Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH KELOMPOK 1

PRAKTIK PEKERJAAN SOSIAL DALAM BIDANG KESEHATAN

Dosen Pengampu :

Krisna Dewi Setianingsih, M.Si, Ph.D

Arini Dwi Deswanti, S.Kesos, M. K

Disusun Oleh :

Noormega Maharani 1904026

Dinda Khusyinurin Nadliroh 1904046

Bayu Pratama Putra 1904109

Anindita Putri Susanti 1904149

Annisa Putri Buhari Nasution 1904222

Dian Silviani 1904270

Afifatul Nabila 1904289

POLITEKNIK KESEJAHTERAAN SOSIAL BANDUNG

PRODI PEKERJAAN SOSIAL

2021/2022
SISTEM KESEHATAN MALAYSIA

Sistem pelayanan kesehatan di Malaysia terdiri dari layanan publik yang didanai dari
pajak dan dikelola oleh pemerintah; serta sektor swasta. Secara umum, pelayanan kesehatan
sektor publik dikelola secara terpusat oleh Kementerian Kesehatan yang juga mengatur
industri farmasi dan keamanan pangan.

Secara umum, pelayanan kesehatan sektor publik dikelola secara terpusat oleh
Kementerian Kesehatan yang juga mengatur industri farmasi dan keamanan pangan. Sektor
publik (Depkes) menyediakan berbagai layanan yang komprehensif seperti promosi
kesehatan, pencegahan penyakit, perawatan kuratif dan rehabilitasi yang diberikan melalui
klinik dan rumah sakit.

Sementara itu, sektor swasta didanai oleh pajak, kepemilikan usaha, asuransi, dan
pasien yang berobat. Sektor kesehatan swasta menyediakan layanan kesehatan yang berfokus
pada daerah perkotaan, melalui klinik dan rumah sakit swasta dengan perawatan khusus
untuk perawatan kuratif.

PENTINGNYA RESPONSIF DI RS MALAYSIA

Berada di rumah sakit memang fokus kepada responsif sistem, seperti bagaimana respon kita
saat ada pasien yang datang atau ada masalah penyakit.

1. Primary and preventive care (health clinics, polyclinic).


Seperti di bagian klinik kesehatan
2. Secondary Care (district hospitals).
Seperti di divisi rumah sakit rumah sakit kabupaten
3. Tertiary Care (referral/ regional hospital). Teriary care yaitu rumah sakit besar atau
besar sebagai rumah sakit rujukan. Mengacu pada satu sama lain, misalnya, klinik
dikirim ke rumah sakit, rumah sakit dikirim ke spesialis, atau spesialis dalam hal
perawatan atau tindak lanjut, ia bersusah payah untuk kembali ke klinik kesehatan
primer tersebut.
PEMAHAMAN MALAYSIA TERKAIT KEPERLUAN PEKERJA SOSIAL DI RS

Jika dilihat dari biaya perawatan rumah sakit di Malaysia sangat murah karena
disubsidi oleh pemerintah. Di Pusat Medis Universiti Malaya juga pekerja sosial sudah ada
sejak lama pada awal tahun 1967. Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan pentingnya
akses kepada rakyat. Maka dari itu pekerja sosial medis perlu membantu pasien jika memiliki
masalah akses untuk mendapatkan pengobatan, membantu keberhasilan pengobatan pada
mereka yang membutuhkan pengobatan, membantu pasien dalam menerima diagnosis serta
membantu dalam memahami atau membuat pilihan.

Adapun, rumah sakit juga sangat memahami pentingnya peran pekerja sosial. Selain
rumah sakit para dokter- dokter dirumah sakit pun sudah mengerti tugas apa saja yang
dikerjakan oleh pekerja sosial.

PERAN PEKERJA SOSIAL DI RS MALAYSIA

Beberapa peranan pekerja sosial di setting rumah sakit sebagai berikut:

1. Konselor.

Pekerja sosial membantu pasien untuk memahami dan menyadari permasalahan-


permasalahan yang dihadapinya, memahami potensi-potensi dan kekuatan-kekuatan
yang dimilikinya, serta membimbing untuk menemukan, menunjukkan dan
memberikan cara pemecahan masalah yang diperlukan. Konseling dilaksanakan
dengan pertemuan-pertemuan tatap muka yang berkesinambungan anatara konselor
dengan pasien (atau disebut konseli) pada tingkatan individu atau keluarga atau
kelompok kecil.

