Anda di halaman 1dari 3

Nama : Echoviq Josua Mantiri

NIM : 18594
Semester :6

UAS HOMILITIK

Saudara saudariku yang terkasih dalam yesus kristus, salam sejaterah untuk kita semua. Puji
dan syukur kita ucapkan kepada Tuhan yang maha kuasa, sebab dengan penuh kasih darinya
kita bisa mendapat kesempatan untuk bertemu pada saat ini. Tema renungan kita pada saat ini
diambil dari kisah Yohanes 6:1-15 tentang kisah Yesus memberi makan lima ribu orang.
"Lalu Yesus mengambil roti itu, mengucap syukur dan membagi-bagikannya kepada mereka
yang duduk di situ, demikian juga dibuat-Nya dengan ikan-ikan itu, sebanyak yang mereka
kehendaki" (Yoh 6:11)
Selama hidup-Nya di dunia ini, Yesus selalu diikuti oleh banyak orang. Dalam Injil Yohanes
6:1-15, yang merupakan Injil yang dibacakan dalam Perayaan Ekaristi hari ini, dikatakan
bahwa ada sekitar lima ribu laki-laki yang mengikuti Yesus. Pastinya pada saat itu, bukan
saja laki-laki yang mengikuti Yesus karena disebutkan ada seorang anak yang membawa 5
roti dan 2 ikan. Itu berarti ada sekitar lima ribu lebih orang yang datang dan mengikuti Yesus
saat itu.
Namun Filipus menolak dengan mengatakan kalau hal itu tidak mungkin: "Roti seharga 200
dinar tidak akan cukup untuk mereka ini, sekalipun masing-masing mendapat sepotong kecil
saja" (Yoh 6:7).
Di saat yang bersamaan, Andreas, saudara Simon Petrus, memberi tahu Yesus kalau di situ
ada seorang anak yang mempunyai 5 roti jelai dan 2 ikan. Namun ia pun membantah kalau
jumlah itu tidak akan berarti apa-apa bagi orang banyak tersebut.
Tetapi Yesus memiliki pemikiran lain. Dia segera mengambil 5 roti dan 2 ikan tersebut. Ia
mengucap syukur atasnya dan membagi-bagikannya kepada orang banyak itu sebanyak yang
mereka kehendaki. Setelah semuanya makan sampai kenyang, Yesus meminta kepada para
murid-Nya untuk mengumpulkan potongan-potongan yang sisa. Dan potongan-potongan
yang terkumpul itu sebanyak 12 bakul penuh.
Pesannya untuk Kita
Apa yang bisa kita maknai dari peristiwa penggandaan roti tersebut?
Jika kita melihat dari sisi ke-Ilahian Yesus, maka mukjizat itu sangat mungkin terjadi karena
Dia adalah Allah. Tidak ada yang mustahil bagi Allah. Hanya dengan 5 roti dan 2 ikan, Ia
sanggup memberi makan sebanyak lebih dari 5.000 orang, bahkan masih terdapat potongan-
potongan yang sisa sejumlah 12 bakul.

Sebagai seorang Kristen, kita dituntut untuk selalu bijak menyikapi segala kondisi kehidupan
dengan iman yang benar terhadap Kristus. Kita percaya bahwa Kristus tetap menyertai kita
dalam keadaan sesulit apapun bahkan hingga pada akhir zaman (Mat. 28:20). Kuasa
kebangkitan Kristus yang baru saja kita rayakan sebagai hari kemenangan kita, tentu harus
membawa kita menjadi pribadi yang menang (Rom 8:31-39).

Lalu pertanyaannya: “Mungkinkah kita mampu mengatasi persoalan hidup akibat COVID
ini? Jawabannya adalah YES, dan Alkitab memberi jawaban atas pertanyaan tersebut.
Banyak sekali ayat Alkitab yang memberi jawaban dan memberi harapan saat situasi sulit
menghampiri manusia. Beberapa diantaranya tercatat dalam Fil 4:13; Maz 9:17; Mat. 7:7 dan
masih banyak lagi. Bahkan Alkitab mencatat bagaimana Tuhan dengan begitu ajaib-Nya
memenuhi kebutuhan hidup manusia, seperti dalam bacaan hari ini dalam Yohanes 6: 1-15.

Dalam bacaan ini Yesus membuat mujizat dengan memberi makan 5000 orang dengan 5 roti
dan 2 ikan. Ditengah situasi lapar dan kekhawatiran para murid, Yesus memberi perintah
kepada murid-murid untuk menyuruh orang-orang tersebut duduk diatas rumput (Yoh. 6:9-
10).

Dalam terjemahan King James Version tertulis And Jesus said, Make the men sit down. Now
there was much grass in the place. So the men sat down, in number about five thousand. Kata
rumput disitu menunjukkan makanan yang melimpah, dan banyak ayat alkitab merujuk kata
rumput sebagai sumber makanan yang melimpah, tempat yang teduh.

Dalam kisah Yesus memberi makan lima ribu orang, kita mendapatkan pelajaran yang
penting. Ternyata, potensi sekecil apa pun dapat bermanfaat apabila dipersembahkan untuk
pekerjaan Tuhan.

Walaupun demikian kita mengetahui akhir kisah ini, yakni bahwa pemberian anak tersebut, di
tangan Yesus, menjadi berkat bagi lima ribu orang. Bahkan tersisa dua belas bakul. Potensi
sekecil apa pun, di tangan Yesus dapat menjadi berdaya guna besar untuk pekerjaan Tuhan
bagi kesejahteraan sesama.
Ayat ini mengajarkan kita, bagaimana kita menyikapi kondisi sekarang ini. Sebagai manusia
tentu, kita memiliki rasa khawatir dan ketakutan, tapi dengan jelas Yesus inginkan kita
bersikap tenang. Kata duduk dalam ayat tersebut menunjukkan, Tuhan inginkan kita bersikap
tenang dan tidak berlari-lari dalam rasa cemas dan khawatir. Lalu selanjutnya, ketenangan
tersebut diikuti dengan ketaatan terhadap Tuhan, meminta dalam doa dan memiliki waktu
saat teduh bersama Tuhan Membuat kita mengerti langkah apa yang dapat kita ambil.
Percayalah Tuhan sang pemberi berkat akan memenuhi segala kebutuhan kita. AMIN

Anda mungkin juga menyukai