Anda di halaman 1dari 6

PERLUASAN KASUS POSISI KOMPETISI PERADILAN SEMU

INTERNAL PIALA DEKAN III KOMUNITAS PERADILAN SEMU


FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS TARUMANAGARA

Sektor Pariwisata merupakan salah satu sektor strategis dalam


pengembangan usaha bagi suatu perusahaan. Pariwisata dengan segala
aspeknya dapat memberikan kontribusi kepada berbagai aspek kehidupan
dan juga merupakan lahan bagi para pengusaha untuk mengembangkan
bisnisnya. Jakarta sebagai ibu kota Indonesia menawarkan potensi yang
besar dalam kegiatan pariwisata, Jakarta merupakan miniatur Indonesia
hanya saja dalam lingkup daerah yang sempit. Sudah menjadi informasi
umum wisatawan mancanegara, selain kota-kota eksotis di luar ibu kota di
pelosok mancanegara, ibu kota menjadi destinasi wisata turis mancanegara
maupun lokal. 

Bentuk wisata seperti apa dan di mana saja ada di Jakarta ini sehingga
potensi pariwisata yang ditawarkan di Jakarta begitu menggiurkan bagi para
investor untuk berinvestasi dalam bidang pariwisata di Jakarta.  PT.
Saraswati Griya Lestari atau yang biasa disebut dengan PT. SGL adalah salah
satu perusahaan yang bergerak di bidang pariwisata yang beralamat di
Komplek Perkantoran Kuta Poleng - Blok A4, Jl. Setiabudi, Simpang Siur
Square, Kuta, Kabupaten Badung, Bali. PT. SGL di kepalai oleh Gladys
Natalie alias Iis sebagai Direktur Utama PT. SGL dan di dirikan sejak tahun
2014. Salah satu kegiatan usaha yang dilakukan oleh PT. SGL adalah
pembangunan hotel bintang dan home stay dari tingkat harga yang paling
terjangkau sampai tingkat premium . Pada bulan Juni 2018, PT. SGL kembali
melakukan Rapat Direksi pada Triwulan Kedua dalam rapat tersebut
disepakati PT. SGL akan melebarkan usahanya ke wilayah lain. Setelah
mempertimbangkan wilayah yang memiliki potensi pariwisata yang besar
maka disepakatilah PT. SGL akan melebarkan usahanya ke Jakarta dengan
membangun hotel bintang di Jakarta, yang kemudian proyek ini akan
dipegang langsung oleh Gladys Natalie alias Iis selaku Direktur Utama.

Awal 1 Juli 2018, Saat Gladys Natalie alias Iis berada di Jakarta,
Gladys Natalie alias Iis bertemu dengan salah seorang kolega kerjanya
yang berkutat di bidang kuliner bernama Marselly Sealtiel alias Selly, di
Grill and Coffee yang berlokasi di Artotel Jakarta, Lantai 7, Jl. Sunda No. 3,
Thamrin, Jakarta. Malam itu Gladys Natalie alias Iis menceritakan bahwa
dirinya sedang mencari tanah di Jakarta untuk keperluan pembangunan
hotel oleh PT. SGL.  Setelah itu Marselly Sealtiel alias Selly
merekomendasikan untuk menemui Misha Pravira alias Icha selaku
Walikota Jakarta Barat yang diketahui Marselly Sealtiel alias Selly
memiliki banyak tanah di Jakarta. Gladys Natalie alias Iis kemudian
merasa tertarik dan meminta bantuan Marselly Sealtiel alias Selly  untuk
mengatur pertemuannya dengan Walikota Jakarta Barat tersebut.
 
Tanggal 08 Juli 2018, Gladys Natalie alias Iis bersama dengan
pengacaranya Mohammad Rifqy mengadakan pertemuan dengan Misha
Pravira alias Icha di Revo 8 Café, Tanjung Gedong, Jakarta Barat untuk
membicarakan mengenai ketertarikan dari PT. SGL yang sedang mencari
tanah guna membangun hotel bintang di Jakarta. Saat itu Misha Pravira
alias Icha yang telah diinformasikan terlebih dahulu oleh Marselly telah
mempersiapkan segala sesuatunya sehingga saat ini Misha Pravira alias Icha
langsung menawarkan dua obyek tanah di Kawasan Glodok, Taman Sari
(HGB 1498/ Glodok) yang berlokasi di Jl. Kemenangan III No.47 Jakarta Barat
dan Grogol (HGB 5478/ Grogol) yang berlokasi di Jl. Kyai Tapa No. 114
dengan total luas 25.165 M2. Dimana tanah tersebut berada di bawah
perusahaan PT. Widya Sarana Investama selanjutnya disebut PT. WSI,
dimana Misha Pravira alias Icha merupakan Pemegang Saham Utama
sekaligus Beneficial Ownership dari PT. WSI lalu Calvin Edgar alias Edi
sebagai Komisaris Utama sementara Direktur Utama dari PT. WSI dijabat
oleh Dyah Dewi alias Dwi yang merupakan anak dari Misha Pravira alias
Icha.