2. Enabler/fasilitator.

Pekerja sosial menajalankan peran enabler atau fasilitator bertugas menolong


pasien untuk mempermudah atau memungkinkan upaya pencapaian tujuan (mencegah
atau mengatasi masalah-masalah sosial dan emosional yang berhubungan dengan
kesehatan atau dengan penyembuhan, meningkatkan kapasitas masyarakat dalam
memberikan dukungan yang memadai bagi pemelihataan kesehatan) dengan
mendayagunakan kekuatan-kekuatan atau sumber yang dimiliki atau ada.
Peran ini sering juga disebut dengan pendamping karena dilakukan dengan cara
mendampingi setiap aktivitas pasien, sehingga dapat memberikan dukungan untuk
membangun kepercayaan diri pasien, dan membantu pasien dalam mengatasi
hambatan-hambatan yang dialaminya.

Peran pekerja sosial medis sebagai Enabler yaitu memberikan bimbingan


kepada pasien yang didampingi dengan cara memberi motivasi atau dorongan
semangat agar pasien lebih bisa menerima kondisi yang sedang dialaminya. Hal ini
bertujuan untuk menjaga kondisi psikologis dari pasien agar tetap stabil. Masalah-
masalah yang timbul pada diri pasien akan mengakibatkan kondisi psikologisnya
labil. Maka dengan pemberian motivasi atau arahan-arahan positif dari pekerja sosial
medis sangat dibutuhkan oleh pasien. Peran dari pekerja sosial medis sangat
dibutuhkan untuk proses penyembuhan pasien. Contohnya pada pasien penderita
kanker.

Kebanyakan dari mereka ini sangat sensitif dengan kondisi yang dideritanya,
sehingga dorongan semangat dari orang lain sangat dibutuhkan untuk dapat
mengontrol emosional pasien agar tidak mempunyai pemikiran-pemikiran yang
negatif mengenai dirinya yang dapat berdampak buruk pada kondisi psikologisnya.

Dengan adanya peran dari pekerja sosial medis maka dapat membantu
membangkitkan semangat pasien untuk bangkit dan bisa melawan penyakit yang
dideritanya, dengan dorongan semangat yang terus diberikan oleh pekerja sosial
medis selama proses penyembuhan pada pasien. konsep peran pekerja sosial medis
oleh dijelaskan Huda (2009) bahwa pekerja sosial medis berperan sebagai enabler
yaitu membantu pasien memenuhi kebutuhannya, identifikasi masalah kemudian
mengeksplorasi solusi-solusi strategis, memilih dan menerapkan strategi, dan
mengembangkan kapasitasnya sehingga massalahnya dapat teratasi dengan efektif.

3. Mediator.

Pekerja sosial membantu pihak-pihak yang mengalami konflik agar dapat saling
memberikan dukungan bagi upaya pencapaian tujuan dan tingkat kesejahteraan yang
diinginkan kedua belah pihak.

Dalam usaha kesehatan, tindakan ini dilakukan untuk memperbaiki


ketidakseimbangan hubungan antara orang dengan lingkungan sosialnya yang telah
menimbulkan masalah yang mengganggu kesehatan atau upaya pemeliharaan atau
peningkatan kesehatan. Pada peran ini pekerja sosial meyakinkan kedua pihak
mengenai misi pekerja sosial yang bertindak untuk kepentingan kedua belah pihak
tanpa berat sebelah jujur dan terpercaya setelah pekerja sosial mengidentifikasi dan
memahami latar belakang masalah atau konflik.

4. Broker.

Pekerja sosial berupaya untuk menghubungkan pasien yang membutuhkan


pelayanan dengan sumber-sumber yang menyediakan pelayanan yang dibutuhkan.
Pekerja sosial mengidentifikasi kebutuhan, mengidentifikasi sumber yang
menyediakan pelayanan yang dibutuhkan, memberikan informasi tentang sumber
yang menyediakan pelayanan, dan membantu pasien dalam mengakses sumber
pelayanan yang dibutuhkan.

