Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

CLASSROOM LANGUAGE IN TEYL


Di buat untuk memenuhi tugas mata kuliah English for Elementary School
di berikan oleh Dosen
Dosen Pengampu : Izzah Muyassarroh ,S.Pd., M.Pd

Kelompok 4
Penyusun :
1. Kholifatul Khasanah (131910021)
2. Jagat Raya Saputra (131910036)
3. Yuni Sri Rahayu T (132110040)
4. Ananda Fitriya (131910080)

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS EKONOMI BISNIS DAN ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS PELITA BANGSA
TA 2021/2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa karena telah memberikan
kesempatan pada penulis untuk menyelesaikan makalah ini. Atas rahmat dan
hidayah-Nya lah penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Classroom
Language in TEYL” tepat waktu. Makalah ini disusun guna memenuhi tugas Ibu
Izzah Muyassarroh , S.Pd., M.Pd. pada mata kuliah English for Elementary
School.
Penulis mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada Ibu Izzah
Muyassarroh Spd., M.Pd selaku dosen pengampu mata English for Elementary
School. Tugas yang telah diberikan ini dapat menambah pengetahuan dan
wawasan terkait bidang yang ditekuni penulis. Penulis juga mengucapkan terima
kasih pada teman-teman dan semua pihak yang telah membantu proses
penyusunan makalah ini.
Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun akan penulis terima demi
kesempurnaan makalah ini.

Bekasi, 7 April 2022

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................2
DAFTAR ISI............................................................................................................3
BAB I (PENDAHULUAN).....................................................................................4
A. Latar Belakang.............................................................................................4
B. Rumusan Masalah........................................................................................5
C. Tujuan
Makalah............................................................................................5
BAB II (PEMBAHASAN).......................................................................................6

A. Pengertian Classroom Language in


TEYL....................................................6
B. Jenis – Jenis Classroom
Language...............................................................9
C. Strategi Penerapan Classroom
Language...................................................14
BAB III (PENUTUP).............................................................................................16
A. Kesimpulan................................................................................................16
B. Saran...........................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................17

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Proses belajar mengajar bahasa Inggris meliputi empat skill berbahasa


yaitu mendengar, berbicara, membaca dan menulis. Ke-empat skill tersebut
idealnya harus diajarkan secara proporsional, komprehensif, dan sistematis. Untuk
dapat mengajar bahasa Inggris secara sistematis, ada dua proses yang harus
dipahami, yaitu proses penerimaan (receptive process) dan proses produktif
(productive process). Mendengar dan membaca termasuk dalam proses
penerimaan sedangkan berbicara dan menulis termasuk dalam proses produktif.
Dengan kata lain agar siswa mampu berbicara atau menulis dalam bahasa Inggris,
mereka harus terlebih dahulu mendengar dan membaca teks bahasa Inggris. Hal
tersebut menegaskan bahwa semakin sering siswa mendengar dan membaca
bahasa teks bahasa Inggris maka semakin mudah bagi mereka untuk berbicara dan
menulis bahasa Inggris.

English for Young Learners (TEYL) atau yang lebih akrab dikenal dengan
sebutan pembelajaran bahasa Inggris untuk anak-anak sedang mengalami
perkembangan yang sangat pesat di belahan dunia ini, terutama di Indonesia.
Harmer (2007) menggolongkan tiga kelompok umur pembelajar, yaitu anak-anak
(children), remaja (adolescents), dan dewasa (adults). Anak-anak adalah
kelompok pembelajar dengan usia 2 sampai dengan 14 tahun, remaja adalah
kelompok pebelajar dengan usia antara 12 sampai dengan 17 tahun, dan dewasa
umumnya mereka yang berumur antara 16 tahun ke atas. Khusus untuk istilah
anak-anak (children), Harmer menggolongkan dua kelompok usia anak-anak,
yaitu young learners adalah mereka yang berumur antara 5 sampai dengan 9
tahun, dan very young learners biasanya antara 2 sampai dengan 5 tahun.

