Anda di halaman 1dari 2

REKLAMASI PANTAI DIDESA KANDANGSEMANGKON

KECAMATAN PACIRAN LAMONGAN

Aktifitas reklamasi di kawasan pantai utara Kabupaten Lamongan yang


makin meluas menyebabkan para nelayan Desa Kandangsemangkon, Kecamatan
Paciran naik pitam. Reklamasi yang terindikasi dilakukan oleh PT Saldefens
Lamongan Shipyard tersebut dikabarkan meluas melebihi kawasan tretorial pantai
yang seharusnya dimanfaatkan para nelayan.
Menurut Kepala Desa Kandangsemangkon, Agus menyebut jika status tanah
dimana lokasi reklamasi itu dilakukan adalah milik perseorangan yang disewakan
kepada Investor.
Jika merujuk pada data yang di lampirkan Pemdes, luasan proyek
reklamasi untuk dibuat galangan kapal itu sekitar 2500 m². Namun, reklamasi
makin meluas melebihi batas bahkan merembet ke kawasan nelayan.
Sementara itu, menurut pengakuan warga setempat bernama Aditya, proyek itu
diakuinya memang merugikan warga setempat yang sebagian besar berprofesi
sebagai nelayan.

Sementera itu, Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Lamongan,


Anang Taufik membenarkan, bahwa aktifitas PT Saldefens Lamongan Shipyard
telah ada sejak lama. Namun, mengenai perijinan,, tak mengetahui secara detail,
karena hal itu bukan wewenang dari DLH Kabupaten Lamongan.

“Terkait perijinan, untuk ijin lingkungan itu kewenangannya LH Pemerintah


Provinsi Jatim, sedangkan untuk ijin reklamasinya kemungkinannya memang ke
pusat. memang begitu regulasinya,”

Merujuk pada UU Nomor 1 Tahun 2014 Pasal 60 Ayat 1 Poin F, G dan H


yang berkenaan dengan pengelolaan wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil
menyebutkan, masyarakat memiliki hak untuk memperoleh informasi,
mengajukan laporan dan pengaduan kepada pihak yang berwenang atas kerugian
yang menimpanya, serta menyatakan keberatan atas rencana pengelolaan,

Kemudian, apabila semua prasyarat itu belum dilakukan dan legalitas belum
dikantongi perusahaan, Pemerintah dan aparat yang berwenang harus bertindak
tegas. Hal itu juga berdasarkan UU Nomor 1 Tahun 2014 pasal 16 tentang
kewajiban memiliki ijin lokasi dan pasal 19 tentang kewajiban memiliki ijin
pengelolaan.

“Oleh karena itu, bagi setiap orang yang memanfaatkan dari sebagian ruang
perairan pesisir dan pulau-pulau kecil yang tidak memiliki ijin lokasi bisa
dipidana paling lama 3 tahun dan denda paling banyak Rp 500 juta sesuai pasal
75. Sedangkan, bagi yang tidak memiliki ijin pengelolaan sebagaimana dimaksud,
bisa dipidana dengan pidana penjara paling lama 4 tahun dan denda paling banyak
Rp 2 miliar, sesuai pasal 75A.

reklamasi harus dilakukan dengan baik dan benar dengan memperhatikan


kesiapan lingkungan dan dampak yang terjadi setelah proses reklamasi, Jika
proyek reklamasi dinilai masyarakat Lamongan dapat mengganggu kelangsungan
hidup, maka masyarakat harus berani dan tegas menolak proyek reklamasi
meskipun dengan beberapa resiko yang dating.

Anda mungkin juga menyukai