Anda di halaman 1dari 1

ABSTRAK

Modus pembuangan limbah B3 yang dilakukan oleh pabrik industri


menyebabkan pencemaran lingkungan hidup di sungai Musi Kota Palembang;
penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana kualifikasi delik yang
dilakukan oleh Korporasi yang melakukan pencemaran lingkungan dengan modus
pembuangan Limbah B3 di Sungai Musi kota Palembang, bagaimana menentukan
kesalahan pelaku mengingat yang melakukan perbuatan tindak pidana tersebut
adalah Korporasi, dan bagaimana upaya yang dilakukan Dinas Lingkungan Hidup
kota Palembang dalam Pengawasan dan Pemulihan Lingkungan Hidup yang
dilakukan oleh Pabrik Industri.
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif analitis, yaitu untuk
menggambarkan fakta berupa data realita lapangan dan analisis dengan
menggunakan bahan primer, tersier dan sekunder melalui kepustakaan. Metode
pendekatan yang digunakan adalah Yuridis Normatif, yaitu pendekatan atau
penelitian hukum dengan menggunakan metode analisis yang termasuk dalam
disiplin Ilmu Hukum yang dogmatis. Tahap Penelitian yang digunakan
menggunakan dua tahap penelitian, yaitu Penelitian Kepustakaan dan Penelitian
Lapangan dengan melakukan wawancara ke Dinas Lingkungan Hidup Kota
Palembang, Sumatra Selatan.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, untuk mengetahui kualifikasi
modus pembuangan limbah B3 yang dilakukan oleh pabrik industri yang
menyebabkan pencemaran lingkungan hidup di sungai Musi Kota Palembang
terlebih dahulu harus mengetahui bahwa tindak pidana lingkungan merupakan
delik formil, yaitu tidak semua unsur harus terpenuhi dan tidak harus tercapai
tujuannya (Pencemaran Lingkungan) sudah dapat dikatakan tindak pidana
lingkungan. Kualifikasi delik tindak pidana lingkungan yang dilakukan oleh
korporasi memenuhi unsur Pasal 98 dan 99 yang ada didalam Undang-Undang
Nomor 32 tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup
karena didalam kasus yang penulis kaji korporasi tersebut telah lalai dengan
membuang hasil olahan limbah B3 langsung ke sungai dan melampaui baku mutu
air sungai tersebut sehingga terjadi pencemaran. Untuk menentukan kesalahan
pelaku dalam Peraturan Mahkamah agung tentang Tata Cara Penanganan Perkara
Tindak Pidana Korporasi Nomor 13 tahun 2016 memandang bahwa dalam
menentukan bagaimana sistem penjatuhan pidana terhadap korporasi seorang
hakim dapat menilai kesalahan tersebut apabila korporasi itu dapat memperoleh
keuntungan serta manfaat dari tindak pidana yang dilakukan demi keuntungan
korporasi itu sendiri. Upaya dan solusi yang dilakukan oleh Badan Lingkungan
Hidup dan Pertanahan Provinsi Sumatera Selatan dalam melakukan pengawasan
dan penanggulangan yaitu dengan cara mendatangi langsung tempat yang terjadi
pencemaran serta mengadakan kegiatan berupa sosialisasi dan pengawasan
kegiatan berupa penghargaan yang bersifat volunteri kepada khususnya pelaku
usaha industri dan masyarakat.
Kata Kunci : Tindak Pidana, Korporasi, Lingkungan

Anda mungkin juga menyukai