Anda di halaman 1dari 10

ANALISIS PERSAMPAHAN DI COASTAL AREA

KECAMATAN KARIMUN

Oleh :
Fablillah Kurniawansyah : 21100202
Vilda Agustina Ayu : 21100206
Virgi Selki Susiani : 21100207

Prodi Perencanaan Wilayah dan Kota


Fakultas Sains dan Teknologi
Universitas Karimun
2022
BAB I

A. KABUPATEN KARIMUN
1. LETAK

Berdasarkan UU NO. 53 tahun 1999 terbentuk lah Kabupaten Karimun


yang berada diprovinsi Kepulauan Riau, berdekatan dengan perbatasan Negara
Singapore dan Negri Jiran Malaysia. Berdasarkan luas wilayah, Kabupaten
Karimun merupakan Daerah kepulauan yang mempunyai luas 7.984 Km2 yang
terdiri dari wilayah daratan seluas 1.524 Km2 dan wilayah perairan seluas 6.460
Km2. Adapun secara geografis Kabupaten Karimun terbentang antara 00º 24’
36” LU sampai 01º 13’ 12” LU dan 103º 13’ 12” BT sampai 104º 00’ 36” BT, tepat
berada pada jalur pelayaran dan dekat dengan zona penerbangan internasional.

• Sebelah Utara : Philip Channel (Singapore Strait), Semenanjung Malaysia


dan Selat Malaka.

• Sebelah Barat : Kecamatan Rangsang dan Kecamatan Tebing Tinggi


(Kabupaten Bengkalis), Kecamatan Kuala Kampar. (Kabupaten
Pelalawan).
• Sebelah Timur : Pulau Batam.

• Sebelah Selatan : Kecamatan Kateman (Kabupaten Indragiri Hilir).

2. ADMINISTRASI
Awal dibentuk Kabupaten Karimun mempunyai 3 (tiga) kecamatan yaitu
Kecamatan Karimun, Kecamatan Moro, Kecamatan Kundur di tahun 2001
Kabupaten Karimun di mekar kan menjadi 8 (delapan) Kecamatan dan pada
tahun 2010 berdasarkan Peraturan Daerah No. 10 tahun 2004, Kabupaten
Karimun dimekarkan lagi menjadi 9 (sembilan) Kecamatan dengan jumlah
kelurahan sebanyak 22 kelurahan dan 32 desa dan pada tahun 2006 jumlah
desa menjadi 52 desa. Kemudian pada tahun 2013, berdasarkan Peraturan
Daerah Kabupaten Karimun No.12/2013, wilayah Kabupaten Karimun Kembali
mengalami pemekaran menjadi 12 kecamatan. Kedua belas kecamatan
tersebut adalah Kecamatan Moro, Kecamatan Durai, Kecamatan Kundur,
Kecamatan Ungar (pemekaran dari Kecamatan Kundur), Kecamatan Kundur
Utara, Kecamatan Belat (pemekaran dari Kecamatan Kundur Utara), Kecamatan
Kundur Barat, Kecamatan Karimun, Kecamatan Buru, Kecamatan Meral,
Kecamatan Meral Barat (pemekaran dari Kecamatan Meral) dan Kecamatan
Tebing. Pada tahun 2020, setelah mengalami pemekaran wilayah, jumlah desa
dan kelurahan yang ada di Kabupaten Karimun sebanyak 71 desa/kelurahan.
Terdiri atas 42 daerah berstatus desa dan 29 kelurahan. Sedangkan jumlah
RW/RT secara keseluruhan adalah sebanyak 394 RK/RW dan 1.077 RT.

