Anda di halaman 1dari 12

JARINGAN SOSIAL PEDAGANG TEMERODOK

BAB I

PENDAHULUAN

A.LATAR BELAKANG

bisnis kuliner merupakan salah satu bisnis yang banyak di minati oleh masyarakat,Karena
selain menghasilkan pendapatan yang tinggi makanan juga menjadi sumber kebutuhan pokok
bagi setiap orang. Saat ini pertumbuhan sektor usaha terutama pada bisnis kuliner yang semakin
banyak bermunculan sehingga membuat para pengusaha harus memiliki keunggulan untuk
bersaing dengan para pesaingnya.

semakin tingginya tingkat persaingan,akan menyebabkan pelanggan menghadapi lebih


banyak alternatif produk,harga dan kualitas yang bervariasi sehingga pelanggan akan selalu
mencari nilai yang di anggap paling tinggi dari beberapa produk.

kualitas layanan mendorong pelanggan untuk berkomitmen kepada produk dan layanan
suatu perusahaan. Sehingga berdampak kepada peningkatan market share suatu produk. karena,
market share sangat berperan penting dalam keberlangsungan usaha. oleh karena itu untuk
meningkatkan market share tersebut seorang pengusaha membutuhkan suatu jaringan sosial

situasi dan kondisi salah satu jenis pedagang kuliner yaitu pedagang temerodok ini cukup
ramai karena berada di sepanjang jalan raya lintas provinsi di desa sakra. Oleh karena itu banyak
pengendara yang melewati jalan tersebut membuat pedagang temerodok ramai pembeli baik di
jadikan oleh-oleh maupun di konsumsi secara langsung.

Masyarakat tertarik dengan temerodok ini karena, selain menjadi salah satu jajanan khas
Desa sakra yang tidak bisa di temukan di mana pun temerodok ini memiliki rasa yang enak dan
harga yang murah.

suasana jalan raya yang ramai mendukung pedagang temerodok menjajakan dagangan serta
hubungan yang terjadi antara pedagang-pedagang lainya atau bahkan Dengan pembeli terjalin
lebih mudah karena tidak ada batasan untuk berbincang satu sama lain. perbincangan yang
terjalin di antara mereka dapat menimbulkan suatu jaringan yang menarik interaksi yang terjalin.
juga tanpa adanya rekayasa tan suasana yang begitu hangat.

Latar belakang kehidupan sosial pedagang temerodok ini dan kondisi ekonomi yang ada
mendorong peneliti mengkaji lebih jauh tentang keterkaitan hubungan jaringan sosial dengan
keberlangsungan usaha. Dimana keterkaitan ini bertumpu pada perilaku ekonomi pengusaha
yang didasarkan oleh perilaku sosial yang ada pada para pedagang temerodok.
B.RUMUSAN MASALAH

Dengan melihat uraian latar belakang masalah di atas maka peneliti tertarik untuk
mengungkapkan perumusan masalah sebagai berikut.

1. Bagaimana keberlangsungan usaha pedagang temerodok di desa Sakra?


2. bagaimana keterkaitan hubungan jaringan sosial dengan keberlangsungan usaha
pedagang temerodok di desa Sakra?

C.TUJUAN

1. Untuk mengetahui keberlangsungan usaha pedagang temerodok di desa Sakra.


2. Untuk mengetahui keterkaitan hubungan jaringan sosial dengan keberlangsungan
usaha pedagang temerodok di desa Sakra.

D.MANFAAT

1. Manfaat Teoritis
 penelitian ini di harapkan dapat memberikan sumbangan dan kontribusi positif dalam
keilmuan tentang jaringan sosial antar sesama Pedagang temerodok di Desa Sakra.
 penelitian ini di harapkan menjadi bahan referensi dan memperbandingkan untuk
penelitian-penelitian selanjutnya yang berkaitan yang Dengan jaringan sosial antar
pedagang temerodok di desa Sakra.

