Anda di halaman 1dari 2

ANALISIS

4.2 Dampak Beer Game terhadap Rantai Pasokan

Pada permainan beer game, dilakukan nya aktivitas rantai pasok dengan entitas yaitu
Manufaktur sebagai bagian produksi (hulu), Distributor sebagai perantara pertama pengiriman
barang jadi ke wholesaler, lalu Wholesaler sebagai penerima pesanan dari retailer, serta Retailer
penerima pertama yaitu pesanan barang dari konsumen, serta terakhir konsumen sebagai end
user yaitu pengguna akhir serta pemesan barang. Entitas-entitas tersebut memiliki peran penting
masing-masing pada system rantai pasok baik dari hulu ke hilir ataupun sebaliknya hilir ke hulu.
Sistem rantai pasok ini perlu diperhatikan agar berjalan lancar dan oleh sebab itu, dilakukanlah
beer game sebagai bentuk latihan dalam membangun proses rantai pasok yang baik dan benar.

Beer Game sendiri merupakan permainan yang bertujuan untuk memperkenalkan


kebutuhan rantai pasokan dan manajemen jaringan. Permainan ini menunjukkan bagaimana
setiap bagian dalam system rantai pasok saling mempengaruhi serta dapat dikembangkan lebih
baik lagi dengan penggunaan teknologi agar informasi yang didapat juga lebih cepat dan akurat.
Pada tujuan tersebut terdapat dampak yang dihadapi pula selama permainan berlangsung.
Berbagai proses logistik yang dilakukan selama 19 periode satuan waktu sangat membutuhkan
ketelitian serta perhitungan yang cepat dan akurat. Selain itu, perhitungan secara tepat terhadap
pemesanan barang dan penyimpana di inventori harus sangat dipertimbangkan mengingat biaya
yang akan dikeluarkan oleh kedua hal tersebut.

Selain perhitungan yang cepat, tepat, dan akurat, perlu dilakukan penyampaian informasi
berupa pencatatan pemesanan serta pengeluaran berupa pengiriman yang tepat dan rinci terhadap
entitas lainnya. Misalkan, saat distributor ingin memesan barang maka distributor akan menulis
dikartu pesanan dan diletakkan di order placed. Selanjutnya, bagian manufaktur akan
memasukan kartu pesanan ke dalam incoming orders sebagai tanda bahwa pesanan dari
Distributor telah tercatat serta akan diproses oleh bagian Manufaktur. Sebaliknya, jika
Distributor akan melakukan pengiriman barang ke Wholesaler maka terdapat syarat yaitu jika
Distributor memiliki backorder ataupun kartu pesanan di order placed. Jika terdapat pesanan dan
Distributor menyanggupi untuk melakukan pengiriman barang maka dilakukanlah pengiriman
dari inventory ke bagian shipping delay selama 2 periode.
Dampak lainnya merupakan distorsi informasi yaitu penurunan kualitas informasi.
Seperti yang telah disebutkan sebelumnya bahwa penyampaian informasi perlu diperhatikan
secara menyeluruh. Secara menyeluruh disini berarti bahwa segala informasi yang didapat oleh
setiap entitas dipastikan telah tercatat dan dilaksanakan dalam permainan ini. Cara mengetahui
bahwa terjadinya distorsi informasi dapat terlihat pada periode tercatat dimana apakah periode
yang tercatat telah sesuai dengan entitas lainnya. Misalkan, pada kasus beer game kelompok ini
terjadi distorsi informasi dimana terjadinya perbedaan jumlah periode yang tercatat oleh entitas
manufaktur dengan entitas lainnya yaitu Distributor, Wholesaler, dan Retailer. Hal ini dapat
terjadi jika terdapat pencatatan yang terlewat ataupun perbedaan pemahaman terhadap jalannya
system rantai pasok pada simulasi melalui beer game. Maka dari itu, perlunya penyampaian
informasi yang jelas dengan memberi bukti berupa catatan setiap melakukan pemesanan ataupun
saat menerima barang.

4.3. Implikasi bagi Pengecer dan Pabrik

1. Sistem Rantai pasok


2. Bisnis dalam kaitannya dengan system rantai pasok
3. Bisnis pabrik dan pengecer dalam kehidupan nyata
4. Penerapan dan kaitan bisnis antar 2 entitas tsb dalam rantai pasok
5. Solusi pengembangan bisnis pada 2 entitas ini

Anda mungkin juga menyukai