PENDAHULUAN
1
2
kepala, kecemasan, agitasi, insomnia, dan disfungsi seksual, namun dapat dikurangi
dengan memulai dengan dosis rendah (Trevor et al., 2013).
Penelitian yang dilakukan oleh Jay Amsterdam (2010) menggunakan
metode double – blind yang dilakukan secara acak pada pasien minimal berusia 18
tahun yang sembuh dari episode depresi utama setelah 50 minggu menerima
monoterapi Fluoxetine (1 x 10 – 40 mg) po, Litium (1 x 300 – 1200 mg) po, atau
plasebo. Ukuran keberhasilan adalah berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk
kambuh. Hasil dari penelitian ini menunjukkan waktu untuk kambuh adalah 249,9
hari untuk kelompok Fluoxetine, 156,4 hari untuk kelompok Litium, dan 186,9 hari
untuk kelompok plasebo. Bahaya kambuh secara signifikan lebih rendah pada
Fluoxetine dibandingkan dengan Litium, dan bahaya yang diperkirakan kambuh
dengan Litium adalah 2,5 kali lebih besar dibandingkan dengan Fluoxetine.
Penelitian lain oleh Gao K, et al. tahun 2008 mengenai terapi yang menyebabkan
mania/hipomania pada monoterapi antidepresan generasi kedua pada pasien dengan
rapid cycling bipolar disorder (RCBD). Dari 180 pasien yang diberikan monoterapi
antidepresan generasi kedua selama 12 bulan menunjukkan tingkat efek
mania/hipomania bervariasi, yaitu sekitar 42,1% untuk Fluoxetine dan 0% untuk
Fluvoxamine dan Mirtazapine. Data yang didapat dianalisis menggunakan t-test,
chi-square, dan regresi logistik.
Berdasarkan latar belakang diatas, maka perlu dilakukan penelitian lebih
lanjut mengenai pola penggunaan monoterapi Fluoxetine pada pasien gangguan
bipolar yang dapat menyebabkan episode mania (Kring.et al., 2012) namun
membutuhkan waktu untuk kambuh yang lebih panjang. Hal tersebut dilakukan
agar pasien mendapatkan pengobatan yang optimal demi tercapainya kualitas hidup
yang baik. Penelitian ini juga diharapkan dapat digunakan untuk membantu kualitas
pelayanan kefarmasian dan penggunaan Fluoxetine secara rasional di Rumah Sakit
Jiwa Dr. Radjiman Wediodiningrat Lawang.
1.2 Rumusan Masalah
Bagaimana pola penggunaan Fluoxetine pada pasien gangguan bipolar di
Rumah Sakit Jiwa Dr. Radjiman Wediodiningrat Lawang?
4