Anda di halaman 1dari 3

Ordinarius (Latin) = teratur, beraturan.

ORDINARIUM Ordinatus (Latin) = tersusun teratur.


Ordinarium dalam tata Ekaristi menunjuk pada bagian Ekaristi yang kata-katanya selalu
sama atau tetap, sudah tersusun sedemikian teratur. Syair-syair (dalam Lagu) ordinarium
selalu sama, tidak bisa diganti/diubah.

PRA-POST VATIKAN
Istilah Ordinarium dipakai sebelum Vatikan.II, untuk membedakannya dengan Proprium.
Namun sejak KonsiLi Vatikan II 1962-1965, dalam tata Ekaristi tidak dibedakan lagi antara
keduanya. Dalam tata Ekaristi terdapat lima(5) jenis Nyanyian; y.i.: AkLamasi (1), Nyanyian
Perarakan (2), Mazmur Tanggapan (3), Nyanyian Ordinarium (4) dan Nyanyian Tambahan
(5) cfr. Music in Catholic Worship: Musik dalam Ibadat Katolik - maj. Spektrum.1, XXVI,
1982: hlm.27-35.
Berdasarkan pembagian tsb, Ordinarium selaras dengan point.4; yang meliputi:
Lagu Tuhan Kasihanilah Kami (1), Kemuliaan (2), Aku Percaya (3), Bapa Kami (4), Anak
Domba ALLah (5). Sedangkan Kudus (yg termasuk bagian KyriaLe secara utuh) termasuk
AkLamasi (point.1).
Nyanyian lainnya terdiri dari:
Nyanyian Perarakan: Ny.Pembuka (perarakan masuk) dan Ny.Komuni (perarakan me-
nyambut Komuni);
Nyanyian Tambahan: Persiapan Persembahan (perarakan Persemb), Madah Syukur setelah
Komuni, Penutup (perarakan keluar) dan Litani (jika ada). Nyanyian ini sifatnya fakultatif,
jadi bisa dinyanyikan, bisa juga tidak dinyanyikan. Agnus Dei adalah bagian dari Ordinarium
yang bisa fakultatif, mengingat sejarah munculnya Nyanyian tsb.