3. TOPOLOGI
Topologi persampahan di Kabupaten Karimun yang dihasilkan nantinya
akan masuk ke pada proses pertama, yaitu Tempat Penampungan Sementara
(TPS). Setelah sampah masuk ke penampungan di TPS lalu petugas
pengangkutan akan membawa sampah tersebut menggunakan truck sampah
atau lori sampah ke TPA. Proses selanjutnya, sampah akan dipindahkan ke
Tempat Penampungan Akhir (TPA). TPA merupakan tempat untuk memproses
dan mengembalikan sampah ke media lingkungan secara aman bagi manusia
dan lingkungan. Lokasi TPA untuk Pulau Karimun berada di Sememal, Pasir
Panjang, Kecamatan Meral Barat.
BAB II

A. SAMPAH
1. PENGERTIAN
Sampah adalah suatu barang sisa (bekas) yang padat dan dihasilkan dari
aktivitas manusia, baik aktivitas sehari-hari atau aktivitas rumah tangga.
Adapun tempat pembungan sampah bernama TPS (Tempat
Penampungan Sementara) yang diatikan sebagai tempat sebelum sampah
diangkut ke tempat pendauran ulang, pengelolaan sampah, atau pembuangan
sampah terpadu.
1. Undang-Undang

UU 18 tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah memiliki maksud


bahwa pengelolaan sampah bertujuan untuk meningkatkan kesehatan
masyarakat dan kualitas lingkungan serta menjadikan sampah sebagai sumber
daya. Di tahun 2019 sekarang ini Kota Surabaya sudah mampu mengelola
sampah menjadi energi listrik. Sampah plastik bisa menjadi aspal, dan masih
dibutuhkan inovasi-inovasi lain tentang pengelolaan sampah agar menjadi
sumberdaya yang bermanfaat.

Undang-Undang Nomor 18 tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah


disahkan pada tanggal 7 Mei 2008 di Jakarta oleh Presiden Doktor Haji Susilo
Bambang Yudhoyono. UU 18 tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah
ditempatkan dalam Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor
69 setelah diundangkan pada tanggal 7 Mei 2008 oleh Menkumham Andi
Mattalatta di Jakarta, agar setiap orang mengetahuinya. Penjelasan Atas
Undang-Undang Nomor 18 tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah
ditempatkan pada Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4851.

Pokok kebijakan dalam Undang-Undang Nomor 18 tahun 2008 tentang


Pengelolaan Sampah mengatur tentang penyelenggaraan pengelolaan sampah
secara terpadu dan komprehensif, pemenuhan hak dan kewajiban masyarakat,
serta tugas dan wewenang Pemerintah dan pemerintahan daerah untuk
melaksanakan pelayanan publik. Pengaturan hukum pengelolaan sampah
dalam UU 18 tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah ini berdasarkan asas
tanggung jawab, asas berkelanjutan, asas manfaat, asas keadilan, asas
kesadaran, asas kebersamaan, asas keselamatan, asas keamanan, dan asas nilai
ekonomi.

2. Peraturan Pemerintah

PP 27 tahun 2020 tentang Pengelolaan Sampah Spesifik adalah aturan


pelaksanaan UU 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah. Sampah adalah
sisa kegiatan sehari-hari manusia dan/atau proses alam yang berbentuk padat.
Sampah Spesifik adalah sampah yang karena sifat, konsentrasi dan/atau
volumenya memerlukan pengelolaan khusus.

PP 27 tahun 2020 tentang Pengelolaan Sampah Spesifik melaksanakan


Pasal 23 ayat (2) UU 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah. Pengelolaan
Sampah Spesifik adalah kegiatan yang sistematis, menyeluruh dan
berkesinambungan yang meliputi pengurangan dan penanganan.

Sampah Spesifik berbeda dengan jenis sampah rumah tangga dan


sampah sejenis Sampah rumah tangga yang pengelolaannya telah diatur dalam
Peraturan Pemerintah Nomor 81 Tahun 2012 tentang Pengelolaan Sampah
Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga, dalam Peraturan
Pemerintah Nomor 27 tahun 2020 tentang Pengelolaan Sampah Spesifik
pengaturan Pengelolaan Sampah Spesifik jauh lebih kompleks dan beragam.

3. Peraturan Daerah

Dalam Peraturan Daerah Kabupaten Karimun pasa 30 ayat 1

Prasarana dan sarana pengelolaan sampah, antara lain terdiri dari :

a. Tempat sampah/Wadah sampah

b. TPS/TPST

c. TPS 3R

d. TPA

e. Angkutan Sampah.

