Anda di halaman 1dari 10

Perbedaan Skor Hospital Anxiety And Depression Scale (HADS) Subskala Ansietas Dan

Depresi Pada Penyalahguna Methamphetamine Antara Sebelum dan Sesudah Abstinensia


Selama 3 Minggu Ditempat Rehabilitasi Medan Plus

Vita Camellia1, Bahagia Loebis2, Yusuf Wibisono2

Psychiatry Department, Faculty of Medicine, University of North Sumatera, Medan 20155,


Indonesia
*Corresponding Author: wibi.dr@gmail.com, bahagialubis43@gmail.com,

Abstrak

Latar Belakang:
Efek klinis amfetamin terkait dengan pelepasan monoamin sentral dalam jangka waktu lama
yang mengarah pada peningkatan stimulasi sistem saraf simpatis. Abstinensia didefinisikan
sebagai masa pengekangan di mana tidak ada zat yang digunakan. Kecemasan dan depresi
merupakan masalah psikiatri yang paling umum terkait dengan penggunaan metamfetamin yang
harus ditangani dalam upaya rehabilitasi penyalahgunaan metamfetamin.

Tujuan :
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan skor Hospital Anxiety And Depression
Scale (HADS) pada penyalahgunaan metamfetamin sebelum dan sesudah abstinensia selama tiga
minggu di pusat rehabilitasi Medan Plus.

Metode:
Penelitian eksperimen semu ini dilakukan dengan desain pra dan pasca. Sampel yang digunakan
dalam penelitian ini diambil melalui consecutive sampling, bagian dari Non-probability
sampling, dimana 30 subyek yang merupakan individu dengan penyalahgunaan metamfetamin
direkrut di Pusat Rehabilitasi Medan Plus Sumatera Utara. Pengukuran dilakukan untuk
membantu pengaruh pantang tiga minggu terhadap skor HADS (Hospital Anxiety and
Depression Scale). Selain itu, ASSIST (Assessment Smoking and Substance Involvement
Screening Test) juga digunakan untuk mengetahui lamanya penggunaan zat.

Hasil:
Penelitian kami menemukan perbedaan yang mencolok antara subskala kecemasan dan skor
HADS depresi sebelum dan setelah 3 minggu abstinensia pada pengguna metamfetamin (p
<0,001).

Kesimpulan:
Setelah abstinensia, beberapa gejala klinis terlihat hilang atau berkurang dalam beberapa minggu
pertama, termasuk gejala kecemasan dan depresi.

Kata kunci: Abstinensia, methamphetamine, Hospital Anxiety and Depression Scale (HADS)
Difference of Anxiety Subscale and Depression (HADS) in Methamphetamine Abuse Prior
and After Abstinence Over The Course of Three Weeks in Rehabilitation Center of Medan
Plus

Vita Camellia1, Bahagia Loebis2, Yusuf Wibisono2

Psychiatry Department, Faculty of Medicine, University of North Sumatera, Medan 20155,


Indonesia
*Corresponding Author: wibi.dr@gmail.com

Abstract
Introduction:
Clinical effect of amphetamine is related to the release of central monoamine in such a long
period of time which leads to enhanced stimulation of sympathetic nervous system. Abstinence is
defined as a period of restraint in which no substance is used. Anxiety and depression are most
common psychiatry problem related to methamphetamine usage that has to be addressed in
rehabilitation effort of methamphetamine abuse.

Aim :
This study is to investigate the difference of anxiety subscale and depression (HADS) in
methamphetamine abuse prior and after abstinence over the course of three weeks in
rehabilitation center of Medan Plus.

Method:
This quasi experimental study was conducted with pre and post design. Sample used in this
research was generated through consecutive sampling, part of Non-probability sampling, in
which 30 subjects that are individuals with methamphetamine abuse were recruited in
Rehabilitation Centre of Medan Plus, North Sumatera. Measurement was conducted to assist the
effect of a three week abstinence on HADS (Hospital Anxiety and Depression Scale) score. In the
other hand, ASSIST (Assessment Smoking and Substance Involvement Screening Test) was also
used in order to investigate the length of substance usage.

