NIM : 2110010060
Matkul : Kebijakan Pertanahan
Kelas : IV B
E. IZIN OPERASIONAL.
Izin operasional adalah izin yang diberikan untuk menyelenggarakan pelayanan
kesehatan setelah memenuhi persyaratan dan standar. Izin operasional sebagaimana
dimaksud diberikan untuk jangka waktu 5 (lima) tahun dan dapat diperpanjang kembali
selama memenuhi persyaratan. Perpanjangan izin operasional dilakukan dengan
mengajukan permohonan perpanjangan selambat-lambatnya 6 (enam) bulan sebelum
habis masa berlakunya izin operasional.
Bila izin operasional berakhir dan pemilik Rumah sakit belum mengajukan izin
operasional, maka rumah sakit harus menghentikan kegiatan pelayanannya kecuali
pelayanan gawat darurat dan pasien yang sedang dalam perawatan inap.
Untuk memperoleh Izin Operasional, pengelola mengajukan permohonan secara
tertulis kepada pejabat pemberi izin sesuai dengan klasifikasi Rumah Sakit dengan
melampirkan dokumen:
1. Izin Mendirikan Rumah Sakit, bagi permohonan Izin Operasional untuk pertama
kali;
2. Profil Rumah Sakit, meliputi :
- Visi dan misi,
- Lingkup kegiatan,
- Rencana strategi, dan
- Struktur organisasi;
3. Isian instrumen self assessment sesuai klasifikasi Rumah Sakit yang meliputi
- Pelayanan,
- Sumber daya manusia,
- Peralatan,
- Bangunan dan
- Prasarana;
-
4. Gambar desain (blue print) dan foto bangunan serta sarana dan prasarana pendukung;
5. Izin penggunaan bangunan (IPB) dan sertifikat laik fungsi;
6. Dokumen pengelolaan lingkungan berkelanjutan;
7. Daftar sumber daya manusia;
8. Daftar peralatan medis dan nonmedis;
9. Daftar sediaan farmasi dan alat kesehatan;
10. Berita acara hasil uji fungsi peralatan kesehatan disertai kelengkapan berkas izin
pemanfaatan dari instansi berwenang sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan untuk peralatan tertentu; dan
11. Dokumen administrasi dan manajemen. Dokumen administrasi dan manajemen
sebagaimana dimaksud meliputi:
Badan hukum atau kepemilikan;
Peraturan internal rumah sakit (hospital bylaws);
Komite medik;
Komite keperawatan;
Satuan pemeriksaan internal;
Surat izin praktik atau surat izin kerja tenaga kesehatan;
Standar prosedur operasional kredensial staf medis;
Surat penugasan klinis staf medis; dan
Surat keterangan/sertifikat hasil uji/kalibrasi alat kesehatan.
F. PERUBAHAN IZIN OPERASIONAL DILAKUKAN KEMBALI JIKA TERJADI
PERUBAHAN
1. Kepemilikan
2. Jenis Rumah sakit
3. Nama Rumah sakit ; dan atau
4. Kelas Rumah sakit
G. PERUBAHAN IJIN OPERASIONAL DIAJUKAN KEMBALI DENGAN
MELAMPIRKAN
1. Akte notaris, surat keputusan dari pejabat yang berwenang, dan/atau putusan
pengadilan tentang perubahan status kepemilikan Rumah Sakit;
2. Rekomendasi dari pejabat yang berwenang di bidang kesehatan pada Pemerintah
Daerah provinsi/kabupaten/kota sesuai dengan klasifikasi Rumah Sakit;
3. Studi kelayakan dan rencana strategis perubahan jenis Rumah Sakit yang memuat
kelayakan pada aspek pelayanan, sosial ekonomi, kebijakan dan peraturan perundang-
undangan; dan
4. Surat pernyataan pengajuan perubahan Izin Operasional dari pemilik Rumah Sakit
Izin Rumah Sakit kelas A dan Rumah Sakit penanaman modal asing atau penanaman
modal dalam negeri diberikan oleh Menteri setelah mendapatkan rekomendasi dari
pejabat yang berwenang di bidang kesehatan pada Pemerintah Daerah Provinsi. Izin
Rumah Sakit penanaman modal asing atau penanaman modal dalam negeri sebagaimana
dimaksuddiberikan setelah mendapat rekomendasi dari instansi yang melaksanakan
urusan penanaman modal asing atau penanaman modal dalam negeri
Izin Rumah Sakit kelas B diberikan oleh Pemerintah Daerah Provinsi setelah
mendapatkan rekomendasi dari pejabat yang berwenang di bidang kesehatan pada
Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota.
Izin Rumah Sakit kelas C dan kelas D diberikan oleh Pemerintah Daerah
Kabupaten/Kota setelah mendapat rekomendasi dari pejabat yang berwenang di bidang
kesehatan pada Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota.