Dibuat Untuk Melengkapi Tugas UAS Dari Bapak Dosen Pasiska S.Pd,
M.A
DISUSUN
OLEH
Ahmad Padri
Nim : 2216.0006
Bismillahirrohmanirrahim
Puji syukur kepada Allah SWT. karena berkat rahmat
dan ‘inayah-Nya penulis dapat menyelesaikan penulisan buku
Kesehatan Mental. Shalawat dan salam tetap tercurah
limpahkan kepada Rasul-Nya, Muhammad SAW. pembawa
petunjuk kebenaran bagi umat manusia.
Buku berjudul “Kesehatan Mental” ini berisi tentang
teori, konsep dan ruang lingkup dalam Kesehatan Mental.
Sekaligus kajian Kesehatan Mental yang berkenaan dengan
nilai-nilai profetik dan budaya lokal yang terpaparkan dalam
beberapa bab. Kajian dalam buku ini pada BAB 1 tentang
Sejarah Kesehatan Mental. BAB 2 tentang Konsep Dasar
Kesehatan Mental.
Akhirnya, sebagai sebuah karya, tentu saja buku ini tidak
terlepas dari kelemahan dan kekurangan. Karenanya saran kritik
yang bersifat konstruktif senantiasa diharapkan guna
penyempurnaan pada edisi selanjutnya. Semoga buku ini
bermanfaat bagi para pembaca baik dari segi teoritik maupun
aplikasi di kehidupan sesuai ruang lingkup lingkungan masing-
masing.
Lubuklinggau, 1 J a n u a r i 2024
PENULIS
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................iii
DAFTAR ISI............................................................................iv
BAB 1
SEJARAH KESEHATAN MENTAL................................6
A. Abad Pra Ilmiah.................................................................6
B. Abad Modern..........................................................................8
BAB 2
KONSEP DASAR KESEHATAN MENTAL..................14
A. Makna Kesehatan Metal...................................................14
B. Kesehatan Mental Berdasarkan
World Health Organization (WHO).....................................15
C. Karakteristik Kesehatan Mental.......................................16
D. Ruang Lingkup Kesehatan Mental...................................20
E. Aturan-Aturan Kesehatan Mental....................................25
F. Tujuan & Manfaat Kesehatan Mental
bagi Kehidupan Individu.................................................27
Kesimpulan.......................................................................... 29
Saran ................................................................................... 29
Daftar Pustaka................................................................................ 30
BAB 1
SEJARAH KESEHATAN MENTAL
2. Naturalisme
Keyakinan animisme mengalami perubahan pada zaman
Hipocrates (460-367). Ia beserta para pengikutnya
mengembangkan pendekatan “Naturalisme”, yang meru
pakan pandangan revolusioner dalam pengobatan termasuk
kejiwaan. Naturalisme adalah suatu aliran yang memandang
bahwa gangguan fisik dan mental merupakan akibat dari
alam, dan bukan merupakan pengaruh roh, dewa, setan atau
hantu yang menyebabkan seseorang sakit.
Hipocrates mengatakan bahwa “Jika seseorang
memotong batok kepala, maka akan ditemukan otak yang
basah, dan mencium bau amis. Namun tidakakan melihat roh,
dewa, atau hantu yang melukai badan orang itu”(Yusuf
2011). Selanjutnya, seorang tabib bedah hewan bernama
Galen mengembangkan ide “Naturalistik” tersebut.