2.Manfaat Praktis

 penelitian ini dapat di harapkan memberikan informasi bagi siapa saja yang ingin
mengetahui tentang jaringan sosial pedagang temerodok di Desa Sakra.
 hasil penelitian ini di harapkan dapat memberikan masukan bagi masyarakat dalam
membentuk jaringan sosial antar pedagang di desa Sakra.
BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A.PENELITIAN TERDAHULU

penelitian terdahulu bertujuan untuk mendapatkan bahan perbandingan dan acuan selain itu
untuk menghindari anggapan kesamaan dengan penelitian ini mencantumkan hasil-hasil
penelitian terdahulu.

1. Hasil penelitian Andri (2011)

penelitian Andri (2011), berjudul "khas Sakra" penelitian ini merupakan penelitian yang
menggunakan metode deskriptif . penelitian ini bertujuan untuk menganalisis berbagai jajanan
khas Sakra.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan dapat di simpulkan bahwa terdapat berbagai macam
jajanan khas Sakra antara lain Temerodok, apon-apon, jaje sesoq dll yang menjadi ciri khas Desa
Sakra.

2. Hasil penelitian Azizah dkk. (2020)

penelitian Azizah dkk. berjudul "pengaruh tepung ketan putih tepung kacang merah
terhadap karakteristik temerodok" yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh tepung ketan
terhadap tekstur temerodok.

3.Hasil penelitian Baiq Candra Yunia Lestari (2015)


penelitian Baiq Candra Yunia Lestari (2015), berjudul "analisa usaha agroindustri di Desa Sakra
kecamatan Sakra kabupaten Lombok Timur" hasil penelitian tersebut menyatakan bahwa
pendapatan home industri layak untuk di usahakan di desa Sakra kecamatan Sakra kabupaten
Lombok timur. Hal ini di tujukkan oleh pendapatan usaha agroindustri temerodok rata-rata
sebesar Rp.11.429.147,00 per-tahun dengan nilai R/C rasio untuk kelayakan sebesar 1,1.

B.LANDASAN TEORI

Paradigma yang dipakai dalam penelitian ini adalah paradigma definisi sosial.Dalam
paradigma ini tindakan individu dalam suatu hal merupakan tindakan yang timbul sebagai
respons terhadap hal atau peristiwa. Realitas sosial yang berupa tindakan individu berasal dari
interpretasi subyektifnya merupakan salah satu dasar dalam mengkaji sosiologi yang terutama
diungkapkan oleh para penganut paradigmadefinisi sosial. Weber sebagai tokoh yang
menjembatani paradigma ini mengemukakan sosiologi sebagai studi mengenai tindakan sosial
antar hubungan sosial. Weber mendefinisikan sosiologi sebagai berikut :
”Suatu ilmu pengetahuan yang berusaha memperoleh pemahaman interpretatif mengenal
tindakan sosial agar dengan demikian bisa sampai ke suatu penjelasan kausal mengenal arah dan
akibat-akibatnya. Dengan ”tindakan” dimaksudkan semua perilaku manusia, apabila atau
sepanjang individu yang bertindak itu memberikan arti subyektif tindakan itu....Tindakan itu
disebut sosial karena arti subyektif tadi dihubungkan dengannya oleh individu yang
bertindak.. .memperhitungkan perilaku dengan orang lain dan karena itu arahkan
ketujuannya”(Johnson, terjemahan Robert M.Z.Lawang,1986:214)
Dari Gambaran di atas Weber melihat bahwa tindakan sosial individu dalam merespon suatu hal
atau peristiwa dilakukan sepanjang tindakan tersebut memberikan arti subyektif kepada tindakan
itu.Sosiologi memisahkan diri dari impitan dua ilmu yaitu filsafat dan psikologi, selalu
menganggap bahwa sosiologi adalah turunan dari filsafat dan psikologi, dengan menjadikan
obyek empirik mengenai realitas sosial sebagai kajian dan menggunakan metode verivikasi
empirik yang berbeda dari filsafat ataupun psikologi. Pemikiran interprestasi ini oleh johnson
(1988) ditegaskan bahwa karena keharusan empirik dalam sosiologi harus menganalisa perilaku
aktual manusia individual orientasi subyektif mereka sendiri (Johnson, 1986:216)

