Bentuk wisata seperti apa dan di mana saja ada di Jakarta ini sehingga
potensi pariwisata yang ditawarkan di Jakarta begitu menggiurkan bagi para
investor untuk berinvestasi dalam bidang pariwisata di Jakarta. PT.
Saraswati Griya Lestari atau yang biasa disebut dengan PT. SGL adalah salah
satu perusahaan yang bergerak di bidang pariwisata yang beralamat di
Komplek Perkantoran Kuta Poleng - Blok A4, Jl. Setiabudi, Simpang Siur
Square, Kuta, Kabupaten Badung, Bali. PT. SGL di kepalai oleh Gladys
Natalie alias Iis sebagai Direktur Utama PT. SGL dan di dirikan sejak tahun
2014. Salah satu kegiatan usaha yang dilakukan oleh PT. SGL adalah
pembangunan hotel bintang dan home stay dari tingkat harga yang paling
terjangkau sampai tingkat premium . Pada bulan Juni 2018, PT. SGL kembali
melakukan Rapat Direksi pada Triwulan Kedua dalam rapat tersebut
disepakati PT. SGL akan melebarkan usahanya ke wilayah lain. Setelah
mempertimbangkan wilayah yang memiliki potensi pariwisata yang besar
maka disepakatilah PT. SGL akan melebarkan usahanya ke Jakarta dengan
membangun hotel bintang di Jakarta, yang kemudian proyek ini akan
dipegang langsung oleh Gladys Natalie alias Iis selaku Direktur Utama.
Awal 1 Juli 2018, Saat Gladys Natalie alias Iis berada di Jakarta,
Gladys Natalie alias Iis bertemu dengan salah seorang kolega kerjanya
yang berkutat di bidang kuliner bernama Marselly Sealtiel alias Selly, di
Grill and Coffee yang berlokasi di Artotel Jakarta, Lantai 7, Jl. Sunda No. 3,
Thamrin, Jakarta. Malam itu Gladys Natalie alias Iis menceritakan bahwa
dirinya sedang mencari tanah di Jakarta untuk keperluan pembangunan
hotel oleh PT. SGL. Setelah itu Marselly Sealtiel alias Selly
merekomendasikan untuk menemui Misha Pravira alias Icha selaku
Walikota Jakarta Barat yang diketahui Marselly Sealtiel alias Selly
memiliki banyak tanah di Jakarta. Gladys Natalie alias Iis kemudian
merasa tertarik dan meminta bantuan Marselly Sealtiel alias Selly untuk
mengatur pertemuannya dengan Walikota Jakarta Barat tersebut.
Tanggal 08 Juli 2018, Gladys Natalie alias Iis bersama dengan
pengacaranya Mohammad Rifqy mengadakan pertemuan dengan Misha
Pravira alias Icha di Revo 8 Café, Tanjung Gedong, Jakarta Barat untuk
membicarakan mengenai ketertarikan dari PT. SGL yang sedang mencari
tanah guna membangun hotel bintang di Jakarta. Saat itu Misha Pravira
alias Icha yang telah diinformasikan terlebih dahulu oleh Marselly telah
mempersiapkan segala sesuatunya sehingga saat ini Misha Pravira alias Icha
langsung menawarkan dua obyek tanah di Kawasan Glodok, Taman Sari
(HGB 1498/ Glodok) yang berlokasi di Jl. Kemenangan III No.47 Jakarta Barat
dan Grogol (HGB 5478/ Grogol) yang berlokasi di Jl. Kyai Tapa No. 114
dengan total luas 25.165 M2. Dimana tanah tersebut berada di bawah
perusahaan PT. Widya Sarana Investama selanjutnya disebut PT. WSI,
dimana Misha Pravira alias Icha merupakan Pemegang Saham Utama
sekaligus Beneficial Ownership dari PT. WSI lalu Calvin Edgar alias Edi
sebagai Komisaris Utama sementara Direktur Utama dari PT. WSI dijabat
oleh Dyah Dewi alias Dwi yang merupakan anak dari Misha Pravira alias
Icha.
