Anda di halaman 1dari 8

TUGAS PSIKOLOGI KEPRIBADIAN PERTEMUAN

KE II

NAMA : Nadiya Fithri Fathima


NIM : 1924090096
DOSEN : Dewi Syukriah., S.PSI., M.A

UNIVERSITAS PERSADA INDONESIA YAI


2019
Tugas : Membuat rangkuman mengenai usaha-usaha prailmiah manusia dalam memahami kepribadian
manusia. Tidak boleh melihat dari hasil materi yang sudah diberikan di kelas. Boleh ambil dari sumber
lainnya.

Usaha – usaha yang bersifat pra-ilmiah

1. Blood Type Personality Theory / Teori Tipe Golongan Darah.


Teori ini merupakan kepercayaan pseudoscientific yang ada di Jepang dan Korea Selatan. Bahwa
golongan darah ABO seseorang merupakan prediksi kepribadian, temperamen, dan kompatibilitas
seseorang dengan orang lain. Kepercayaan ini hampir mirip dengan bagaimana astrologi dianggap
sebagai faktor yang mempengaruhi kepribadian seseorang.
Salah satu alasan Jepang mengembangkan teori indikator kepribadian golongan darah adalah sebagai
reaksi terhadap stereotip etnis yang berasal dari Eropa. Kepercayaan populer berasal dari
publikasi oleh Masahiko Nomi pada tahun 1970-an.
Komunitas ilmiah umumnya menolak teori kepribadian golongan darah sebagai takhayul atau
pseudosains karena kurangnya bukti atau kriteria yang dapat diuji. Meskipun penelitian mengenai
hubungan sebab akibat antara golongan darah dan kepribadian terbatas, penelitian tidak
menunjukkan hubungan yang signifikan secara statistik antara keduanya. Beberapa penelitian
menunjukkan bahwa ada hubungan yang signifikan secara statistik antara golongan darah dan
kepribadian, meskipun tidak jelas apakah ini hanya karena ramalan yang terpenuhi dengan
sendirinya. Baru-baru ini, beberapa hipotesis medis telah diajukan untuk mendukung teori
kepribadian golongan darah. Ciri-ciri sesuai dengan kepercayaan "kepribadian golongan darah"

Tipe Kepribadian Menurut Golongan Darah


Kelebihan Golongan Darah A : Hangat, pendiam, masuk akal, sabar, bertanggung jawab,
perfeksionis, bijaksana, dan berhati-hati.
Kekurangan Golongan Darah A : Terlalu serius, obsesif, keras kepala, yang paling tidak
bersahabat, tidak peduli, cemburu, dingin, marah.
Kelebihan Golongan Darah B : Bersemangat, aktif, kreatif, penyayang binatang,
fleksibel, ceria, ramah, dan optimis, menyuarakan kepribadian
Kekurangan Golongan Darah B : Tidak bertanggung jawab, pelupa, egois, malas, tidak
sabar, dan tidak dapat diandalkan.
Kelebihan Golongan Darah AB : Kreatif, tenang, rasional, mudah bergaul, cerdas, dan
mudah beradaptasi.
Kekurangan Golongan Darah AB : Kritis, ragu-ragu, sulit memaafkan, menyendiri dan
tidak dapat dipercaya.
Kelebihan Golongan Darah O : Percaya diri, bertekad bulat, ambisius, berkemauan keras,
intuitif, menyenangkan, kompetitif, dan atletis.
Kekurangan Golongan Darah O : Tidak dapat diprediksi, dengki, egois, dingin, agresif,
sombong, iri, dan kejam.
Tokoh : Takeji Furukawa, Masahiko Nomi, Rin Hirano, Tomita Yashima.

