DIVERTIKULITIS
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Keperawatan Gawat Darurat
Disusun Oleh
Kelompok 5 IKP-3B
1. Annisa Jannatin
2. Namila Nur Afifah
3. Rima Ferdilla R
4. Sri Ayu Fujastuti
2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadirat Allah SWT atas berkat rahmat dan hidayah-Nya sehingga
dapat terselesaikannya makalah “Asuhan Keperawatan Gawat Darurat Divertikulitis”.
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas Keperawatan Gawat Darurat. Sebagai mana
judulnya makalah ini diharapkan mampu memberikan wawasan, pengetahuan, dan gambaran
mengenai asuhan keperawatan gawat darurat pada divertikulitis.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Maka dari itu,
kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi
kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan
serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir dan kami berharap makalah ini
dapat bermanfaat bagi pembaca dan apabila ada sesuatu yang kurang mohon dimaafkan.
Sekian dan terimakasih.
Penyusun,
i
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
2.8 Komplikasi...................................................................................................................... 9
3.1 Kesimpulan.......................................................................................................................... 22
3.2 Saran................................................................................................................................... 22
DAFTAR PUSTAKA
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
Deverticular disease merupakan penyakit karena adanya peradangan yang
terjadi pada divertikula yang disebabkan oleh kontraksi otot kolon (Painter, 2013).
Terbukti dengan penelitian penderita divertikula dapat menimbulkan respon
kontraktil berlebihan terhadap stimuli hormonal sehingga kontraksi otot kolon yang
abnormal tersebut menyebabkan peningkatan tekanan intraluminal dengan akibat
hipertrofi otot polos dan pembentukan divertikula. Divertikulum sering disebut
dengan istilah herniasi usus besar yang menyerupai kantung yang terbentuk melalui
defek pada lapisan otot tertentu. (Brunner, 2016). Penyakit ini disepabkan karena
kurangnya supan serat pada tubuh, misalnya diet tinggi lemak. Kebanyakan diera
modern ini masyarakat dunia termasuk di Indonesia kurang memperhatikan asupan
serat bagi tubuh dalam memenuhi nutrisi seharai-hari. Sehingga perlu adanya
penyuluhan dan deteksi dini terkait penyakit diverticular disease ini.
2
4. Untuk mengetahui patofisiologi divertikulitis.
5. Untuk mengetahui pathway pada divertikulitis.
6. Untuk mengetahui klinik pada divertikulitis.
7. Untuk mengetahui pemeriksaan penunjang pada divertikulitis.
8. Untuk mengetahui komplikasi pada divertikulitis.
9. Untuk mengetahui penatalaksanaan kegawatdaruratan pada divertikulitis.
10. Untuk mengetahui asuhan keperawatan pada divertikulitis.
3
BAB II
TINJAUAN TEORI
Usus besar atau kolon dalam anatomi adalah bagian usus antara
usus buntu dan rektum.Fungsi utama organ ini adalah menyerap air dari feses.Pada
mamalia, kolon terdiri dari kolon menanjak (ascending), kolon melintang (transverse),
kolon menurun (descending), kolon sigmoid, dan rektum. Bagian kolon dari usus buntu
hingga pertengahan kolon melintang sering disebut dengan "kolon kanan", sedangkan
bagian sisanya sering disebut dengan "kolon kiri" (longo, 2010).
4
Usus besar dibedakan menjadi:
5
Divertikular disease merupakan penyakit pada saluran pencernaan yang timbul
karena adanya penonjolan berbentuk kantung dari dinding kolon dengan besar
bervariasi dari beberapa millimeter sampai beberapa sentimeter. Divertikula
biasanya merupakan manifestasi motalitas yang abnormal. Divertikulum dapat
terjadi di mana saja sepanjang saluran gastrointestinal.(Sabiston, 2000).
Divertikular disease adalah penyakit yang terjadi karena adanya herniasi pada kolon
yang menyerupai kantung yang terbentuk melalui defek pada lapisan otot tertentu.