Bertolak dari konsep dasar tentang tindakan sosial dan antar hubungan sosial
itu Weber mengemukakan lima ciri pokok yang menjadi sasaran penelitian sosiologi yaitu :

1. Tindakan manusia yang menurut siaktor mengandung makna yang subyektif ini meliputi
berbagai tindakan nyata.

2. Tindakan nyata dan bersifat membatin sepenuhnya dan bersifat subyek.


3. Tindakan yang meliputi pengaruh positif dari suatu situasi, tindakan yang sengaja diulang
serta tindakan dalam bentuk persetujuan secara diam-diam.

4. Tindakan itu diarahkan kepada seseorang atau kepada beberapa individu.

5. Tindakan itu memperhatikan tindakan orang lain dan terarah kepada orang lain itu.(Ritzer,
2002:39)

Dengan melihat ciri-ciri sasaran penelitian sosiologi di atas, jika diterapkandalam


tindakan individu atau suatu komunitas atau kegiatan yang menyangkuttindakan individu dalam
kerangka jaringan sosial dan keberlangsungan usaha, maka. kedua hal ini termasuk obyek
sasaran penelitian sosiologi dalam ilmu sosiologi termasuk dalam paradigma definisi sosial.
Tindakan individu dalam hal ini pengusaha kerajinan mainan anak-anak, baik dalam ruang
lingkup jaringan sosial atau keberlangsungan usahanya ini, didasarkan pada pemikiran yang
dilihat sebagai suatu tindakan subyektif pengusaha. Kebebasan individu dalam melakukan
tindakan benar-benar merupakan hal yang dimiliki individu tanpa dipengaruhi oleh struktur
sosial ataupun pranata sosial seperti diungkapkan paradigma fakta sosial.Inilah yang menjadi
sebuah argumen mengapa jaringan sosial dan keberlangsungan usaha merupakan salah satu
kajian dalam penelitian sosial. Mengenai teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah
tindakan sosial individu dapat disituasikan secara ekonomi karena tindakan sosial yang terjadi
dalam suatu hubungan-hubungan sosial yang terjalin dapat mempengaruhi tindakan ekonomi
yang dilakukan oleh individu, individu dalam hal ini adalah pengusaha.Kategori sosiologi
tentang tindakan ekonomi bagi Weber, tindakan akan dikatakan menjadi “berorientasi secara
ekonomi” (economically oriented), sepanjang itu sesuai dengan makna subyektif yang
difokuskan pada pemenuhan terhadap suatu kebutuhan terhadap utility. Juga dikatakan bahwa
tindakan ekonomi adalah tindakan yang oleh siaktor dianggap aman bagi kontrol aktor atas
sumber daya, terutama yang berorientasi ekonomi.Secara garis besarnya Weber (Damsar: 2002)
melihat bahwa tindakan ekonomi yang membedakannya dengan teori ekonomi adalah :

