PENGERTIAN KODE ETIK PROFESI • Kode: tanda-tanda atau simbol-simbol yang berupa kata-kata, tulisan atau benda yang disepakati untuk maksud-maksud tertentu, misalnya untuk menjamin suatu berita, keputusan atau suatu kesepakatan suatu organisasi. Kode juga dapat berarti kumpulan peraturan yang sistematis; • Kode etik: norma atau azas yang diterima oleh suatu kelompok tertentu sebagai landasan tingkah laku sehari-hari di masyarakat maupun di tempat kerja; • Kode etik: suatu pola aturan, tata cara, tanda, pedoman etis ketika melakukan suatu kegiatan/suatu pekerjaan; • Kode etik: merupakan suatu bentuk aturan yang tertulis, yang secara sistematik dengan sengaja dibuat berdasarkan prinsip-prinsip moral yang ada dan ketika dibutuhkan dapat difungsikan sebagai alat untuk menghakimi berbagai macam tindakan yang secara umum dinilai menyimpang dari kode etik tersebut; • Kode etik profesi: organisasi profesi biasanya memiliki kode etik bagi para anggotanya dan prosedur pendisiplinan bagi mereka yang melanggar aturan. Hal ini digunakan untuk menghindari terjadinya penyimpangan kode etik sehingga menurunkan kehormatan profesi itu sendiri. • Kode etik profesi: pedoman sikap, tingkah laku dan perbuatan dalam melaksanakan tugas dan dalam kehidupan sehari-hari (UU 5 Tahun 2014 tentang ASN) PENGERTIAN KODE ETIK PROFESI Kode etik profesi bukan hal yang baru. Sudah lama diusahakan untuk mengatur tingkah laku moral suatu kelompok khusus dalam masyarakat melalui ketentuan-ketentuan tertulis yang diharapkan akan dipegang teguh oleh seluruh kelompok itu. Hipokrates, Bapak Ilmu Kedokteran yang hidup pada abad ke-5 SM, menyusun doktrin Yunani kuno yang disebut Sumpah Hipokrates, yang menjadi kode etik pertama untuk profesi dokter. Menurut ahli-ahli sejarah belum tentu sumpah ini merupakan buah pena Hipokrates sendiri, tetapi setidaknya berasal dari kalangan murid-muridnya dan meneruskan semangat profesional yang diwariskan oleh dokter Yunani ini. Walaupun mempunyai riwayat eksistensi yang sudah-sudah panjang, namun belum pernah dalam sejarah kode etik menjadi fenomena yang begitu banyak dipraktekkan dan tersebar begitu luas seperti sekarang ini. PENGERTIAN KODE ETIK PROFESI • Kode etik profesi dapat menjadi penyeimbang segi-segi negatif dari suatu profesi, sehingga kode etik ibarat kompas yang menunjukkan arah moral bagi suatu profesi dan sekaligus juga menjamin mutu moral profesi itu dimata masyarakat. • Kode etik bisa dilihat sebagai produk dari etika terapan, sebab dihasilkan berkat penerapan pemikiran etis atas suatu wilayah tertentu, yaitu profesi. • Tetapi setelah kode etik ada, pemikiran etis tidak berhenti. Kode etik tidak menggantikan pemikiran etis, tapi sebaliknya selalu didampingi refleksi etis. • Supaya kode etik dapat berfungsi dengan semestinya, salah satu syarat mutlak adalah bahwa kode etik itu dibuat oleh profesi sendiri. Kode etik tidak akan efektif jika di drop begitu saja, misalnya dari Pemerintah; karena tidak akan dijiwai oleh cita-cita dan nilai-nilai yang hidup dalam kalangan profesi itu sendiri. • Instansi dari luar bisa menganjurkan membuat kode etik dan dapat juga membantu dalam merumuskan, tetapi pembuatan kode etik itu sendiri harus dilakukan oleh profesi ybs. Agar dapat berfungsi dengan baik, kode etik itu sendiri harus merupakan hasil self regulation (pengaturan diri) dari profesi. PERANAN KODE ETIK PROFESI • Dengan membuat kode etik, profesi sendiri akan menetapkan hitam atas putih niatnya untuk mewujudkan nilai-nilai moral yang dianggapnya hakiki. Hal ini tidak akan pernah bisa dipaksakan dari luar. • Hanya kode etik yang berisikan nilai-nilai dan cita-cita yang diterima oleh profesi itu sendiri yang bis mendarah daging dengannya dan menjadi tumpuan harapan untuk dilaksanakan untuk dilaksanakan juga dengan tekun dan konsekuen. • Syarat lain yang harus dipenuhi agar kode etik dapat berhasil dengan baik adalah bahwa pelaksanaannya diawasi terus menerus. Pada umumnya kode etik akan mengandung sanksi-sanksi yang dikenakan pada pelanggar kode etik. • Menurut