Peran pekerja sosial medis menjadi sangat penting adanya karena selain sebagai
pembimbing untuk memberi motivasi kepada pasien, pekerja sosial medis juga
berperan sebagai penghubung (Broker) atau menjadi jembatan antara pihak pasien
dengan tim medis dan juga anatara pihak pasien dengan keluarga pasien. Konsep
peran pekerja sosial medis oleh Huda (2009) bahwa pekerja sosial medis berperan
sebagai broker yaitu sebagai pialang sosial yang menghubungkan pasien dengan
sistem sumber yang dibutuhkan.

Hal ini tentu sangat bermanfaat untuk menciptakan suatu keselarasan keinginan
dan menciptakan komunikasi yang baik antara keduanya dengan tujuan untuk
memperoleh tingkat kepuasan dari pelayanan yang diberikan dan juga kepada
penerima layanan dalam hal ini pasien. Selain menjembatani antara pasien dengan tim
medis pekerja sosial medis disini juga berperan sebagai penghubung anatara pasien
dengan keluarganya dalam menciptakan suatu keharmonisan dalam keluarga pasien.

Seperti yang dijelaskan dalam pernyataan diatas bahwa sering terjadi suatu
hubungan yang kurang harmonis antara pasien dengan keluarganya. Hal ini
disebabkan oleh beberapa pokok permasalahan yang terjadi didalamnya misalkan
mulai dari masalah perbedaan pemikiran sampai pada masalah sosial ekonomi yang
memang sering rentan terjadi sehingga menimbulkan ketidak harmonisan dalam
keluarga.
Adapun efek yang ditimbulkan dari masalah tersebut yaitu terjadi kurangnya
perhatian dari keluargannya pada saat pasien menderita penyakit yang dapat
menyebabkan pasien diterlantarkan. Maka pekerja sosial medis disini berperan untuk
mengembalikan keharmonisan yang pernah terjalin dalam keluarga pasien dengan
cara memberi masukan-masukan, pengertian atau motivasi baik kepada pasien
maupun keluarganya sehingga timbul penerimaan antara keduanya dan kembali
harmonis seperti sebelumnya.

5. Advokasi sosial (kasus/kebijakan).

Peran ini dilakukan pekerja sosial ketika hak pasien tidak terpenuhi. Pekerja sosial
bekerja dengan atas nama pasien bekerja untuk :

a. mendapatkan pelayanan-pelayanan atau sumber-sumber yang tersedia bagi


pasien
b. mempengaruhi agar terjadi perubahan kebijakan-kebijakan, prosedur-prosedur,
atau praktek-praktek yang ada yang merugikan pasien
c. mempengaruhi agar tercipta kebijakan-kebijakan atau perundang-undangan baru
yang akan menghasilkan penyediaan sumber-sumber atau pelayanan-pelayanan
yang dibutuhkan.

Pekerja sosial medis berperan sebagai advokat yaitu melakukan tugasnya


dengan membantu pasien untuk memenuhi kebutuhannya atau hak-hak pasien dengan
cara berkoordinasi dengan pihak-pihak terkait. Dalam melakukan perannya pekerja
sosial medis tidak serta merta memberikan kebutuhkan pasien, akan tetapi terlebih
dahulu dilakukan observasi kelayakan dengan cara pekerja sosial medis terlebih
dahulu melihat keadaan sosial ekonomi dari pasien tersebut pada saat melakukan
home care pertama kali bersama tim medis. dari situlah dapat diambil kesimpulan
pantas atau tidak pasien tersebut mendapatkan hak bantuan yang dibutuhkan.

Huda (2009) menjelaskan tentang peran pekerja sosial medis sebagai Advokad
yaitu pekerja sosial berperan membela kepentingan pasien agar hak-hak yang
semestinya dimiliki dapat terpenuhi. Maka untuk selanjutnya pekerja sosial medis
mencari solusi dan berkoordinasi baik dengan pihak Rumah Sakit maupun dengan
pihak-pihak terkait di luar Rumah Sakit. Pekerja sosial medis berperan sebagai
Advokad untuk kebutuhan pasien termasuk salah satunya dalam hal mencari dana dari
luar Rumah Sakit untuk membeli alat-alat yang dibutuhkan pasien.