Results:
Our study found a remarkable difference between subscale anxiety and depression HADS score
prior to and after a 3 weeks abstinence in methamphetamine user (p<0,001).

Conclusion:
Following abstinence, several clinical symptoms were seen to be resolved or decreased within
the first couple of weeks, including symptoms of anxiety and depression.

Keywords: Abstinence, methamphetamine, Hospital Anxiety and Depression Scale (HADS)


Latar belakang
Ketergantungan zat merupakan masalah kesehatan yang utama khususnya pada umur 12
hingga 65 tahun. Studi yang dilakukan oleh Jose, Loraine dan Jacqueline melaporkan sekitar
tujuh dari setiap sepuluh orang berusia 12 hingga 65 tahun yang tinggal di Lima, ibu kota Peru,
melaporkan telah mengonsumsi obat terlarang pada tahun 2010. Bahwa 4,8% dari populasi
nasional telah menggunakan obat terlarang dan jumlah pengguna pada 2010 adalah 180.700.
Potensi kecanduan obat-obatan terlarang juga dijelaskan oleh penelitian ini, yang menunjukkan
bahwa 58.556 orang memiliki tanda-tanda ketergantungan pada ganja, 23.852 pada kokain, dan
33.280 pada pasta kokain (paco). Tanda-tanda ini ditentukan berdasarkan kriteria dalam
International Statistical Classification (ICD-10).1
Gangguan penggunaan zat, menurut Diagnostic And Statistical Manual Of Mental
Disorders – 5 (DSM-5), melihat pola penggunaan alkohol yang bermasalah atau zat lain yang
menyebabkan gangguan klinis yang signifikan dalam kehidupan sehari-hari atau kesulitan yang
nyata. Gangguan ini lazim di seluruh dunia dan dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan
fisik, psikologis dan emosional. Gangguan penggunaan zat sering dikaitkan dengan gangguan
kejiwaan yang cukup besar, termasuk depresi dan ansietas.2
Amfetamin merupakan kelompok zat terlarang dengan efek stimulan. Amfetamin adalah
amina simpatomimetik sintetik dengan efek yang parah pada sistem saraf pusat. Metamfetamin
adalah obat yang sangat membuat ketagihan dan penyalahgunaannya menjadi lebih luas selama
beberapa tahun terakhir. Diperkirakan terdapat 0,3% hingga 1,3% populasi dunia
menyalahgunakan kelompok amfetamin. Angka ini juga lebih tinggi di Timur Tengah. Meskipun
gangguan penggunaan zat bukanlah penyebab utama kematian, namun memiliki andil penting
dalam beban disabilitas di seluruh dunia.3
Penggunaan amfetamin memiliki konsekuensi kesehatan yang berbeda, termasuk risiko
ketergantungan, efek toksik akut (seperti overdosis yang fatal, gejala psikotik yang diinduksi zat,
dan infark miokard), efek kesehatan dari penggunaan kronis yang berkelanjutan (seperti
gangguan psikotik dan gangguan mental umum), dan masalah yang menyertainya seperti
patologi kardiovaskular dan efek neurotoksik.3
Data yang diperoleh dari Pusat Data dan Informasi dari Kementerian Kesehatan Republik
Indonesia, diketahui bahwa penyalahgunaan narkotika dari tahun ke tahun prevalensinya terus
meningkat. Hasil survei yang dilakukan oleh Badan Narkotika Nasional ( BNN ) dan Pusat
Penelitian Kesehatan (Puslitkes) Universitas Indonesia (UI) tahun 2008 diperoleh angka
prevalensi mencapai 1,9% dan pada tahun 2011 meningkat hingga 2,2% atau lebih kurang 4 juta
penduduk Indonesia usia 10 sampai dengan 60 tahun sebagai penyalah guna narkotika. Pada
tahun 2011 data dari United Nation Office on Drugs and Crime (UNODC) diperkirakan bahwa
antara 167 juta sampai 315 juta atau 3,6% sampai dengan 6,9% penduduk dunia usia 15-64 tahun
menggunakan narkotika minimal sekali dalam setahun.4
Berdasarkan latar belakang diatas, peneliti tertarik untuk mengetahui perbedaan skor
Hospital Anxiety and Depression Scale (HADS) subskala ansietas dan depresi pada
penyalahguna methamphetamine antara sebelum dan sesudah abstinensia selama 3 minggu
ditempat Rehabilitasi Medan Plus.