Perkembangan selanjutnya, di kalangan kristen tidak
lagi menggunakan pendekatan naturalistik. Philipe Pinel
(1745-1826) yang merupakan seorang dokter Perancis
menggunakan filsafat politik dan sosial yang baru dalam
memecahkan masalah gangguan mental. Ia merupakan kepala
Rumah Sakit Bicetre di Paris, dimana pasien dengan
gangguan mental di RS ini, dirantai selama bertahun-tahun
lamanya bahkan ada yang selama 20 tahun atau lebih. Pasien
dengan gangguan mental dirantai dengan alasan mereka
dianggap berbahaya jika berkeliaran bebas dan bisa melukai
orang lain dan dirinya sendiri. Melalui metode ‘rantai’ itu,
banyak diantara mereka yang berhasil, yaitu mereka tidak
lagi menunjukkan kecenderungan untuk melukai orang lain
atau dirinya sendiri. Diikat dan dirantai merupakan metode
yang populer di tahun tersebut, karena ada beberapa pasien
yang terbukti tidak lagi menyakiti orang lain & dirinya
sendiri setelah mereka dirantai bertahun- tahun. Hal tersebut
mengindikasikan bahwa metode dirantai efektif untuk
diterapkan pada pasien yang memiliki gangguan mental.
B. Abad Modern
Pada tahun 1783 terjadi perubahan yang luar biasa
dalam sikap dan cara pengobatan terhadap orang yang
memiliki gangguan mental. Perubahan tersebut bergeser dari
faham animisme (irrational) dan tradisional ke arah sikap
dan pengobatan yang ilmiah (rasional). Pengobatan ilmiah
terhadap gangguan mental terjadi saat berkembangnya
psikologi abnormal dan psikiatri di Amerika.
Pada saat itu, Benyamin Rush (1745-1813) menjadi staf
medis di Rumah Sakit Pensylvania, dengan 24 pasien yang
dianggap “lunatics” yakni orang yang mengalami gangguan
atau orang gila / sakit ingatan. Ia melakukan usaha dalam
memahami orang-orang yang menderita gangguan mental
dengan cara menulis artikel, koran, ceramah dan pertemuan
lainnya yang pembahasannya tentang gangguan mental.
Usaha yang dilakukannya membuahkan hasil, setelah
13 tahun dibangun rumas sakit yakni pada tahun 1796 yang
dikhususkan bagi penderita gangguan mental. Ruangan untuk
pasien gangguan mental dipisah antara pasien laki-laki dan
wanita.
Rush memberikan pengobatan kepada pasien gangguan
mental, secara berkesinambungan dengan cara memberikan
motivasi (dorongan) agar untuk bekerja, rekreasi, mencari
kesenangan, serta melakukan aktifitas-aktifitas lainnya
sehingga pasien memiliki kegiatan aktif dalam
kesehariannya.
Usaha pengobatan terhadap pasien penderita gangguan
mental tersebut merupakan perkembangan dan masa transisi
dari pengobatan yang selama ini kurang manusiawi, seperti
pasien-pasien dikurung dalam ruangan tertutup, pengap
kurang udara karena kurangnya alat pentilasi, dan sesekali
mereka diguyur dengan air.
Pengobatan yang lebih baik yang dilakukan Rush
merupakan bagian dari perkembangan psikologi abnormal
dan psikiatri yang selanjutnya memberikan pengaruh lahirnya
Kesehatan Mental yang berkembang menjadi suatu ilmu
pengetahuan dengan beberapa gerakan-gerakannya yang
terorganisir.
Kesehatan mental, dalam perkembangannya
dipengaruhi oleh gagasan, pemikiran, dan inspirasi dari tokoh
perintisnya yaitu Dorothea Lynde Dix dan Clifford
Whittingham Beers. Kedua tokoh itu lebih menekankan pada
pencegahan gangguan mental dan pertolongan yang
diperuntukkan bagi orang-orang lemah dan miskin.
Lahir pada tahun 1802 dan meninggal pada tahun 17
Juli 1887, Dorothea Lynde Dix merupakan seorang guru
sekolah di Massachusets. Ia menaruh perhatian pada orang-
orang yang mengalami gangguan mental. Sebagai sang
perintis (pioneer), ia memberikan pengobatan terhadap orang
dengan gangguan mental secara lebih manusiawi. Perjuangan
untuk mengobati orang-orang yang memiliki gangguan jiwa,
ia lakukan selama 40 tahun.
