Anda di halaman 1dari 6

Nama : Arsas Muslimah

NIM : 2110010060
Matkul : Kebijakan Pertanahan
Kelas : IV B

ATURAN KEPEMILIKAN DAN LEGALITAS PERTANAHA RUMAH SAKIT

A. PERIZINAN RUMAH SAKIT DI INDONESIA MENGACU PADA UU NO 11


TAHUN 2020 TENTANG CIPTA KERJA
Dalam UU 11/2020 Pasal 61 Setiap penyelenggara Rumah Sakit wajib memenuhi
Perizinan Berusaha.
- Perizinan Berusaha adalah legalitas yang diberikan kepada Pelaku Usaha untuk
memulai dan menjalankan usaha dan/ atau kegiatannya.
- Perizinan Berusaha Berbasis Risiko adalah Perizinan Berusaha berdasarkan tingkat
Risiko kegiatan usaha
- Sistem Perizinan Berusaha Terintegrasi Secara Elektronik (Online Single
Submission) OSS adalah sistem elektronik terintegrasi yang dikelola dan
diselenggarakan oleh Lembaga OSS untuk penyelenggaraan Perizinan Berusaha
Berbasis Risiko.
Lembaga OSS menerbitkan Izin Usaha berdasarkan Komitmen kepada Pelaku Usaha
setelah Lembaga OSS menerbitkan:
1. Izin Lokasi adalah izin yang diberikan kepada Pelaku Usaha untuk memperoleh
tanah yang diperlukan untuk usaha dan/atau kegiatannya dan berlaku pula sebagai
izin pemindahan hak dan untuk menggunakan tanah tersebut untuk usaha dan/atau
kegiatannya.
2. Izin Lingkungan adalah izin yang diberikan kepada Pelaku Usaha yang melakukan
usaha dan/atau kegiatan yang wajib Amdal atau UKL-UPL dalam rangka
perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup sebagai prasyarat memperoleh izin
usaha dan/atau kegiatan.
a. Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Upaya Pemantauan Lingkungan
Hidup yang selanjutnya disebut UKL-UPL adalah pengelolaan dan pemantauan
terhadap usaha dan/atau kegiatan yang tidak berdampak penting terhadap
lingkungan hidup yang diperlukan bagi proses pengambilan keputusan tentang
penyelenggaraan usaha dan/atau kegiatan.
b. Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup yang selanjutnya disebut
Amdal adalah kajian mengenai dampak penting suatu usaha dan/atau kegiatan
yang direncanakan pada lingkungan hidup yang diperlukanbagi proses
pengambilan keputusan tentang penyelenggaraan usaha dan/atau kegiatan.
c. Analisis Dampak Lingkungan Hidup yang selanjutnya disebut Andal adalah
telaahan secara cermat dan mendalam tentang dampak penting suatu rencana
usaha dan/atau kegiatan.
d. Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup yang selanjutnya disebut RKL adalah
upaya penanganan dampak terhadap lingkungan hidup yang ditimbulkan akibat
dari rencana usaha dan/atau kegiatan
e. Rencana Pemantauan Lingkungan Hidup yang selanjutnya disebut
RPL adalah upaya pemantauan komponen lingkungan hidup yang terkena
dampak akibat dari rencana usaha dan/atau kegiatan
3. IMB: Izin Mendirikan Bangunan Gedung adalah perizinan yang diberikan oleh
Pemerintah Daerah kabupaten/kota kepada pemilik bangunan gedung untuk
membangun baru, mengubah, memperluas, mengurangi, dan/atau merawat bangunan
gedung sesuai dengan persyaratan administratif dan persyaratan teknis yang berlaku.
4. Berdasarkan Komitmen.

B. PERSYARATAN DASAR PERLZINAN BERUSAHA MELIPUTI (PP 5/2021


PASAL 5)
1. kesesuaian kegiatanpemanfaatan ruang,
2. persetujuan lingkungan,
3. persetujuan bangunan gedung,dan
4. sertifikat laik fungsi.

C. TAHAPAN PELAKSANAAN KEGIATAN USAHA 


1. Persiapan
 Pengadaan Tanah tanah
 pembangunan bangunangedun
 pengadaan peralatan atausarana
 pengadaan sumber dayamanusia
 pemenuhan standar usaha
 kegiatan lain sebelumdilakukannya operasional
2. Operasional Dan/Atau Komersial.
 Pra studi kelayakan atau studi kelayakan
 pembiayaan operasional selama masa konstruksi.
D. IZIN MENDIRIKAN
Izin mendirikan adalah ijin yang diberikan untuk mendirikan rumah sakit setelah
memenuhi persyaratan untuk mendirikan. Izin mendirikan sebagaimana dimaksud
diberikan untuk jangka waktu 2 (dua) tahun dan dapat diperpanjang untuk 1 (satu) tahun
sebagaimana tertulis dalam UU no 44 tahun 2009 tentang Rumah sakit.
Pemilik atau pengelola yang akan mendirikan Rumah Sakit mengajukan
permohonan Izin Mendirikan kepada pemberi izin sesuai dengan klasifikasi Rumah Sakit
yang akan didirikan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 64 secara tertulis dengan
melampirkan:
fotokopi akta pendirian badan hukum yang sah sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan, kecuali instansi Pemerintah atau Pemerintah Daerah;
1. Nomor Induk Berusaha (NIB) terdaftar di OSS;
2. Studi kelayakan;
3. Master plan;
4. Detail Engineering Design;
5. Dokumen pengelolaan dan pemantauan lingkungan;
6. Fotokopi sertifikat tanah/bukti kepemilikan tanah atas nama badan hukum pemilik
rumah sakit;
7. Izin Mendirikan Bangunan (IMB);
8. Rekomendasi dari pejabat berwenang di bidang kesehatan pada Pemerintah daerah
Propinsi/Kabupaten/Kota sesuai dengan klasifikasi Rumah Sakit