B. TEMPAT PEMBUANGAN AKHIR

Sumber : BatamToday.com

TPA Sememal kabupaten karimun, Luas TPA di Karimun tersebut kinI


sudah 94.413 m² yang menampung 4 kecamatan di Pulau karimun. sejak 2015
di TPA Sememal itu sudah over kapasitas untuk menampung banyanya sampah
dipulau karimun. Atas kondisi itu, Pemerintah kabupaten Karimun berupaya
untuk merealisasikan pembangunan lahan baru. TPA bisa terealisasi dengan
dana sebesar Rp. 19 milyar yang bersumber dari APBN 2021

C. TEMPAT PEMBUANGAN SEMENTARA

TPS adalah tempat penampungan sementara memiliki pengertian


tempat sebelum sampah diangkut ke tempat pendauran ulang, pengolahan
dan/atau tempat pengolahan sampah terpadu.

Kapasitas TPS adalah kemampuan TPS untuk menampung sampah


sementara sebelum sampah diangkut ke tempat pengolahan sampah terpadu
yang dinyatakan dalam jumlah volume per periode tertentu.

Lokasi: Pasar Bukit Tembak


BAB III

Sumber: Lendot.com

A. COASTAL AREA

Coastal Area Beralamat di Jl. Teluk Air, Kecamatan Karimun, Kabupaten


Karimun, Coastal Area dulunya merupakan salah satu pantai yang ada di teluk
air, kini teluk air tidak memiliki pantai lagi. Coastal Area menghabisakan dana
senilai Rp172 miliar lebih. Coastal Area merupakan salah satu tempat wisata
yang menjadi kebanggaan bagi masyarakat kabupaten karimun. Struktur
bangunan di coastal area seperti bangunan kincir angin Negara belanda,
dimana terdapat empat tugu besar yang mengambarkan kabupaten karimun
merupakan kabupaten yang kokoh dengan budaya dan agama. Coastal Area
merupakan hasil reklamasi pantai dengan pemanfaatan kawasan atau lahan
yang relative tidak berguna atau kosong dan berair menjadi lahan yang berguna
untuk menjadikan kawasan yang lebih baik dan bermanfaat. Biasannya
dimanfaatkan untuk kawasan permukiman, perindustrian, bisnis dan
pertokoan, pertanian, serta objek wisata.
Sumber : SarahJalan.com

Dicoastal area kurang memadainya fasilitas tempat sampah, dengan


kurang memadainya adanya fasilitas tempat sampah dikawasan itu membuat
masyarakat akan ringan tangan untuk membuang sampah sembarangan.Tetapi
tidak semua titik di sepanjang coastal area kotor dari sampah. Misalnya saja di
titik-titik dekat panggung rakyat Puteri Kemuning, lingkungannya lebih asri dan
bersih. Pasalnya, selain ada fasilitas tempat sampah memadai, di kawasan ini
juga tampak kerap dibersihkan petugas kebersihan yang berjaga di sana.
Sampah berserakan terlihat di sepanjang coastal area lainnya sekitar lewat 1
kilometer dari panggung rakyat Tanjung Balai Kecamatan Karimun menuju ke
kelurahan Tebing Kecamatan Tebing. Di titik tempat pengunjung duduk-duduk
inilah sampah berserak, bahkan sebagian sampah tercampakkan ke laut
terbawa arus ombak laut. Hanya saja masalah sampah tersebut tidak serta
merta menjadi tanggung jawab pemerintah daerah saja melainkan juga
melibatkan masyarakat menjaga kebersihan lingkungannya.

Coastal area sepanjang sekitar enam kilometer. Tentu sulit melakukan


pengawasan setiap hari. Jadi ini juga merupakan tanggungjawab masyarakat.
Cara yang ditempuh Badan Kebersihan Pertamanan dan Pemakaman Karimun
di antaranya dengan terus menggali rasa memiliki masyarakat terhadap fasilitas
umum tersebut.

Anda mungkin juga menyukai