Anda di halaman 1dari 6

Macam-Macam Lathifah Menurut Thariqat Naqsabandiyah

Paper Halaqoh
Disajikan pada tanggal 10 Desember 2020

Pengasuh:
Prof.Dr.Kyai H.Achmad Mudlor, S.H

Oleh:
Ira Jam’iyatul Qalbiyah
Mahasiswi Semester XI
Jurusan Fisika
Fakulras Sains dan Teknologi
Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang

Halaqoh Ilmiah
LEMBAGA TINGGI PESANTREN LUHUR MALANG
Desember 2020
A. Pendahuluan
Dzikir merupakan perintah Allah yang semestinya dijalankan oleh hamba
Allah karena dzikir sebagai usaha untuk senantiasa mengingat Allah agar
hubungan seorang hamba dengan Rabb-Nya semakin dekat. Sebagaimana firman
Allah dalam surah Al-Hadid ayat 16 dan surah Al-Ankabut ayat 45:

َ ۡ َ َََ َ َ ‫ََۡ َۡ ذ َ َ َ ُ ْٓ َ َۡ َ َ ُُ ُُ ۡ ۡ ذ‬
١٦ …..‫۞ألم يأ ِن ل َِّلِين ءامنوا أن َتشع قلوبهم ِِلِك ِر ٱّللِ وما نزل مِن ٱۡل ِق‬

“Belumkah datang waktunya bagi orang-orang yang beriman, untuk tunduk hati
mereka mengingat Allah dan kepada kebenaran yang telah turun (kepada
mereka),..”[QS.Al-Hadid:16].
َ َُ ۡ َ َ ََُۡ ُ‫ََ ۡ ُ ذ َ ۡ َُ َ ذ‬
٤٥ ‫…وِلِكر ٱّللِ أكب ُۗ وٱّلل يعلم ما تصنعون‬.

“…Dan sesungguhnya mengingat Allah (shalat) adalah lebih besar


(keutamaannya dari ibadat-ibadat yang lain). Dan Allah mengetahui apa yang
kamu kerjakan”[QS.Al-ankabut:45].