Beberapa hari kemudian, tepatnya pada tanggal 12 Juli 2018 siang


hari,  Misha Pravira alias Icha  bersama dengan anaknya Dyah Dewi
alias Dwi mengadakan pertemuan dengan Calvin Edgar alias Edi di
sebuah restaurant BBQ yaitu Pochajjang yang berlokasi di  Jl. Dr. Muwardi I
No. 38 RT 15/RW 3, Grogol petamburan, Kota Jakarta Barat, Daerah Khusus
Ibukota Jakarta. Dalam pertemuan itu Calvin Edgar alias Edi diminta oleh
Misha Pravira alias Icha untuk membuat sertifikat palsu atas objek tanah
yang pernah dimiliki oleh PT. WSI di Glodok, Taman Sari (HGB 1498/ Glodok)
yang berlokasi di Jl. Kemenangan III No.47 Jakarta Barat dan Grogol
(HGB5478/ Grogol) yang berlokasi di Jl. Kyai Tapa No. 114 Jakarta Barat
dengan total luas 25.165 M2 yang nantinya akan diserahkan kepada Gladys
Natalie alias Iis pada pertemuan berikutnya. Dalam Pertemuan itu Misha
Pravira alias Icha mengancam akan memberhentikan Calvin Edgar alias
Edi dari perusahaanya jika tidak menuruti perintahnya. Tak lupa juga Misha
Pravira alias Icha memberi sebuah kartu nama  kepada Calvin Edgar
alias Edi dimana kartu nama tersebut merupakan identitas seseorang yang
akan membantu Calvin Edgar alias Edi untuk menjalankan akal bulusnya
ini. Tanpa mereka bertiga sadari ternyata seorang Youtuber dari
saluran/Channel youtube bernama Tanboy Hlilintar yang kebetulan sedang
melaksanakan syuting untuk video blognya (biasa disebut VLOG) di
Restaurant yang sama, mendengar dan merekam semua percakapan
mereka dari awal, petengahan hingga akhir. 

Pada tanggal 15 Juli, Calvin Edgar alias Edi mendatangi kediaman


yang tertera pada kartu identitas yang diberikan oleh Misha Pravira alias
Icha dan saat itulah Calvin Edgar alias Edi bertemu dengan Adam Haidar
Chandra alias Idar yang merupakan lulusan sarjana hukum, yang berlokasi
di JL. Badak laut, Kelurahan Badak Selatan, Grogol Kota Jakarta Utara. Malam
itu Calvin Edgar alias Edi Meminta Adam Haidar Chandra alias Idar
untuk bekerja sama dalam proses pemalsuan sertifikat tanah yang akan
direkomendasikan kepada Gladys Natalie alias Iis untuk mengurus
keaslian akta, perizinan pembangunan hingga pergantian nama sertifikat,
dengan memberi fee yang sebagai bayarannya.

Bahwa selanjutnya pada bulan 2 Agustus 2018, diadakannya


pertemuan kembali di Revo 8 Café Tanjung Gedong, Jakarta Barat antara
Misha Pravira alias Icha, Calvin Edgar alias Edi dan Gladys Natalie
alias Iis yang didampingi oleh pengacaranya yaitu Mohammad Rifqy.
Pertemuan tersebut membicarakan mengenai harga tanah yang kemudian
disepakati sebesar Rp60.000.000.000,00. (enam puluh miliar rupiah). 

Calvin Edgar alias Edi kemudian menyarankan untuk mengunakan


seorang kenalannya bernama Adam Haidar Chandra alias Idar untuk
mengurus segala dokumen dan memastikan tidak ada sengketa tanah.
Dengan bujukan manis dan ucapan lugas, tegas dan jelas dari Misha
Pravira alias Icha maka Gladys Natalie alias Iis tidak melakukan
pengecekan langsung ke lapangan, dikarenakan mempercayai Misha
Pravira alias Icha yang merupakan Walikota Jakarta Barat, perizinan hotel,
kerja sama pembangunan hotel, hingga pergantian nama sertifikat tanah.  

Lalu pada 7 Desember 2018, Misha Pravira alias Icha melalui Dyah
Dewi alias Dwi selaku Direktur Utama PT. WSI membuat akta perjanjian
kerjasama dengan Gladys Natalie alias Iis selaku Direktur Utama PT. SGL
dimana inti perjanjian tersebut yakni penjualan terhadap 2 objek tanah di
Glodok (HGB 1498/ Glodok) yang berlokasi di Jl. Kemenangan III No.47 dan
Grogol (HGB5478/ Grogol) yang berlokasi di Jl. Kyai Tapa No. 114 dengan
total luas 25.165 M2 dengan pembayaran bertahap yang dilakukan oleh PT.
SGL sebanyak 4x dengan menggunakan cek giro kepada PT. WSI. Setelah
dibuat dan ditandatanganinya perjanjian tersebut. Pada 5 Januari 2019
Gladys Natalie alias Iis kemudian memberikan cek giro secara bertahap
sebanyak 4x dengan total nilai Rp60.000.000.000,00. (enam puluh miliar
rupiah) kepada PT. WSI. 

