Kita meyakini bahwa Bapa Kami adalah doa yang diajarkan Yesus kepada murid-
murid-Nya. BK menjadi salah satu penanda identitas orang Kristiani dari berbagai macam
denominasi Gereja. Orang Kristiani mengklaim BK adalah ‘milik’-nya sendiri, namun
demikian bisa dipertanyakan “apakah BK sungguh-sungguh murni Kristiani?” apakah “tidak
menutup kemungkinan bahwa doa yg diajarkan Yesus memiliki akar dalam tradisi doa
orang Yahudi”, karena Yesus adalah orang Yahudi yg pernah hadir dalam sejarah.
Asumsi sejumlah ahli KS: BK mengandung unsur ke-Yahudi-an; jika benar demikian:
bagaimana dijelaskan? Unsur ke-Yahudi-an mengacu pada: tradisi atau ungkapan yg dapat
ditemukan dalam PL dan tulisan-tulisan Yahudi di luar ALkitab.
DUA VERSI BK
Rumusan dalam PB
Rumusan BK dalam ALkitab ditemukan hanya dalam Matius dan Lukas.
Matius: Versi panjang (Mat 6:9-13) terletak di pusat perikop Kotbah di bukit (5:1-7:12).
Lukas: Versi pendek (Luk 11:2-4) merupakan respon Yesus atas permintaan pra murid-Nya,
“Tuhan ajarilah kami berdoa” (Luk 11:1).
Dalam tradisi Yahudi, respons Yesus dengan mengajarkan sebuah doa sesungguhnya
adalah tugas dan kewajiban dari seorang Rabi Yahudi. Ditegaskan pula dalam Talmud,
bahwa sudah menjadi kebiasaan bagi seorang Rabi yg bereputasi tinggi untuk mengajarkan
doa pendek yg khas dari dirinya sebagai tambahan atas doa-doa yg sudah berlaku umum.
OrisinaLitas BK
Para ahli KS berbeda pendapat mengenai orisinalitas dua versi BK dalam Matius dan Lukas.
. Anggapan satu pihak: versi BK yg lebih tua dan orisiniL adalah versi pendek dalam Lukas.
Ini mengikuti prinsip kritik teks: lectio brevior praeferenda (teks yg lebih pendek, yg lebih
dipilih). Matius hanya mengembangkan lebih lanjut BK versi Lukas.
. Anggapan kedua: versi BK dalam Matius yg lebih tua dan orisiniL. Lukas hanya meringkas
BK versi panjang tulisan Matius.
. Anggapan lain: kedua versi berasal dari dua tradisi yg berbeda dan saling terpisahkan.
Rumusan di luar PB
Di luar tulisan PB, rumusan tertua BK dpt ditemukan dalam tulisan Didakhe (8:2). Didakhe:
semacam pedoman hidup Kristiani pada akhir abad pertama.
1
Selain rumusan BK, dalam Didakhe terdapat ajakan untuk mendaraskan BK sebanyak tiga
kali sehari. Versi BK dalam Didakhe mirip dengan versi BK dalam Matius, dengan tambahan
doxologi penutup: “Karena milikmulah kuasa dan kemuliaan sampai selama-lamanya”.
Rumusan penutup ini menjadi lebih panjang dan lebih ‘Kristiani’: “Sebab Engkaulah
empunya Kerajaan dan kuasa dan kemuliaan Bapa dan Putera dan Roh Kudus, sekarang &
selama-lamanya & sampai sepanjang segala abad” (Liturgi Ilahi Yoh Krisostomus, abad V).
Rumusan doxologi di akhir BK bernuansa Yahudi lantaran berakan dr PL, khususnya Kitab
Tawarikh pertama: “Ya Tuhan, punya-Mulah kebesaran dan kejayaan, kehormatan,
kemasyhuran dan keagungan, ya, segala-galanya yg ada di langit dan di bumi! Ya Tuhan,
punya-Mulah kerajaan dan Engkau yg tertinggi itu melebihi segala-galanya sebagai kepala”
(1 Taw 29:11).
BK HiSTORiS
Tetap harus diakui, unsur-unsur ke-Yahudi-an dari BK ini sudah lebih dahulu hidup dn
berkembang sebelum keKristenan lahir. BK terlihat mewarisi keyakinan dan gagasan
teologis ke-Yahudi-an. Sekalipun ada yg berasumsi bahwa BK adalah kombinasi indah dari
kutipan doa dan kepercayaan dalam tradisi doa Yahudi, harus tetap disadari bahwa Yesus-
lah yg mengubah BK secara baru untuk para murid-Nya dan orang Kristiani pada
umumnya. Fakta ini tidak perlu diingkari. Sebaliknya, perlu disyukuri.
Bagaimanapun juga, BK tetap berperan sebagai doa penanda identitas orang Kristiani.
Yesus atau tradisi komunitas Kristiani awal telah mewariskan rangkaian doa ini dan orang
Kristiani harus menjaga dan merawatnya.
Kita juga disadarkan, BK adalah pengikat paling kuat antara tradisi Yahudi dan tradisi
Kekristenan.