Berdasarkan ayat-ayat di atas, dapat diketahui bahwasannya Allah sangat


menganjurkan hamba-Nya untuk senantiasa mengingat Allah dan Allah sangat
memuliakan hamba yang senantiasa berdzikir kepada Allah. Inilah yang menjadi
pijakan para ahli thariqat terkait amalan dzikir sebagai jalan untuk mendekatkan
diri kepada Allah. Salah satu thariqat yang mengamalkannya adalah thariqat
Naqsabandiyah.
Thariqat Naqsabandiyah merupakan salah satu thariqat yang berkembang
luas di Indonesia. Di Indonesia, tokoh yang dianggap memperkenalkan thariqat
Naqsabandiyah adalah Syaikh Yusuf Makassari. Beberapa wilayah di Indonesia
yang terdapat thariqat ini adalah wilayah Minangkabau, Pontianak, Madura, Jawa
Tengah, dan Sulawesi Selatan. Thariqat Naqsabandiyah memiliki dua jenis dzikir,
yaitu dzikir ismu al-dhat dan dzikir tauhid. Thariqat ini juga mengenal dzikir
latha’if yang merupakan tingkatan dzikir tertinggi dalam thariqat ini yang akan
dibahas pada halaqoh ini.
B. Pembahasan
Titik berat amalan Thariqat Naqsabandiyah adalah dzikir. Bagi penganut
Thariqat Naqsabandiyah dzikir yang dipilih adalah dzikir dalam hati, dimana hati
merupakan tempat melihat Allah yang maha pengampun, tempat iman, tempat
sumber rahasia dan sumber cahaya. Dengan hati yang baik maka jasad pun baik.
Sebaliknya jika hati rusak maka seluruh jasad pun rusak. Dzikir ini dilakukan
dalam keadaan apapun dimanapun dan setiap saat baik di waktu sibuk maupun
senggang.
Thariqat Naqsabandiyah memiliki dua jenis dzikir, yaitu dzikir ismu al-dhat
dan dzikir tauhid. Dzikir ismu al-dhat adalah mengingat Allah dengan
mengucapkan nama Allah berulang-ulang dalam hati, ribuan kali sambil
memusatkan perhatian kepada Allah semata. Sedangkan dzikir tauhid adalah
mengingat ke-Esa-an Allah. Dzikir dzikir tingkat pertama pada thariqat ini adalah
dzikir yang dilakukan adalah menyebut nama Allah sebanayak 5000 kali sehari-
semalam. Kemudian, jika dirasa sudah cukup untuk naik tingkat, maka seorang
mursyid akan menaikkan menjadi dzikir sebanyak 6000 kali. Tingkatan yang
selanjutnya ialah dzikir latha’if, yangmana dzikir ini dimulai dari hitungan dzikir
7000 kali, kemudian naik tingkat sampai pada dzikir sebanyak 11000 kali.
Dzikir latha’if yaitu mengingat Allah dengan memusatkan kesadaran dan
membayangkan nama Allah sampai bergetar dan memancarkan panas berturut-
turut pada tujuh titik halus pada tubuh. Pada Thariqat Naqsabandiyah dalam dzikir
latha’if terdapat 7 maqam. Dimana dari masing-masing maqam tersebut juga
menjadi tempatnya 7 macam nafsu. 7 maqam dzikir latha’if dalam Thariqat
Naqsabandiyah adalah sebagai berikut:
1. Lathifah al-Qalbi
Lathifah al-Qalbi berada di bawah dada kiri dengan jarak kira-kira 2 jari,
yang menjadi wilayah nabi Adam. Nafsu yang ada pada lathifah ini adalah nafsu
lawwamah. Dimana nafsu ini mempunyai 9 sifat jelek, yaitu al-laumu, al-hawa,
al-makru, al-ujbu, al-gibah, ar-riya, ad-dzulmu, al-kizbu, dan al-goflah. Lathifah
ini selalu dilakukan untuk berdzikir kepada Allah dengan berkah tawajjuhan para
masyayikh dan anugrah dari Allah. Dengan harapan semoga nafsu lawwamah bisa
dikalahkan dan dihilangkan dengan mendapat syafaat Rasulullah. Dzikir yang
dilakukan adalah sebanyak 5000 kali.
2. Lathifah al-Ruh
Lathifah al-Ruh berada di bawah dada kanan dengan jarak kira-kira 2 jari.
Dimana menjadi wilayah nabi Nuh dan Nabi Ibrahim. Nafsu yang ada pada
lathifah ini adalah nafsu al-mulhimah. Nafsu ini mempunyai 7 macam sifat baik,
yakni as-sakhawah, al-qana’ah, al-hilmu, at-tawadhu, at-taubah, as-sabru, dan
at-tahammulu. Lathifah ini selalu dilakukan untuk berdzikir kepada Allah dengan
berkah tawajjuhan para masyayikh dan anugrah dari Allah. Dengan harapan
semoga nafsu mulhimah dapat dilakukan dengan baik karena syafaat Rasulullah.
Dzikir yang dilakukan adalah sebanyak 1000 kali.
3. Lathifah al-Sirr
Lathifah al-Sirr berada di atas dada kiri dengan jarak kira-kira 2 jari
(jantung). Yang menjadi wilayah nabi Musa, maksudnya adalah tempat dzikir
yang menjadi alam amar nabi Musa. Nafsu yang ada padanya adalah nafsu al-
mutmainnah. Nafsu ini mempunyai 6 sifat baik, yakni al-jud, at-tawakkal, al-
ibadah, as-syukru, ar-ridha, dan al-hosyyah. Lathifah ini selalu dilakukan untuk
berdzikir kepada Allah dengan berkah tawajjuhan para masyayikh dan anugrah
dari Allah. Dengan harapan semoga nafsu muthmainnah dapat abadi dilakukan
sehingga bisa husnul khatimah dengan mendapatkan syafaat Rasulullah. Dzikir
yang dilakukan adalah sebanyak 1000 kali.
4. Lathifah al-Khafi
Lathifah al-Khafi berada di atas dada kanan dengan jarak kira-kira 2 jari
(paru-paru). Yang menjadi wilayah nabi Isa, maksdunya adalah tempat dzikir
yang menjadi alam amar nabi Isa. Nafsu yang ada pada lathifah ini adalah nafsu
al-mardiyyah. Dimana nafsu ini memiliki 7 sifat baik, yaitu Khusn ak-Khulq,
tarku maa siwallahal-lutfu bi al-khalqi, al-hamlu ala as-silah, as-safh an-dzunub
al-goer, al-mael bi al-khalqai, dan al-hub ila al-khalqi. Lathifah ini selalu
dilakukan untuk berdzikir kepada Allah dengan berkah tawajjuhan para
masyayikh dan anugrah dari Allah. Dengan harapan semoga nafsu mardiyyah
dapat abadi dilakukan sehingga bisa husnul khatimah dengan mendapatkan
syafaat Rasulullah. Dzikir yang dilakukan adalah sebanyak 1000 kali.
5. Lathifah al-Akhfa’
Lathifah al-Akhfa’ berada di tengah-tengah dada, yaitu tepatnya berada di
antara hati sanubari dan lathifah al-ruh. Tempat lathifah ini ada di ginjal. Yang
menjadi wilayah Rasulullah, maksudnya adalah tempat dzikir alam amar
Rasulullah. Nafsu yang ada pada lathifah ini adalah nafsu al-Kamilah. Nafsu ini
mempunyai 3 sifat baik, yaitu ilm al-yaqin, ‘ain al-yaqin, dan haq al-yaqin.
Lathifah ini selalu dilakukan untuk berdzikir kepada Allah dengan berkah
tawajjuhan para masyayikh dan anugrah dari Allah. Dengan harapan semoga
nafsu kamilah dapat karamah dan istiqomah sehingga bisa husnul khatimah
dengan mendapatkan syafaat Rasulullah. Dzikir yang dilakukan adalah sebanyak
1000 kali.
6. Lathifah al-Nafsi an-Natiqah
Lathifah al-Nafsi an-Natiqah berada di tengah kening yang tepatnya berada
di antara 2 alis, yakni dalam otak atau pusat pikiran. Nafsu yang ada pada lathifah
ini adalah nafsu al-Ammarah. Nafsu ini mempunyai 7 sifat jelek, yaitu al-bukhl,
al-hirs, al-hasad, al-jahl, al-kibr, as-syakhqah, al-gadab. Lathifah ini selalu
dilakukan untuk berdzikir kepada Allah dengan berkah tawajjuhan para
masyayikh dan anugrah dari Allah. Dengan harapan semoga nafsu ammarah dapat
berkurang dan hilang dengan mendapatkan syafaat Rasulullah. Dzikir yang
dilakukan adalah sebanyak 1000 kali.
7. Lathifah Kull al-Jasad
Lathifah Kull al-Jasad berada di seluruh tubuh dari hati sanubari diarahkan
ke kepala, lalu diarahkan ke seluruh tubuh yang meliputi kulit, daging, tulang,
sumsum, otot, darah dan rambut yang semuanya berdzikir. Nafsu yang ada pada
lathifah ini adalah nafsu mardhiyah, yakni senantiasa ridho. Nafsu ini mempunyai
6 sifat, yaitu al-karam, az-zuhud, al-ikhlas, al-wara’, ar-riyadho:h, dan al-wafa:u.
Lathifah ini selalu dilakukan untuk berdzikir kepada Allah dengan berkah
tawajjuhan para masyayikh dan anugrah dari Allah. Dengan harapan semoga
nafsu mardhiyah dapat istiqomah dan husnul khatimah dengan mendapatkan
syafaat Rasulullah. Dzikir yang dilakukan adalah sebanyak 1000 kali.
Jadi jumlah dzikir ‘Allah..Allah’ dari semua tingkatan latha’if adalah
sebanyak 11000 kali. Sesudah itu dzikir dengan menyebut ‘la ilaha illa Allah’.
Orang yang berdzikir menurut tingkatan tersebut akan mendapatkan hikmah yang
tinggi nilainya dalam rangka mendekatkan diri pada Allah.

