagaimana dinyatakan dalam banyak artikel, bahwa Golongan Darah Manusia pun dapat
menunjukkan ciri-ciri Sang Empunya beserta karakternya. Sebagaimana orang yang memiliki
golongan darah “Z” (misalnya) memiliki kelebihan begini dan begitu dan kelemahannya begini
dan begitu. Ada pula yang dirinci hingga detail sampai-sampai Golongan Darah A, B, AB, dan O
masing-masing cocok untuk bekerja di sini dan situ, jodohnya dengan pasangan bergolongan
darah ini dan itu[16].

Menurut beberapa sumber, golongan darah memang sangat erat hubungannya dengan karakter
manusia karena darah menghasilkan antbodi dan antigen. Dalam darah juga mengandung
bermacam-macam sari makanan (seperti protein) dan juga Oksigen yang dialirkan ke otak dan
saraf dan mempengaruhi kinerja tubuh seseorang selanjutnya akan terpancar dari sikap seseorang
dan interaksi sosialnya.

Tampaknya memang ilmiah, akan tetapi apakah hal ini memang benar-benar ilmiah dan bisa
diterima aqidah??? Kalau jawaban yang pertama, hanya dokter atau pakar medis yang bisa
menguak fakta tersebut. Akan tetapi yang kedua saya berusaha untuk mengemukakan pendapat
saya berdasarkan nash yang ada.

E. Dalil Syar’I Bahwa Allah Tidak Mendzalimi Hamba-HambaNya

Dalam Al-Qur’an, Surat Yunus: 44 Allah berfirman (artinya), “Sesungguhnya Allah tidak
berbuat zalim kepada manusia sedikitpun, akan tetapi manusia itulah yang berbuat zalim kepada
diri mereka sendiri.” Abu Dzar Al-Ghifari radhiyallahu ‘anhu juga meriwayatkan bahwa
Rasulullah Shalallahu ‘alahi wasallam menyatakan dari Allah yang telah berfirman[17], “Hai
hamba-hambaKu, sesungguhnya Aku mengharamkan kedzaliman atas diriKu dan aku
menjadikannya di antaramu haram, maka janganlah kamu saling menzalimi!”[18]

Telah jelas bahwa Allah mengharamkan atas diriNya kezaliman begitupula atas hamba-
hambaNya. Maka, menjadi sebuah dasar berpijak bahwa Allah menciptakan seluruh makhluk
pada awalnya adalah dalam keadaan baik dan mereka menjadi buruk bukan karena
penciptaannya tapi karena proses kehidupannya. Dan itu hanyalah dialami oleh Jin dan Manusia,
selain mereka semua makhluk adalah tetap baik! maka dari itulah Jin dan Manusia disebut
sebagai makhluk mukallaf. Ingat akan Sabda Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wasallam “Wahai
Manusia, sesungguhnya Allah Maha baik dan tidak menerima kecuali yang baik.[19]”

Sekarang coba renungkan, apakah ini sebuah kebikan penciptaan?

Bila golongan darah tertentu memilik sifat tertentu, maka pasti sifat itu dibawa mulai dari lahir
karena golongan darah itu sudah ada tatkala manusia itu lahir. Sebagaimana secara medis bahwa
bayi yang lahir telah memiliki darah yang mengalir beserta golongan darahnya. Sehingga kini
coba renungkan apabila bayi yang lahir harus memiliki sifat yang demikian:

Di dalam sebuah website dinyatakan bahwa orang yang memiliki suatu golongan darah tertentu
memiliki ciri “terorganisir, konsisten, jiwa kerja-sama tinggi, tapi selalu cemas (karena
perfeksionis) yang kadang bikin orang mudah sebel.” Dalam golongan darah yang lain ia
memiliki sifat “nyleneh dan berkepribadian ganda” (adapun baiknya tak usah disertakan dalam
tulisan ini). Dalam website yang berbeda golongan darah yang sama dengan website pertama
menunjukkan ciri-ciri yang sama, akan tetapi dilengkapi dengan yang lebih detail lagi yaitu
“lagi-lagi ini sifat nyeleneh golongan darah X yang gw banget! dan suka berdiri di tengah
ruangan”. Dan pada golongan darah yang lain lagi seseorang memiliki potensi “Gak mau
ngalah[20]”

Nah, pertanyaannya?