2. Teori Kepribadian Menurut Warna Aura


Konsep aura pertama kali dipopulerkan oleh Charles Webster Leadbeater, seorang
mantan imam Gereja Inggris dan anggota Masyarakat Teosofis mistik. Leadbeater telah
mempelajari teosofi di India, dan percaya dia memiliki kapasitas untuk menggunakan
kekuatan waskitanya untuk melakukan penyelidikan ilmiah. Dia mengklaim bahwa dia
telah menemukan bahwa kebanyakan pria berasal dari Mars tetapi pria yang lebih maju
berasal dari Bulan, dan bahwa atom hidrogen terbuat dari enam tubuh yang terkandung
dalam bentuk seperti telur. Dalam bukunya Man Visible and Invisible yang diterbitkan
tahun 1903, Leadbeater mengilustrasikan aura manusia pada berbagai tahap evolusi
moralnya. Pada tahun 1910, Leadbeater memperkenalkan konsepsi modern tentang aura
dengan memasukkan konsep Tantra chakra dalam bukunya The Inner Life. Tetapi
Leadbeater tidak hanya menyajikan kepercayaan Tantra ke Barat, ia merekonstruksi dan
menafsirkannya kembali dengan mencampurkannya dengan ide-idenya sendiri, tanpa
mengakui sumber inovasi ini. Beberapa inovasi Leadbeater menggambarkan chakra
sebagai vortisitas energi, dan menghubungkan masing-masing dengan kelenjar, organ,
dan bagian tubuh lainnya.

Pada tahun-tahun berikutnya, ide-ide Leadbeater tentang aura dan chakra diadopsi dan
ditafsirkan kembali oleh para Teosofis lain seperti Rudolf Steiner dan Edgar Cayce, tetapi
anatomi okultisnya tetap menjadi kepentingan kecil dalam budaya tandingan esoterik
hingga 1980-an.

Beberapa Warna Aura dan Artinya


1. Warna Merah
Warna merah memiliki arti cerminan dari sebuah semangat yang begitu tinggi. Orang
yang memiliki warna merah ini biasanya cenderung untuk bersikap dinamis, giat, serta
kompetitif. Selau ingin menjadi juara, memiliki jiwa pemimpin yang kuat, tidak ingin
berada di bawah kepemimpinan orang lain, serta memiliki inovasi-inovasi yang kreatif
dan cemerlang.

2. Warna Merah Jambu


Warna merah jambu menandakan jika orang tersebut penuh dengan kasih sayang, baik
hati, dan senang untuk menolong sesama. Meraka memiliki rasa cinta yang kuat kepada
anak-anak. Dapat pula dikatakan jika warna merah jambu menandakan cinta damai.

3. Warna Merah Terang


Arti warna aura merah terang memiliki pengertian jika seseorang tersebut sangat
menyukai kehidupan. Warna merah terang dan cerah menandakan jika orang tersebut
memiliki kepercayaan diri serta keberanian dan berbakat menjadi seorang pemimpin.

4. Warna Merah Gelap


Warna merah gelap memiliki arti yang berbeda dibandingkan warna-warna merah
lainnya. Merah gelap memiliki kecenderungan dalam kondisi marah hingga mendendam.
Cenderung untuk mendominasi lebih tinggi. Jika warna merah yang terlihat gelap tua
menandakan jika orang tersebut saat menjadi pemimpin akan memiliki karakter diktator
yang kejam.

5. Warna Jingga.
Warna jingga yang cerah menandakan jika orang tersebut bersikap hangat dan memiliki
kepercayaan diri yang tinggi. Luwe dan mudah bergaul sehingga seringkali mudah
diterima dimanapun dirinya berada. Orang dengan warna jingga sebagai wauranya
senang menikmati kehidupannya dengan bahagia. Namun jika warna jingganya yang
terlihat terlalu kuat dan gelap maka menunjukkan jika orang tersebut egois dan galak.
Jika warnanya pucat,, maka menandakan jika orang tesebut terlalu sensitif dan mudah
sekali tersinggung.

