Anda di halaman 1dari 9

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Era Globalisasi hadir dengan berbagai kemajuan teknologi
diberbagai bidang seperti informasi dan komunikasi. Hal tersebut tidak
bisa dipisahkan dari kehidupan manusia di jaman serba modern sekarang
ini. Manusia saat ini mendapatkan kemudahan akses informasi dari segala
penjuru dunia. Kenyataan ini tidak bisa dipungkiri memberikan dampak
positif dan negatif terhadap cara pandang dan nilai-nilai budaya .
Indonesia dengan masyarakat yang majemuk sangat mudah
menerima kemudahan teknologi yang berkembang sekarang ini. Cara
pandang masyarakat Indonesia pelan-pelan mulai berubah. Seperti halnya
nilai-nilai budaya adat ketimuran yang saat ini sudah jarang dilakukan.
Mereka memilih menerapkan budaya barat yang dianggap lebih
menyenangkan untuk dilakukan.
Perubahan cara pandang dan pergeseran budaya semakin terasa.
Apabila hal tersebut diabaikan maka persatuan dan kesatuan bangsa
Indonesia akan tercancam, Indonesia akan mengalami disintegrasi.
Ancaman dibidang ideologi, ekonomi, dan sosial budaya menjadi aspek
penting yang perlu diperhatikan karena hal tersebut termasuk ancaman non
militer yang mempengaruhi jiwa bangsa Indonesia.
Ancaman non militer merupakan ancaman yang tidak
menggunakan senjata, namun faktanya justru ancaman ini sangat
berbahaya. Dikatakan berbahaya karena persatuan suatu negara dapat
runtuh jika masyarakatnya tidak satu pandangan, tidak satu jalan pikiran,
tidak satu tujuan. Ancaman non militer masuk pada suatu Negara melalui
pikiran selanjutnya mempengaruhi cara pandang dan merubah budaya
yang dilakukan.
Selain itu risiko yang ditimbulkan ancaman non militer dapat mengganggu
stabilitas nasional yang berakibat pada terhambatnya pembangunan
nasional. Terhambatnya pembangunan nasional akan mengancam
persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa pengertian dari Ancaman Non Militer?
2. Apa saja macam-macam ancaman non militer?
3. Apa itu ancaman berdimensi ideologi?
4. Apa itu ancaman berdimensi ekonomi?
5. Apa itu ancaman berdimensi sosial budaya?
6. Bagaimana cara mengatasi ancaman nonmiliter?
7. Apa saja peran masyarakat Indonesia dalam mengatasi ancaman non
militer?

1.3 Tujuan
1. Mengerjakan tugas mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan
2. Memahami ancaman non militer
3. Mengetahui langkah-langkah sekaligus peran yang diambil untuk
mengatasi ancaman non militer

1.4 Manfaat
1. Menambah wawasan tentang ancaman non militer
2. Mengetahui berbagai macam ancaman non militer
3. Dapat mengambil langkah untuk mengatasi ancaman non militer
4. Mendapatkan gambaran tentang peran untuk mengatasi ancaman nin
militer
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Ancaman Non Militer

Ancaman adalah setiap usaha dan kegiatan, baik dari dalam negeri
maupun luar negeri, yang dinilai membahayakan kedaulatan negara,
keutuhan wilayah negara, dan keselamatan segenap bangsa. Ancaman Non
Militer adalah ancaman yang tidak menggunakan kekuatan senjata tetapi
jika dibiarkan akan membahayakan kedaulatan negara, keutuhan wilayah
negara, dan keselamatan segenap bangsa.

2.2 Macam-Macam Ancaman Non Militer

Ancaman non militer digolongkan dalam ancaman yang


berdimensi ideologi, politik, ekonomi, sosial, informasi dan teknologi serta
keselamatan umum.

