Anda di halaman 1dari 3

Fungsi kode etik profesi tersebut adalah:

1. Kode etik profesi memberikan pedoman bagi setiap anggota profesi tentang prinsip
profesionalitas yang digariskan.

2. Kode etik profesi merupakan sarana kontrol sosial bagi masyarakat atas profesi yang
bersangkutan.

3. Kode etik profesi mencegah campur tangan pihak di luar organisasi profesi tentang hubungan
etika dalam keanggotaan profesi.

Menurut Wahyono (2006) daiam Sukamto, Surajiyo dan Sriyono, (2013:76-78) bahwa prinsip-
prinsip dasar didalam etika profesi dapat dijabarkan sebagai berikut:

1. Prinsip standar teknis, artinya bahwa setiap anggota profesi harus melaksanakan jasa
profesional yang relevan dengan bidang profesinya.

2. Prinsip kompetensi, artinya bahwa setiap anggota profesi harus melaksanakan pekerjaan
sesuai jasa profesionalnya dengan kehati-hatian, kompetensi dan ketekunan.

3. Prinsip tanggung jawab profesi, artinya bahwa dalam melaksanakan tanggung jawabnya
sebagai profesional

4.Prinsip kepentingan publik, artinya bahwa setiap anggota berkewajiban untuk senantiasa
bertindak memberikan jasa profesionalnya dalam kerangka pelayanan publik, menghormati
kepercayaan publik.

5.Prinsip integritas, artinya bahwa pelaku profesi dan menunjukkan komitmen atas
profesionalisme.

6.Prinsip objektivitas, artinya bahwa setiap anggota harus menjaga objektivitas dan bebas dari
prinsip-prinsip pertentangan kepentingan sebagai ber kewajiban profesionalnya.

7.Prinsip kerahasiaan, artinya bahwa setiap anggota profesou harus menghormati kerahasiaan
informasi

8.Prinsip perilaku profesional, artinya bahwa setiap anggota harus berperilaku konsisten
dengan reputasi profesi yang baik dan menjauhi tindakan yang dapat diembannya.
mendiskreditkan
Kode Etik Profesi dan Hukum Positif

Apabila diberi bentuk tertulis, maka kumpulan asasatau nilai moral disebut kode etik dan
karena berkaitan dengan profesi maka kode etik itu disebut kode etik profesi. Dengan demikian
kode etik profesi bidang enjiniring disebut kode etik profesi enjiniring,

1. Pelanggaran Kode Etik Profesi

Kasus-kasus pelanggaran kode etik akan ditindak dan dinilai oleh suatu dewan kehormatan atau
komisi yang dibentuk khusus untuk itu.Ketentuan itu merupakan akibat logis dari self regulation
yang terwujud dalam kode etik, seperti kode itu berasal dari niat profesi mengatur dirinya
sendiri, demikian juga diharapkan kesed laan profesi untuk menjalankan kontrol terhadap
pelanggar.

Alasan-alasan mendasar mengapa seorang profesional cenderung mengabaikan dan bahkan


melanggar kode etik profesi. Alasan-alasan tersebut menurut pendapat Muhammad (2006:82.
84) adalah:

a. Pengaruh sifat kekeluargaan. Salah satu ciri kekeluargaan itu adalah memberi perlakuan dan
penghargaan yang sama terhadap anggota keluarga dan ini dipandang adil. Hal ini berpengaruh
terhadap perilaku profesional yang terikat pada kode etik profesi yang seharusnya memberi
perlakuan yang sama terhadap klien.

B.Pengaruh jabatan. Salah satu ciri jabatan adalah bawahan menghormati dan taat pada atasan
dan ini adalah ketentuan yang diatur dalam g-undang kepegawaian. undang Seharusnya
masalah jabatan dipisahkan dengan masalah ini ada profesi dan ini adalah adil.

c. Pengaruh konsumerisme.media massa akan cukup berpengaruh terhadap peningkatan


kebutuhan yang tidak sebanding dengan penghasilan yang diterima oleh profesional.

D. Pengaruh lemahnya iman. Salah satu syarat menjadi profesional adalah taqwa kepada
Tuhan, yaitu melaksanakan perintah dan menjauhi larangan-Nya. Ketaqwaan ini adalah dasar
moral manusia.

2.Upaya mematuhi kode etik profesi

*Klausula penundukan pada undang-undang. Setiap undang-undang mencantumkan dengan


tegas sanksi yang diancamkan kepada pelanggarnya. Dengan demikian, menjadi pertimbangan
bagi warga, tidak ada jalan lain. kecuali taat. Ketegasan sanksi undang-undang Ini lalu
diproyeksikan kepada rumusan kode etik profesi yang memb lakukan sanksi undang undang
kepada pelanggarnya.

*Legalisasi kode etik profesi.Dalam rumusan kode etik tersebut dinyatakan apabila terjadi
pelanggaran, kewajiban mana yang cukup diselesaikan oleh dewan kehormatan, dan kewajiban
mana yang harus diselesaikan oleh pengadilan. Untuk memperoleh legalisa permohonan ketua
profesi yang bersangkutan meminta kepada Ketua Pengadilan setempat agar kode etik itu
disahkan dengan akta penetapan pengadilan yang berisi perintah penghukuman kepada setiap
anggota untuk mematuhi kode etik itu.

Anda mungkin juga menyukai