Anda di halaman 1dari 6

TUGAS BIOSTATISTIK

Dosen Pengampu: Yuliaji Siswanto, S.KM., M.Kes. (epid)

Disusun Oleh

Puspa linda Sabila (011191051)

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

FAKULTAS KESEHATAN

UNIVERSITAS NGUDI WALUYO

2022/2023
1. Uji wilcoxon
Judul : “Media Komik Sebagai Altrnatif Media Promosi Kesehatan Seksualitas
Remaja”

Posttest- N Mean p value


Pretest Rank
Positive 11 10,65 0,023
ranks
Negative 6 4,92
ranks
Ties 21
Total 38
Menunjukan nilai positive ranks antara pre test dan post test adalah 10 responden
yang mengalami peningkatan skor intensi perilaku seksual antara sebelum dan
setelah diberikan promosi kesehatan seksual dengan media komik. Nilai negative
ranks menunjukan bahwa ada 6 responden yang mengalami penurunan dari pre
test ke post test. Pada nilai ties menunjukan bahwa ada 22 responden yang tidak
mengalami perubahan. Hasil uji Wilcoxon dengan tingkat kepercayaan 95%
diperoleh nilai p= 0,023, artinya terdapat perbedaan intensi perilaku seksual
sebelum dan sesudah diberikan intervensi melalui media komik.

2. Uji Korelasi Product Moment


Judul : “Hubunagan Status Gizi Dan Usia Menarche Dengan Kejadian Dismenore
Siswi SMP Negeri 01 Sawan”

Usia Menarche (Tahun)


Kejadian Total
10 11 12 13 14
Dismenore
Jumlah 8 13 10 8 0 39
Dismen
% Total 12,31% 20 15,38% 12,31% 0% 60%
ore
%
Tidak Jumlah 2 4 8 10 2 26
Disme % Total 3,08% 6,1 12,31% 15,38% 3,08% 40%
nore 5%
Jumlah 10 17 18 18 2 65
Total
% Total 15,39% 26, 27,69% 27,69% 3,08% 100
15 %
%
No Varibel Nilai Nilai p
r
1 Status Gizi dengan Kejadian Dismenore 0,324 0,008
2 Usia Menarche dengan Kejadian Dismenore 0,341 0,005

Dinyatakan bahwa dari hasil uji statistik terdapat hubungan antara Indeks Massa
Tubuh dengan kejadian dismenore yaitu memiliki nilai p=0,008 (p<0,05) dan nilai r
yang di dapat yakni 0,324 yang menunjukkan adanya tingkat korelasi yang
rendah.Begitu pula dengan hasil statistik yang menunjukan korelasi antara usia
menarche dengan kejadian dismenore yaitu memiliki nilai p=0,005 (p<0,05) dan nilai
r yang didapat yakni 0,341 yang menunjukkan adanya tingkat korelasi yang rendah.

3. Uji Korelasi Rank Spearman


Judul : “Analisis Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Stress Kerja
Pada Karyawan Bank”

Jenis Kelamin Stres Kerja 0,805 Tidak ada hubungan


Umur Stres Kerja 0,031 Ada hubungan
Masa Kerja Stres Kerja 0,015 Ada hubungan
Beban Kerja Mental Stres Kerja 0,300 Tidak ada hubungan
Hubungan Interpersonal Stres Kerja 0,045 Ada hubungan
Peran Individu Stres Kerja 0,032 Ada hubungan
Pengembangan Karir Stres Kerja 0,441 Tidak ada hubungan
Struktur dan Iklim
Stres Kerja 0,068 Tidak ada hubungan
Organisasi

Berdasarkan hasil uji hubungan antara Jenis Kelamin responden dengan Stres Kerja
menggunakan uji korelasi Biserial, p-value yang diperoleh sebesar 0,805 (>0,05)
yang berarti bahwa tidak ada hubungan antara Jenis Kelamin dengan Stres Kerja.
Hal ini mungkin disebabkan karena perbedaan jenis kelamin tidak begitu
memberikan konstribusi yang besar bagi stres kerja bila dibandingkan dengan
perbedaan gender. Perbedaan gender yang dimaksud disini adalah perbedaan
kondisi psikologis individu yang dibedakan menjadi maskulin dan feminim. Sebuah
penelitian yang berjudul The Effects of gender role on perceived Job Stress yang
dilakukan pada karyawan bank di Taiwan pada tahun 2010, mengungkapkan bahwa
perbedaan gender mempengaruhi tingkat stres individu yang dirasakan di tempat
kerja.

4. Uji Mann Whitney


Judul : “Penyuluhan Terhadap Sikap Ibu Dalam Memberikan Toilet Trainning Pada
Anak”
Sikap Ibu N Mean Sum of
Rank Rank
Kontrol 16 12,5 200
Perlakuan 16 20,5 328
Test Statistics b Sikap

Mann-Whitney U 64

Wilcoxon W 200

Z -2,806

Asymp. Sig. (2-tailed) 0,005

Exact Sig. [2*(1-tailed 0,015a


Sig.)]

Uji hipotesis menggunakan uji Mann Whitney diperoleh nilai p = 0,005 atau p < 0,05,
sehingga H0 ditolak dan Ha diterima. Hasil analisis menunjukkan bahwa ada
pengaruh penyuluhan terhadap sikap ibu dalam mem- berikan toilet training pada
anak usia toddler.
Hasil analisis terhadap kedua rerata nilai post test dari kelompok kontrol dan kelom-
pok perlakuan menunjukkan bahwa kegiatan penyuluhan dapat mempengaruhi sikap
ibu dalam memberikan toilet training pada anak usia toddler. Karakteristik dari
responden juga ikut mempengaruhi terhadap hasil uji hipotesis dari pengaruh
penyuluhan terhadap sikap ibu dalam memberikan toilet training pada anak usia
toddler.