(Brunner, 2016).
Jadi, berdasarkan beberapa pengertian devertikular disease diatas dapat
disimpulkan bahwa divertikulitis merupakan gangguan pada pencernaan yang
terjadi di divertikula karena kontraksi pada otot kolon, biasanya ditemukan
penonjolan berbentuk kantung di dinding kolon.
6
lahir dan kebanyakan pada usus besar khususnya pada kolon sigmoid dan kolon
desendens.
Divertikulum terbentuk bila mukosa dan lapisan submukosa colon
mengalami herniasi sepanjang dinding muskuler akibat tekanan intraluminal
yang tinggi, volume colon yang rendah(isi kurang mengandung serat),dan
penurunan kekuatan otot dalam dinding colon(hipertrofi muskuler akibat masa
fekal yang mengeras).Divertikulum menjadi sumbatan dan kemudian
terinflamasi bila obstruksi terus berlanjut. Inflamasi cenderung melebar ke
dinding usus sekitar, mengakibatkan timbulnya kepekaan dan spastisitas kolon.
Abses dapat terjadi, menimbulkan peritonitis, sedangkan erosi pembuluh
darah(arterial)dapat menimbulkan perdarahan.
2.5. Pathway
Hipertrofi muskuler
Herniasi lapisan
mukosa dan submukosa
Obstruksi
Inflamasi
peritonitis
8
2.7 Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan sinar-x seperti enema barium yang akan menunjukkan adanya
penyempitan kolon dan penebalan lapisan otot.
Pemeriksaan sinar-x terhadap abdomen dapat menunjukkan adanya udara
bebas di bawah diafragma bila perforasi terjadi akibat diverticulitis.
Pemindai tomografi computer (CT) dapat menunjukkan abses.
Kolonoskopi dilakukan untuk mengobservasi divertikula dan
membedakannya dengan kemungkinan penyakit lain.
Tes laboratorium yang akan membantu dalam diagnosis adalah hitung darah
lengkap.
2.8 Komplikasi
9
2.10 Asuhan Keperawatan Gawat Darurat Klien dengan Divertikulitis
1. Pengkajian
1. Anamnesa
a) Data demografi
1. Nama
3. Jenis kelamin
4. Suku/bangsa
5. Agama
6. Pendidikan
7. Pekerjaan
8. Alamat
b) Keluhan utama
Keluhan utama yang terjadi pasien dengan gangguan
divertikulum adalah nyeri pada perut kuadran kiri bawah, konstipasi,
nyeri, mual, muntah, diare dan kram pada kuadran kiri bawah dari
abdomen.
c) Riwayat penyakit dahulu
Adanya penyakit konstipasi dan disassociative tissue disease bisa
mengarah pada munculnya diverticular disease atau divertikulitis.
d) Onset
Biasanya nyeri datangnya mendadak walaupun harus dibedakan,
apakah sebelumnya ada riwayat buang air besar tidak seperti biasanya.
e) Riwayat penyakit sekarang
Riwayat penyakit sekarang adalah perjalanan penyakit mulai dari
keluhan atau gejala, proses berjalannya penyakit sampai masuk rumah
10
sakit dan mendapatkan terapi apa saja sebelumnya. Jadi klien
mengeluhkan nyeri pada perut kuadran kiri bawah, konstipasi, nyeri,
mual, munta, diare dan kram pada kuadran kiri bawah dari abdomen.
Gejala lain dari penyakit divertikulitis meliputi:
1. Perubahan dalam kebiasaan normal usus, seperti sembelit
atau diare, atau sembelit yang diikuti diare.
2. Kembung.
3. Pendarahan dari anus (Bontemps, 2012).
f) Riwayat penyakit keluarga
Meliputi penyakit yang mungkin saja menurun, misalkan: kanker,
diabetes melitus, hipertensi, dll.
2. Pemeriksaan Penunjang
1. Sinar X, dengan barium enema
Hasilnya : ditemukan tumor dan kolon yang kolaps.