Pada awalnya, usaha Dix pertama kali diarahkan bagi
para pasien gangguan mental di rumah sakit, kemudian
berlanjut pada orang-orang yang mengalami gangguan
mental yang dikurung di rumah-rumah penjara. Usaha yang
ia lakukan telah menggugah kesadaran masyarakat untuk
memperhatikan kebutuhan para penderita gangguan mental.
Sehingga pada saat itu didirikan 32 rumah sakit jiwa di
Amerika Serikat, dan Dix sebagai salah satu pendirinya yang
layak mendapat pujian sebagai wanita berjasa besar pada
abad 19 atas usaha-usaha tak kenal lelah yang telah
dilakukannya.
Gerakan-gerakan dalam kesehatan mental secara formal
mulai muncul pada tahun 1909. Dalam dekade 1900-1909
beberapa organisasi berkaitan dengan kesehatan mental yang
telah didirikan, misalnya American Social Hygiene
Association (ASHA), dan American Federation for Sex
Hygiene.
Perkembangan gerakan-gerakan dalam bidang
kesehatan mental, tak terlepas dari jasa Clifford Whittingham
Beers (1876-1943). Pengalamannya yang luas dalam bidang
pencegahan dan pengobatan gangguan mental dengan cara
yang manusiawi sehingga Ia dinobat sebagai “The Founder
of the Mental Hygiene Movement”.
Pengalaman Beers sebagai pasien di beberapa rumah
sakit jiwa yang berbeda, menjadikan ia semakin
mendedikasikan dirinya dalam bidang kesehatan mental.
Selama di rumah sakit, ia mendapatkan pelayanan atau
pengobatan yang kurang manusiawi (keras dan kasar), karena
pada saat itu belum ada perhatian terhadap masalah gangguan
mental serta penanganannya.
Selama 2 tahun mendapatkan perawatan di rumah sakit,
Beers mulai memperbaiki diri dan mulai mengembangkan
gagasannya pada tahun terakhir saat ia menjadi paseien.
Gagasan yang dicetuskannya yaitu mengenai gerakan untuk
melindungi orang-orang yang mengalami gangguan mental
(insane / orang gila). Setelah ia sembuh dari gangguan mental
dan menjalani kehidupan normal, pada tahun 1908 ia
menindaklanjuti gagasannya dan mempublikasikan
autobiografinya dengan judul “Mind That Found It Self”
sebagai orang yang pernah menderita gangguan mental, yang
kemudian buku tersebut mendapat sambutan baik dari
William James, seorang pakar psikologi.
Beers dalam bukunya yang terbit pada tahun 1908,
memberikan tanggapan dan koreksi terhadap program
pelayanan, perlakuan (treathment) yang diberikan kepada
para pasien di rumah sakit-rumah sakit yang dianggap kurang
manusiawi. Ia meyakini bahwa gangguan mental dapat
dicegah dan dapat pula disembuhkan. Sehingga ia
mereformasi lembaga-lembaga yang memberikan perawatan
pada orang- orang yang menderita gangguan mental.
Selanjutnya, Beers merancang suatu program yang
bersifat nasional dengan tujuan sebagai berikut(Yusuf 2011).
Pertama, mereformasi program perawatan dan pengobatan
terhadap orang-orang yang mengidap penyakit jiwa, yakni
yang memiliki gangguan mental. Kedua, melakukan
penyebaran informasi kepada masyarakat agar mereka
memiliki pemahaman dan sikap positif terhadap para pasien
gangguan mental. Ketiga, mendorong dilakukannya
penelitian mengenaikasus-kasus dan pengobatan gangguan
mental.
Keempat, mengembangkan praktik-praktik dalam
pencegahan gangguan mental.
Gagasan Beers dalam programnya tersebut mendapat
respon positif dari para pakar seperti pakar psikologi yakni
William James dan pakar psikiatri yakni Adolf Meyer. Adolf
Meyer menyarankan agar gerakan dari program tersebut
dengan nama “Mental Hygiene”.