1. Tindakan ekonomi merupakan sebuah tindakan sosial

2. Tindakan ekonomi selalu melibatkan makna


3. Tindakan ekonomi selalu memperlihatkan kekuasaan

Secara lebih mendalam keterkaitan hubungan antara jaringan sosial dan keberlangsungan usaha
pengusaha mainan anak-anak dapat diketahui dengan menggunakan teori yng dikemukakan oleh
Granovetter dalam sosiologi ekonomi : (Damsar, 1997), tentang bagaimana perilaku dan institusi
dipengaruhi oleh hubungan sosial yang merupakan suatu permasalahan klasik dalam teori sosial.
Granovetter mengemukakan suatu konsep keterlekatan (embededness) yaitu merupakan tindakan
ekonomi yang disituasikan secara sosial dan melekat dalam jaringan-jaringan sosial personal
yang sedang berlangsung diantara para aktor, disamping juga dilevel institusi dan kelompok. Ini
tidak hanya terbatas tindakan aktor individual sendiri tetapi juga mencakup perilaku ekonomi
yang lebih luas, seperti penetapan harga dan institusi-institusi ekonomi yang kesemuanya
terpendam dalam suatu jaringan hubungan sosial.Maka dapat dikatakan bahwa yang terjadi
dalam suatu komunitas atau masyarakat melingkupi kehidupan sosial pengusaha industri tempe
merupakan suatu bentuk hubungan-hubungan sosial yang dilakukan oleh pengusaha dengan
kalangan pengusaha sendiri, pekerja, pedagang, masyarakat sekitar yang berpengaruh dalam
kehidupan sosial ekonomi pengusaha sendiri.

Ekspresi hubungan Sosial ekonomi yang terjadi pada sentra industri tempe dapat ditandai dengan
dilakukan kegiatan mendukung interaksi sosial yaitu :

1. Kerjasama (Cooperation)

Kerjasama dimaksudkan sebagai suatu usaha bersama antara orang perorangan atau kelompok
manusia untuk mencapai tujuan bersama yang diinginkan. Kerjasama dianggap mampu
menggambarkan sebagian bentuk interaksi sosial. Hal ini disebabkan adanya pemahaman bila
manusia tidak mungkin bisa hidup sendiri tanpa bekerja sama dengan orang lain.
2. Persaingan (Competition)

Persaingan dapat diartikan sebagai suatu proses sosial dimana individu atau kelompok-kelompok
manusia bersaing mencari keuntungan melalui bidang-bidang kehidupan yang pada suatu masa
tertentu menjadi pusat perhatian umum (baik secara perorangan maupun kelompok manusia)
dengan cara menarik perhatian publik dengan mempertajam prasangka yang telah ada, tanpa
menggunakan kekerasan atau ancaman.

3. Pertikaian (Conflict)

Konflik merupakan proses sosial dimana individu atau kelompok berusaha memenuhi tujuannya
dengan cara menantang pihak lawan yang disertai dengan kekerasan dan ancaman. Perasaan
memegang peranan penting dalam mempertajam perbedaan-perbedaan sehingga masing-masing
pihak akan berusaha untuk saling menghancurkan. Perasaan tersebut dapat berupa amarah atau
rasa benci. (Soerjono Soekanto ; 2006).

Kue temerodok adalah salah satu jenis kue yang sangat digemari oleh banyak orang. Kue
temerodok ini banyak terdapat di Desa Sakra Kecamatan Sakra Kabupaten Lombok Timur,
karena kue ini dibuat pertama kali di Desa Sakra. Sehingga merupakan salah satu ciri khas jenis
kue buatan Sakra. Mula-mula kue temerodok ini dibuat sebagai makanan ringan saja, tetapi
lama-kelamaan merupakan suatu usaha yang diperjual belikan dilingkup desa sekitar. Tetapi
karena banyak orang yang suka memakannya sehingga dengan cepat menyebar luas ke
berbagai daerah melalui usaha dagang. Kue temerodok ini sangat cocok untuk dihidangkan
sebagai pelengkap dalam pesta maupun acara-acara biasa.
Desa Sakra merupakan salah satu daerah yang berada di Lombok Timur. Daerah ini dahulu
merupakan tempat yang sangat terpencil dan jarang dikunjungi oleh masyarak baik dari
perkotaan maupun pedesaan. Pada daerah ini banyak pedagang kecil dan menengah yang
mengadu nasib di sana. Namun kondisi Desa Sakra pada saat sekarang sudah sangat baik,
apalagi dengan adanya kue temerodok, banyak pembeli yang datang karena kue temerodok
sudah terkenal di mana-mana. Peranan kue temerodok dalam perekonomian pada dasarnya
sudah besar sejak dulu. Namun demikian sejak krisis ekonomi melanda, peranan kue
temerodok meningkat dengan tajam. Oleh karenanya melalui praktikum kewirausahaan ini
kami bermaksud ingin mewawancarai salah satu pembuat kue temerodok untuk diambil data-
datanya dan meminta penjelasan tentang cara pembuatan kue temerodok.