4
Harmer (2007) disebut children atau young learners, yang berusia antara 6
tahun s.d. 12 tahun yang belajar di sekolah selama 6 tahun. Sejak di
berlakukannya Kurikulum 1994 sampai saat ini di Indonesia, kebijakan untuk
memberikan pembelajaran bahasa Inggris bagi anak-anak semakin ditingkatkan
dan perlu dikembangkan terus menerus. Hal ini dilakukan karena adanya tujuan
pemerintah Indonesia untuk menyiapkan para pelajar dan lulusan yang handal dan
berkualitas yang diharapkan nantinya mampu bersaing di tingkat nasional maupun
internasional. Karena kita ketahui bahwa bahasa Inggris memegang peran
terpenting dalam kancah komunikasi internasional di berbagai bidang atau sektor
kehidupan manusia, seperti pendidikan, politik, sosial budaya, perdagangan,
kesehatan, dan lain-lain.

Salah satu strategi untuk mengaktifkan dan mengefektifkan serta


memotivasi siswa dalam mengikuti proses pembelajaran adalah melalui
penggunaan classroom language yang menyesuaikan dengan tingkat kemampuan
siswa itu sendiri. Di samping itu pembelajaran classroom language dapat melatih
siswa untuk mengurangi ketergantungan pada buku (membuka buku terus
menerus apabila merasa tidak mampu) dan kemandirian dalam menggunakan
bahasa tersebut untuk tujuan komunikasi. Jadi, penggunaan bahasa kelas dapat
mengarahkan siswa untuk belajar menggunakan bahasa untuk mengekpresikan
perasaannya dalam berkomunikasi dan berinteraksi dalam bahasa target (dalam
hal ini adalah bahasa Inggris) dengan menggunakan ekspresi-ekspresi yang
sederhana.

B. Rumusan Masalah

1. Apa pengertian dari classroom language?


2. Apa jenis-jenis dari classroom language?
3. Bagaimana strategi penerapan dari classroom language?

C. Tujuan Makalah

1. Mengetahui pengertian dari classroom language.


2. Mengetahui jenis-jenis dari classroom language.
3. Mengetahui strategi penerapan dari classroom language.

5
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Classroom Language in TEYL

English for Young Learners (TEYL) atau yang lebih akrab dikenal dengan
sebutan pembelajaran bahasa Inggris untuk anak-anak sedang mengalami
perkembangan yang sangat pesat di belahan dunia ini, terutama di Indonesia.
Harmer (2007) menggolongkan tiga kelompok umur pembelajar, yaitu anak-anak
(children), remaja (adolescents), dan dewasa (adults). Anak-anak adalah
kelompok pembelajar dengan usia 2 sampai dengan 14 tahun, remaja adalah
kelompok pebelajar dengan usia antara 12 sampai dengan 17 tahun, dan dewasa
umumnya mereka yang berumur antara 16 tahun ke atas. Khusus untuk istilah
anak-anak (children), Harmer menggolongkan dua kelompok usia anak-anak,
yaitu young learners adalah mereka yang berumur antara 5 sampai dengan 9
tahun, dan very young learners biasanya antara 2 sampai dengan 5 tahun.

McKay (2007: 1) mendefinisikan young language learners sebagai


berikut: Young language learners are those who are learning a foreign or second
language and who are doing so during the first six or seven years of formal
schooling. In the education system of most countries, young learners are children
who are in the primary or elementary school. In terms of age, young learners are
between the ages of approximately five and twelve. Dalam kutipan tersebut,
McKay menegaskan bahwa yang dimaksud dengan pembelajar anak-anak adalah
mereka yang belajar bahasa Inggris sebagai bahasa asing atau bahasa kedua pada
enam atau tujuh tahun pertama pembelajaran di sekolah formal dan biasanya
diajarkan di sekolah dasar. Dari segi usia, mereka rata-rata berusia antara 5
sampai dengan 12 tahun.

6
Dari semua uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa siswa sekolah dasar
tergolong anak-anak, yang oleh Harmer (2007) disebut children atau young
learners, yang berusia antara 6 tahun s.d. 12 tahun yang belajar di sekolah selama
6 tahun. Sejak di berlakukannya Kurikulum 1994 sampai saat ini di Indonesia,
kebijakan untuk memberikan pembelajaran bahasa Inggris bagi anak-anak
semakin ditingkatkan dan perlu dikembangkan terus menerus. Hal ini dilakukan
karena adanya tujuan pemerintah Indonesia untuk menyiapkan para pelajar dan
lulusan yang handal dan berkualitas yang diharapkan nantinya mampu bersaing di
tingkat nasional maupun internasional. Karena kita ketahui bahwa bahasa Inggris
memegang peran terpenting dalam kancah komunikasi internasional di berbagai
bidang atau sektor kehidupan manusia, seperti pendidikan, politik, sosial budaya,
perdagangan, kesehatan, dan lain-lain.

