Anda di halaman 1dari 2

SYARAT PENDIRIAN KLINIK KESEHATAN

1. Dasar hukum :
- Peraturan Menteri Kesehatan No. 9 Tahun 2014 tentang Klinik (“Permenkes No. 9 Tahun 2014”);
2. Syarat administrasi :
- wajib memiliki izin mendirikan dan izin operasional.
a. Izin mendirikan diberikan oleh pemerintah daerah kabupaten/kota. (Pasal 25 ayat (1) Permenkes
No. 9 Tahun 2014);
b. izin operasional diberikan oleh pemerintah daerah kabupaten/kota atau kepala dinas kesehatan
kabupaten/kota. (Pasal 25 ayat (2) dan ayat (3) Permenkes No. 9 Tahun 2014);
- Untuk mendapatkan izin mendirikan, penyelenggara Klinik harus melengkapi persyaratan:[ Pasal 26
ayat (1) Permenkes No. 9 Tahun 2014]
a. identitas lengkap pemilik atau penyelenggara;
b. salinan/fotokopi pendirian badan hukum atau badan usaha, kecuali untuk kepemilikan perorangan;
c. salinan/fotokopi yang sah sertifikat tanah, bukti kepemilikan lain yang disahkan oleh notaris, atau
bukti surat kontrak minimal untuk jangka waktu 5 (lima) tahun;
d. dokumen Surat Pernyataan Kesanggupan Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan Hidup (SPPL)
untuk Klinik rawat jalan, atau dokumen Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Upaya Pemantauan
Lingkungan Hidup (UKL-UPL) untuk Klinik rawat inap sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan; dan
e. profil Klinik yang akan didirikan meliputi pengorganisasian, lokasi, bangunan, prasarana, ketenagaan,
peralatan, kefarmasian, laboratorium, serta pelayanan yang diberikan;
f. persyaratan lainnya sesuai dengan peraturan daerah setempat.
- Untuk mendapatkan izin operasional, penyelenggara Klinik harus memenuhi persyaratan teknis dan
administrasi.[ Pasal 27 ayat (1) Permenkes No. 9 Tahun 2014]
a. Persyaratan teknis meliputi persyaratan lokasi, bangunan, prasarana, ketenagaan, peralatan,
kefarmasian, dan laboratorium (dapat dilihat dalam Pasal 5 sampai dengan Pasal 24
Permenkes No. 9 Tahun 2014).
b. persyaratan administrasi yaitu meliputi izin mendirikan dan rekomendasi dari dinas kesehatan
kabupaten/kota.[ Pasal 27 ayat (3) Permenkes No. 9 Tahun 2014].
PERSYARATAN IZIN USAHA RESTORAN

Untuk memiliki izin usaha dalam mendirikan di bisnis kuliner adalah memiliki Izin Tanda Daftar Usaha Pariwisata
(TDUP). Kewajiban para pelaku usaha untuk memiliki izin ini telah diatur dalam Peraturan Menteri Pariwisata No
18 Tahun 2016. Berikut adalah beberapa persyaratan umum yang harus dilengkapi untuk membuat izin TDUP.
1. Formulir Perizinan dan Surat Pernyataan (dengan materai Rp 6000)
2. KTP pemilik dan Penanggung Jawab 
3. NPWP Pemilik dan Penanggung Jawab 
4. NPWP Perusahaan
5. Akta Pendirian Perusahaan (PT, CV, Firma atau perorangan)
6. KTP dan Surat Kuasa Pengurusan  (apabila dikuasakan)
7. Izin Gangguan (HO)
8. Sertifikat Laik Sehat (SLS)
9. Surat Pernyataan Pengelolaan Lingkungan (SPPL). 
10.Upaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya Pemantauan Lingkungan (UKL-UPL)
11.Bukti Kepemilikan Tanah atau Bangunan. (Lampirkan bukti)
12.Proposal Teknis (Denah lokasi, Rencana, dan Foto)
13.Memastikan Domisili Usaha Restoran (Khusus DKI Jakarta)

Untuk penentuan domisili sudah diatur dalam Perda Nomor 1 Tahun 2014 tentang Rencana Detail Tata Ruang
dan Peraturan Zonasi.

Ketentuan Izin Usaha Restoran Bagi Pelaku Usaha


Dalam PERMENPAR No.10 Tahun 2018 terdapat pemenuhan komitmen izin operasional atau izin komersial yang
dapat dibedakan tergantung besarnya usaha. Sertifikat Usaha Pariwisata wajib dimiliki oleh setiap pelaku usaha
dengan ketentuan sebagai berikut:
1. Mempunyai Sertifikat Usaha Pariwisata paling lambat 2 tahun sejak TDUP diterbitkan melalui OSS. (Usaha
Besar)
2. Mempunyai Sertifikat Usaha Pariwisata paling lambat 4 tahun sejak TDUP diterbitkan melalui OSS. (Usaha
Menengah)
3. Mempunyai Sertifikat Usaha Pariwisata paling lambat 6 tahun sejak TDUP diterbitkan melalui OSS. (Usaha
Kecil dan Mikro)

Anda mungkin juga menyukai