Harris ruang gerak seorang professional diatur melalui etika profesi dalam bentuk kode etik profesi. Kode Etik Profesi merupakan bagian dari etika profesi, dan merupakan lanjutan dari norma yang telah dirumuskan dalam etika profesi. PENGERTIAN KODE ETIK PROFESI • Masing-masing pelaksana profesi harus memahami betul tujuan kode etik profesi baru kemudian dapat melaksanakannya. • Kode Etik Profesi merupakan bagian dari etika profesi. • Kode etik profesi merupakan lanjutan dari norma-norma yang lebih umum yang telah dibahas dan dirumuskan dalam etika profesi. • Kode etik ini lebih memperjelas, mempertegas dan merinci norma-norma ke bentuk yang lebih sempurna walaupun sebenarnya norma-norma tersebut sudah tersirat dalam etika profesi. PENGERTIAN KODE ETIK PROFESI • Dengan demikian kode etik profesi adalah sistem norma atau aturan yang ditulis secara jelas dan tegas serta terperinci tentang apa yang baik dan tidak baik, apa yang benar dan apa yang salah dan perbuatan apa yang dilakukan dan tidak boleh dilakukan oleh seorang professional. PRINSIP-PRINSIP KODE ETIK PROFESI Dalam menjalankan profesi seseorang perlu memiliki dasar- dasar yang perlu diperhatikan, diantaranya: Prinsip tanggung jawab. Dalam menjalankan profesi, seseorang harus bertanggung jawab terhadap dampak yang ditimbulkan dari profesi tsb. khususnya bagi orang- orang disekiutarnya; Prinsip keadilan. Seseorang dituntut untuk mampu menjalankan profesinya tanpa merugikan orang lain, khususnya orang-orang yang terkait dengan profesi tsb. Prinsip otonomi. Pronsip ini didasari dari kebutuhan seorang professional untuk diberikan kebebasan sepenuhnya untuk menjalankan profesinya. Prinsip integritas moral. Seorang professional dituntut untuk memiliki komitmen pribadi untuk menjaga kepentingan dirinyanya, profesinya dan masyarakat. FUNGSI KODE ETIK PROFESI • Tiga hal pokok yang merupakan fungsi kode etik profesi, yakni: Kode etik profesi sebagai pedoman bagi setiap anggota profesi tentang prinsip profesionalitas yang digariskan, sehingga mampu mengetahui hal yang boleh dan yang tidak boleh dilakukan. Kode etik profesi sebagai sarana kontrol sosial bagi masyarakat atas profesi yang bersangkutan, artinya dapat memberikan pengetahuan kepada masyarakat agar memahami pentingnya suatu profesi, sehingga bisa mengontrol para profesional di lapangan. Kode etik profesi mencegah campur tangan pihak diluar organisasi profesi. Bahwa para profesional pada suatu organisasi tidak boleh mencampuri pelaksanaan profesi di organisasi lain. TUJUAN KODE ETIK PROFESI 1. Bagi anggota profesi (internal): Menjunjung tinggi martabat profesi. Menjaga dan memelihara kesejahteraan para anggota. Meningkatkan pengabdian para anggota profesi. Meningkatkan mutu profesi. Meningkatkan mutu organisasi profesi. Meningkatkan layanan di atas keuntungan pribadi. Mempunyai organisasi profesional yang kuat dan terjalin erat. Menentukan baku standarnya sendiri. 2. Bagi masyarakat (eksternal): Untuk melindungi masyarakat dari kemungkinan dirugikan dari kelalaian baik disengaja maupun tidak disengaja oleh kalangan profesional; Melindungi keluhuran profesi dari perilaku tidak terpuji yang dilakukan kalangan profesional; SANKSI PELANGGARAN KODE ETIK PROFESI • Sanksi Pelanggaran Kode Etik: Sanksi moral Sanksi dikeluarkan dari organisasi • Kasus-kasus pelanggaran kode etik akan ditindak dan dinilai oleh suatu dewan kehormatan atau komisi yang dibentuk khusus untuk itu. Karena tujuannya adalah mencegah terjadinya perilaku yang tidak etis, seringkali kode etik juga berisikan ketentuan-ketentuan profesional, seperti kewajiban melapor jika ketahuan teman sejawat melanggar kode etik. • Ketentuan itu merupakan akibat logis dari self regulation yang terwujud dalam kode etik; seperti kode itu berasal dari niat profesi mengatur dirinya sendiri, demikian juga diharapkan kesediaan profesi untuk menjalankan kontrol terhadap pelanggar dari ketentuan-ketentuan yang telah digariskan dalam kode etik profesi. SANKSI PELANGGARAN KODE ETIK PROFESI • Namun demikian, dalam praktek