2.2.1 Ancaman di bidang Ideologi

Ideologi merupakan landasan atau rumusan pemikiran manusia yang


diperjuangkan sebagai kebenaran, dan dapat membentuk prilaku seseorang
atau sekelompok orang sesuai dengan nilai-nilai yang diyakini tersebut.

Dari pengertian tersebut dapat diketahui bahwa ancaman berbasis


ideologi dapat mengubah pemikiran seseorang atau sekelompok orang
yang selanjutnya akan mempengaruhi perilaku kehidupan sehari-hari.
Ideologi sebagai landasan berpikir suatu negara. Apabila dalam
penerapannya mengalami gangguan akibat ancaman dari luar maupun
dalam negeri akan membahayakan persatuan suatu bangsa.

Ideologi yang saat ini populer didunia adalah liberalisme. Liberalisme


disokong oleh pemerintah amerika. Melalui kemajuan teknologi, informasi
berkaitan tentang liberalisme mudah diakses seluruh dunia termasuk
Indonesia. Ternyata Liberalisme mampu menyakinkan bangsa Indonesia
menuju kearah kemajuan dan kemakmuran. Liberalisme mengandung
pemikiran tentang kebebasan. Hal inilah yang menarik bagi masyarakat
Indonesia. Akan tetapi, pada umumnya pengaruh yang diambil justru yang
bernilai negatif, misalnya dalam gaya hidup yang diliputi kemewahan,
pergaulan bebas yang cenderung mengaruh pada dilakukannya perilaku
seks bebas dan sebagainya.
Indonesia menganut Ideologi Pancasila. Pancasila sendiri mengandung
nilai Ketuhanan , Kemanusiaan , Persatuan, Kerayakyatan dan Keadilan.
Nilai tersebut merupakan nilai dasar bagi kehidupan kenegaraan ,
kebangsaan dan kemasyarakatan. Berbeda dengan liberalisme yang
menganut kebebasan, ideologi pancasila memberikan batasan-batasan
tertentu seperti halnya menganut salah satu agama, lebih mengutamakan
kepentingan masyarakat daripada individu.

Ideologi liberal melahirkan budaya bersenang-senang atau biasa


disebut hedonism. Budaya tersebut jelas berbeda dengan budaya Indonesia
yang sederhana. Selain hedonisme, Individualisme juga sebagai akibat dari
liberalisme. Bahkan di Indonesia sendiri indivialisme sudah mulai
berkembang. Padahal masyarakat Indonesia sesuai nilai pancasila
Indonesia harus gotong royong membantu sesama.

Dengan hadirnya fakta-fakta diatas. Ideologi menjadi dasar utama


persatuan bangsa. Apabila ideologi suatu bangsa mulai mengalami
perubahan maka persatuan dan kesatuan suatu bangsa akan terancam.
Maka dari itu diperlukan usaha untuk meluruskan kembali pemikiran
tentang idelogi pancasila.

2.2.2 Ancaman di bidang Ekonomi

Ekonomi merupakan salah satu penentu posisi tawar dari setiap


negara dalam pergaulan internasional. Kondisi ekonomi tentu sangat
menentukan dalam pertahanan negara. Ancaman berdimensi ekonomi ini
terbagi menjadi 2, yakni internal serta eksternal.

Ancaman yang berasal dari internal bisa berupa inflasi,


pengangguran, infrastruktur yang tidak memadai, serta sistem ekonomi
yang tak cukup jelas.

Ancaman yang berasal dari eksternal bisa berbentuk kinerja


ekonomi yang buruk, daya saing yang rendah, tidak siapnya dalam
menghadapi era globalisasi serta tingkat ketergantungan terhadap pihak
asing.

2.2.3 Ancaman di bidang Sosial Budaya

Ancaman sosial budaya bisa berupa isu-isu mengenai kemiskinan,


kebodohan, keterbelakangan, serta ketidakadilan yang menjadi dasar
timbulnya konflik vertikal, antara pemerintah pusat dengan pemerintah
daerah, beserta dengan konflik horizontal yakni suku, agama, ras, dan
antar golongan (SARA).