Kue temerodok ini bisa dipasarkan secara eceran atau dijual ditempat , dan bisa juga dijual
dalam jumlah yang banyak. Bahkan tidak jarang orang membeli dalam bentuk paket (kue
temerodok yang dimasukkan dalam sebuah kantong mika). Kadang-kadang banyak pembeli
yang memesan untuk dijual lagi di tempat lain seperti: di pasar, di kios, maupun di toko-toko
besar.

Selain proses pemasaran di atas, pemasaran juga dapat dilakukan dengan cara promosi
langsung kepada pembeli, pada saat kue temerodok dimasak, penjual mencari pembeli dan
menawarkannya, sehingga setelah kue temerodok matang pembeli bisa langsung
menikmatinya atau dengan cara memasangkan iklan sehingga orang bisa melihatnya bahwa di
sana ada produksi kue temerodok untuk dijual. Dengan demikian banyak orang yang datang
untuk membeli atau memesan baik untuk dijual lagi di tempat lain maupun untuk keperluan
pesta-pesta sebagai kelengkapan dalam hidangan pesta .

Ada dua hal yang menjadi masalah dalam kue temerodok yaitu :

Kue temerodok cepat lemas apabila kena dengan hawa lembab yang terlalu lama dan air.

Kue temerodok ini tidak mesti laris setiap hari, tetapi laris pada bulan-bulan tertentu seperti
hari-hari besar.

Supaya tetap baik dan rasanya tetap gurih, kue temerodok harus ditaruh di tempat yang
terhindar dari hawa lembab dan air seperti, dibungkus dalam kotak mika atau kantong plastik
dan stoples yang ditutup rapat. Agar cepat laris atau tidak tergantung pada bulan-bulan
tertentu seperti hari-hari besar, strategi pemasarannya diubah untuk mencapai penghasilan
yang maksimal. Penjual harus bisa menarik perhatian pelanggan dengan cara menghasilkan rasa
yang berbeda dari sebelumnya atau melakukan pendekatan dengan pelanggan.

Kue temerodok ini membutuhkan dana yang cukup besar lebih-lebih pada bulan tertentu
seperti menghadapi hari raya idul fitri dan idul adha, maulid Nabi Muhammad SAW, atau pesta-
pesta besar. Untuk itu bagi yang tidak punya cukup dana kadang-kadang mendapat pinjaman
dari koperasi. Oleh karena itu, bagi yang menjual kue temerodok harus pandai-pandai
menghemat dana yang didapatkan.
BAB III

A.Metode Penelitian

1. Pendekatan Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan menggunakan pendekatan
deskriptif. Menurut Sugiyono (2007) metode penelitian kualitatif adalah:

“Metode penelitian yang digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang alamiah, (sebagai
lawannya adalah eksperimen) dimana peneliti adalah sebagai instrument kunci, teknik
pengumpulan data dilakukan secara triangulasi (gabungan), analisis data bersifat induktif, dan
hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna dari pada generalisasi. Kriteria dalam
metode penelitian kualitatif ini adalah data yang pasti. Untuk mendapatkan data yang pasti
maka diperlukan sumber data dan berbagai teknik pengumpulan data. Dalam penelitian
kualitatif melakukan analisis data merupakan hal yang penting untuk membangun hipotesis.”
(2007: 1-3).
Penelitian kualitatif pada hakekatnya ialah mengamati orang dalam lingkungan hidupnya,
berinteraksi dengan mereka, berusaha memahami bahasa dan tafsiran mereka tentang dunia
sekitarnya (Nasution, 1998:5). Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode kualitatif
dimana teori berperan penting dalam membentuk hasil penelitian. Hasil penelitian ini
menggambarkan pola terbentuknya jaringan sosial pedagang temerodok di desa Sakra.

