PENDAHULUAN
1
2
gangguan kecemasan dan depresi berat. Wilayah yang memiliki tingkat prevalensi
gangguan emosional yang tertinggi diantara provinsi lainnya adalah Jawa Barat dan
Jawa Timur (Riskesdas, 2019).
Patofisiologi dari gangguan bipolar akibat disregulasi sirkuit neural yang di
pengaruhi oleh perubahan fungsional dan perubahan struktural (Kring et al., 2012).
Episode mania dapat disebabkan karena adanya peningkatan kadar noradrenalin,
serotonin dan dopamin. GABA juga dikaitkan akan kejadian gangguan bipolar
(Zhang et al., 2015). Setelah terjadinya eksositosis, GABA akan berdifusi dari
presinap menuju celah sinap dan berikatan dengan reseptornya kemudian GABA
akan direuptake menuju presinap dan diuptake menuju glia oleh GAT-1/2/3,
peningkatan uptake akan mengakibatkan penurunan GABA pada celah sinap, efek
dari penurunan GABA akan memicu terjadinya gangguan bipolar dengan episode
depresi (Daniele et al, 2012).
Manifestasi klinis episode gangguan bipolar dapat terjadi secara berurutan
dengan atau tanpa periode mood normal (Dipiro et al., 2012). Depresi mayor pada
bipolar menyebabkan lebih sering terjadi delusi, halusinasi dan keinginan bunuh
diri daripada depresi unipolar (Wells et al., 2015). Gejala hipomania tidak
menyebabkan masalah utama yang sering diakibatkan mania dan penderita masih
produktif di masyarakat (APA, 2017). Pada episode mania, individu tersebut
memiliki gejala seperti cerewet, kepercayaan diri tinggi, rasa cemas yang berlebih,
kebutuhan tidur menurun dan peningkatan jumlah aktifitas yang berlangsung
minimal 1 minggu (Zhang et al., 2015).
Klasifikasi bipolar dibagi menjadi bipolar tipe I, tipe II dan siklotimia.
Bipolar tipe I ditandai dengan episode mania berat dan depresi berat (Ahuja, 2011).
Gangguan Bipolar tipe I diikuti setidaknya satu episode depresi (Videbeck, 2011).
Gangguan bipolar tipe I ini ketika kondisi mania, penderita ini sering dalam kondisi
“berat” dan berbahaya. Bipolar tipe II, pada kondisi ini penderita masih bisa
berfungsi melaksanakan kegiatan harian rutin. Tidak separah tipe I. Gangguan
siklotimia (disebut juga cyclothymia) ialah bentuk ringan dari Gangguan jiwa
bipolar (Jiwo, 2012).
Penatalaksanaan bipolar dibagi menjadi dua yaitu terapi farmakologi dan non
farmakologi. Secara nonfarmakologi bisa dilakukan tindakan berupa terapi
3