Anda di halaman 1dari 3

Dirigen dan Laudate dalam Gereja Katolik

 “QUI BENE CANTAT BIS ORAT” (bernyanyi dengan baik, sama dengan berdoa dua kali kata
Santo Agustinus dari Hippo)

1. Dirigen adalah Orang yang memimpin musik dalam dan lagu dengan aba-
aba gerakan tangan (isyarat)

2. Mengapa umat memerlukan dirigen


 Kenyataan Umat suka menyanyi
 Kenyataan Lagu dalam ibadat sangat mempengaruhi suasana ibadat
sabda/ekaristi
 Kadang-kadang umat merasa kurang puas karena:
 Lagu dinyanyikan salah/tidak tepat
 Lagu dinyanyikan terlalu pelan-pelan/lambat
 Lagu dinyanyikan terlalu tinggi/rendah
 Akibatnya suasana ibadat sabda/ekaristi terganggu.

3. Siapa yang bisa menjadi dirigen Gereja


 Sehat jasmani dan rohani
 Bersikap tenang dan sabar
 Berani untuk menampilkan diri
 Tahu membedakan nada yang sumbang dan yang harmonis
 Tahu mengangkat lagu dengan nada yang tepat
 Tahu memberikan sugesti pada tumpukan koor

4. Bagaimana berdirigen di gereja


 Pentingnya Aba-aba
– Aba aba yang kurang sempurna memusnahkan apa yang telah dijelaskan
dan dilatih.
–  Aba-aba yang kurang sempurna dapat menghilangkan konsentrasi dari
umat
 Sikap BadaN
 Badan harus bersikap RELAKS
 Majukan sedikit salah satu kaki
 Jangan kaku/tegang
 Tidak boleh terikat pada teks (HAFAL)
 Seluruh tangan dari bahu sampai jari-jari harus fleksibel dan ringan
 Jangan Menari
 Tanda insetting (tanda saat mulai)
Gerakan ini harus diperkuat dengan bagian atas dari badan. (Kepala,
kening, mata, bahu serta tangan)
 Tanda closing (tanda saat berhenti)
Sebelum menutup lagu dirigen harus punya kontak dengan seluruh
penyanyi.

BEBERAPA HAL PENTING

 Jika diiringi musik, dirigen harus memusatkan perhatian pada musik,


sehingga ia sendiri dijiwai olehnya.
 Dirigen tidak boleh mengikuti kehendak para penyanyi, sebaliknya mereka
harus mengikuti kehendak dirigen.
 Sikap dasar seorang dirigen: TENANG, PENUH KEYAKINAN DAN TEGAS.

A. MEMILIH LAGU DALAM IBADAT


Pada dasarnya tema dalam ibadat ditentukan atas:
– Bacaan dalam ibadat
– Masa dalam Tahun Liturgi Gereja.
– Ujud dari ibadat tersebut dibuat.

Cara memilih lagu Misa (ordinarium)  dan lagu Selingan (Proprium)


 Usahakan lagu dapat dinyayikan oleh sebanyak mungkin umat. (Kecuali ada
koor khusus).
 Berikah bimbingan dan latihan kepada umat supaya menyanyi  dengan baik,
benar dan indah
 Untuk lagu ordinarium usahakan dikarang dengan motif daerah kita
(inkulturasi).

b. Fungsi Lagu dalam Ibadat


Nyanyian Pembuka:
–      Mengiringi arak-arakan,
–      Membuka ibadat, mempersatukan umat dan menghantar umat pada tema
ibadat

Nyanyian Antar Bacaan dan bait pengantar Injil


–     Mempersiapkan umat untuk mendengarkan Sabda Tuhan,
–     Menghantar ke suasana hening
–     Merenungkan kembali bacaan.

Nyanyian Persembahan:
–     Sebagai pengiring persembahan jika ada iringan persembahan.
–     Sebagai tanda persembahan diri.

Nyanyian Komuni:
–     Sebelum komuni: Menciptakan suasana hening dan persiapan untuk menerima
komuni
–     Sesudah komuni: Sebagai ungkapan syukur

Nyanyian Penutup
–     Sebagai Pengutusan.
–     Sebagai pengiring perarakan

Petunjuk untuk lagu dalam ibadat


 Sebelumnya dirigen telah memilih lagu yang sesuai dengan tema
ibadat/bacaan.
 Lagu yang dinyanyikan telah dipersiapkan sebelum ibadat dimulai.
 Untuk lagu antar bacaan seharusnya mazmur. 
–     Mempersiapkan diri dengan Melatih dan menguasai lagu terlebih dahulu.
–     Memahami nada dasar yang tepat,
–     Membaca tanda tanda dinamika lagu yang akan dilatih. (lembut atau keras)
–     Membaca tanda-tanda tempo lagu yang akan dilatih. (Cepat atau lambat)

Anda mungkin juga menyukai