Dari materi yang disampaikan Ibu Fatimang didapatkan bahwa kita sebagai seorang pekerja
sosial harus :

Kita seorang pekerja sosial sebagai orang yang lebih dekat dengan pasien dapat
membantu memudahkan langkah-langkah nya, memberi pemahaman, karena seringkali
dokter memberikan penjelasan kepada pasien masih sesuai dengan term-term yang masih
sulit dipahami pasien.

Kita juga masih perlu belajar juga mengenai isu-isu penyakit yang diderita pasien.
Setelah tahu dan paham, kita harus bisa menangkap keperluan pasien apa saja dan bagaimana
kita bersama-sama dengan pasien bisa mendapatkannya sesuai dengan kebutuhan pasien
sehingga saat proses pemulangan pasien dapat paham apa-apa saja yang boleh dan tidak
boleh dilakukan terkait penyakit yang dideritanya dan kita juga bisa menyusun dan
menjalankan rencana intervensi secara berkelanjutan sampai fungsi fisik dan sosial pasien
dapat kembali lebih baik.

Kita juga perlu memahami pentingnya menghubungkan pasien dan bekerja sama
dengan disiplin ilmu lain, bersama-sama membuat rancangan pengobatan pasien, rancangan
sosial maupun rancangan pemulangan.

Selain itu, kita juga dituntut untuk bisa menjadi advokator dalam rangka menangani
kebutuhan pasien. Kita mewakili mereka untuk bisa berbicara, menjembatani dalam
mengutarakan kondisi dan berbagai gagasan dalam sesi diskusi dengan para ahli.

KETERAMPILAN YANG HARUS DIMILIKI PEKERJA SOSIAL MEDIS

Seorang pekerja sosial harus memiliki berbagai keterampilan dalam menunjang


prakteknya. Ada beberapa keterampilan yang harus dimiliki, antara lain:

1. Keterampilan melakukan penjangukauan


2. Keterampilan komunikasi (seperti mendengarkan, memberi perhatian, menjelaskan
sikap dan perasaan, menjelaskan pilihan, probing).
3. Menjalin dan mengorganisir relasi pertolongan. Seperti membangun hubungan hangat,
mesra, dan tidak pura-pura (warmth, rapport and genuine), memahami emosi dan
perasaan, memberi dukungan dan semangat, berinteraksi dengan orang lain,
membentuk kontrak, menciptakan dan membina kerjasama, mengendalikan konflik,
melakukan bargaining dan negosiasi.
4. Keterampilan mengumpulkan semua informasi/data
5. Keterampilan asesmen dalam praktek peksos medis
6. Keterampilan perencanaan dalam praktek peksos medis
7. Keterampilan intervensi (mikro atau makro) dalam praktek peksos medis.
8. Keterampilan monitoring dan evaluasi
9. Keterampilan terminasi
10. Keterampilan memberikan pelayanan rujukan
11. Keterampilanadministrasi dan manajemen pelayan
12. Keterampilan penelitian
13. Keterampilan membuat case recording, menyusun laporan
14. Keterampilan menggunakan komputer/teknologi informasi
15. Ketremapilan mengelola waktu dan mengendalikan beban kerja

FOKUS PENANGANAN PEKERJA SOSIAL DI MALAYSIA

a. Rawat inap, seperti bangsal, perawatan intensif, operasi


b. Pasien rawat jalan, seperti keadaan darurat, klinik, pusat penitipan anak
c. Layanan diagnostik
d. Layanan dukungan
e. Layanan rehabilitasi

Pelayanan Pekerjaan Sosial Medis diberikan kepada pasien rawat inap dan pasien rawat
jalan yang berobat di rumah sakit. Layanan ini meliputi:

a. Manajemen Bantuan Praktik


- Penempatan Kelembagaan
- Bantuan Keuangan (peralatan/ obat/ pengobatan/ umum)
- Melacak Ahli Waris
b. Manajemen Bantuan Terapi Dukungan
- Pelayanan konsultasi
- Bantuan emosional
- Intervensi Krisis