Di tahun 1994 saja misalnya, 18 peperangan dari 23 peperangan


yang terjadi di dunia ini diakibatkan oleh sentimen-sentimen budaya,
agama, serta etnis. Sementara itu, 75% dari pengungsi dunia yang
mengalir ke berbagai negara lain didorong dengan alasan yang sama, tidak
berbeda. Sementara itu, 8 dari 13 operasi pasukan perdamaian yang
dijalankan oleh PBB ditujukan guna mengupayakan terciptanya
perdamaian dalam berbagai konflik antar etnis di dunia.

2.3 Strategi Mengatasi Ancaman

Untuk tetap mempertahankan keutuhan bangsa Indonesia dari berbagai


ancaman non militer diperlukan strategi untuk mengatasinya. Dalam setiap
bidang seperti ideologi, ekonomi maupun sosial budaya memiliki strategi
yang berbeda-beda.

Inti pertahanan non militer adalah pertahanan secara nonfisik yang


tidak menggunakan senjata, tetapi pemberdayaan faktor-faktor ideologi,
politik, ekonomi, psikologi, sosial budaya, dan teknologi melalui profesi,
pengetahuan dan keahlian serta kecerdasan untuk mencapai kesejahteraan
masyarakat yang berkeadilan. Sehingga dalam menghadapi ancaman
nirmiliter menempatkan lembaga pemerintah di luar bidang pertahanan
sebagai unsur utama, sesuai dengan bentuk dan sifat ancaman yang
dihadapi dengan didukung oleh unsur-unsur lain dari kekuatan bangsa.

1. Bidang Ideologi
a. Lapisan terdepan dalam konsep penanganannya terdiri atas unsur-
unsur pertahanan nirmiliter, yakni kementerian atau lembaga
pemerintah nonkementerian yang membidangi ideologi.
b. Kementerian serta unsur pemerintahan yang membidangi politik
dalam negeri mengerahkan seluruh kekuatan politik serta
instrumen pemerintahan guna menghadapi ancaman tersebut.
c. Unsur pemerintah yang membidangi informasi mendinamisasikan
kekuatan nasional di bidang informasi untuk melakukan integrasi
ideologi
d. Unsur pemerintah yang membidangi pendidikan melaksanakan
proses pembelajaran dan kesadaran akan ideologi Pancasila secara
bertingkat dan berlanjut .
e. Unsur pemerintah yang membidangi agama memberdayakan para
pemimpin agama untuk menjadi mitra pemerintah dalam
menyinergikan strategi .
f. Peran lapis pertahanan militer dalam hal ini dilaksanakan melalui
program pelaksanaan bakti TNI yang secara intensif sesuai dengan
wilayah kerja unit TNI.
2. Bidang Ekonomi
a. penciptaan lapangan kerja padat karya
b. pembangunan infrastruktur,
c. penciptaan iklim usaha yang kondusif
d. pemilihan teknologi tepat guna
e. Indonesia harus membangun dan menjaga hubungan baik dengan
negara-negara yang memiliki kekuatan ekonomi-politik dunia.
f. meningkatkan usaha pertahanan untuk menciptakan kondisi
keamanan nasional dan kebutuhan pokok masyarakat terutama di
daerah-daerah pedalaman.
g. Program Bakti TNI yang melibatkan kerja sama dengan unsur
pertahanan nir-militer lainnya lebih ditingkatkan pada perbaikan
sarana prasarana masyarakat yang membawa dampak pada
peningkatan kemampuan ekonomi masyarakat.
3. Bidang Sosial Budaya
a. Keseimbangan antara manusia dengan Tuhan
b. Keseimbangan antara manusia dengan alam semesta
c. Keseimbangan antara manusia dengan masyarakat
d. Meningkatkan semangat persatuan bangsa dengan memperhatikan
perkembangan tradisi, pendidikan, kepemimpinan, integrasi
nasional, kepribadian bangsam persatuan dan kesatuan bangsa dan
pelestarian alam.

