Anda di halaman 1dari 6

RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN KASUS DBD

KELOMPOK A KELAS A6

KASUS
Anak B, 10 tahun, dibawa oleh ibunya ke IGD rumah sakit setelah mengalami mimisan hebat sejak 4 jam sebelum masuk RS.
Pasien mengalami demam tinggi sejak 3 hari yang lalu, mual, dan lemas. Pasien segera mendapatkan penanganan IGD. Dalam
assesmen menyeluruh yang dilakukan tim IGD yang terdiri dari dokter dan perawat, keadaan umum pasien tampak sakit sedang,
tekanan darah pasien 100/60 mmHg, frekuensi nadi 100x/menit , frekuensi napas 20x/menit, akral mulai dingin. Pasien mengeluh
nyeri perut. Pemeriksaan darah tepi menunjukkan hemokonsentrasi, Hb 10g/dl, dan trombosit 40.000/uL. Pasien didiagnosis
mengalami demam berdarah, langsung mendapatkan terapi cairan intravena dan dirawat. Beberapa jam kemudian, setelah kondisi
pasien stabil, pasien dipindahkan ke ruang rawat dengan pengawasan yang intensif. Dalam perawatan, pasien anak B dimonitor
cukup ketat. Pemeriksaan darah untuk memantau jumlah trombosit dan hemokonsentrasi dilakukan secara serial. Dalam 4 hari
perawatan RS, kondisi anak B berangsur membaik dan berencana untuk dipulangkan.
Dua jam setelah anak B ditangani di IGD, anak C usia 8 tahun diantar kedua orang tuanya ke poliklinik rumah sakit yang sama
dengan keluhan demam tinggi sejak 2 hari sebelum masuk RS. Mengingat kejadian endemis demam berdarah di wilayah tersebut,
setelah menanyakan riwayat penyakit dan melakukan pemeriksaan fisik, dokter langsung meminta pasien diambil darahnya untuk
pemeriksaan darah tepi dan NS-1. Hasil pemeriksaan menunjukkan, trombosit 150.000/uL dan NS-1 positif. Orang tua anak C
berharap anak C dapat dirawat di rumah. Dokter meminta agar orang tua dapat melakukan pemeriksaan trombosit harian di
laboratorium terdekat. Bila trombosit cenderung menurun, anak C disarankan untuk dirawat segera. Perawat memberikan edukasi
tentang perawatan yang perlu dilakukan di rumah, dan kapan anak C perlu dibawa ke RS.
Anak B dan Anak C beserta keluarganya tinggal di RT 5/ RW 10 kelurahan N. Sejak 2 minggu terakhir, lebih dari 10 orang anak
dan dewasa dari wilayah tersebut terdiagnosis mengalami Demam Dengue atau DHF. Pihak kelurahan berkoordinasi dengan Dinas
Kesehatan Kabupaten telah melakukan fogging di berbagai wilayah termasuk d lingkungan tempat tinggal Anak B dan keluarganya.
Lingkungan tempat tinggal mereka cukup padat, dan dekat dengan penampungan barang bekas milik salah seorang warga.

ANALISIS DATA
DATA ETIOLOGI DIAGNOSIS
DO: Infeksi virus dengue  respon tubuh Hipertermia bd. respon inflamasi
 Hasil pemeriksaan TTV, TD: 100/60 terhadap adanya zat asing  pelepasan
mmHg, Nadi: 100x/menit, RR: anafilatoksin, histamine, dan serotonin 
20x/menit respon inflamasi  demam
 Terdapat ruam-ruam merah pada
ektremitas pasien*
 Pasien teraba hangat*
 Suhu badan pasien >37,5oC
DS:
 Pasien mengalami demam tinggi sejak
3 hari yang lalu
 Pasien mengeluh lemas
DO: Infeksi virus dengue  respon tubuh Defisit volume cairan bd. kehilangan
 Pasien mengalami demam tinggi sejak terhadap adanya zat asing  pelepasan cairan aktif
3 hari yang lalu anafilatoksin, histamine, dan serotonin,
 Pasien mengalami mimisan hebat dan sistem kalikrein  permeabilitas
sejak 4 jam sebelum masuk RS pembuluh darah meningkat cairan
 Hasil pemeriksaan TTV, TD: 100/60 intravaskular menurun  penurunan TD
mmHg, Nadi: 100x/menit, RR:  volume cairan menurun
20x/menit
 Akral pasien dingin Infeksi virus dengue  trombosit
 Turgor kulit pasien menurun, kulit menurun  mengganggu proses
tampak kering* pembekuan darah  perdarahan 
 Membrane mukosa kering* penurunan volume intravascular
 CRT > 2 detik*
DS:
 Pasien mengeluh lemas
 Pasien mengatakan BAK 1x sehari*
DO: Infeksi virus dengue  trombosit Nyeri akut bd. perdarahan pada saluran
 Hasil pemeriksaan lab: Hb 10g/dl, dan menurun  mengganggu proses pencernaan
trombosit 40.000/uL pembekuan darah  perdarahan
DS: pencernaan  nyeri
 Pasien mengeluh mual dan lemas
 Pasien mengeluh nyeri di bagian
perut. Nyeri dirasakan meningkat saat
duduk. Nyeri dirasakan perih dengan
skala 4. Nyeri hilang timbul dan
dirasakan selama 2 menit*

RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN


DIAGNOSIS NOC (NURSING OUTCOME NIC (NURSING INTERVENTION
CLASSIFICATION) CLASSIFICATION)
Domain 11. Keamanan dan proteksi Kriteria Evaluasi: termoregulasi (0800) Perawatan Hipertermia (3786)
Kelas 6. Termoregulasi Indikator: Intervensi:
Hipertermia bd. respon inflamasi 080010 Berkeringat berkurang  Pantau tanda-tanda vital
080017 Denyut nadi normal  Hentikan aktivitas fisik, anjurkan
Definisi: Suhu inti tubuh di atas rentang 080013 Tingkat pernapasan normal untuk bedrest
normal karena kegagalan termoregulasi. 080018 Penurunan suhu tubuh  Kendurkan atau lepaskan pakaian
080007 Perubahan warna kulit  Lakukan kompres hangat atau water
080014 Dehidrasi berkurang tepid sponge
 Berikan larutan rehidrasi oral dan
parenteral
 Hentikan aktivitas pendinginan ketika
suhu inti tubuh mencapai 39°C
 Pantau adanya kelainan pada status
mental (kebingungan, kecemasan,
agitasi, kejang, dan koma)
 Pantau suhu inti tubuh menggunakan
perangkat yang tepat
 Analisis nilai laboratorium
pemeriksaan darah tepi
 Pantau output urin
 Instruksikan pasien pada faktor risiko
untuk penyakit terkait panas
(misalnya, suhu lingkungan yang
tinggi, kelembaban tinggi, dehidrasi,
aktivitas fisik, obesitas, usia ekstrem,
obat-obatan tertentu, dan penyakit
jantung)
 Instruksikan pasien langkah-langkah
untuk mencegah penyakit yang
berhubungan dengan demam
(mencegah paparan sinar matahari;
pastikan asupan makanan dan cairan
bergizi yang cukup sebelum, selama,
dan setelah aktivitas fisik; tersedia,
dan pakailah pakaian yang tipis dan
longgar)
Domain 2. Nutrisi Kriteria Evaluasi: Hidrasi (0602) Manajemen Cairan (4120)
Kelas 5. Hidrasi Indikator: Intervensi:
Defisit volume cairan bd. syok 060201 Skin turgor normal  Timbang setiap hari
hipovolemik 060202 Membran mukosa basah  Hitung urin output atau timbang
060215 Asupan cairan menigkat popok
Definisi: Menurunnya cairan intravaskuler, 060211 Output urin meningkat  Mempertahankan catatan intake dan
interstisial, dan / atau intraseluler, 060205 Haus berkurang output yang akurat
mengacu pada dehidrasi, kehilangan air 060219 Urin berwarna jernih  Masukkan kateter urin, jika perlu
tanpa perubahan natrium. 060212 Tekanan darah normal  Pantau status hidrasi (membran
060221 Kecepatan denyut nadi normal mukosa basah, kecukupan denyut,
060213 Peningkatan hematokrit dan tekanan darah ortostatik)
 Pantau tanda-tanda vital
 Pantau makanan / intake cairan
 Hitung kebutuhan cairan selama 24
jam
 Berikan cairan berupa asering/ ringer
laktat
 Konsultasikan dengan dokter jika
tanda dan gejala penurunan volume
cairan
 Atur ketersediaan produk darah untuk
transfusi, jika perlu
Domain 12. Kenyamanan Kriteria Evaluasi: Level Nyeri (2102) Manajemen Nyeri (1400)
Kelas 1. Kenyamanan fisik Indikator: Intervensi:
Nyeri akut bd. perdarahan pada saluran 210201 Skala nyeri dan lama nyeri hilang  Lakukan penilaian nyeri berdasarkan
pencernaan 210217 Tidak merintih lokasi, karakteristik, onset / durasi,
210206 Tidak adakspresi wajah nyeri frekuensi, kualitas, intensitas atau
Definisi: Pengalaman sensoris dan 210215 Nafsu makan meningkat keparahan, dan faktor pencetus nyeri
emosional yang tidak menyenangkan yang 210226 Diaphoresis berkurang  Perhatikan isyarat ketidaknyamanan
terkait dengan kerusakan jaringan aktual 210227 Mual berkurang nonverbal, terutama pada mereka
atau potensial, onset tiba-tiba atau lambat 210228 Intoleransi makanan berkurang yang tidak dapat berkomunikasi
dari intensitas ringan hingga berat dengan secara efektif
akhir dan diantisipasi.  Kaji pengetahuan pasien tentang
nyeri
 Pertimbangkan pengaruh budaya
pada respons nyeri
 Tentukan dampak nyeri pada kualitas
hidup (tidur, nafsu makan, aktivitas)
 Kaji pengetahuan pasien mengenai
faktor dan cara mengatasi nyeri
 Tentukan frekuensi yang dibutuhkan
untuk membuat penilaian
kenyamanan pasien dan
melaksanakan rencana pemantauan
 Berikan edukasi mengenai nyeri
(penyebab nyeri, berapa lama akan
berlangsung, dan cara mengatasi
nyeri)
 Ajarkan penggunaan teknik
nonfarmakologi (relaksasi, terapi
musik, distraksi) untuk mengurangi
nyeri
 Kaji penggunaan obat pereda nyeri
 Berikan pereda nyeri yang optimal
kepada pasien dengan analgesik yang
ditentukan
 Evaluasi efektivitas tindakan
pengendalian nyeri yang

Anda mungkin juga menyukai