Metode
Penelitian ini merupakan studi quasi experimental dengan desain pre dan post yang
menilai Pengaruh Abstinensia selama 3 minggu terhadap Skor Hospital Anxiety and Depression
Scale (HADS) subskala ansietas dan Skor Hospital Anxiety and Depression Scale (HADS)
subskala depresi pada pasien ketergantungan Metamphetamin. Pengambilan sampel penelitian
dilakukan di Balai Rehabilitasi Sosial Korban Penyalahgunaan Napza Medan Plus Sumatera
Utara dalam periode Desember 2019 sampai dengan Januari 2020 dengan non probability
sampling jenis consecutive sampling. Kriteria Inklusi pada studi ini yaitu: (1) Laki-laki dan
perempuan memenuhi kriteria akibat sindroma ketergantungan zat berdasarkan PPDGJ-III; (2)
Umur 15-45 Tahun; (3) Sedang menjalani program abstinensia; (4) Hanya menggunakan zat
Metamphetamine lebih dari 1 Tahun; (5) Memiliki skor ASSIST ≥ 27; (6) Kooperatif dan
bersedia ikut penelitian. Kriteria eksklusi pada studi ini yaitu subjek yang memiliki riwayat
penyakit medis lainnya atau gangguan mental organik dan gangguan psikiatri lainnya.
Berdasarkan perhitungan besar sampel maka peneliti menetapkan besar sampel adalah 30 subjek.
Sebelum masuk dalam program terapi, terlebih dahulu dilakukan pemeriksaan Urin
dengan menggunakan rapit test, dan yang memenuhi syaratlah yang masuk dalam penelitian ini,
yaitu positif yang hanya Methamphetamine. Kemudian akan dilakukan skrining dengan
menggunakan Mini ICD -10 lalu akan diukur tingkat ketegantungan dengan menggunakan
ASSIST. Subjek akan diminta untuk mengisi kuisioner Hospital Anxiety and Depression Scale
(HADS) dengan diawali penjelasan singkat mengenai kuisioner tersebut. Setelah itu subjek akan
mengikuti kegiatan Abstinensia di Komunitas Terapi tersebut. Setelah tiga minggu kegiatan
Komunitas Terapi ini, maka dilakukan kembali pemeriksaan Urin melaui Rapit test, untuk
mengetahui apakah urinnya masih terdapat zat Metamphetamine atau tidak dan dilakukan
pemeriksaan kuisioner Hospital Anxiety and Depression Scale (HADS) ulangan.
Hasil
Karakteristik demografik subjek penelitian 30 subjek terdapat pada table berikut.
Tabel 1. Karakteristik Demografik Subjek Penelitian
Karakteristik Sampel Jumlah (n=30) %
Umur (rerata±s.b) 33,47±6,981
Jenis Kelamin
- Laki-laki 23 76,7

- Perempuan 7 23,3

Status Perkawinan
- Kawin 19 63,3

- Tidak kawin 11 36,7

Status pekerjaan
14 46,7
- Bekerja
16 53,3
- Tidak bekerja
Pendidikan
6 20
- SMP
20 66,7
- SMA
4 13,3
- D3/S1
Lama pakai (rerata ±s.b) 3,23±1,697
Skor ASSIST(rerata ±s.b) 34,07±4,456
Skor HADS-A sebelum 14,97±3,846
abstinensia(rerata ±s.b)
Skor HADS-D sebelum 11,27±3,203
abstinensia (rerata ±s.b)