sehari-hari control ini tidak berjalan dengan mulus karena rasa solidaritas tertanam kuat dalam diri anggota profesi. Seorang profesional sering merasa segan melaporkan teman sejawat yang melakukan pelanggaran. Jika hal itu terjadi yaitu mengedepankan solidaritas antar kolega daripada kode etik profesi, maka tujuan kode etik profesi itu tidak tercapai, karena tujuan yang sebenarnya adalah menempatkan etika profesi di atas pertimbangan lain. • Pelaksana profesi juga harus memahami betul tujuan kode etik profesi sebelum dapat melaksanakannya. Kode Etik Profesi merupakan bagian dari etika profesi. Kode etik profesi merupakan lanjutan dari norma-norma yang lebih umum yang telah dibahas dan dirumuskan dalam etika profesi. Kode etik ini lebih memperjelas, mempertegas dan merinci norma-norma ke bentuk yang lebih sempurna, walaupun sebenarnya norma-norma tsb. sudah tersirat dalam etika profesi. Sehingga dimungkinkan setiap anggota akan berupaya untuk menghindari pelanggaran kode etik yang sudah diatur secara tegas dalam kode etik profesinya. KESULITAN DALAM MENYUSUN KODE ETIK PROFESI Ada beberapa kesulitan suatu organisasi profesi dalam menyusun kode etik profesi: Apakah yang dimaksud kode etik dan bagaimana seharusnya; Bagaimana kode tersebut akan digunakan; Seberapa rinci kode etik tsb. Siapa yang menjadi sasaran kode etik dan kode etik diperuntukkan bagi kepentingan siapa? Kode etik profesi tidak bersifat statis, selalu ada perubahan (dinamis) ke arah yang lebih baik, jadi harus berorientasi ke depan dan bersifat antisipatif. Dinamika atau perubahan tsb. disesuaikan dengan perkembangan dan kebutuhan, baik untuk saat ini maupun di masa datang. Untuk melakukan perubahan terhadap kode etk profesi maka diperlukam adanya rapat paripurna atau konvensi dari seluruh anggota organisasi profesi tsb. GARIS BESAR KODE ETIK DAN PERILAKU PROFESIONAL 1. Kepatuhan terhadap kode etik, seperti juga dengan semua standar dalam masyarakat terbuka, tergantung terutama sekali pada pemahaman dan tindakan sukarela anggota. Di samping itu, kepatuhan anggota juga ditentukan oleh adanya pemaksaan oleh sesama anggota dan oleh opini publik, dan pada akhirnya oleh adanya mekanisme pemrosesan pelanggaran kode etik oleh organisasi, apabila diperlukan terhadap anggota yang tidak menaatinya. Jika perlu, anggota juga harus memperhatikan standar etik yang ditetapkan oleh badan pemerintahan yang mengatur bisnis klien atau menggunakan laporannya untuk mengevaluasi kepatuhan klien terhadap peraturan perundang-undangan yang berlaku. 2. Kontribusi untuk masyarakat dan kesejahteraan manusia. Prinsip mengenai kualitas hidup semua orang menegaskan kewajiban untuk melindungi hak asasi manusia dan menghormati keragaman semua budaya. 3. Hindari menyakiti orang lain “harm” berarti konsekuensi kerugian, seperti hilangnya informasi yang berharga, kehilangan harta benda, kerusakan harta benda, atau dampak lingkungan yang tidak diinginkan. 4. Bersikap jujur dan dapat dipercaya, karena kejujuran merupakan komponen penting dari kepercayaan. Tanpa kepercayaan suatu organisasi tidak dapat berfungsi secara efektif. GARIS BESAR KODE ETIK DAN PERILAKU PROFESIONAL 5. Bersikap adil dan tidak mendiskriminasi nilai-nilai kesetaraan, toleransi, menghormati orang lain, dan prinsip-prinsip keadilan yang sama dalam mengatur perintah. 6. Menghindari terhadap pelanggaran hak cipta, hak paten, rahasia dagang dan syarat- syarat perjanjian lisensi yang dilarang oleh hukum di setiap keadaan. 7. Memberikan perlindungan terhadap hak kekayaan intelektual (hak cipta dan patent). 8. Menghormati privasi orang lain. Komputasi dan teknologi komunikasi memungkinkan pengumpulan dan pertukaran informasi pribadi pada skala yang belum pernah terjadi sebelumnya dalam sejarah peradaban. 9. Kepercayaan prinsip kejujuran meluas ke masalah kerahasiaan informasi setiap kali salah satu telah membuat janji eksplisit untuk menghormati kerahasiaan atau, secara implisit, saat informasi pribadi tidak secara langsung berkaitan dengan pelaksanaan tugas seseorang.