Anda di halaman 1dari 30

Pasar Finansial dan Perusahaan

O Lingkungan keuangan merupakan


faktor-faktor eksternal yang
mempengaruhi keputusan-keputusan
keuangan yang akan diambil.
Lingkungan keuangan tersebut terdiri
dari sistem keuangan tempat
perusahaan beroperasi

O Lingkungan keuangan tersebut akan


mempengaruhi keputusan-keputusan
keuangan yang diambil oleh perusahaan.
Mengapa Pasar Finansial
Terbentuk
O Pasar finansial menunjukkan pertemuan
dan penawaran akan dana. Karena itu di
pasar tersebut akan terdapat
pihak-pihak yang akan kelebihan dana
(disebut penabung) dan pihak yang
kekurangan dana (salah satunya
perusahaan).
Pengalokasian Dana Langsung
Penabung
(Pihak yang kelebihan dana)

Kas Surat tanda hutang


Surat tanda
kepemilikan

Perusahaan
(Pihak yang memerlukan dana)
Pengalokasian Dana Dengan
Perantara Keuangan
Keterangan
O Perantara keuangan memberikan dana ke
perusahaan yang memerlukan baik dalam bentuk
kredit atau pembelian saham.
O Dalam proses intermediasi keuangan tersebut
perantara keuangan akan mengambil biaya
intermediasi.
O Misalnya bank menerima deposito dengan
memberikan imbalan 7 % setahun tetapi
menyalurkan kredit dengan membebani bunga
pinjaman 12% per tahun. Selisih 5% merupakan
biaya intermediasi.
Fungsi Proses Intermediasai
O Memberikan kesempatan bagi para
penabung untuk menabung kelebihan
penghasilan mereka dan memperoleh
imbalan.
O Proses tersebut akan memindahkan
risiko dari penabung ke perantara
keuangan, dan /atau ke pemakai dana.
Arus kas dari pihak yang menyediakan ke
pihak yang memerlukan di masyarakat
Lembaga-lembaga Keuangan
A. Sistem Moneter
1. Otoritas Moneter
O Bank Indonesia
2. Bank Pencipta Uang Giral
O Bank komersial umum
B. Diluar Sistem Moneter
1. BPR
2. Lembaga Pembiayaan
3. Perusahaan Asuransi
4. Dana Pensiun
5. Lembaga di bidang pasar modal
6. Lembaga penjamin simpanan
7. Lembaga pembiayaan ekspor
Dua unsur yang perlu
diperhatikan dalam memilih
lembaga keuangan:
1. Biaya dan persyaratan untuk
memperoleh dana tersebut
2. Jangka waktu dana bisa
dipergunakan
O Lembaga Kliring : Lembaga yang menjamin bahwa
pemodal yang membeli saham akan menerima
saham tersebut, dan yang menjual saham akan
emerima uang hasil penjualan saham tersebut
(dilakukan KPEI = Kliring Penjaminan Efek
Indonesia).
O Lembaga Kustodian adalah lembaga menyimpan
efek-efek yang diperdagangkan tersebut
(dilakukan oleh KSEI = Kustodian Sentral Efek
Indonesia).
O Jadi kalau kita membeli saham, obligasi real
indonesia (ORI), kita tidak akan menerima fisik
efek-efek tersebut. Kita hanya kan memerima
informasi dari KSEI bahwa kita memiliki saham
atau obligasi sejumlah tertentu.
O Kliring merupakan sebuah istilah perbankan
yang berasal dari bahasa Inggris yakni
clearing
O Kliring pada dasarnya adalah sebuah cara
perhitungan utang atau piutang dalam
bentuk surat-surat dagang dan surat-surat
berharga jangka pendek obligasi
O Tujuannya adalah memudahkan
penyelesaian transaksi dan menjamin
keamanannya serta memperlancar dalam
transaksi dalam bentuk pembayaran giral
dari satu bank ke bank lainnya
O Pengertian uang giral adalah
simpanan dari pihak ketiga yang
cara penarikannya dapat
dilakukan setiap saat
dengan cek, pemindahbukuan
dan surat perintah pembayaran
lainnya
O Bank yang menjadi peserta kliring.adalah bank