5. Uji t Independent
Judul : “Penggunaan VCD Dan Leaflet Untuk Peningkatan Pengetahuan Sikap, Dan
Perilaku Siswa Dalam Pencegahan Kecelakaan Sepeda Motor”

Variabel Nilai p
Sebelum Sesudah Sebelum Sesudah
Pengetah 22,94 23,26 22,88 22,89 0,048
uan
Sikap 21,65 21,99 21,82 21,83 0,065
Perilaku 33,94 35,82 33,46 34,22 0,729

Peningkatan skor kelompok intervensi pada variabel pengetahuan sebesar


0,32, pada variabel sikap sebesar 0,34, dan pada variabel perilaku sebesar
0,88. Sedang- kan, skor pada kelompok kontrol untuk variabel penge- tahuan
terdapat peningkatan sebesar 0,01, variabel sikap terjadi peningkatan sebesar
0,01, dan peningkatan vari- abel perilaku sebesar 0,76. Berdasarkan data
tersebut, hasil uji-t independen pada variabel pengetahuan, sikap, dan perilaku,
menyatakan bahwa perbedaan peningkatan sikap dan perilaku antara kelompok
intervensi dan ke- lompok kontrol tidak bermakna (nilai p > 0,05). Namun, pada
variabel pengetahuan tentang pencegahan kece- lakaan sepeda motor, terdapat
perbedaan peningkatan antara kelompok intervensi dan kelompok kontrol
sebe- sar 0,31 dengan nilai p = 0,048 (nilai p < 0,05). Dengan demikian,
pemutaran VCD dan pemberian leaflet efektif dapat meningkatkan pengetahuan
siswa SLTA dalam pencegahan kecelakaan sepeda motor.

6. Uji T Dependent
Judul : “Efektifitas Terapi Aktifitas Kelompok Stimulasi Trhadap Kemampuan
Mengontrol Halusinasi Pendengaran Pasien Ruang Cempaka Di RSJ Prof.DR.Ildrem
Medan”

Karakteristik
Pasien yang
Mengikuti Frekuen Persenta se
(TERAPI si (f) (%)
AKTIFITAS
KELOMPOK)
Halusinasi
Umur :
< 20 tahun 1 12,5 %
20-30 tahun 3 37,5 %
> 30 tahun 4 50,0 %
Total 8 100,0 %
Jenis Kelamin :
Laki-laki 4 50,0 %
Perempuan s 4 50,0 %
Total 8 100,0 %
Pekerjaan :
Wiraswasta 2 25,0 %
Ibu Rumah Tangga 3 37,5 %
Tidak Bekerja 3 37,5 %
Total 8 100,0 %
Pendidikan :
SD 1 12,5 %
SMP 2 25,0 %
SMA 5 62,5 %

Patuh Pre Test Post Test


N Minum Persenta
Frekuen Persenta Frekuen
o Obat
si(f) se (%) si(f) se
(%)
1 Mampu 4 50,0 7 87,5
2 Tidak 4 50,0 1 12,5
Dalam menganalisa data secara bivariat, pengujian data dilakukan dengan
menggunakan Uji t Dependent yaitu membandingkan data pada Pre Test dan
Post Test untuk memperoleh perbedaan sebelum (PreTest) dan sesudah (Post
Test) Terapi Aktifitas Kelompok Stimulasi Persepsi. Taraf signifikansi 95%
(α = 0,05). Pedoman dalam menerima hipotesis, apabila nilai probabilitas (p)
< 0,05 maka Ho diterima dan apabila (p) > 0,05 maka Ho gagal atau ditolak.

7. Uji Chi-Square
Judul : “Hubungan Antara Pendidikan, Pengetahuan, Dukungan Keluarga Dan Peran
Tenaga Kesehatan Dengan Kepatuhan Ibu Dalam Melakukan Imunisasi Dasar Pada
Bayi Usi 0-12 Bulan Di Desa Aweh”

N % N % N %
Kura 27 93, 2 6, 2 100
ng 1 9 9
baik
Baik 18 32, 3 67, 5 100 0,000 27,750
7 7 3 5
45 53, 3 46, 8 100
6 9 4 4

Hasil analisis bivariat ibu yang memberikan pernyataan bahwa peran tenaga kesehatan
kurang baik sebanyak 93,1% dan tidak patuh melakukan imunisasi dasar Sedangkan
ibu yang memberikan pernyataan bahwa peran tenaga kesehatan kurang baik
sebanyak 6,9% dan tetap patuh melakukan imunisasi dasar. Hasil uji statistic dengan
menggunakan chi square diperoleh nilai p < 0,05, artinya terdapat hubungan yang
bermakna antara peran tenaga kesehatan dengan kepatuhan ibu dalam melakukan
imunisasi dasar. Adapun nilai Odds Ratio (OR) sebesar 27,750 artinya peran tenaga
kesehatan yang kurang baik beresiko 27,750 kali lebih besar untuk ibu tidak patuh
melakukan imunisasi dasar pada bayinya dibandingkan dengan peran tenaga
kesehatannya yang baik. Seorang petugas kesehatan mempunyai peran sebagai
seorang pendidik, peran ini dilakukan dengan membantu klien dan keluarga dalam
meningkatkan tingkat pengetahuan kesehatan, gejala penyakit bahkan tindakan yang
diberikan, sehingga terjadi perubahan perilaku klien dan keluarga setelah dilakukan
pendidikan kesehatan selain itu juga petugas kesehatan merupakan tempat konsultasi
terhadap masalah atau perilaku kesehatan yang di dapat. (Senewe dkk 2017)

Anda mungkin juga menyukai