6. Warna Hijau.
Warna hijau menandakan akan cinta yang tidak bersyarat. Warna ini adalah simbol dari
penerimaan serta sikap untuk saling menghargai. Seseorang dengan aura warna hijau
cerah yang terlihat seperti daun muda menunjukkan sikapnya yang murah hati, penuh
empati, serta sangat setia baik kepada pasangan maupun sahabat. Seseorang dengan
warna hijau memang memiliki bakat alami menjadi penyembuh karena memang sifatnya
yang senang untuk mengayomi.

7. Warna Kuning
Aura berwarna kuning cenderung untuk ramah, humoris, dan ceria. Orang yang memiliki
aura berwarna kuning biasanya dapat membuat orang-orang yang ada di sekitarnya
menjadi bahagia dan gembira. Senang untuk menceritakan ide-ide brilliannya pad aorang
lain. Sehingga dapat dikatakan jika orang tersebut tidak bisa hidup sendiri karena
membutuhkan orang lain untuk mendengarkannya.

8. Warna Biru.
Aura berwarna biru menandakan jika seseorang tersebut idealis serta memiliki konsepan
yang jelas tentang mana yang benar dan mana yang salah. Mereka hidup dalam aturannya
sendiri dan seringkali terlalu fokus dalam hidupnya sendiri sehingga tidak
memperdulikan tentang konsep yang dipercaya oleh orang lainnya. tertarik dengan hal-
hal yang berkaitan dengan hubungan spritual serta memiliki pemahaman yang cukup baik
dalam bidang ini.
9. Warna Ungu.
Orang yang memiliki aura berwarna ungu biasanya senang dalam kegiatan-kegiatan yang
berbau spritual serta metafisika. Namun meskipun begitu, mereka tetap humanis serta
peduli dengan orang-orang yang ada di sekitarnya. Tak hanya memiliki rasa kemanusian
yang cukup tinggi, namun dirinya juga memiliki perhatian khusus pada semua makhluk
hidup.

10. Warna Putih.


Aura warna putih memang jarang sekali terdapat pada seseorang. Jika menemukannya
pun, harus benar benar berwarna putih, bukan abu-abu pucat maupun bayangan bersih.
Orang dengan warna aura putih memiliki hubungan yang cukup dekat dan erat dengan
Penciptanya. Memiliki sikap yang humanis dan peduli pada orang lain dibandingkan
dirinya sendiri.

3. Parapsikologi
Parapsikologi merupakan salah satu cabang dari psikologi yang dpertanyakan
keakuratannya dengan alasan: Beberapa sumber yang diajukan, belum ada yang secara
eksplisit menyatakan bahwa parapsikologi bagian psikologi, American Psychological
Association tidak memasukkan parapsikologi sebagai salah satu divisinya, demikian juga
Himpunan Psikologi Indonesia tidak memasukkannya sebagai salah satu asosiasinya
sehingga Parapsikologi masih di akui sebagai pseudoscience.

Ruang Lingkup Penelitian Parapsikologi


Telepati: Transfer informasi tentang pikiran atau perasaan antara individu dengan cara
lain daripada panca indra klasik .
Prekognisi: Persepsi informasi tentang tempat-tempat masa depan atau kejadian sebelum
terjadi.
Clairvoyance: Memperoleh informasi tentang tempat-tempat atau acara di lokasi
terpencil.
Psikokinesis: Kemampuan pikiran untuk mempengaruhi materi, waktu, ruang, atau
energi.
Pengalaman menjelang kematian: Sebuah pengalaman yang dilaporkan oleh orang yang
hampir meninggal, atau yang mengalami kematian klinis dan hidup kembali.
Reinkarnasi: Kelahiran kembali jiwa atau non-fisik aspek manusia kesadaran dalam
tubuh fisik baru setelah kematian.
Pengalaman Apparitional: Fenomena sering dikaitkan dengan hantu dan ditemui di
tempat-tempat individu yang meninggal diperkirakan telah sering dikunjungi, atau
berkaitan dengan barang-barang bekas orang tersebut.

