Disusun Oleh
FAKULTAS KESEHATAN
2022/2023
1. Uji wilcoxon
Judul : “Media Komik Sebagai Altrnatif Media Promosi Kesehatan Seksualitas
Remaja”
Dinyatakan bahwa dari hasil uji statistik terdapat hubungan antara Indeks Massa
Tubuh dengan kejadian dismenore yaitu memiliki nilai p=0,008 (p<0,05) dan nilai r
yang di dapat yakni 0,324 yang menunjukkan adanya tingkat korelasi yang
rendah.Begitu pula dengan hasil statistik yang menunjukan korelasi antara usia
menarche dengan kejadian dismenore yaitu memiliki nilai p=0,005 (p<0,05) dan nilai
r yang didapat yakni 0,341 yang menunjukkan adanya tingkat korelasi yang rendah.
Berdasarkan hasil uji hubungan antara Jenis Kelamin responden dengan Stres Kerja
menggunakan uji korelasi Biserial, p-value yang diperoleh sebesar 0,805 (>0,05)
yang berarti bahwa tidak ada hubungan antara Jenis Kelamin dengan Stres Kerja.
Hal ini mungkin disebabkan karena perbedaan jenis kelamin tidak begitu
memberikan konstribusi yang besar bagi stres kerja bila dibandingkan dengan
perbedaan gender. Perbedaan gender yang dimaksud disini adalah perbedaan
kondisi psikologis individu yang dibedakan menjadi maskulin dan feminim. Sebuah
penelitian yang berjudul The Effects of gender role on perceived Job Stress yang
dilakukan pada karyawan bank di Taiwan pada tahun 2010, mengungkapkan bahwa
perbedaan gender mempengaruhi tingkat stres individu yang dirasakan di tempat
kerja.
Mann-Whitney U 64
Wilcoxon W 200
Z -2,806
Uji hipotesis menggunakan uji Mann Whitney diperoleh nilai p = 0,005 atau p < 0,05,
sehingga H0 ditolak dan Ha diterima. Hasil analisis menunjukkan bahwa ada
pengaruh penyuluhan terhadap sikap ibu dalam mem- berikan toilet training pada
anak usia toddler.
Hasil analisis terhadap kedua rerata nilai post test dari kelompok kontrol dan kelom-
pok perlakuan menunjukkan bahwa kegiatan penyuluhan dapat mempengaruhi sikap
ibu dalam memberikan toilet training pada anak usia toddler. Karakteristik dari
responden juga ikut mempengaruhi terhadap hasil uji hipotesis dari pengaruh
penyuluhan terhadap sikap ibu dalam memberikan toilet training pada anak usia
toddler.
5. Uji t Independent
Judul : “Penggunaan VCD Dan Leaflet Untuk Peningkatan Pengetahuan Sikap, Dan
Perilaku Siswa Dalam Pencegahan Kecelakaan Sepeda Motor”
Variabel Nilai p
Sebelum Sesudah Sebelum Sesudah
Pengetah 22,94 23,26 22,88 22,89 0,048
uan
Sikap 21,65 21,99 21,82 21,83 0,065
Perilaku 33,94 35,82 33,46 34,22 0,729
6. Uji T Dependent
Judul : “Efektifitas Terapi Aktifitas Kelompok Stimulasi Trhadap Kemampuan
Mengontrol Halusinasi Pendengaran Pasien Ruang Cempaka Di RSJ Prof.DR.Ildrem
Medan”
Karakteristik
Pasien yang
Mengikuti Frekuen Persenta se
(TERAPI si (f) (%)
AKTIFITAS
KELOMPOK)
Halusinasi
Umur :
< 20 tahun 1 12,5 %
20-30 tahun 3 37,5 %
> 30 tahun 4 50,0 %
Total 8 100,0 %
Jenis Kelamin :
Laki-laki 4 50,0 %
Perempuan s 4 50,0 %
Total 8 100,0 %
Pekerjaan :
Wiraswasta 2 25,0 %
Ibu Rumah Tangga 3 37,5 %
Tidak Bekerja 3 37,5 %
Total 8 100,0 %
Pendidikan :
SD 1 12,5 %
SMP 2 25,0 %
SMA 5 62,5 %
7. Uji Chi-Square
Judul : “Hubungan Antara Pendidikan, Pengetahuan, Dukungan Keluarga Dan Peran
Tenaga Kesehatan Dengan Kepatuhan Ibu Dalam Melakukan Imunisasi Dasar Pada
Bayi Usi 0-12 Bulan Di Desa Aweh”
N % N % N %
Kura 27 93, 2 6, 2 100
ng 1 9 9
baik
Baik 18 32, 3 67, 5 100 0,000 27,750
7 7 3 5
45 53, 3 46, 8 100
6 9 4 4
Hasil analisis bivariat ibu yang memberikan pernyataan bahwa peran tenaga kesehatan
kurang baik sebanyak 93,1% dan tidak patuh melakukan imunisasi dasar Sedangkan
ibu yang memberikan pernyataan bahwa peran tenaga kesehatan kurang baik
sebanyak 6,9% dan tetap patuh melakukan imunisasi dasar. Hasil uji statistic dengan
menggunakan chi square diperoleh nilai p < 0,05, artinya terdapat hubungan yang
bermakna antara peran tenaga kesehatan dengan kepatuhan ibu dalam melakukan
imunisasi dasar. Adapun nilai Odds Ratio (OR) sebesar 27,750 artinya peran tenaga
kesehatan yang kurang baik beresiko 27,750 kali lebih besar untuk ibu tidak patuh
melakukan imunisasi dasar pada bayinya dibandingkan dengan peran tenaga
kesehatannya yang baik. Seorang petugas kesehatan mempunyai peran sebagai
seorang pendidik, peran ini dilakukan dengan membantu klien dan keluarga dalam
meningkatkan tingkat pengetahuan kesehatan, gejala penyakit bahkan tindakan yang
diberikan, sehingga terjadi perubahan perilaku klien dan keluarga setelah dilakukan
pendidikan kesehatan selain itu juga petugas kesehatan merupakan tempat konsultasi
terhadap masalah atau perilaku kesehatan yang di dapat. (Senewe dkk 2017)