Apabila golongan darah itu sudah muncul sejak lahir, berarti golongan darah itu juga membawa
sifat sebagaimana dinyatakan oleh “ilmuwan”. Sehingga bila ciri golongan darah AB
menyebalkan misalnya, maka bila sang anak sudah besar ia akan punya sifat menyebalkan.
Walaupun lingkungannya baik dan dia ditumbuhkan pada pendidikan yang baik, maka dia akan
tetap menyebalkan hanya tingkat menyebalkannya betingkat-tingkat. Bila penddidikannya buruk
maka tingkat menyebalkannya semakin tinggi?

Bila dijawab tidak demikian...


Bagaimana mungkin golongan darah membentuk potensi sifat itu adalah Benar?

Bila dijawab iya...

Berarti su’udzan kepada Allah, bahwa Dialah yang memberikan potensi keburukan pada manusia
mulai sejak dari lahirnya. na’udzubillah min dzaalik.

F. Fakta Bahwa Sifat yang Dibawa Golongan Darah Hanyalah Trik Ramalan

Sebagaimana telah dijelaskan dalam Poin B, bahwa saat ini hal-hal yang bersifat syirik, klenik
dan khurafat seakan-akan dibuat ilmiah. Mari kita lihat fakta yang ada, “Di Jepang , ramalan
tentang seseorang lebih ditentukan oleh golongan darah daripada zodiak atau shio. Kenapa?
Katanya, golongan darah itu ditentukan oleh protein-protein tertentu yang membangun semua sel
di tubuh kita dan oleh karenanya juga menentukan psikologi kita.[21]”

Setelah kalimat yang digaris bawah itu adalah merupakan kalimat yang dipaksakan untuk
menjadikan kalimat itu tampak ilmiah. Tapi pada dasarnya sifat dan karakter seseorang yang
ditentukan atas golongan darah adalah “RAMALAN” yang harus dijauhi oleh umat Islam.

G. Dasar Metode Ilmiah

Secara metode ilmiah, sebuah pernyataan didasarkan atas sebuah temuan penelitian yang valid.
Salah satu ukuran untuk menentukan validitas data adalah dengan memahami variabel-variabel
yang ada. Tentu variabel ini harus saling terkait dan keterkaitan ini didasarkan atas penelitian
terdahulu atau atas validitas data yang diuji oleh alat analisis. Apabila ternyata antar variabel
dinyatakan lemah atau bahkan tidak ada hubungannya, tentu saja pernyataan itu tertolak.

Maka apakah RAMALAN CUACA itu haram dalam Islam?

Mayoritas para ulama menyatakan TIDAK karena tentu ramalan cuaca itu diperkirakan
berdasarkan metode ilmiah dimana Islam sangat menghargai itu. Selanjutnya tidak memastikan
apa yang akan terjadi dan hanya digunakan untuk perkiraan serta antisipasi saja.

Selain itu, metode prakiraan cuaca didasarkan dengan menggunakan variabel yang saling terkait
dan ilmiah[22]. Variabel itu adalah Suhu Udara untuk menentukan tingkat kondensasi awan,
kelembapan untuk menentukan intensitas hujan dan arah serta kecepatan angin untuk
menentukan titik berkumpulnya awan. Sehingga dengan variabel-variabel yang terukur ini, dapat
‘diperkirakan’ akan turun hujan atau tidak. Tentu variabel-variabel ini memiliki hubungan dekat,
kuat dan erat dengan hujan.

Sehingga bila kita mengukur intensitas cahaya rembulan untuk meramalkan hujan, maka hal ini
adalah “Nyeleneh” dan tidak berdasar, sebab cahaya bulan tak ada hubungannya dengan hujan.
Walau mungkin bisa saja cahaya bulan ada hubungannya, tetapi sangat jauh dan seakan-akan
dipaksakan. Bisa saja orang berkata, bahwa tatkala intensitas cahaya bulan tinggi maka bulan itu
purnama, maka pasang akan maksimal dan penguapan banyak terjadi serta awan berkumpul lalu
potensi hujan.