Gagasan Beers dalam terbitan bukunya tersebut
memunculkan organisasi pertama yaitu Connecticut Society
for Mental Hygiene. Kemudian pada tanggal 19 Februari
1909 yakni tepat setelah satu tahun organisasi pertama
didirikan, didirikan pula National Committee for Mental
Hygiene, dengan Beers sebagai sekretaris dalam organisasi
tersebut. Organisasi National Committee for Mental Hygiene
bertujuan untuk beberapa hal. Pertama, melindungi
kesehatan mental masyarakat. Kedua, menyusun standar
perawatan bagi orang yang memiliki gangguan mental.
Ketiga, meningkatkan studi tentang gangguan mental dalam
segala bentuknya serta aspek yang berkaitan dengan
gangguan mental. Keempat, memperluas pengetahuan
mengenai kasus-kasus gangguan mental yang dialami oleh
orang yang terganggu mentalnya. Kelima, mengkoordinir
lembaga-lembaga perawatan gangguan mental.
Menurut Deutsch, perkembangan gerakan kesehatan
mental pada pasca-Perang Dunia I memfokuskan bantuan
bagi orang yang mengalami masalah serius “war neurosis”.
Setelah perang dunia berakhir, gerakan “mental hygiene”
semakin berkembang pesat serta lingkup cakupannya
semakin luas dalam berbagai bidang, misalnya kesehatan
masyarakat, pendidikan, industri, pengobatan umum, kerja
sosial, kriminologi, dan bidang-bidang lainnya.
Legalitas hukum gerakan mental hygiene yakni pada tanggal
03 Juli 1946, saat Presiden Amerika Serikat menandatangani
The National Mental Health Act. Naskah tersebut merupakan
blueprint yang komprehensif mengenai program jangka
panjang yang dimaksudkan utnuk meningkatkan
kesejahteraanmasyarakat dengan meningkatkan kualitas
kesehatan mentalya. Tujuan dalam naskah The National
Mental Health Act meliputi beberapa hal. Pertama,
meningkatkan kesejahteraan masyarakat dengan
meningkatkan kesehatan mental seluruh warga masyarakat
Amerika Serikat melalui beberapa langkah yang dapat
dilakukan seperti penelitian, investigasi, eksperimen,
pemaparankasus-kasus, diagnosis sampai kepada perawatan
dan pengobatannya. Kedua, membantu lembaga-lembaga
pemerintah dan swasta yang melakukan penelitian tentang
kesehatan mental dalam melakukan kegiatan serta aplikasi
dari hasil penelitian mereka. Ketiga, memberikan pelatihan
kepada para personel tentang kesehatan mental. Keempat,
membantu negara dalam menerapkan dan mengembangkan
berbagai metode pencegahan, diagnosis, perawatan, dan
pengobatan pada pasien yang mengalami gangguan mental.
Program tersebut merupakan aksi yang luar biasa, yang
selanjutnya dihibahkan dana yang cukup besar pada National
Institute of Mental Health yaitu sebesar $7.500.000 untuk
melengkapi fasilitas rumah sakit termasuk gedung dan
perlengkapan laboratorium. National Institute of Mental
Health juga menjadi lembaga Pusat Penelitian Klinis
(Clinical Research Centre) yang berfungsi sebagai pusat
penelitian dan investigasi berkaitan dengan masalah-masalah
mental. Selang tiga tahun semenjak beroperasinya program
tersebut, dihibahkan lagi dana bantuan sebesar $5.5700.000
untuk program pendidikan sarjana dan pascasarjana; serta
$1..377.862 untuk dana penelitian yang berkaitan dengan
kesehatan mental.