2. Subjek Penelitian
Subjek penelitian yang dipilih oleh peneliti didasarkan oleh kriteria-kriteria tertentu dan bukan
dari sembarang informan. Subjek penelitian yang diambil adalah para pedagang Temerodok,
Dan pembeli Temerodok Desa Sakra sebanyak 8 orang informan yang menjadi subjek dalam
penelitian ini. 4 orang infoman utama dengan 4 informan pendukung. Dalam menentukan
subjek penelitian ini, penulis memilih informan dengan kriteria-kriteria tertentu yang
dibutuhkan untuk penelitian ini.Adapun kriteria dari subjek penelitian ini adalah: (1) merupakan
orang yang berpengaruh dalam jalannya aktivitas perdagangan di Desa Sakra. (2) subjek
merupakan orang yang terlibat langsung dalam aktivitas yang di lakukan oleh pedagang
temerodok di desa Sakra
a. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian ini berada di Desa Sakra Kecamatan Sakra Kabupaten Lombok timur

b. Waktu Penelitian

3. Sumber Data Penelitian


Menurut Lofland dan Lofland (dalam Moleong, 2005: 157) sumber data utama dalam penelitian
kualitatif yaitu kata-kata dan tindakan, selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan
lain-lain. Data yang dikumpulkan dalam penelitian ada dua macam, yakni data primer dan data
sekunder.

a. Data Primer yaitu data yang dikumpulkan melalui wawancara dan observasi (pengamatan
langsung) dengan mengamati lingkungan sekitar pedagang temerodok
b. Data Sekunder yaitu data yang meliputi buku-buku, artikel, dan jurnal melalui media online
yang berhubungan dengan topik dalam penelitian ini.

4. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategis dalam sebuah penelitian,
karena sesuai yang kita tahu bahwa tujuan dari penelitian itu sendiri adalah untuk mencari
data. Dengan melihat dari segi cara atau pengumpulan data, maka teknik pengumpulan data
yang dapat dilakukan adalah dengan dilakukan observasi serta wawancara.

a. Observasi
Menurut Marshall (1995) dalam Sugiyono menyatakan bahwa “throught observation, the
reseacher learn about behavior and the meaning attached to those behavior”. Melalui
observasi, peneliti belajar tentang perilaku, dan makna dari perilaku tersebut. Dengan melihat
berbagai macam pengertian observasi yang telah dikemukakan diatas maka dalam penelitian ini
peneliti ingin melihat gambaran kegiatan, mengobservasi bagaimana pola pembentukan atau
jaringan sosial antar pedagang temerodok Observasi ini dilakukan untuk mengetahui seberapa
luas jaringan sosial yang terbentuk

b. Wawancara

Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti ingin melakukan studi
pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti dan juga peneliti ingin
mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam. Teknik pengumpulan data ini
mendasarkan diri pada laporan tentang diri sendiri atau self-report, atau setidaknya pada
pengetahuan atau keyakinan pribadi. (Sugiyono, 2007: 72).

Dengan melihat pengertian dari pendapat diatas maka dapat ditarik

kesimpulan bahwa interview (wawancara) merupakan suatu alat komunikasi langsung dengan
cara mengumpulkan data yang mengharuskan seorang peneliti mengadakan kontak langsung
secara lisan atau tatap muka (face to face) dengan sumber data. Hal ini merupakan cara penulis
berhubungan langsung dengan sumber data. Wawancara ini suatu alat pengumpulan data
dengan menggunakan metode tanya jawab atau pertanyaan dan jawaban yang dikemas secara
lisan kepada ruang lingkup pedagang Temerodok.Tujuan dari wawancara ini adalah untuk
mendapatkan data-data mengenai bagaimana jaringan sosial mendorong eksistensi pedagang
temerodok dan juga mendapatkan gambaran dari informan yang tidak dapat ditangkap melalui
teknik obeservasi. Dalam proses wawancara, penulis menggunakan alat bantu berupa perekam
suara untuk merekam wawancara antara peneliti dengan informan. Kemudian data yang telah
terkumpul dianalisis bedasarkan hasil dari penelitian tersebut.