Pada dasarnya, pembelajaran untuk anak-anak berbeda dengan


pembelajaran untuk orang dewasa. Pembelajar anak-anak memiliki karakteristik
yang berbeda dengan kelompok pembelajar dewasa yang lain. Beberapa
karakteristik mendasar dari anak-anak adalah mereka senang bermain dan
memiliki konsentrasi yang tidak terlalu lama. Dengan krakteristik tersebut, guru
bahasa Inggris di sekolah dasar semestinya menggunakan strategi atau teknik
mengajar yang lebih menarik dibandingkan penggunaan strategi untuk para
pebelajar bahasa lainnya. Terkait dengan hal ini, Brown (2001) menegaskan
bahwa terdapat lima kategori yang harus diperhatikan guru dalam merancang
pembelajaran bahasa Inggris yang sukses bagi anak-anak, yaitu (1) Intellectual
Development, (2) Attention Span, (3) Sensory Input, (4) Affective Factors, dan (5)
Authentic, Meaningful Language.

Terkait dengan intellectual development, dijelaskan bahwa anak-anak


sampai pada usia 11 tahun masih dalam fase pertumbuhan intelektual yang
dinamakan oleh Piaget yaitu “concrete operation”. Oleh sebab itu, segala bentuk
pembelajaran yang berupa aturan-aturan, penjelasan-penjelasan, dan pembahasan
kebahasaan yang bersifat abstrak sebaiknya dilaksanakan dengan sangat seksama.
Dari segi attention span, dipaparkan bahwa lama tidaknya pembelajar anak-anak
berkonsentrasi dalam pembelajaran adalah banyak tergantung dari bagaimana
proses pembelajaran itu dikelola oleh guru. Para pembelajar kurang atau tidak
akan memperhatikan penjelasan tentang pelajaran yang diberikan jika materi
pelajaran yang diajarkanoeh guru membosankan, tidak berguna, dan terlalu sulit.
Oleh sebab itu, tugas guru selain mengajar adalah untuk membuat proses
pembelajaran itu menjadi menarik, hidup dan menyenangkan sehingga pembelajar
pun juga termotivasi dan antusias dalam mengikuti proses pembelajaran.

7
Di kelas, guru harus mampu mengajar dengan impresif sehingga makna
belajar melekat pada siswa. Kesan baik sangat diperlukan dalam proses belajar
bahasa Inggris di Sekolah Dasar karena kelas bahasa Inggris di sekolah
merupakan tempat mereka untuk mendengar, berbicara, membaca dan menulis
bahasa Inggris.

Ada beberapa faktor yang menyebabkan siswa mengalami masalah dalam


belajar bahasa Inggris, antara lain kurangnya motivasi, fasilitas pembelajaran yang
terbatas, tidak adanya wadah bagi mereka untuk mempraktekan kosa kata yang
sudah mereka dapat, terbatasnya sumber belajar dan rasa malu untuk berbicara
dalam bahasa Inggris. Faktor – faktor tersebut menyebabkan siswa tidak bisa
berbahasa Inggris.Untuk mengatasai masalah tersebut, terdapat beberapa usaha
yang harus dilakukan guru, diantaranya :

1) Meminta siswa untuk menghafal kosakata sesuai teks,


2) Meminta siswa untuk menerjemahkan teks yang ada pada LKS, dan
3) Mengadakan les tambahan di luar jam sekolah.

Salah satu strategi untuk mengaktifkan dan mengefektifkan serta


memotivasi siswa dalam mengikuti proses pembelajaran adalah melalui
penggunaan classroom language yang menyesuaikan dengan tingkat kemampuan
siswa itu sendiri. Classroom language secara umum dapat dikatakan sebagi
ekspresi-ekspresi bahasa yang digunakan dalam berkomunikasi di kelas antara
guru dan peserta didik. Menurut Scott dan Ytreberg (2000), bahasa kelas adalah
ekspresi-ekspresi bahasa Inggris yang sederhana dan bermakna yang digunakan
untuk membantu anak-anak berkembang dari ketergantungan pada buku menjadi
lebih mandiri dalam usaha untuk berkomunikasi.