Tabel 1. Memperlihatkan karakteristik demografik subjek penelitian. Rerata umur subjek


adalah 33,47 tahun dengan simpangan baku 6,981. Jenis kelamin subjek penelitian yang
terbanyak adalah laki-laki sebanyak 23 orang (76,7%) dan perempuan 7 orang (23,3%). Status
perkawinan terbanyak adalah kawin sebanyak 19 orang (63,3%) dan tidak kawin 11 orang
(36,7%). Status pekerjaan terbanyak adalah tidak bekerja sebanyak 16 orang (53,3%) dan yang
bekerja 14 orang (46,7%) tingkat pendidikan dimulai dari SMP karena penelitian ini
menggunakan kuisioner HADS dimana subjek yang mengisi kuisioner harus mengerti dan faham
dengan pertanyan pertanyaan tersebut, tingkat pendidikan terbanyak pada penelitian ini adalah
SMA sebanyak 20 orang (66,7%), SMP 6 (20%), D3/S1 4 (13,3%).
Dari variabel numerik dijumpai rerata lama pakai zat methampethamin adalah 3,23 tahun
dengan simpangan baku 1,697. Rerata skor ASSIST adalah 34,07 dengan simpangan baku
4,456. Rerata skor HADS subskala ansietas sebelum abstinensia adalah 14,97 dengan simpangan
baku 3,846. Rerata skor HADS subskala depresi sebelum abstinensia adalah 11,27 dengan
simpangan baku 3,203.

Tabel uji normalitas selisih HADS-A sebelum dan sesudah abstinensia


Shapiro-Wilk
Skor HADS-A N
P

Selisih skor HADS-A 30 0,008

Uji Shapiro-Wilk p>0,05

Dari hasil uji normalitas diatas didapatkan data tidak terdistribusi normal (p<0,05)
sehingga dilakukan transformasi data.
n Shapiro-Wilk
P

Log-Selisih skor HADS-A 30 0,028

Uji Shapiro-Wilk p>0,05

Dari hasil uji normalitas diatas didapatkan data tetap tidak terdistribusi normal (p<0,05)
sehingga dilakukan uji Wilcoxon.

Tabel 2. Perbedaan Skor HADS subskala ansietas sebelum dan sesudah abstinensia pada
pengguna methamphetamine
n Median Nilai p
(Minimum-Maksimum)
Skor HADS-A sebelum anstinensia 30 15,00 (6-20) <0,001
Skor HADS-A sesudah abstinensia 30 12,00 (4-16)
Uji Wilcoxon

Tabel 2. Uji Wilcoxon menunjukkan median Skor HADS-A sebelum abstinensia pada
pengguna methamphetamine adalah 15,00 dengan minimal 6 dan maksimal 20 dan median skor
HADS-A sesudah abstinensia pada pengguna methamphetamine adalah 12,00 dengan nilai
minimal 4 dan maksimal 16. Terdapat perbedaan yang sangat bermakna Skor HADS-A sebelum
dan sesudah abstinensia pada pengguna methamphetamine dengan nilai p <0,001.

Tabel uji normalitas selisih HADS-D sebelum dan sesudah abstinensia

Shapiro-Wilk
Skor HADS-D N
P

Selisih skor HADS-D 30 <0,001

Uji Shapiro-Wilk p>0,05

Dari hasil uji normalitas diatas didapatkan data tidak terdistribusi normal (p<0,05)
sehingga dilakukan transformasi data.
Shapiro-Wilk
n
P

Log-Selisih skor HADS-D 30 <0,001

Uji Shapiro-Wilk p>0,05


Dari hasil uji normalitas diatas didapatkan data tetap tidak terdistribusi normal (p<0,05)
sehingga dilakukan uji Wilcoxon.