Bantuan praktis dan terapi dukungan diberikan untuk kasus-kasus berikut, termasuk:

a. Pelecehan dan Pengabaian Anak


b. Ibu yang belum menikah
c. Kekerasan dalam rumah tangga
d. Kejahatan Seksual
e. Pasien Akut dan Kronis
f. Penyandang Disabilitas (OKU)
g. HIV Positif/AIDS
h. Kecanduan Narkoba / Alkohol

PENTINGNYA MENGENALI PASIEN

Penting untuk mengenal pasien agar pekerja sosial bisa menjadi mediator dan
setidaknya sebagai praktik langsung. Sehingga, apabila pekerja sosial mengenal mereka, tahu
kebutuhan mereka, di situlah pekerja sosial dapat menawarkan banyak bantuan untuk
melakukan perubahan yang diharapkan atau dibutuhkan oleh pasien. Karena setiap orang itu
unik, walaupun ada banyak masalah yang sama, tetapi ada banyak cerita berbeda yang
mengikuti individu tersebut.

IDENIFIKASI KEPERLUAN PASIEN

Pada dasarnya, keperluan pasien didasarkan pada hasil asesmen. Kita harus
menyesuaikan antara keterampilan yang ingin kita sampaikan dalam membangun jembatan di
mana kita mencoba memahami pentingnya menjadi orang-orang yang penuh dengan
karakteristik kemanusiaan dalam setting yang terkadang sulit dipahami oleh orang-orang
biasa di antara kita, terlalu asing bagi banyak orang,sehingga kita perlu menekan
keterampilan kita untuk membantu mereka beradaptasi.

Keterampilan dasar konseling.


- Perhatian

- Mendengarkan secara aktif

- Empati

- Jujur

- Penerimaan tanpa syarat

- Keterampilan bertanya dan menanggapi

- Sensitivitas budaya

PEKERJA SOSIAL MEDIS

Pekos termasuk golongan yang dipilih untuk membantu. Karena tidak semua orang
mendapat amanat dari masyarakat untuk menolong, apalagi di masyarakat sekarang ini yang
banyak dengan penipuan, dsb. Pekerja sosial ini mereka adalah orang-orang yang benar-benar
menjiiwai, dapat membawa kepercayaan untuk membantu, dan dengan masalah pribadi yang
sangat sensitif dan mendalam dengan penuh stigma. Peksos menjadi tempat “show up”
berbagai macam emosi pasien.

RS YANG TERAKREDITASI DAN PELAYANAN YANG DIBERIKAN

Sistem Kesehatan di Malaysia menurut World's Best Health di tahun 2019 menduduki
posisi terbaik nomor 1 di dunia, diusul Prancis, Thailand, Ekuador, Kosta Rika, dan Meksiko.
Untuk pelayanan dan fasilitas juga terbaik karena dilengkapi dengan peralatan-peralatan yang
sangat modern dan terkini.

Pelayanan yang diberikan di University of Malaya Medical Center yaitu :

1. Asesmen. Dalam hal ini pekerja sosial medis berusaha untuk mengumpulkan informasi
tentang:
 Gambaran tentang pasien, penyakit lama, pengobatan, kondisi umum, prognosis
dan penyakit lain.
 Sikap pasien secara umum mengenai penyakit dan penyesuaian dirinya tentang
penyakit seperti penolakan, penerimaan dan depresi.
 Komposisi keluarga pasien, respon anggota keluarga terhadap penyakit,
kedudukan dalam keluarga, tingkat kesehatan anggota keluarga, keuangan
keluarga dan pembagian tugas dalam rumah tangga.
 Status pekerjaan pasien, pekerjaan potensial dan keinginan untuk bekerja.
 Respon umum keluarga dan pasien terhadap rasa sakit dan stress yang dialami.
2. Penentuan tujuan.
 Mengidentifikasi permasalahan-permasalahan berdasarkan apa yang dirasakan
oleh pasien, apa yang dilihat oleh keluarga, ahli kesehatan dan staf lain.
 Menyusun tujuan berdasarkan pandangan pasien dan staf yang relevan
3. Merumuskan rencana intervensi dengan memberikan pelayanan yang dibutuhkan oleh
pasien
4. Melaksanakan Intervensi. Dalam melaksanakan intervensi, terdapat jenis-jenis
pelayanan yang dapat diberikan, yaitu pelayanan utama, yang meliputi:
 Membuat rekomendasi bagi pasien sehubungan dengan sumber-sumber
kemasyarakatan yang dibutuhkan;
 Memberikan informasi mengenai kesehatan dan penyembuhan khusus yang
dibutuhkan, atau merujuk pada petugas kesehatan lain jika diperlukan;
 Memberikan konseling bagi pasien jika keluarga mereka tinggal terlalu jauh
dari rumah sakit, atau apabila kunjungan rumah sakit sulit atau jarang
dilakukan.