C. Penutup
Dalam Thariqat Naqsabandiyah, titik berat amalannya adalah dzikir.
Dimana dzikir dibagi menjadi dzikir ismu al-dhat dan dzikir tauhid. Selain dzikir
tersebut, terdapat pula dzikir latha’if yang terdiri dari 7 maqam, yaitu Lathifah al-
Qalbi, Lathifah al-Ruh, Lathifah al-Sirr, Lathifah al-Khafi, Lathifah al-Akhfa’,
Lathifah al-Nafsi an-Natiqah, Lathifah Kull al-Jasad.

Daftar Pustaka
Jamaludin dan Rahayu, Solihah Sari. 2019. Hubungan Fiqh Kalam dan Tasawuf.
Wonosobo: Mangku Bumi Media.
Khotimah, Husnul. 2015. Tarekat Naqsyabandiyah di Pondok Pesantren Al-Huda
Jetis Kebumen. Depok:UI.
Muvid, Muhamad Basyrul. 2019. Dhikir dalam Dunia Tarekat Sebuah Metode
Pendidikan Akhlak Bagi Generasi Milenial di Arus Perkembangan
Digitalisasi. Surabaya: Media Sahabat Cendikia.
Subhansyah, Ann, dkk. 2020. Sabilus Salikin (135): Macam-Macam Zikir Tarekat
Naqsaybandiyah. https://alif.id/read/redaksi/sabilus-salikin-135-macam-
macam-zikir-tarekat-naqsyabandiyah-b227935p/ [diakses tanggal 4
Desember 2020]
Sukiman. 2011. Khazanah Ilmu-Ilmu Ushuluddin. Medan: Panjiaswaja Press.
Wibowo, Tri. 2015. Akulah Debu di Jalan Al-Musthofa: Jejak-Jejak Awliya Allah.
Jakarta: Prenadamedia Group.

Anda mungkin juga menyukai