Melalui pemanfaatan dalam penggunaan bahasa kelas yang menyesuaikan


tingkat kemampuan siswa tersebut, mereka pun dapat bekerja sama dan
berkomunikasi dengan bahasa Inggris dalam proses pembelajaran. Sehubungan
dengan pemanfaatan classroom language, Scott dan Ytreberg (2000)
mengemukakan bahwa jika kerjasama dan komunikasi harus menjadi bagian dari
proses pembelajaran bahasa serta bagian dari proses perkembangan, maka
pembelajaran hendaknya dikemas dengan mengajarkan ekspresi-ekspresi
bermakna dalam bahasa Inggris. Cara mengajarkannya adalah melalui
pemanfaatan classroom language di kelas.

Classroom language adalah bahasa yang digunakan untuk berkomunikasi


dan bertahan dalam kelas tanpa menggunakan bahasa ibu. (Brown, 2001, hal 165).
Dengan demikian classroom language merupakan pengajaran bahasa Inggris

8
dengan menggunakan bahasa Inggris. Untuk dapat menggunakan ini, guru secara
bertahap memberikan kata, frasa, kalimat dan ekspresi yang biasanya digunakan
dalam proses belajar mengajar di kelas.Ada beberapa hal yang harus diperhatkan
guru dalam menggunakan classroom language dalam kegiatan pembelajaran di
kelas.

Di samping itu pembelajaran classroom language dapat melatih siswa


untuk mengurangi ketergantungan pada buku (membuka buku terus menerus
apabila merasa tidak mampu) dan kemandirian dalam menggunakan bahasa
tersebut untuk tujuan komunikasi. Jadi, penggunaan bahasa kelas dapat
mengarahkan siswa untuk belajar menggunakan bahasa untuk mengekpresikan
perasaannya dalam berkomunikasi dan berinteraksi dalam bahasa target (dalam
hal ini adalah bahasa Inggris) dengan menggunakan ekspresi-ekspresi yang
sederhana. Sehubungan dengan hal di atas, Nation (2003) menegaskan bahwa
penggunaan bahasa Inggris dalam kelas bahasa hendaknya dimaksimalkan kapan
saja memungkinkan secara terus menerus maupun melalui pengelolaan kelas.

B. Jenis – Jenis Classroom Language


Berdasarkan pada pendapat Paul (2003) yang menyebutkan bahwa guru
perlu menggunakan bahasa kelas untuk instruksi-instruksi kelas. Tugas guru untuk
memberikan contoh dan membimbing siswa untuk menggunakan ekspresi-
ekspresi bahasa Inggris secara natural. Melalui cara tersebut, siswa dapat
memahami bagian-bagian bahasa secara periferal dan menghubungkan
penggunaan bahasa Inggris sesuai dengan perasaannya. Beberapa bahasa kelas
yang juga di paparkan pada guru adalah juga berdasarkan dari pendapat Paul
(2003: 81) yaitu sebagai berikut:

“Classroom Language”

Simple Expressions Asking for help


 Good Afternoon.  Could you repeat that, please?
 How are you today?  What’s this in English?
 Thank you.  How do you spell...?
 I’m sorry.  I don’t understand.
 I don’t know.  Please help me.
 Goodbye.  How do I say...?
 See you next week.

9
 May I open the window?
Between the children From the teacher
 Can I borrow your ... , please?  Guess.
 Sure.  Please stand up.
 Here you are.  Please open your books.
 It’s my turn.  Let’s write/ go home.
 It’s your turn.  Let’s play ...
 May I have a ...?  What’s the weather like today?
 It’s time to write/ go home

Bahasa kelas yang di paparkan pada oleh guru adalah ekspresi-ekspresi


bahasa yang umum digunakan oleh guru maupun siswa sebagai bagian dari
kegiatan berkomunikasi atau interaksi sehari-hari di dalam kelas. Selanjutnya,
diterangkan pula kapan sebaiknya menggunakan classroom language, yaitu :
1. Pada awal pembelajaran;
2. pada saat mengatur kelas;
3. Pada saat akhir pembelajaran;
4. Memperbaiki kesalahan; dan
5. Situasi yang sifatnya spontan.
Setelah itu, tahap selanjutnya adalah guru menerapkan penggunaan classroom
language. Kegiatan pembelajaran terdiri atas tiga kegiatan yaitu kegiatan awal,
kegiatan inti dan kegiatan penutup. Untuk menggunakan classroom language,
guru menggunakan bahasa Inggris yang sering digunakan pada masing-masing
kegiatan. Untuk lebih efektif, guru membagikan teks tersebut kepada siswa pada
awal pertemuan tahun ajaran. Ini dimaksudkan untuk menghindari kebingungan
siswa.