Selain pelayanan utama ada juga pelayanan penunjang berupa:

 Melakukan asesmen kebutuhan pelayanan pekerjaan sosial;


 Mengumpulkan data, penjangkauan, identifikasi kelompok-kelompok rentan
dan memberikan pelayanan kepada kelompok tersebut;
 Pre admission planning, meliputi identifikasi dan kontak awal, koordinasi staf
medis dan perawat, melakukan outreach;
 Discharge planning meliputi identifikasi dini, mengintegrasikan antara
persyaratan-persyaratan pasien masuk rumah sakit dengan persyaratan-
persyaratan penglepasan pasien, mengembangkan dan mengimplementasikan
pemeriksaan untuk keperluan penerimaan pasien di rumah sakit,
mengembangkan standar prosedur penerimaan dan pelepasan pasien,
mengkoordinasikan perencanaan pelepasan dengan pemeriksaan kembali
terhadap kesiapan pasien, mengembangkan mekanisme review pelepasan secara
khusus dan review periodical untuk pelepasan secara umum, mengupayakan
pemahaman staf pemberi pelayanan lain mengenai tujuan dari pelepasan yang
efektif, perencanaan pelayanan lembaga, case management perencanaan
masyarakat dan koordinasi kegiatankegiatan masyarakat, kolaborasi dengan ahli
kesehatan dan staf lain, konsultasi staf dan institusi lain di luar rumah sakit, dan
pelayanan liaisoning kepada masyarakat.
5. Perencanaan dan Pelaksanaan Rencana Kegiatan Tindak Lanjut (RKTL). Hal ini
dilakukan apabila pasien sudah menunjukkan tanda-tanda sembuh dari penyakitnya.
6. Terminasi. Terminasi dilakukan apabila: a) tujuan tercapai; b) disadari bahwa tujuan
tidak mungkin bisa dicapai; c) pasien menolak pelayanan yang diberikan; d) pasien
pulang sebelum bertemu dengan pekerja sosial.

Fasilitas :

1. Gedung Kecemasan dimana dalam gedung ini ada pelayanan-pelayanan yang ditawarkan
antara lain :

- Obat-obatan

- Pembedahan

- Bedah Ortopedi

- Pediatri

- Anastesiologi

- Oftalmologi

- Patologi

- Perobatan Olahraga

- Patologi Forensik

- Keperawatan
- Kesehatan Masyarakat

- Mulut Maksilofasial

- Obstetri & Ginekologi

- Pencitraan Biomedis

- Kedokteran Perawatan Primer

- Mikrobiologi Medis

- Onkologi Klinis

- Otorhinolaryncology

- Obat Transfusi

- Pengendalian Infeksi

- Investigasi Klinis

- Kedokteran Psikologis

2. Ruang Pusat Keunggulan

Ruang PPM atau Pusat Keunggulan Malaysia ini merupakan ruangan untuk pusat
kecemerlangan dilengkapi peralatan-perlatan modern terkini yang ada di dunia.

Noted :

Biaya rawat jalan yang ditawarkan di Malaysia lebih murah karena dibiayai oleh
Kerajaan Malaysia sendiri. Adapun rincian bagi satu kali perswatan termasuk segala jenis
penyakit sebagai berikut :

• Rumah Sakit Besar/Pusat : RM 1.00 (Rp 3.500;)

• Rumah Sakit Daerah : RM 1.00 (Rp 3.500;)

• Poliklinik : RM 1.00 (Rp 3.500;)

Kemudian apabila terdapat rujukan daripada pegawai kesehatan untuk satu kali
perawatan pertama dikenai biaya RM 5.00 (Rp 17.500;)

Anda mungkin juga menyukai