PEMILIHAN LAGU
Karena Ordinarium sifatnya tetap, TiDAK bisa begitu saja memilih Lagu yang syairnya tidak
sama/”baku”. Syair Tuhan Kasihanilah Kami, demi kesukaan atau bahkan demi Inkulturasi
sekalipun, kemudian diubah; atau demi notasi/gaya musik tertentu, syair Ordinarium
diadakan penyesuaian. Dalam sejarah ada cukup banyak diskusi dan diskursus terkait
dengan banyak lagu yg tidak bisa dibergunakan dalam Liturgi, atas dasar alasan tsb di atas.
Berdasarkan adanya lima jenis nyanyian dalam Ekaristi, harus dicermati peranan tiap lagu
dalam Liturgi, sehingga tidak asal memilih yang disukai; apalagi setiap perayaan harus
sesuai dengan kalender Liturgi. Ada bagian Ordinarium yang pada masa-masa khusus,
adven dan praPaskah tidak dinyanyikan, y.i.: Kemuliaan. Bahkan ada KyriaLe yang
disiapkan untuk kedua masa khusus tersebut, yang memang tidak disertakan Kemuliaan di
dalamnya.
1
PETUGAS
Para petugas Musik Liturgi memegang peranan penting bersama-sama dengan petugas
Liturgi yang lain. Koor/CoupLe, dirigen, organis, peMazmur merupakan salah satu
kelompok bagian dari petugas Liturgi secara keseluruhan. Musik Liturgi juga merupakan
bagian dari Liturgi. Jadi: semestinyalah petugas Musik Liturgi bekerjasama sebaik mungkin,
terlebih juga dengan Imam, pemimpin Perayaan, sebagai alter Christus (Kristus yang
lain/wakil Kristus) yang memimpin seluruh Tata Perayaan. Petugas Liturgi bertugas
melayani umat, sekaligus menjadi/sebagai umat yang turut serta secara aktif mengikuti
Perayaan yang dipimpin oleh Imam.
Semestinyalah para Petugas Liturgi memahami benar-benar hakekat dasar Liturgi agar
dapat menerapkan sikap berLiturgi yang benar dan menghayati Liturgi secara lebih
mendalam melalui pemahaman Peranan Nyanyian dalam Liturgi (a) dan cara-cara
menyanyikannya (b).
Perayaan dengan nyanyian pasti terasa lebih semarak, khidmat dan agung.
Tetapi harus tetap memiliki sikap kritis bahwa tidak setiap lagu pantas dan tetap
dinyanyikan dalam Liturgi, apalagi jika tidak ditunjang dengan tekhnik menyanyi yang baik
dan benar. Perlunya pembekalan secara kontinyu bagi para petugas Liturgi, terutama
petugas Musik Liturgi; supaya Perayaan menjadi semakin khidmat, bukan sebaliknya. Koor
harus memberi teladan menyanyikan lagu-lagu Ordinarium dengan tempo dan nada yang
tepat, sehingga umat bisa turut serta dengan kompak dan serempak. Sekalipun dengan
satu suara, jauh lebih khidmat jika dinyanyikan dengan penjiwaan dan spirit, daripada dua
hingga empat suara namun sembre. Apalagi untuk ordinarium Gregorian, yang harus kuat
pada kekompakan dan pada iringan nya pula, sebab dinyanyikan dengan satu suara
(cantus primus/lagu pokok); cfr. discursus: Metode menyanyikan lagu Gregorian.

Perlu diperhatikan pula petugas musik Liturgi yang sifatnya tunggal, seperti peMazmur.
Nota khusus untuk peningkatan kwalitas peMazmur (point.6) :
1. Insetting
2. Ketepatan Nada
3. Penampilan
4. Pandangan Mata
5. Kelancaran
6. Penjiwaan: Artikulasi, Dinamika, Tempo, Frase, Vibrasi, Pengolahan suara
7. Tata Gerak

2
7-ITEMS PENILAIAN PENDARASAN MAZMUR

Standart Dasar Pemazmur Penilaian Skore Nilai


1. Insetting adalah saat penyanyi masuk; Insetting 1-10 .........
Intro merupakan bagian lagu,
jadi Pemazmur harus hitungannya tepat,
ketika memulai menyanyi.
2. Bidikan Nada adalah kemampuan Ketepatan Nada 1-10 .........
pemazmur untuk membidik nada pada
awal sebuah nyanyian.
3. Bersikap hormat, tenang dan rileks. Penampilan 1-5 .........
4. Pandangan mata berganti-gantian Pandangan Mata 1-5 .........
antara teks dan umat.
5. Jika terjadi kesalahan (nada/syair) tidak Kelancaran 1-10 .........
perlu diulang, diteruskan saja.
6. Menyanyi dengan penuh penjiwaan :
a. Artikulasi (a i u e o & huruf mati) Artikulasi 1-10 .........
b. Memainkan dinamika (keras-lembut) Dinamika 1-10 .........
c. Menghidupkan tempo (cepat/lambat) Tempo 1-10 .........
d. Frasering (pemotongan) & Frase 1-10 .........
penyambungan nada (Legato)
e. Penggunaan Vibrasi (Keindahan suara) Vibrasi 1-5 .........
f. Pembentukan suara (suara bernyanyi, Pengolahan suara 1-10 .........
bukan suara bicara)
7. Tata Gerak: maju, di Mimbar dan undur Tata Gerak 1-5 .........
diri ke tempat duduk.
TOTAL 100 .........

Pemazmur Hari / tanggal / jam : ............. / ............ / ............

Anda mungkin juga menyukai