Anda di halaman 1dari 2

2.

3.
METODE DIAGNOSIS
METODE DIAGNOSIS 4.

5. Pengukuran Aktivitas Enzim Cholinesterase. Pada GEJALA DAN TANDA KLINIS


penderita sirosis, terjadi penurunan enzim cholinesterase
1. Metode Penilaian Fungsi Sintesis Albumin. Pada Gejala-gejala awal sirosis meliputi :
dari 50%-70%. Pengukuran aktivitas enzim cholinesterase
penderita sirosis kadar albumin serum akan menurun
serum membantu menilai fungsi sintesis hati. Aktivitas J A L A  Perasaan mudah lelah dan lemas, selera
(hipoalbumin) terutama apabila terjadi lesi sel hati GE makan berkurang, perasaan perut
cholinesterase serum menurun pada gangguan fungsi
yang luas dan kronik. kembung, mual, berat badan menurun,
sintesis hati, penyakit hati kronik, dan hipoalbumin karena pada laki-laki dapat
pada timbul impotensi, testis mengecil dan
2. Metode Penilaian Fungsi Sintesis Globulin. Pada
albumin berperan sebagai protein pengangkut dada membesar, serta hilangnya dorongan seksualitas. Bila
sirosis, sel hati mengalami kerusakan arsitektur hati,
penimbunan jaringan ikat, dan terdapat nodul pada cholinesterase. sudah lanjut, (berkembang menjadi sirosis dekompensata).
Gejala-gejala akan menjadi lebih menonjol terutama
jaringan hati, dapat dijumpai rasio albumin : globulin
bilatimbul komplikasi kegagalan hati dan hipertensi porta,
terbalik.
meliputi kerontokan rambut badan, gangguan tidur, dan
3. Metode Penilaian Elektroforesis Protein. Pada
demamyang tidak begitu tinggi.
penderita sirosis terjadi peningkatan pita beta yang
1. Adanya ikterus (penguningan) pada
dapat disebabkan hiperkolesterolemia LDL dan
penderita sirosis. Timbulnya ikterus
hipertransferinemia pada anemia. DA INIS
A N
T KL
(penguningan) pada seseorang
4. Metode Pengukuran Asam Empedu. Terdapat 2 merupakan tanda bahwa ia sedang
jenis asam empedu yaitu primer dan sekunder. Asam 1.
menderita penyakit hati.
empedu primer disintesis di dalam sel hati 2. Timbulnya asites dan edema pada penderita sirosis.
sedangkan asam empedu sekunder merupakan hasil Ketika liver kehilangan kemampuannya membuat
metabolisme oleh bakteri usus. Pada sirosis dijumpai
penurunan sitesis asam empedu primer sehingga
SIROSIS HATI protein albumin, air menumpuk pada kaki (edema) dan
abdomen (ascites).
terjadi penurunan rasio antara asam empedu primer 3. Hati yang membesar. Pembesaran hati dapat ke atas
terhadap asam amino sekunder. mendesak diafragma danke bawah.
4. Hipertensi portal. Penyebab hipertensiportal adalah
peningkatan resistensi terhadap aliran darahmelalui hati.
1.

2.

3.
PRINSIP PENGUJIAN 4.

5.

6. Pengukuran Aktivitas Enzim Transaminase. Enzim transaminase meliputi


1. Darah. Pada sirosis hepatis bisa dijumpai Hb rendah, anemia
enzim alanine transaminase (ALT) atau serum glutamate piruvattransferase
normokrom normositer, hipokrom mikrositer.
2. Kenaikan kadar enzim transaminase/ SGOT, SGPT merupakan (SGPT) dan aspartate transaminase (AST) atau serum glutamate oxaloacetate
petunjuk tentang berat dan luasnya kerusakan jaringan parenkim transferase (SGOT). AST 30% terdapat di dalam sitoplasma sel hati dan 70%
hepar. Kenaikan kadarnya dalam serum timbul akibat kebocoran dari terdapat di dalam mitokondria sel hati. Tingginya kadar AST/SGOT
sel yang mengalami kerusakan.
3. Albumin. Kadar albumin yang menurun merupakan gambaran
berhubungan langsung dengan jumlah kerusakan sel. Kerusakan sel akan
kemampuan sel hati yang berkurang. Penurunan kadar albumin dan diikuti peningkatan kadar AST/SGOT dalam waktu 12 jam dan tetap bertahan
peningkatan kadar globulin merupakan tanda, kurangnya daya dalam darah selama 5 hari. Peningkatan SGPT atau SGOT disebabkan
tahan hati dalam menghadapi stress seperti tindakan operasi. 1.

perubahan permiabilitas atau kerusakan dinding sel hati sehingga digunakan


4. Pemeriksaan CHE (kolinesterase) penting dalam menilai 2.

kemampuan sel hati. Bila terjadi kerusakan sel hati, kadar CHE akan sebagai penanda gangguan integritas sel hati (hepatoseluler).
3.

turun. 4.

5. Pemeriksaan kadar elektrolit penting dalam penggunaan diuretik METODE DIAGNOSIS


5.
METODE DIAGNOSIS
1.
diet. Pada ensefalopati, kadar natrium
dan pembatas garam dalam
6.

(Na) kurang dari 4 meq/I


2.
menunjukkan kemungkinan terjadi
syndrome hepatorenal. 7. Pengukuran Aktivitas Enzim Alkaline Phosfatase (ALP) dan Gamma
3.
Glutamyltransferase. ALP di sel hati terdapat di sinusoid dan memberan
4.
salauran empedu yang penglepasannya difasilitasi garam empedu, selain
5.
itu ALP banyak dijumpai pada osteoblast. Kadar ALP tergantung umur dan
6. USG (ultrasonografi). Metode yang disukai untuk jenis kelamin. Aktivitas ALP lebih dari 4 kali batas atas nilai rujukan
mengarah kelainan ke arah hepatobilier dibandingkan hepatoseluler.
mendeteksi hepatomegalimegali atau kistik didalam
Peningkatan aktivitas GGT dapat dijumpai pada icterus obstruktif,
hati. kolangitis, dan kolestasis. Kolestasis uadalah kegagalan aliran empedu
7. Pemeriksaan radiologi mencapai duodenum. Pada sel hati gamma GT terdapat di retikulum
8. Tomografi komputerisasi endoplasmik.
9. Magnetic resonance imaging : Pengambilan gambar
organ
10. Biopsi hati untuk mengkonfirmasi diagnosis.
Kelompok 3 - Sirosis Hati
Farmasi Klinis A
Rika Riski Auliana (2013026051)
Liya Astuti (2013026003)
Dwi Rachmat Alfian Nur (2013026075)
Ayu Marcella (2013026037)
Maria Archangela Ghiriani (2013026041)
Aulia Pratiwi Wianto (2013026031)
Awanda Cahaya Fajar ( 2013026011)
Silvia Ningsih Manurung (2013026091)

Referensi :
1. Siti Nurdjanah. Sirosis Hepatis. In: Sudoyo AW, Setiyohadi B, Alvi I, Simadibrata MK, Setiati S (eds).
2009. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, 5th ed. Jakarta: Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas
Kedokteran Indonesia. Page 668-673.
2. Baradero. 2008. Seri Asuhan Keperawatan: Klien Gangguan Hati. Jakarta: EGC.
3. Rosida, A. (2016). Pemeriksaan laboratorium penyakit hati. Berkala Kedokteran, 12(1), 123-131.

Anda mungkin juga menyukai