E. IZIN OPERASIONAL.
Izin operasional adalah izin yang diberikan untuk menyelenggarakan pelayanan
kesehatan setelah memenuhi persyaratan dan standar. Izin operasional sebagaimana
dimaksud diberikan untuk jangka waktu 5 (lima) tahun dan dapat diperpanjang kembali
selama memenuhi persyaratan. Perpanjangan izin operasional dilakukan dengan
mengajukan permohonan perpanjangan selambat-lambatnya 6 (enam) bulan sebelum
habis masa berlakunya izin operasional.
Bila izin operasional berakhir dan pemilik Rumah sakit belum mengajukan izin
operasional, maka rumah sakit harus menghentikan kegiatan pelayanannya kecuali
pelayanan gawat darurat dan pasien yang sedang dalam perawatan inap.
Untuk memperoleh Izin Operasional, pengelola mengajukan permohonan secara
tertulis kepada pejabat pemberi izin sesuai dengan klasifikasi Rumah Sakit dengan
melampirkan dokumen:
1. Izin Mendirikan Rumah Sakit, bagi permohonan Izin Operasional untuk pertama
kali;
2. Profil Rumah Sakit, meliputi :
- Visi dan misi,
- Lingkup kegiatan,
- Rencana strategi, dan
- Struktur organisasi;
3. Isian instrumen self assessment sesuai klasifikasi Rumah Sakit yang meliputi
- Pelayanan,
- Sumber daya manusia,
- Peralatan,
- Bangunan dan
- Prasarana;
-
4. Gambar desain (blue print) dan foto bangunan serta sarana dan prasarana pendukung;
5. Izin penggunaan bangunan (IPB) dan sertifikat laik fungsi;
6. Dokumen pengelolaan lingkungan berkelanjutan;
7. Daftar sumber daya manusia;
8. Daftar peralatan medis dan nonmedis;
9. Daftar sediaan farmasi dan alat kesehatan;
10. Berita acara hasil uji fungsi peralatan kesehatan disertai kelengkapan berkas izin
pemanfaatan dari instansi berwenang sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan untuk peralatan tertentu; dan
11. Dokumen administrasi dan manajemen. Dokumen administrasi dan manajemen
sebagaimana dimaksud meliputi:
 Badan hukum atau kepemilikan;
 Peraturan internal rumah sakit (hospital bylaws);
 Komite medik;
 Komite keperawatan;
 Satuan pemeriksaan internal;
 Surat izin praktik atau surat izin kerja tenaga kesehatan;
 Standar prosedur operasional kredensial staf medis;
 Surat penugasan klinis staf medis; dan
 Surat keterangan/sertifikat hasil uji/kalibrasi alat kesehatan.
F. PERUBAHAN IZIN OPERASIONAL DILAKUKAN KEMBALI JIKA TERJADI
PERUBAHAN
1. Kepemilikan
2. Jenis Rumah sakit
3. Nama Rumah sakit ; dan atau
4. Kelas Rumah sakit
G. PERUBAHAN IJIN OPERASIONAL DIAJUKAN KEMBALI DENGAN
MELAMPIRKAN
1. Akte notaris, surat keputusan dari pejabat yang berwenang, dan/atau putusan
pengadilan tentang perubahan status kepemilikan Rumah Sakit;
2. Rekomendasi dari pejabat yang berwenang di bidang kesehatan pada Pemerintah
Daerah provinsi/kabupaten/kota sesuai dengan klasifikasi Rumah Sakit;
3. Studi kelayakan dan rencana strategis perubahan jenis Rumah Sakit yang memuat
kelayakan pada aspek pelayanan, sosial ekonomi, kebijakan dan peraturan perundang-
undangan; dan
4. Surat pernyataan pengajuan perubahan Izin Operasional dari pemilik Rumah Sakit
Izin Rumah Sakit kelas A dan Rumah Sakit penanaman modal asing atau penanaman
modal dalam negeri diberikan oleh Menteri setelah mendapatkan rekomendasi dari
pejabat yang berwenang di bidang kesehatan pada Pemerintah Daerah Provinsi. Izin
Rumah Sakit penanaman modal asing atau penanaman modal dalam negeri sebagaimana
dimaksuddiberikan setelah mendapat rekomendasi dari instansi yang melaksanakan
urusan penanaman modal asing atau penanaman modal dalam negeri
Izin Rumah Sakit kelas B diberikan oleh Pemerintah Daerah Provinsi setelah
mendapatkan rekomendasi dari pejabat yang berwenang di bidang kesehatan pada
Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota.
Izin Rumah Sakit kelas C dan kelas D diberikan oleh Pemerintah Daerah
Kabupaten/Kota setelah mendapat rekomendasi dari pejabat yang berwenang di bidang
kesehatan pada Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota.

H. IZIN RUMAH SAKIT DAPAT DICABUT JIKA


1. Habis masa berlakunya;
2. Tidak lagi memenuhi persyaratan dan standar;
3. Terbukti melakukan pelanggaran terhadap peraturan perundang-undangan; dan/atau
4. Atas perintah pengadilan dalam rangka penegakan hukum
Skema Perijinan Rumah Sakit Dan Redesain Sarana Prasarana
Sumber : https://galihendradita.wordpress.com/2017/04/04/perizinan-rumah-sakit-di-indonesia-mengacu-pada-pp-
47-tahun-2021/

Anda mungkin juga menyukai