Tabel 3. Perbedaan Skor HADS subskala depresi sebelum dan sesudah abstinensia pada
pengguna methamphetamine
n Median Nilai p
(Minimum-Maksimum)

Skor HADS-D sebelum anstinensia 30 12,50 (6-18) <0,001

Skor HADS-D sesudah abstinensia 30 9,50 (4-15)

Uji Wilcoxon

Tabel 3. Uji Wilcoxon menunjukkan median Skor HADS-A sebelum abstinensia pada
pengguna methamphetamine adalah 12,50 dengan minimal 6 dan maksimal 18 dan median skor
HADS-D sesudah abstinensia pada pengguna methamphetamine adalah 9,50 dengan nilai
minimal 4 dan maksimal 15. Terdapat perbedaan yang sangat bermakna Skor HADS-D sebelum
dan sesudah abstinensia pada pengguna methamphetamine dengan nilai p <0,001.

Diskusi
Studi ini merupakan studi analitik komparatif numerik-numerik berpasangan dengan dua
kali pengukuran. Dalam studi ini menunjukkan pengaruh abstinensia selama 3 minggu terhadap
skor HADS subskala ansietas dan subskala depresi pada penyalahguna methamphetamine di
Pusat Rehabilitasi Penyalahgunaan NAPZA Medan Plus. Sampel penelitian didapatkan dengan
cara non-probability sampling tipe consecutive sampling. Sebelum menentukan besar sampel
terlebih dahulu dilakukan penelitian pendahuluan dengan mengambil 20 subjek. Penelitian ini
berhasil mendapatkan total 30 subjek residen yang menjalani program abstinensia. Pada studi ini
tidak dijumpai angka drop out.
Pada studi ini rerata umur subjek penelitian adalah 33,47 ±6,981 tahun. Studi yang
dilakukan oleh Gyawali dan kawan-kawan di Nepal terhadap 180 orang pasien dengan gangguan
penyalahgunaan zat di pusat rehabilitasi dijumpai rerata umur subjek penelitian adalah 29,08 ±
9,98 tahun.2
Pada studi ini subjek penelitian berjenis kelamin laki-laki sebanyak 23 orang (76,7%) dan
perempuan 7 orang (23,3%). Sesuai dengan studi yang dilakukan oleh Bagheri dan kawan-kawan
di Iran pada Therapeutic Community terhadap pengguna methamphetamine dijumpai subjek
laki-laki sebanyak 52 orang (83,9%) dan perempuan sebanyak 10 orang (16,1%).3
Pada studi ini status perkawinan terbanyak adalah kawin sebanyak 19 orang (63,3%)
yang tidak menikah sebanyak 11 orang (36,3%). Berbeda dengan studi yang dilakukan oleh
Diaz dan kawan-kawan di Brazil tahun 2016 dijumpai subjek yang menikah sebanyak 22 orang
(35,5%) tidak menikah (single) 38 orang (61,3%) dan bercerai/janda/duda sebanyak 2 orang
(3,2%).1
Pada studi ini status pekerjaan terbanyak adalah tidak bekerja sebanyak 16 orang
(53,3%), bekerja sebanyak 14 orang (46,7%). Sesuai dengan studi Gyawali dan kawan-kawan di
Nepal dijumpai subjek yang tidak bekerja sebanyak 95 orang (52,8%) dan yang bekerja sebanyak
85 orang (47,2%).2
Tingkat pendidikan± subjek penelitian adalah SMP sebanyak 6 orang (20%), SMA
sebanyak 20 orang (66,7%) dan pendidikan D3/S1sebanyak 4 orang (13,3%). Sesuai dengan
studi yang dilakukan oleh Diaz dan kawan-kawan tahun di Brazil 2016 dijumpai pendidikan
dasar 9,7%, menengah atas (SMA) 75,8%, diploma 8,1%, universitas sebanyak 6,5%.1
Pada studi ini median skor HADS subskala ansietas sebelum abstinensia adalah 15,00
(minimum 6 dan maksimum 20) sesudah dilakukan abstinensia selama 3 minggu dijumpai
median Skor HADS-A adalah 12,00 (minimum 4 maksimum 16). Terdapat perbedaan yang
bermakna skor HADS-A sebelum dan sesudah abstinensia dengan nilai p<0,001. Berbeda
dengan studi yang dilakukan oleh Bagheri dan kawan-kawan di Iran yang meneliti efek
abstinensia terhadap depresi, ansietas dan kualitas hidup pada pengguna kronis
methamphetamine pada therapeutiv community yang menggunakan Cattel anxiety inventory
ditemukan total anxiety sebelum abstinensia adalah 76,00±2,99 dan sesudah abstinensia 3
minggu menjadi 73,12±9,39, dengan rerata selish 2,88 dan nilai p=0,096.3
Pada studi ini median skor HADS subskala depresi sebelum abstinensia adalah 12,50
(nilai minimum 6 dan nilai maksimum 18). Terdapat perbedaan yang bermakna skor HADS-D
sebelum dan sesudah abstinensia dengan nilai p<0,001. Sesuai dengan studi yang dilakukan oleh
Bagheri dan kawan-kawan di Iran yang menggunakan Beck depression scale ditemukan skor
depresi sebelum abstinensia adalah 17,11±9,75 dan sesudah abstinensia skor depresi menjadi
9,96±7,16 dengan rerata selisih adalah 6,77 dengan nilai p=0,001.3
Setelah abstinensia, beberapa gejala pasien sembuh atau berkurang selama beberapa
minggu pertama termasuk gejala-gejala ansietas dan depresi. Kelebihan dari studi ini adalah
studi ini mengukur skor ansietas dan depresi dimana saat ini sering ditemukan gejala ansietas dan
depresi pada penyalahgunaan zat, terutama methamphetamine. Studi ini dilakukan di pusat
rehabilitasi NAPZA yang merupakan therapeutic community dan lingkungan yang berbeda
dengan masyarakat, sehingga abstinensia dapat dikontrol. Keterbatasan studi ini adalah studi ini
dilakukan pada satu tempat dan dinilai pada 1 jenis zat.