4. Chirologi
Dasar pikiran pengetahuan ini ialah kenyataan bahwa gurat-guratan tangan orang itu
tidak ada yang sama satu dengan yang lain, macamnya adalah sebanyakorangnya (inilah
yang mendasari pikiran Daktiloskopi/ilmu sidik jari). Jika sekiranyaorang dapat
mengenal perbedaan-perbedaan serta sifat-sifat khusus gurat-guratantangan tersebut,
maka dia akan mengenal perbedaan-perbedaan serta sifat-sifat khasorangnya. Usaha yang
biasanya dilakukan orang hanya memperhatikan beberapa gurat(garis) saja.
5. Astrologi atau Ilmu Perbintangan

Pengaruh kosmis terhadap manusia merupakan dasar dari pemikiran pengetahuan


ini.Pada waktu seorang dilahirkan, dia ada dalam posisi tertentu terhadap benda-
bendaangkasa; jika kita dapat mengenal perbedaan mengenai sifat-sifat khas
orangnya;biasanya usaha yang dilakukan orang tidak sejauh itu, dan hanya orang-orang
yanglebih secara tradisional meniru saja apa yang dikatakan oleh orang
sebelumnya,padahal reliabilitas dan validitas prinsip-prinsip yang telah ada belum diuji.

6. Grafologi atau Ilmu Tentang Tulisan Tangan

Pendapat bahwa pengetahuan ini adalah hasil abad XIX, namun ada juga bukti-bukti
yang menunjukkan, bahwa sebelum itu telah ada juga orang yangmemperhatikannya,
misal Camilo Baldo (Italia, 1622).

Karangan dalam lapangan ini berasal dari abad XIX ialah : Systeme deGraphologie hasil
karya Abbe Michon, yang kemudian dilanjutkan dan disempurnakanoleh Crepiaux jamin
dalam A B C de la Graphologie.Kini karangan-karangan dalamlapangan ini telah banyak
dan diantaranya yang dapat dipandang sebagai karya terbaikadalah karya L.Klages:
Handschrift und Character.

Dasar pikiran grafologi adalah gerakan menulis yang dilakukan manusia itumerupakan
ekspresi daripada kehidupan jiwanya. Kalau sekiranya orang dapatmengetahui keadaan
khusus tulisan seseorang dengan baik, berarti dia juga dapatmengenal keadaan khusus
kepribadian penulisnya. Dalam menganalisis tulisan itu hal-hal yang perlu diperhatikan
antara lain :

- Apakah tulisan tetap lurus ataukah naik atau menurun,


- Condong tegaknya tulisan,
- Besar kecilnya huruf,
- Jarak tulisan dari satu garis ke garis yang lainnya,
- Tumpul runcingnya tulisan,
- Tebal-tipisnya tulisan,
- Tetap atau tidaknya ukuran tulisan,
- Jarak tulisan dari tepi, dan sebagainya.

Hal-hal tersebut dianalisis, dicari sifat-sifatnya yang khas, dan dengan


jalan demikianorang mencoba menarik kesimpulan mengenai kepribadian penulisnya.
7. Physiognomi atau ilmu tentang wajah

Pengetahuan ini berusaha memahami kepribadian atas dasar keadaanwajahnya. Dasar


pikiran ialah keyakinan bahwa ada hubungan antara keadaan wajahdan kepribadian. Hal-
hal yang tampak pada wajah dapat dipergunakan untuk membuatinterpertasi mengenai
apa yang terkandung dalam jiwa. Tokoh yang mengusahakan secara luas pengetahuan ini
dan mempergunakanya secara baik adalah: JoahannCasper Laveter (1741-1801), seorang
pendeta di Zurich.
Karya Laveter dalam lapangan ini ialah Physiognomische Fragmante zu rBeforderung
der Menchenkenntriss und Menschenliebe.
Dalam buku tersebut ia menerangkan antara lain :
- Keadaan dahi dan kening adalah petunjuk untuk mengerti kecerdasan seseorang;
- Hidung dan pipi adalah bagian yang dapat memberikan tanda halus atau
kasarnyaperasaan seseorang;
- Mulut dan dagu dapat memberikan petunjuk untuk nafsu makan, nafsu minum
dansebagainya;
- Mata adalah yang mencerminkan seluruh kehidupan jiwa; dan sebagainya.