Dari pernyataan paragraf di atas, bila kita cermati bukan cahayanya yang membuat potensi
hujan. Akan tetapi justru karena graftasi bulan itu sendiri. Apabila kita mengukur intensitas
cahaya bulan untuk memperkirakan potensi hujan, boleh jadi akan meleset jauh. Sebab bila
lampu-lampu di sekitar pengamatan itu menyala terang, tentu saja intensitas cahaya bulan sangat
kecil walau bulan itu purnama, dibanding intensitas cahaya bulan sabit tatkala gelap gulita di
tengah malam. Maka sesuatu hal yang terlalu jauh variabelnya, tidak bisa dijadikan bahan ilmiah
untuk menentukan sebuah keputusan.

Sehingga dalam konteks membaca karakter berdasarkan golongan darah manusia apabila ada
yang menganggapnya ilmiah terletak dimananya? Apakah karena darah mengeluarkan protein,
antibodi, antigen, rhesus atau yang lain lantas langsung diklaim bahwa kesemuanya itu
berpengaruh pada karakter manusia?

Kalau memang ada yang menyatakan memang berpengaruh, adakah penelitian yang valid untuk
menerangkan bagaimana hubungan protein itu dengan sifat manusia. Bagaimana pula reaksi
biokimia yang dihasilkan untuk mempengaruhi saraf? saraf apa saja yang menerimanya, umum
atau tertentu? protein apa saja dan unsur darah apa saja yang mempengaruhinya? Maka, belum
tampak sebuah penelitian pun yang penulis cari baik dalam maupun luar negeri yang diposting di
media umum untuk menerangkan hal ini. Malah yang banyak adalah pakar psikologis yang dia
langsung “menyatakan” pendapatnya tanpa menerangkan sebab-sebabnya dan proses
pembentukan karakter itu berdasarkan protein darah yang dihasilkan oleh golongan darah
tertentu.

Maka, membaca karakter manusia melalui golongan darahnya adalah merupakan suatu yang
diada-adakan dan dipaksakan oleh sebagian kalangan kepada manusia agar mereka menjadi
sempit dalam menilai seseorang. Allahu a’lam.

H.      Dasar Logika


Secara logika bisa dinyatakan dengan pertanyaan sebaga berikut:
Apabila ada orang yang mukanya merah karena malu, apakah seseorang yang bermuka
merah itu berarti pemalu?
Orang yang sehat tentu menjawab tidak! Selama dia tidak merasa malu, maka dia pun
memiliki wajah sebagaimana biasa. Merahnya wajah karena malu, berbeda dengan orang yang
memang sudah memiliki wajah kemerah-merahan, tidak bisa orang itu disimpulkan memiliki
sifat pemalu. Saat ini berapa banyak orang Eropa dan Amerika yang berwajah kemerah-merahan
tidak punya malu? telanjang di depan umum dan melakukan hal-hal asusila?
Maka hal yang sama juga patut ditanyakan kepada orang yang bergolongan darah O, B, A
dan AB. Apakah sifat pemarah itu karena golongan darahnya?
Apabila kita sebagai orang yang beriman, maka kita akan lebih dalam lagi
menanyakannya. Yaitu terlebih dahulu kita renungkan Sabda Rasulullah Shalallahu ‘alaihi
wasallam, “...Ketahuilah bahwa di dalam tubuh ada segumpal daging, jika ia baik seluruh tubuh
akan baik, jika ia rusak seluruh tubuh akan rusak. Ketahuilah dialah Qalbu (Jantung).” Apakah
memang Allah Ta’ala membuat hati manusia “saat dilahirkan” di dunia ini ada yang baik dan
ada yang buruk?  Maka marilah kita renungkan hadits berikut ini, bahwa Rasulullah Shalallau
‘alaihi wasallam bersabda (artinya), “Tiap bayi dilahirkan dalam keadaan suci (fitrah-Islami).
Ayah dan ibunya-lah kelak yang menjadikannya Yahudi, Nasrani atau Majusi.”[23] Sehingga,
patutkah kita mengkambing hitamkan golongan darah yang notabene telah Allah ciptakan
sebagai modal bagi manusia untuk hidup yang pada dasarnya adalah fitrah?