umum yang berada di dalam wilayah kliring
tertentu dan tidak dihentikan kepesertaannya
dalam kliring oleh Bank Indonesia
O Bisa muncul sebuah larangan bagi bank untuk
mengikuti kliring karena berbagai alasan. Alasan
tersebut umumnya berkenaan dengan
pelanggaran-pelanggaran terhadap ketentuan
dari Bank Indonesia atau ketidakmampuannya
untuk menyelesaikan kewajiban giralnya
O Sebagai contoh, apabila jumlah kewajiban dari
suatu peserta melampaui jaminan kliring yang
tersedia pada penyelenggara, maka peserta
yang bersangkutan diberi kesempatan untuk
menyelesaikan saldo negatif itu dalam 30 menit
setelah pertemuan kliring retup ditutup
O Jika sampai batas waktu tersebut yang
bersangkutan tidak dapat menyelesaikan juga,
maka penyelenggara dapat memperpanjang
batas waktu tersebut sampai hari kliring
berikutnya sebelum kas dari kantor
penyelenggara dibuka atas persetujuan Bank
Indonesia
O Pada akhirnya jika saldo negatif tidak dapat
diselesaikan juga, maka peserta itu dapat
dihentikan untuk sementara dari
keikutsertaannya dalam kliring
O Kliring sendiri diselenggarakan setiap hari kerja,
sedangkan pertemuan kliring diadakan dua kali
sehari yang jadwalnya ditetapkan oleh
penyelenggara
O Jika salah satu peserta kliring karena suatu hal
tidak dapat turut serta dalam kliring, peserta
tersebut wajib mengajukan permohonan
pengunduran diri dengan alasan berikut: (1)
kesulitan keuangan sehingga tidak dapat
memenuhi syarat-syarat ikut kliring; (2) masalah
dalam kepengurusan seperti perselisihan dan
lain-lain
PT KSEI
O PT Kustodian Sentral Efek Indonesia
(KSEI) merupakan Lembaga
Penyimpanan dan Penyelesaian(LPP) di
Pasar Modal Indonesia yang
menyediakan layanan jasa Kustodian
sentral dan penyelesaian transaksi Efek
yang teratur, wajar, dan efisien, sesuai
amanat Undang-Undang Nomor 8 Tahun
1995 tentang Pasar Modal
O Didirikan di Jakarta pada 23 Desember 1997
dan memperoleh izin usaha pada 11 November
1998, KSEI merupakan salah satu
Self-Regulatory Organization (SRO) bersama PT
Bursa Efek Indonesia (BEI) dan PT Kliring
Penjaminan Efek Indonesia (KPEI). KSEI mulai
menjalankan kegiatan operasional penyelesaian
transaksi Efek dengan warkat pada tanggal 9
Januari 1998, mengambil alih fungsi sejenis dari
PT Kliring Depositori Efek Indonesia (KDEI)
sebagai Lembaga Kliring Penyimpanan dan
Penyelesaian (LKPP).
O Tahun 2000, KSEI bersama SRO lainnya
menerapkan transaksi perdagangan dan
penyelesaian Efek tanpa warkat (scripless
trading) di Pasar Modal Indonesia. Penerapan
tersebut didukung oleh sistem utama KSEI, yaitu
The Central Depository and Book Entry
Settlement System (C-BEST).
Kurva Hasil ( Yield Curve )
O kurva tersebut menggambarkan hubungan
antara tingkat keuntungan (yield to maturity)
dengan usia (time to maturity) suatu obligasi
disebut “term structure of interest rates”
O Untuk teori yang mendasari dari yield curve
ini terdapat empat teori yang terkenal
(Manurung, 2008) yaitu pertama,
Expectation Hypothesis Theory (Damodaran,
2002) yang menyatakan bahwa ekspektasi
dari setiap investor mengenai tingkat bunga
sama dengan forward rate. Dalam teori ini,
investor jangka pendek maupun investor
jangka panjang akan tidak ada perbedaannya
antara memegang obligasi jangka pendek
ataupun panjang kerena tingkat bunga yang
diharapkan sama dengan forward rate
O Teori kedua adalah Liquidity Preference Theory