8. Phrenologi atau Ilmu Tentang Tengkorak


Pengetahuan ini bermaksud memahami kepribadian atas dasar keadaantengkoraknya.
Dasar pikiran ajaran bahwa tiap-tiap fungsi atau kecakapan itu masing-masing memiliki
pusatnya di otak. Jikalau salah satu (atau lebih) dari kecakapan itukeadaannya luar biasa,
maka pusatnya di otak luar biasa pula
besarnya. Akibat hal ini ialah bentuk tengkorak lalu terubah oleh pusat yang membesarter
sebut, sehingga ada tonjolan - tonjolannya. Dengan mengukur secara teliti tonjolan-
tonjolnya tersebut, dapat ditarik kesimpulan tentang kecakapan-kecakapan atau sifat-sifat
seseorang. Phrenologi ini selanjutnya dikembangkan oleh Brocca (1824-1880),yang
selanjutnya berhasil merumuskan teori lokalisasi, suatu teori yang walaupun
telahmendapat kritikan namun masih populer hingga dewasa ini.

9. Onychologi atau lmu Tentang Kuku

Kepribadian seseorang atas dasar keadaan kuku-kukunya. Kuku di ujung jari itu
mempunyai hubungan yang erat dengan susunan syaraf, dengan cabang-cabangnyayang
terhalus di ujung jari. Warna serta bentuk kuku dapat dipakai sebagai landasan untuk
mengenal kepribadian orangnya.
Cabang pengetahuan ini baru dikembangkan pada bagian kedua abad ini,oleh
sekelompok ahli dari Perancis, yang dipelopori oleh Henry Bouquet, Cartan PierreGiram,
dan Henry Mangin.
10. Daktiloskopi atau Ilmu Sidik Jari.
Daktiloskopi adalah ilmu yang mempelajari sidik jari. Kata ini berasal dari bahasa
Yunani daktulos dan skopeeo. Daktulos berarti jari dan skopeoo artinya mengamati. Sidik
jari digunakan untuk penyelidikan, memanfaatkan bekas ujung jari yang tertempel pada
sesuatu. Ilmu ini mempelajari gambar dan pola serta bentuk garis yang terdapat pada
ujung-ujung jari. Ujung jari yang dimaksud bisa ujung jari kaki atau ujung jari tangan.
Sidik jari merupakan ciri tetap yang terdapat dalam setiap orang. Karenanya, sidik jari
dianggap menjadi sumber tepercaya yang digunakan dalam penyelidikan. Penyelidikan
yang memanfaatkan sidik jari antara lain penyelidikan genetik, antropologis dan
kriminologi. Sistem penyelidikan sidik jari telah dipelajari sejak jaman kuno sebelum
Masehi. Pada masa itu negara yang menggunakannya adalah Mesir, Cina, Jepang dan
beberapa lain. Ilmuan yang membuat teori dasar mengenai bidang ini adalah Sir Francis
Galto. Dia mengelompokkan cap jari manusia menurut kelompok-kelompoknya. Dalam
kriminologi pemakaian sidik jari sebagai alat bukti diatur oleh undang-undang.

Sumber :
https://en.wikipedia.org/wiki/Blood_type_personality_theory
https://en.wikipedia.org/wiki/Aura_(paranormal)
https://id.wikipedia.org/wiki/Parapsikologi
https://id.wikipedia.org/wiki/Daktiloskopi
https://www.academia.edu/8775185/Psikologi_kepribadian

Catatan : Saya mengambil beberapa materi yang Ibu sudah jelaskan (nomor 4-10)
karena ketua kelas bilang untuk mengembangkan apa yang sudah Ibu jelaskan di
kertas materi. Mohon maaf bila ada kesalahan Bu, Terima kasih.

Anda mungkin juga menyukai