2.4 Partisipasi Masyarakat dalam mengatasi ancaman non militer

Masyarakat dapat mengatasi ancaman non militer dengan cara sebagai


berikut

1. Pendidikan Kewarganegaraan
Pada pasal 37 ayat (1) UU No. 20/2003 dijelaskan bahwa
pembentukan rasa kebangsaan dan cinta tanah air dapat dibina
melalui pendidikan kewarganegaraan
2. Pengabdian sesuai dengan profesi
Untuk mengatasi ancaman non-militer perlu adanya keamanan atau
ketahanan lingkungan, energi, pangan dan ekonomi, maka
pengabdian bela negara melalui profesi terbuka sangat luas. Ketika
semua warga negara mengabdikan diri sesuai dengan profesi dalam
usaha pembelaan negara, maka tentu saja akan meningkatkan
ketahanan nasional kita.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan

Ancaman non militer adalah ancaman yang tidak menggunakan


kekuatan senjata tetapi jika dibiarkan akan membahayakan kedaulatan
negara, keutuhan wilayah negara, dan keselamatan segenap bangsa.

Ancaman non militer digolongkan dalam ancaman yang


berdimensi ideologi, ekonomi, sosial budaya , politik, informasi dan
teknologi serta keselamatan umum.

Ancaman berdimensi ideologi dapat mengubah pemikiran


seseorang atau sekelompok orang yang selanjutnya akan mempengaruhi
perilaku kehidupan sehari-hari. Ideologi sebagai landasan berpikir suatu
negara. Apabila dalam penerapannya mengalami gangguan akibat
ancaman dari luar maupun dalam negeri akan membahayakan persatuan
suatu bangsa.

Ekonomi merupakan salah satu penentu posisi tawar dari setiap


negara dalam pergaulan internasional. Kondisi ekonomi tentu sangat
menentukan dalam pertahanan negara. Ancaman berdimensi ekonomi ini
terbagi menjadi 2, yakni internal serta eksternal.

Ancaman sosial budaya bisa berupa isu-isu mengenai kemiskinan,


kebodohan, keterbelakangan, serta ketidakadilan yang menjadi dasar
timbulnya konflik vertikal, antara pemerintah pusat dengan pemerintah
daerah, beserta dengan konflik horizontal yakni suku, agama, ras, dan
antar golongan (SARA).

Inti pertahanan non militer adalah pertahanan secara nonfisik yang


tidak menggunakan senjata, tetapi pemberdayaan faktor-faktor ideologi,
politik, ekonomi, psikologi, sosial budaya, dan teknologi melalui profesi,
pengetahuan dan keahlian serta kecerdasan untuk mencapai kesejahteraan
masyarakat yang berkeadilan. Sehingga dalam menghadapi ancaman
nirmiliter menempatkan lembaga pemerintah di luar bidang pertahanan
sebagai unsur utama, sesuai dengan bentuk dan sifat ancaman yang
dihadapi dengan didukung oleh unsur-unsur lain dari kekuatan bangsa.
DAFTAR PUSTAKA

http://hildafatmawati.blogspot.co.id/2016/01/babi-pendahuluan-1.html
Di akses 1 Oktober 2016 / 18.00 WIB

http://www.academia.edu/9409757/
perbedaan_ideologi_pancasila_liberalisme_komunisme_dan_kapitalisme_140526
045441_phpapp02 Di akses 2 Oktober 2016 / 20.00 WIB

https://id.wikipedia.org/wiki/Ancaman_nonmiliter Diakses 2 Oktober 2016 /


20.00 WIB

http://www.kompasiana.com/daris/ancaman-militer-dan
nirmiliter_5508e9a6a33311da5b2e3fc9 Diakses 9 Oktober 2016 / 11.20 WIB

Anda mungkin juga menyukai