Berikut adalah kata-kata yang dapatdigunakan guru dalam proses belajar


bahasa Inggris di kelas berdasarkan fase kegiatan pembelajaran.

1. Kegiatan Awal

Untuk memulai pembelajaran, guru dapat menggunakan kata – kata berikut.


Kata-kata berikut disusun oleh guru dari pengamatan dan pengalaman selama
mengajar bahasa Inggris.

a. Good morning
 Good morning, everybody.
 Good afternoon, everybody.

10
 Hello, everyone.
 Hello there, Andi.

b. How are you?


 How are you today?
 How are you getting on?
 How's life?
 How are things with you?
 Are you feeling better today?

c. Introductions
 My name is Mr Edi. I'm your English teacher.
 I'll be teaching you English this year.
 I've got five hours with you each week.

d. Time to begin
 Let's begin our lesson now.
 Is everybody ready to start?
 I hope you are all ready for your English lesson.
 I think we can start now.
 Now we can get down to work.

e. Waiting to start
 I'm waiting for you to be quiet.
 We won't start until everyone is quiet.
 Stop talking and be quiet.
 Settle down now so we can start.

f. Put your things away


 Close your books.
 Put your books away.
 Pack your things away.

g. Register
 Who is absent today?
 Who isn't here today?
 What's the matter with Rika today?
 What's wrong with Rika today?

11
 Why were you absent last Friday

h. Late
 Where have you been?
 We started ten minutes ago.
 What have you been doing?
 Did you oversleep?
 Don't let it happen again.

2. Kegiatan Inti

Pada kegiatan inti ini, sebenarnya banyak kata yang diucapkan oleh guru,
tergantung pada materi yang diajarkan. Tetapi guru telah mendaftar beberapa kata
yang pasti dan sering digunakan dalam kegiatan belajar. Kata-kata yang disusun
adalah kata-kata yang berhubungan dengan perintah kepada siswa untuk
melakukan sesuatu. Berikut adalah kata–kata yang telah didaftar guru dan selalu
digunakan dalam kelas.

Pada kegiatan inti ini, sebenarnya banyak kata yang diucapkan oleh guru,
tergantung pada materi yang diajarkan. Tetapi guru telah mendaftar beberapa kata
yang pasti dan sering digunakan dalam kegiatan belajar. Kata-kata yang disusun
adalah kata-kata yang berhubungan dengan perintah kepada siswa untuk
melakukan sesuatu. Berikut adalah kata–kata yang telah didaftar guru dan selalu
digunakan dalam kelas.

a. Kata perintah umum yang mudah dipahami


 Come in.
 Go out.
 Stand up.
 Sit down.
 Stand by your desks.
 Put your hands up.
 Put your hands down.
 Hold your books/pens up.
 Come to the front of the class.
 Show me your pencil.
 Pay attention, everybody.
 You need pencils/rulers.
 We'll learn how to ...
 Are you ready?

12
 Open your books at page...
 Turn to page ...
 Look at activity five.
 Repeat after me.
 Again, please.
 Everybody ...
 You have five minutes to do this.
 Who's next?
 Do you follow me?
 Like this, not like that. Understand

b. Perintah yang digunakan untuk mengakhiri kegiatan inti


 It's time to finish.
 Have you finished?
 Let's stop now.
 Stop now.
 Let's check the answers.
 Any questions?
 Collect your work please.
 Pack up your books.
 Are your desks tidy?
 Don't forget to bring your ... tomorrow.

c. Next time
 We'll do the rest of this chapter next...
 We'll finish this exercise next lesson.
 We've run out of time, so we'll continue next lesson.
 We'll continue this chapter next ...

d. Homework
 This is your homework for tonight.
 Do exercise 10 on page 23 for your homework.
 Prepare the next chapter for Monday.There is no homework today.
 Remember your homework.
 Take a worksheet as you leave.

e. Goodbye
 Goodbye, everyone.