(Damodaran, 2002) yang mengatakan bahwa
investor jangka pendek biasanya lebih menyukai
untuk memegang obligasi jangka panjang hanya
jika forward rate lebih besar dari tingkat bunga
yang diharapkan oleh investor (kecuali suku
bunga jangka pendek). Sebaliknya investor jangka
panjang akan memegang obligasi jangka pendek
hanya bila forward rate lebih kecil dari tingkat
bunga yang diharapkan oleh investor. Singkatnya
pada teori ini baik investor jangka panjang
maupun investor jangka pendek menginginkan
premium untuk memegang obligasi dengan
berbagai jatuh tempo sesuai dengan horizon
investasinya
O Teori ketiga, Preferred Habitat Theory
(Damodaran, 2002) yang menentang
pernyataan bahwa risk premium harus
meningkat secara perlahan sejalan dengan
lama jatuh temponya. Teori ini menyatakan
bahwa risk premium harus meningkat sesuai
lama jatuh temponya hanya bila seluruh
investor memiliki keinginan untuk
melikuidasi seluruh investasinya dalam
jangka pendek dimana seluruh
peminjam/emiten ragu untuk meminjam
dalam jangka panjang
O Teori keempat, Market Segmentation Theory
(Damodaran, 2002) yang mengatakan bahwa
struktur tingkat bunga untuk obligasi yang
jatuh temponya bervariasi dapat
disegmentasikan secara sempurna. Teori ini
mengartikan bahwa investor memiliki
preferensi terhadap suatu obligasi karena
ekspektasi tingkat pengembalian obligasi itu
sendiri. Satu investor suka dengan obligasi
yang jatuh temponya lebih pendek karena
risiko tingkat bunga lebih kecil. Sedangkan
ada juga investor yang menyukai obligasi
yang jangka panjang karena ingin
mendapatkan premium yang besar
O Pendekatan untuk melakukan
pembentukan model dari yield
curve secara garis besar terbagi
menjadi 3 metode (Stander,
2005) yaitu regresi, pendekatan
empiris, dan pendekatan
ekuilibrium
O Pembentukan melalui regresi merupakan
cara yang paling sederhana untuk
melakukan pemodelan yield curve.
Pendekatan ini memplotkan yield to
maturity dengan term to maturity dari
serangkaian obligasi. Kelemahan mendasar
dari pendekatan ini adalah efek dari kupon
obligasi yang tidak dimasukkan kedalam
pemodelan. Kupon ini memiliki peran yang
penting juga karena obligasi dengan waktu
jatuh tempo yang sama dapat memiliki yield
to maturity yang berbeda dipengaruhi oleh
kupon yang berbeda
O Pendekatan yang kedua adalah
dengan pendekatan empiris
dalam pembentukan yield curve.
Pendekatan ini sudah memakai
atau memperhitungkan imbal
hasil dari kupon. Pendekatan
empiris ini pada prakteknya
paling banyak digunakan.
O Pendekatan ketiga dalam
metode pembentukan yield
curve dikenal dengan nama
dynamic asset pricing approach.
Pendekatan ini melihat secara
dinamis kedua hal yaitu bentuk
dari struktur waktu dan
evolusinya terhadap waktu
Ringkasan
1. Dalam mengambil keputusan keuangan
perusahaan perlu memperhatikan lingkungan
keuangan.
2. Lembaga keuangan yang terdapat di pasar
keuangan dapat digunakan sebagai sumber
pendanaan eksternal bagi perusahaan.
3. Pemilihan yang akan dipergunakan hendaknya
memperhatikan masalah biaya dan jangka waktu.
4. Harga dana juga di pengaruhi oleh inflasi.
5. Menggunakan dana jangka panjang dengan suku
bunga tetap, sedangkan kemudian terjadi
penurunan suku bunga, akan mengakibatkan
perusahaan menanggung biaya dana yang terlalu
tiinggi.

Anda mungkin juga menyukai