Anda di halaman 1dari 1

RUANG KELAS SEBAGAI SISTEM

PERTUKARAN
Kelas dapat disebut kelompok atau sistem sosial karena didalam sekelompok orang tersebut
memiliki kesadaran bersama akan keanggotaannya dan saling berinteraksi, dan hakikat keberadaan
kelompok sosial bukan hanya tergantung dari dekatnya jarak fisik, melainkan pada kesadaran para
individu dalam kelompok tersebut untuk berinteraksi, sehingga kelas bersifat dan tidak hanya suatu
kolektivitas atau kesatuan semata.1

A. Ruang Kelas

Ruang Kelas (menurut Wikipedia) adalah suatu ruangan dalam bangunan sekolah, yang
berfungsi sebagai tempat untuk kegiatan tatap muka dalam proses kegiatan belajar
mengajar (KBM). Mebeler dalam ruangan ini terdiri dari meja siswa, kursi siswa, meja
guru, lemari kelas, papan tulis, serta aksesoris ruangan lainnya yang sesuai.

Kelas dalam beberapa hal dapat disamakan dengan sekumpulan orang yang terdiri
dari individu-individu. Dalam sekumpulan tersebut kita dapat menemukan individu-
individu yang saling berinteraksi baik antara siswa dengan siswa, guru dengan guru,
maupun guru dengan siswa setiap harinya. Sehingga dapat dikatakan bahwa kelas
sebuah mikrososiologi karena didalamnya terdapat proses interaksi meskipun dalam
lingkup yang sempit.

B. Sosial Ruang Kelas

Ruang kelas merupakan sebuah gambaran kecil dari Kelompok yang lebih besar, yaitu
masyarakat karena di didalam sebuah ruang kelas berkumpul individu-individu yang
memiliki Latar belakang status sosial, ekonomi, agama, maupun budaya yang Berbeda-
beda, meskipun memiliki kedudukan dan peran yang sama yaitu sebagai peserta didik.

Manusia merupakan makhluk sosial yang dituntut mampu berkomunikasi dengan


manusia lainnya. Dengan adanya komunikasi, maka akan mengantarkan manusia pada
pemenuhan kebutuhan. Komunikasi dapat dilakukan secara lisan dan tertulis, tanda-
tanda, lambang-lambang, dan isyarat-isyarat. 2

Dalam hal ini ruang kelas dipandang sebagai sesuatu yang terdiri dari bagian-bagian yaitu
individu maupun kelompok individu yang saling ketergantungan dalam suatu pertukaran yang
terpola, dengan kata lain bagian atau unsur memiliki ketergantungan terhadap suatu pertukaran
yang terus menerus. Pertukaran ini di lakukan karena individu-individu yang ada dalam kelas dilihat
sebagai makhluk rasional yang memperhitungkan untung dan rugi. Sebagai contohnya hubungan
guru dengan peserta didik, dalam sistem pertukaran guru dan peserta didik dipandang mempunyai
ketergantungan satu sama lain dalam memperoleh keuntungan.

1
Zaitun 2002, SOSIOLOGI PENDIDIKAN Analisis Komprehensif Aspek Pendidikan dan Proses Sosial, Pekanbaru
hlm 125.
2
Ibid hlm 114

Anda mungkin juga menyukai