13
 See you again next Wednesday.
 Have a good holiday.
 Enjoy your vacation.

3. Kegiatan Penutup

Berikut adalah kata-kata yang selalu digunakan untuk menutup pembelajaran.

a. Time to stop
 It's almost time to stop.
 I'm afraid it's time to finish now.
 We'll have to stop here.
 There's the bell. It's time to stop.
 That's all for today. You can go now.

b. Not time to stop


 The bell hasn't gone yet.
 There are still two minutes to go.
 We still have a couple of minutes left.
 The lesson doesn't finish till five past.
 We seem to have finished early.

c. Wait a minute
 Hang on a moment.
 Just hold on a moment.
 Stay where you are for a moment.
 Just a moment, please.
 One more thing before you go.
 Back to your places.

C. Strategi Penerapan Classroom Language

Ada beberapa hal yang harus diperhatikan guru dalam menggunakan


classroom language dalam kegiatan pembelajaran di kelas. Guru bahasa Inggris
dapat mengikuti langkah–langkah yang disarankan oleh Chaudron (Richards dan
Lockhart, 2004, hal 183) yang menyebutkan bahwa ada beberapa strategi yang
harus dilakukan guru dalam menggunakan classroom language, yaitu:

14
a. Berbicara lebih lambat. Ketika guru menggunakan bahasa Inggris di kelas,
guru berbicara lebih lambat dari pada ketika guru berbicara dalam situasi
yang berbeda. Hal ini dilakukan agar siswa lebih mudah untuk memahami
kata yang diucapkan.
b. Menggunakan jeda (pause). Guru menggunakan jeda dalam menggunakan
bahasa Inggris untuk memberi kesempatan kepada siswa dalam memahami
dan mencerna makna yang diucapkan. Letak jeda yang digunakan guru
antara kata, antara frasa dan antar kalimat. Jeda lebih lama dilakukan guru
ketika menyambung dua kalimat.
c. Mengubah pengucapan (pronunciation). Ketika mengajar, guru lebih
sering menggunakan pengucapan (pronunciation) yang tidak standar.
Karena ketika guru menggunakan pengucapan yang standar, banyak siswa
yang tidak dapat memahami makna yang diucapkan. Dalam hal ini guru
dapat mengikuti dialek bahasa daerah. Meskipun demikian, untuk
memberikan pengucapan yang benar, guru juga menyisipkan pengucapan
yang benar dengan cara mengulang – ulang kata yang diucapakan.
d. Memodifikasi kosa kata. Pada langkah ini, guru memilih kosakata yang
mudah dipahami siswa dan berhubungan dengan kegiatan siswa sehari-
hari. Ini dilakukan untuk membuat bahasa Inggris lebih bermakna dan
dapat mereka gunakan dalam kegiata sehari-hari.
e. Menyederhanakan tata bahasa (grammar). Pada langkah ini, guru tidak
selalu mengunakan tata bahasa (grammar) yang benar. Guru lebih sering
menyederhanakan tata bahasa agar siswa tidak terlalu fokus pada
tatabahasa. Hal ini dilakukan karena siswa tidak berani berbicara karena
mereka takut salah menggunakan tatabahasa.
f. Menggunakan konteks. Pada langkah ini, guru menggunakan benda –
benda yang ada di kelas atau di sekolah untuk membantu siswa memahami
bahasa yang diucapkan. Kemudian guru juga mengulang atau terkadang
menjawab pertanyaan sendiri dengan tujuan untuk membiasakan siswa
mendengar dan mengucapkan bahasa Inggris. Di samping itu, guru juga
merancang teks bahasa Inggris yang sesuai dengan lingkungan siswa.

15
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

B. Saran

Daftar Pustaka

Paul, David. 2003. Teaching English to Children in Asia. Hong Kong: Pearson
Education Asia Ltd.

Scott, Wendy A. and Lisbeth H. Ytreberg. 2000. Teaching English to Children,


New York: Longman Group UK Ltd.

16
Brown, H. Douglas. 2001. Teaching by Principles. An Interactive Approach to
Language Pedagogy. New York: Addison Wesley Longman, Inc.

Harmer, Jeremy. 2007. How to Teach English. Essex: Pearson Education Limited.

Chaudron, Craig. (1998). Second Language Classroom. Cambridge: Cambridge


University Press.

Brown, HD. (2001). Teaching By Principles: An Interactive Approach to


Language Pedagogy. 2nd second edition. New York: Addison Wesley Longman.

Indriyati and Linawati. (2011). Classroom Language: Supplement Module MGMP


–BERMUTU. P4TK Bahas

17

Anda mungkin juga menyukai