Lalu pada 7 Desember 2018, Misha Pravira alias Icha melalui Dyah
Dewi alias Dwi selaku Direktur Utama PT. WSI membuat akta perjanjian
kerjasama dengan Gladys Natalie alias Iis selaku Direktur Utama PT. SGL
dimana inti perjanjian tersebut yakni penjualan terhadap 2 objek tanah di
Glodok (HGB 1498/ Glodok) yang berlokasi di Jl. Kemenangan III No.47 dan
Grogol (HGB5478/ Grogol) yang berlokasi di Jl. Kyai Tapa No. 114 dengan
total luas 25.165 M2 dengan pembayaran bertahap yang dilakukan oleh PT.
SGL sebanyak 4x dengan menggunakan cek giro kepada PT. WSI. Setelah
dibuat dan ditandatanganinya perjanjian tersebut. Pada 5 Januari 2019
Gladys Natalie alias Iis kemudian memberikan cek giro secara bertahap
sebanyak 4x dengan total nilai Rp60.000.000.000,00. (enam puluh miliar
rupiah) kepada PT. WSI.
Pada tanggal 21 Juni 2019, Dyah Dewi alias Dwi kemudian memberi
kabar kepada Misha Pravira alias Icha melalui telepon genggamnya
bahwa Gladys Natalie alias Iis telah melunasi pembayarannya yang
kemudian Direktur Utama PT. WSI, Dyah Dewi alias Dwi mencairkan
Rp10.000.000.000,00 ( sepuluh miliar rupiah) untuk meningkatkan modal PT.
WSI dan sisanya dimiliki Misha Pravira alias Icha dan terhadap uang yang
dicairkan tersebut Misha Pravira membagikan kepada Calvin Edgar alias
Edi sebesar Rp15.000.000.000,00. ( lima belas milyar rupiah ) yang sudah
termasuk 5% untuk diberikan kepada Adam Haidar Chandra alias Idar.
Pada tanggal 17 Juli 2019, saat Gladys Natalie alias Iis datang ke
lokasi untuk memulai pekerjaan pembangunan hotel bintang, barulah
diketahui bahwa tanah di Glodok, Taman Sari (HGB 1498/ Glodok) yang
berlokasi di Jl. Kemenangan III No.47 Jakarta Barat merupakan sertifikat
palsu dikarenakan lokasi tersebut merupakan Lokasi Gereja SMDF.
sedangkan tanah di Grogol (HGB 5478/ Grogol) yang berlokasi di Jl. Kyai
Tapa No. 114 Jakarta Barat juga merupakan sertipikat palsu dikarenakan
saat Gladys Natalie mengunjungi lokasinya telah berlangsung pembangunan
rumah a.n. Jonathan Jodama dan setelah dilakukan pengecekan sertipikat,
benar atas tanah di Grogol (HGB 5478/ Grogol) yang berlokasi di Jl. Kyai Tapa
No. 114 telah ditingkatkan sertifikatnya dan dibaliknamakan dari PT. WSI
kepada Jonathan Jodama. Di hari yang sama, pada pukul dua, siang hari
Gladys Natalie alias Iis mencoba untuk menghubungi Haidar Chandra
alias Idar, orang yang mengurus sertifikat dan perizinan pembangunannya
atas saran Calvin Edgar alias Edi tetapi tidak mendapat jawaban sehingga
Gladys Natalie alias Iis mendatangi kantor Haidar Chandra alias Idar
untuk mendapat penjelasan akan tetapi setibanya disana, Gladys Natalie
alias Iis menemukan kantor dalam keadaan kosong, bahkan plang nama
notaris tersebut telah diturunkan.
(*) Nama tokoh, tempat dan rangkaian peristiwa yang diuraikan didalam
kasus posisi adalah fiktif secara murni untuk kepentingan kompetisi.