Pada tanggal 21 Juni 2019, Dyah Dewi alias Dwi kemudian memberi
kabar kepada Misha Pravira alias Icha melalui telepon genggamnya
bahwa Gladys Natalie alias Iis  telah melunasi pembayarannya yang
kemudian Direktur Utama PT. WSI, Dyah Dewi alias Dwi mencairkan
Rp10.000.000.000,00 ( sepuluh miliar rupiah) untuk meningkatkan modal PT.
WSI dan sisanya dimiliki Misha Pravira alias Icha dan terhadap uang yang
dicairkan tersebut Misha Pravira membagikan kepada Calvin Edgar alias
Edi  sebesar Rp15.000.000.000,00. ( lima belas milyar rupiah ) yang sudah
termasuk 5% untuk diberikan kepada Adam Haidar Chandra alias Idar.

Dari sisa yang diterima, Misha Pravira alias Icha melakukan


pembelian 1 unit apartemen yang berada di Singapura dan rumah mewah di
Pantai Indah Kapuk sebesar Rp 7.136.671.260 melalui PT. Jakarta Property
Internasional Tbk, lalu menggunakan uang sebesar Rp15.000.000.000,00.
( lima belas miliar rupiah ) untuk membeli saham PT. Bank Middle Asia (PT.
BMA) sebesar 2 %.PT. BMA merupakan perusahaan yang bergerak di bidang
perbankan. Sedangkan Calvin Edgar alias Edi menerima langsung
menitipkan uang yang diterimanya di Rekening Kasino miliknya di Las Vegas
Amerika sejumlah  yang dikonversikan dalam bentuk dolar Amerika yang 5%
tak lupa dibagikan dalam bentuk tunai kepada Adam Haidar Chandra
alias Idar  karena sudah mau terlibat lagi dalam aksinya kali ini.

Pada tanggal 17 Juli 2019, saat Gladys Natalie alias Iis datang ke
lokasi untuk memulai pekerjaan pembangunan hotel bintang, barulah
diketahui bahwa tanah di Glodok, Taman Sari (HGB 1498/ Glodok) yang
berlokasi di Jl. Kemenangan III No.47 Jakarta Barat merupakan sertifikat
palsu dikarenakan lokasi tersebut merupakan Lokasi Gereja SMDF.
sedangkan tanah di Grogol (HGB 5478/ Grogol) yang berlokasi di Jl. Kyai
Tapa No. 114 Jakarta Barat juga merupakan sertipikat palsu dikarenakan
saat Gladys Natalie mengunjungi lokasinya telah berlangsung pembangunan
rumah a.n. Jonathan Jodama dan setelah dilakukan pengecekan sertipikat,
benar atas tanah di Grogol (HGB 5478/ Grogol) yang berlokasi di Jl. Kyai Tapa
No. 114 telah ditingkatkan sertifikatnya dan dibaliknamakan dari PT. WSI
kepada Jonathan Jodama. Di hari yang sama, pada pukul dua, siang hari 
Gladys Natalie alias Iis mencoba untuk menghubungi Haidar Chandra
alias Idar, orang yang  mengurus sertifikat dan perizinan pembangunannya
atas saran Calvin Edgar alias Edi  tetapi tidak mendapat jawaban sehingga
Gladys Natalie alias Iis mendatangi kantor Haidar Chandra alias Idar
untuk mendapat penjelasan akan tetapi setibanya disana, Gladys Natalie
alias Iis menemukan kantor dalam keadaan kosong, bahkan plang nama
notaris tersebut telah diturunkan.

Bahwa mengetahui hal tersebut Gladys Natalie alias Iis


mengadakan pertemuan dengan Misha Pravira alias Icha, Calvin Edgar
alias Edi dan Dyah Dewi alias Dwi serta meminta untuk penyelesaian
masalah dan uangnya dikembalikan. Namun, tak pernah berhasil.  hingga
akhirnya pada tanggal 18 Juli 2019 Gladys Natalie alias Iis melaporkan
hal tersebut kepada pihak berwajib dan membawa kasus ini kedalam ranah
hukum.

(*) Nama tokoh, tempat dan rangkaian peristiwa yang diuraikan didalam
kasus posisi adalah fiktif secara murni untuk kepentingan kompetisi.

Anda mungkin juga menyukai