Padahal bila kita lihat potensi beberapa golongan darah ada yang menyatakan
“menyebalkan” “nyeleneh”, dan potensi negatif lainnya (walau ada yang positif). Maka kalau
bibitnya saja sudah buruk dan menyimpang dari fitrah Islam, apakah perkembangannya bisa
baik? dan bila modal sudah buruk, maka sebenarnya tidaklah patut manusia disalahkan dan
divonis ke neraka. Akan tetapi ternyata kebenaran Allah Yang Maha Benar menyatakan bahwa
Ia telah menciptakan manusia dengan sebaik-baiknya, sebagaimana Ia berfirman,
“Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya.” (At-
Tiin: 4), maka bila manusia berbuat buruk Allah pun berfirman, “Sesungguhnya Allah tidak
berbuat zalim kepada manusia sedikitpun, akan tetapi manusia itulah yang berbuat zalim kepada
diri mereka sendiri. (Q.S Yunus: 44).
I.       Dasar Perhitungan Statistika
Dalam Wikipedia Indonesia[24] dinyatakan sebuah analisa statstik tentang penyebaran golongan
darah di seantero dunia. Dinyatakan dalam tabel sebagai berikut:

Populasi O A B AB
Suku pribumi Amerika Selatan 100% – – –

Orang Vietnam 45.0% 21.4% 29.1% 4.5%

Suku Aborigin di Australia 44.4% 55.6% – –

Orang Jerman 42.8% 41.9% 11.0% 4.2%

Suku Bengalis 22.0% 24.0% 38.2% 15.7%

Suku Saami 18.2% 54.6% 4.8% 12.4%

Sumber: Wikipedia Indonesia

Dari tabel di atas bila dihubungkan dengan karakter manusia di dunia tampak kurang cocok untuk
kondisi wilayah. Ambil saja angka ekstrem yaitu yang bergolongan darah O. Bahwa Suku Pribumi
Amerika Selatan seharusnya bila dikaitkan dengan karakter yang ada adalah paling maju, dan dia lebih
maju dari Amerika Serikat sekalipun. Akan tetapi justru di Meksiko, Brasilia, serta wilayah Amerika Latin
lainnya kalah bersaing dengan orang Amerika Utara dan Skandinavia dalam upaya untuk maju dan
bergerak untuk membangun negerinya.
Orang yang memiliki golongan darah A terbanyak misalkan adalah Suku Aborigin, dinyatakan
bahwa golongan darah ini adalah keras dengan perincian sifat-sifatnya serta tempramen tinggi. Akan
tetapi bila dibandingkan dengan golongan darah terkecil yaitu orang-orang vietnam, maka kita bisa
tercengan bila membaca buku-buku sejarah perang Vietnam. Ternyata justru orang vietnam
tempramennya lebih tinggi dan lebih agresif hingga dia bisa meluluhlantakkan pasukan Amerika dengan
pasukan-pasukannya.
Berikut ini juga bisa dihubungkan antara karakter, tipe golongan darah dan sejarah yang selama
ini telah terjadi di belahan negara-negara itu. Dengan sejarah telah mewakili bagaimana karakter
manusia pada umumnya.

ABO and Rh blood type distribution by nation (population averages)