Dalam proses wawancara terdapat hambatan yang penulis hadapi yaitu pertama tertutupnya
para pedagang temerodok dengan penulis, sehingga penulis harus aktif melakukan pendekatan
dengan para pedagang Kendala kedua yang dihadapi adalah wawancara dengan informan
dilakukan sampai tiga kali pada beberapa informan karena kurangnya informasi yang
didapatkan sehingga membutuhkan waktu tambahan untuk mendapatkan data yang diinginkan
serta hambatan ketiga adalah karena waktu. Karena waktu wawancara yang dilakukan siang
sehingga membuat penulis terhambat untuk melakukan wawancara secara mendalam kepada
informan. Selain itu, penulis juga harus menyesuaikan waktu dari informan, misalnya ketika
banyak pembeli yang datang maka wawancara dengan informan tersebut pun ikut terhenti.

5. Metode Analisis Data

Setelah data terkumpul maka teknik selanjutnya adalah pengolahan data. Menurut Miles dan
Huberman (1984) dalam Sugiyono (2007: 183-184) analisis data kualitatif dilakukan beberapa
tahapan. Pertama, reduksi data seperti memilih hal-hal yang pokok yang sesuai dengan fokus
penelitian. Adapun yang direduksi dalam penelitian ini adalah data mengenai permasalahan
penelitian yang kemudian dilakukan ke dalam yaitu: bentuk jaringan sosial yang terbentuk di
pedagang temerodok SAKRA serta faktor pendukung pedagang dalam mempertahankan
aktifitas perdagangannya. Kedua, penyajian data yang merupakan sekumpulan informasi
tersusun yang memberikan kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan
tindakan. Dalam penyajian data ini dapat meliputi berbagai jenis matriks, gambar, keterkaitan
serta tabel yang dilengkapi dengan uraian penjelasan. Ketiga, teknik pengumpulan data untuk
menganalisis data dengan menyusun kata-kata dalam tulisan yang lebih luas dengan kerangka
sosiologi. Keempat, penarikan kesimpulan yang merupakan kegiatan yang berupa pengambilan
intisari dan penyajian data yang merupakan hasil dari analisis yang dilakukan dalam penelitian
atau kesimpulan awal yang sifatnya sudah matang, serta merupakan tahap akhir dari
keseluruhan hasil penelitian.

H. Sistematika Penulisan

Dalam penulisan skripsi ini, penulis menyusun pembahasan menjadi beberapa bagian dari
sistemaika penulisan sebagai berikut:
Bab I PENDAHULUAN. Pada bab ini, penulis menguraikan masalah yang melatarbelakangi
penulisan skripsi ini, perumusan masalah dan tujuan dari penelitian Jaringan Sosial Pedagang
temerodok.

Bab II KAJIAN PUSTAKA

Pada bab ini berisi Penelitian-Penelitian Terdahulu yang di gunakan sebagai pembanding
penelitian ini dan Landasan teori.

Bab III
pada bab ini berisi Waktu, lokasi penelitian,jenis dan pendekatan penelitian ,objek dan subjek
penelitian, data dan sumber data, teknik pengumpulan data, pengabsahan data analisis data,
sistematika dan kendala dalam penelitian.

Bab IV PEMBAHASAN

Pada bab ini merupakan yang paling penting dalam penulisan penelitian ini karena berisi
tentang hasil penelitian yang di lakukan peneliti.

Bab V PENUTUP

Pada bab ini berisi kesimpulan skripsi ini sekaligus menjadi penutup. Juga pada bagian ini berisi
masukan atau rekomendasi untuk para peneliti selanjutnya yang akan meneliti tentang jaringan
sosial.

Anda mungkin juga menyukai