2. CT Scan
Hasilnya : ditemukan tumor dan kolon yang kolaps.
3. Kolonoskopi
Hasilnya : ditemukan tumor didalam kolon.
3. Pemeriksaan fisik
B1 (Breathing) : Takipnea
B2 (Blood) : Anemia, keadaan sirkulasi (denyut nadi, TD
postural): adanya syok harus dikenali dan
ditangani sedini mungkin takikardi.
B3 (Brain) : Pucat, gangguan kesadaran.
B4 (Bladder) : Oliguri.
B5 (Bowel) : Konstipasi, mual, muntah, diare, dan kram pada
kuadran kiri bawah dari abdomen.
B6 (Bone) : Lemas.
11
2. Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri berhubungan dengan proses penyakit.
2. Gangguan rasa nyaman, hipertermi berhubungan dengan peradangan
dan infeksi.
3. Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi berhubungan dengan
anoreksia.
4. Ansietas berhubungan dengan defisit pengetahuan proses penyakit.
5. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan
secara aktif (diare).
3. Rencana Tindakan
12
c. Kriteria Hasil:
1. Menunjukkan teknik relaksasi secara individual yang
efektif untuk mencapai kenyamanan.
2. Mempertahankan tingkat nyeri pada (sebutkan skala 0-10)
atau kurang.
3. Mengenali penyebab dan menggunakan tindakan yang
mampu mencegah nyeri.
4. Melaporkan nyeri pada penyedia perawatan kesehatan.
Intervensi Rasional
Lakukan pengkajian nyeri yang Dengan mengetahui kelima
komprehensif meliputi PRST faktor yang berhubungan dengan
(provoke, uality, region, severity, timbulnya nyeri pada klien,
time) diharapkan intervensi yang
dilakukan tepat untuk mengatasi
nyeri.
13
dan setelah serta bila
memungkinkan saat nyeri
berlangsung.
Kendalikan faktor lingkungan yang Suhu ruangan yang panas,
dapat mempengaruhi respon klien cahaya yang terlalu terang, atau
terhadap nyeri. suara yang gaduh dapat memicu
respon nyeri pada klien.
Berkolaborasi dengan dokter untuk Sebagai pereda nyeri.
pemberian agen analgesik sebagai
pereda nyeri.
14
c. Nadi dan pernafasan dalam rentang yang diharapkan.
d. Tidak ada perubahan warna kulit.
e. Tidak tampak keletihan.
Intervensi Rasional
1. Pantau suhu minimal setiap 2 Dengan memantau suhu klien
jam atau sesuai kebutuhan. secara kontinue dapat
2. Pantau suhu basal secara mengetahui apakah tindakan
kontinue, sesuai kebutuhan. yang dilakukan efektif untuk
3. Pantau warna kulit dan suhu. menunjukkan termoregulasi
15
3. Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi berhubungan dengan anoreksia.
a. Data
1. Data Subyektif:
a. Kram abdomen.
b. Nyeri abdomen.
c. Merasa kenyang segera setelah mengingesti makanan.
2. Data Obyektif:
a. Tidak tertarik untuk makan.
b. Kurangnya minat pada makanan.
c. Konjungtiva dan membran mukosa pucat.
d. Menolak untuk makan.
b. Tujuan
1. Kebutuhan nutrisi pasien terpenuhi.
2. Berat badan pasien meningkat ke arah normal.
3. Nafsu makan pasien meningkat.
c. Kriteria Hasil:
1. Klien akan menunjukkan peninkatan status nutrisi yang dapat
ditunjukkan dengan status gizi, diukur dengan ABCD, yaitu:
a. Antropometri
Mengukur besar dan komposisi tubuh. Efektif untuk
mengetahui status protein dan kalori meliputi pengukuran TB,
BB, lipatan kulit dan lingkar lengan.
b. Biokimia
Deteksi malnutrisi subsklinis. Sample urin dan darah
dapat dibuat untuk mengukur nutrien atau metabolit (produk
akhir enzim).