KESIMPULAN
Berdasarkan hasil studi terdapat perbedaan yang sangat bermakna antara skor HADS
subskala ansietas sebelum dan sesudah abstinensia 3 minggu pada pengguna amphetamine
dengan nilai p<0,001. Selain itu, juga terdapat perbedaan yang sangat bermakna antara skor
HADS subskala depresi sebelum dan sesudah abstinensia 3 minggu pada pengguna
amphetamine dengan nilai p<0,001.
Dengan adanya studi yang membuktikan adanya pengaruh abstinensia terhadap
perubahan skor HADS diharapkan pada setiap pengguna methamphetamine dilakukan
abstinensia dan diharapkan terhadap pihak terkait membuat kebijakan mengenai abstinensia pada
penyalahguna methamphetamine. Selain itu, perlu dilakukan pemeriksaan skrining gejala-gejala
psikiatri pada penyalahgunaan zat. Saran bagi penulis berikutnya diharapkan studi ini dapat
menjadi bahan acuan atau sejenisnya dengan subjek yang lebih banyak, jenis antipsikotik yang
berbeda dan waktu pengamatan yang lebih lama.

ACKNOWLEDGEMENT
Ucapan terimakasih diberikan kepada seluruh staf Pusat Rehabilitasi Medan Plus Sumatera Utara
dalam memfasilitasi penelitian ini.
REFERENSI
1. Jose ECD, Loraine VG, Jacqueline dS. Clinical and socio-demographic characteristics of
patients at a rehabilitation center for chemical dependency;2016. http:dx.doi.org/10.1590-
1447.2016.02.57037.
2. Bishal G, Bishnu P.C, Damaru P.P, et al. Prevalence and correlates of psychological
distress symptoms among patients with substance use disorders in drug rehabilitation
centers in urban Nepal: a cross – sectional study. 2016.
3. Bagheri M, Mokri A, Khosravi A, Kabir K. Effect of Abstinence on Depression, Anxiety,
and Quality of Life in Chronic Methamphetamine Users in a Therapeutic Community. Int
J High Risk Behav Addict. 2015.
4. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, Pusat Data dan Informasi, Juli 2014
5. Seyed RR, Richard AR. Current Research on Methampetamine: Epidemiology, Medical
and Psychiatric Effects, Treatment, and Harm Reduction Efforts; 2014.p.147-54

Anda mungkin juga menyukai