Organisasi Mental Hygiene mengalami perkembangan
terus-menerus secara signifikan. Pada tahun 1950 didirikan
National Associatiom for Mental Health yang bekerjasama
dengan organisasi swadaya masyarakat lainnya yakni
National Committee for Mental Hygiene, National Mental
Health Foundation, dan Psychiatric Foundation.
Perkembangan gerakan Mental Hygiene sangat pesat.
Hal tersebut ditunjukkan dengan terdapatnya lebih dari seribu
gerakan-gerakan kesehatan mental di Amerika Serikat pada
tahun 1975. Pada belahan dunia lainnya, kesejahteraan
mental terus digalakkan oleh The World Federation for
Mental Health dan The World Health Organization yang
merupakan gerakan terkait kesehatan mental.
BAB 2
KONSEP DASAR KESEHATAN MENTAL
Mental
Amelioration yang Sehat
Preservation
FUNGSI
KESEHATAN
MENTAL
2) Amelioration (amelioratif/kuratif/korektif/perbaikan)
Fungsi ini merupakan upaya perbaikan diri dalam
meningkatkan kemampuan untuk menyesuaikan diri.
Selanjutnya, perilaku individu dan mekanisme
pertahanan diri dapat terkontrol dengan baik.
Anak-anak yang mengalami kesulitan dalam
perkembangan psikisnya yang tampak melalui
perilakunya, misalnya, tantrum, perilaku ngempol
(mengemut jempol), perilaku agresif dan perilaku
lainnya yang membutuhkan perbaikan, maka perilaku
tersebut penting menggunakan fungsi amelioratif
dalam kesehatan mental.
kesehatan mental merupakan hal yang sangat penting dalam kehidupan individu
maupun masyarakat. Sejarah kesehatan mental menunjukkan perkembangan signifikan dalam
pendekatan pengobatan dan perhatian terhadap gangguan mental. Prinsip-prinsip kesehatan
mental mencakup hakikat manusia sebagai organisme, hubungan manusia dengan
lingkungannya, dan hubungan manusia dengan Tuhan. Kesehatan mental melibatkan
berbagai aspek, seperti penyesuaian diri, manajemen stres, agama, nilai-nilai profetik, budaya
lokal, dan konseling. Tujuan utama kesehatan mental adalah mencegah timbulnya gangguan
jiwa dan penyakit jiwa, serta mengurangi atau menyembuhkan gangguan dan penyakit
mental. Oleh karena itu, perhatian terhadap kesehatan mental sangat penting dalam
memastikan kesejahteraan individu dan masyarakat secara keseluruhan.
1. Kesehatan mental ialah kemampuan individu untuk diri sendiri, orang lain, masyarakat,
dan lingkungan. Dalam keharmonisan fungsi mental dan kesanggupan menghadapi
masalah yang bisa terjadi, individu merasa puas dan mampu.
2. Ruang lingkup kesehatan mental:
- Kesehatan mental dalam keluarga
- Kesehatan mental di sekolah
- Kesehatan mental di tempat kerja
- Kesehatan mental dalam kehidupan politik
- Kesehatan mental dibidang hukum
3. Kesehatan mental dalam islam
kesehatan mental terdiri dari dua kata ang dibahaskan dari istilah mental hegiane, yaitu suatu
disiplin ilmu yang membahas kesehatan mental atau kesehatan jiwa,yang dalam bahasa arab di
sebut al sihhab al nafsiyah.
4. Kesehatan mental dalam prefeksi sosial dan psikologi kesehatan dalam perefksi sosial
Semakin meningkatnya pesatnya urbani sasi di kota besar, pembangunan disegala bidang
industriali sasi dan mekanisasi.
5. Kesehatan mental dalam psikologi
Basis psikologi dari apnormalitas mental adalah ketidaksamaan individu menghadapi realita,
yang membuahkan banyak konfliks mental.
SARAN
Horrassowitz, otto, History of Muslim Philoshopy,terj. M. M. Syarif, Para folosof Muslim, cet 1
(Bandung, Mizan, 1985).