c. Clinical
1. Membran mukosa basah dan berwarna merah muda.
2. Nafsu makan baik.
d. Dietari history
16
Umumnya terdiri dari data tentang pola dan kebiasaan
makan, pemilihan makanan, pebatasan-pembatasan, intake
cairan setiap hari, penggunaan suplemen vitamin dan mineral
termasuk masalah dietseperti kesulitan mengunyah atau
meneguk, aktivitas fisik, riwayat kesehatan dan cara
penyediaan makanan untuk memperoleh data tentang pola
dan kebiasaan makan.
2. Melaporkan keadekuatan tingkat energi.
d. Intervensi dan Rasional
Intervensi Rasional
1. Ketahui makanan kesukaan klien Memberi nutrisi sesuai dengan
untuk mengubah kebiasaan makanan yang disukai klien
makanan. akan meningkatkan nafsu
2. Tentukan kemampuan klien makan, sehingga tidak
untuk memenuhi kebutuhan ditemukan adanya anoreksia.
nutrisi.
3. Pantau kandungan nutrisi dan
kalori pada cacatan asupan.
4. Timbang klien pada interval
yang tepat.
17
segar sehingga membuat klien
tidak merasakan mual.
18
penanganan yang dianjurkan, misalnya informasi tentang diet.
2. Menunjukkan kemampuan ¼ (sebutkan keahlian atau perilakunya)
d. Intervensi dan Rasional
Intervensi Rasional
Membantuklien dalam memahami Agar klien dapat memahami
informasi yang berhubungan dengan kondisi yang terjadi dalam
proses timbulnya penyakit secara tubuhnya sehingga dapat bekerja
khusus. sama dengan tenaga kesehatan
untuk peningkatan kualitas
kesehatannya.
19
1. Mampu mempertahankan volume cairan pada level fungsional
yang ditandai dengan output urine yang adekuat (2 liter/hari), ttv
stabil, turgor kulit baik. CRT 2 detik.
2. Mampu menunjukkan kemampuan untuk memonitor dan
memperbaiki kekurangan cairan sesuai indikasi.
d. Intervensi dan Rasional
Intervensi Rasional
Monitor tanda-tanda vital. Merupakan indikator secara dini
tentang hipovolemia.
4. Evaluasi
1. Nyeri teratasi.
2. Gangguan rasa nyaman hipertermia teratasi.
3. Gangguan pemenuhan nutrisi teratasi.
4. Ansietas teratasi.
5. Kekurangan volume cairan teratasi.
20
6. Klien memahami tentang perawatan dan penyakitnya.
7. Tidak terjadi infeksi.
8. Tidak terjadi penurunan berat badan.
9. Tanda-tanda vital dalam batas normal (Doengoes, 2000).
21
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Divertikulitis yaitu suatu keadaan dimana terjadi herniasi mukosa dan
submukosa usus nelalui cela antara otot sirkulasi dinding usus pada tempat
masuknya arteri dari lapisan submukosa.
Diet berserat yang tinggi dan suplemen-suplemen serat dianjurkan untuk
mencegah sembelit dan pembentukan lebih banyak diverticula. Penyakit
divertikulitis merupakan penyakit yang biasanya terjadi karena penyakit usus
lainnya seperti diare, konstipasi yang berlebihan
pada usus besar khususnya colon.
3.2. Saran
Dalam pembuatan makalah ini masih banyak kesalahan-kesalahan yang
harus diperbaiki, karena penulis memiliki keterbatasan dan kemampuan dalam
pembuatan makalah. Untuk itu penulis mengharapkan kepada pembaca untuk
memberikan saran maupun kritikan yang membangun untuk penyempurnaan
makalah ini. Dan dengan adanya makalah ini maka diharapkan untuk dapat
mengaplikasikan pada kehidupan dengan tujuan untuk mencapai kesejahteraan
hidup.
22
DAFTAR PUSTAKA
23