Country Population  O+  A+  B+ AB+  O-  A-  B- AB-
Australia 22,015,576 40% 31% 8% 2% 9% 7% 2% 1%
Austria 8,219,743 30% 37% 12% 5% 6% 7% 2% 1%
Belgium 10,438,353 37% 38% 7% 2.5% 7% 7% 1% 0.5%
Brazil 198,739,269 36% 34% 8% 2.5% 9% 8% 2% 0.5%
Canada 33,487,208 39% 36% 7.6% 2.5% 7% 6% 1.4% 0.5%
Denmark 5,500,510 35% 37% 8% 4% 6% 7% 2% 1%
Estonia 1,299,371 30% 31% 20% 6% 4.5% 4.5% 3% 1%
Finland 5,250,275 27% 38% 15% 7% 4% 6% 2% 1%
France 62,150,775 36% 37% 9% 3% 6% 7% 1% 1%
Germany 82,329,758 35% 37% 9% 4% 6% 6% 2% 1%
Hong Kong 7,055,071 40% 26% 27% 7% 0.31% 0.19% 0.14% 0.05%
Hungary 10,198,315 31% 38% 18.8% 12.2%
Iceland 306,694 47.6% 26.4% 9.3% 1.6% 8.4% 4.6% 1.7% 0.4%
ABO and Rh blood type distribution by nation (population averages)
Country Population  O+  A+  B+ AB+  O-  A-  B- AB-
India 1,166,079,217 36.5% 22.1% 30.9% 6.4% 2.0% 0.8% 1.1% 0.2%
Ireland 4,203,200 47% 26% 9% 2% 8% 5% 2% 1%
Italy 60,742,397 40% 36% 7.5% 2.5% 7% 6% 1.5% 0.5%
Japan 127,799,000 29.9% 39.8% 19.9% 9.9%
Netherlands 16,715,999 39.5% 35% 6.7% 2.5% 7.5% 7% 1.3% 0.5%
New Zealand 4,213,418 38% 32% 9% 3% 9% 6% 2% 1%
Norway 5,000,000 34% 40.8% 6.8% 3.4% 6% 7.2% 1.2% 0.6%
Poland 38,482,919 31% 32% 15% 7% 6% 6% 2% 1%
Portugal 10,707,924 36.2% 39.8% 6.6% 2.9% 6.0% 6.6% 1.1% 0.5%
Saudi Arabia 28,686,633 48% 24% 17% 4% 4% 2% 1% 0.23%
South Africa 49,320,000 39% 32% 12% 3% 7% 5% 2% 1%
Spain 48,125,002 36% 34% 8% 2.5% 9% 8% 2% 0.5%
Sweden 9,433,875 32% 37% 10% 5% 6% 7% 2% 1%
Taiwan 24,000,000 43.9% 25.9% 23.9% 6.0% 0.1% 0.1% 0.01% 0.02%
Turkey 76,805,524 29.8% 37.8% 14.2% 7.2% 3.9% 4.7% 1.6% 0.8%
United Kingdom 61,113,205 37% 35% 8% 3% 7% 7% 2% 1%
Ukraine 45,706,120 ~40% ~10%
United States 307,212,123 37.4% 35.7% 8.5% 3.4% 6.6% 6.3% 1.5% 0.6%
Population-weighted (total population
36.44% 28.27% 20.59% 5.06% 4.33% 3.52% 1.39% 0.45%
mean = 2,261,025,244)

Sumber: http://en.wikipedia.org/wiki/Blood_type
I.       Kesimpulan
Berdasarkan semua paparan yang telah saya paparkan, maka saya secara pribadi
menyimpulkan bahwa:
1. Sifat dan karakter yang didasarkan atas golongan darah adalah hal yang tidak ilmiah yang
dipaksakan dalam dunia ilmiah karena belum bisa dibuktikan secara ilmiah dengan beberapa
syarat keilmiahannya.
2. Sifat dan karakter yang didasarkan atas golongan darah adalah sebuah rekayasa perdukunan dan
paranormal.
3. Oleh karena termasuk alat untuk meramalkan sesuatu dan tidak masuk dalam kategori ilmiah,
maka Sifat dan Karakter berdasarkan Golongan darah adalah suatu hal yang “dikhawatirkan”
masuk ke dalam lembah kesyirikan.
J.       Saran
Maka untuk mengambil sebuah jalan aman sebaiknya dihindari mengingat hadits yang
menyatakan bahwa Rasulullah Shalallhu ‘alaihi wasallam yaitu, “Tinggalkan apa yang
meragukanmu dan bergantilah kepada apa yang tidak meragukanmu.[25]” dan dari Abu
Abdillah An-Nu’man ibn Basyir radhiyallahu ‘anhu ia berkata, “Bahwa aku pernah mendengar
Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Sesungguhnya yang halal dan yang haram
adalah jelas, di tengah-tengahnya ada perkara yang samar. Barang siapa yang berhati-hati
terhadap yang samar itu, maka sesungguhnya ia telah menyelamatkan agama dan
kehormatannya[26]...”  
Sehingga dari uraian hingga kesimpulan yang dituliskan, marilah kita tinggalkan keyakinan
akan potensi sifat-sifat manusia yang ditentukan oleh golongan darahnya. Yakinlah bahwa semua
manusia adalah baik (pada dasarnya), akan tetapi faktor lingkungan, teman dan juga pendidikan
lah yang menyebabkan dia berubah. Dan semua itu bisa berubah baik atau buruk tergantung
dengan berubahnya IMAN atas apa yang disebutkan oleh Nabi Muhammad Shalallahu 'alahi
wasallam. Sehingga, ayuks kita pupuk iman dan takwa kita kepada Allah serta marilah kita
hanya bertawakal kepadaNya saja.
Allahu a’lam bish shawwab.

Anda mungkin juga menyukai