Anda di halaman 1dari 4

DOA BAPA KAMI

ANTARA TRADiSi YAHUDi DAN TRADiSi KRiSTiANi


Albertus Purnomo, OFM
[ Hidup 30-05-2021 ]

Kita meyakini bahwa Bapa Kami adalah doa yang diajarkan Yesus kepada murid-
murid-Nya. BK menjadi salah satu penanda identitas orang Kristiani dari berbagai macam
denominasi Gereja. Orang Kristiani mengklaim BK adalah ‘milik’-nya sendiri, namun
demikian bisa dipertanyakan “apakah BK sungguh-sungguh murni Kristiani?” apakah “tidak
menutup kemungkinan bahwa doa yg diajarkan Yesus memiliki akar dalam tradisi doa
orang Yahudi”, karena Yesus adalah orang Yahudi yg pernah hadir dalam sejarah.
Asumsi sejumlah ahli KS: BK mengandung unsur ke-Yahudi-an; jika benar demikian:
bagaimana dijelaskan? Unsur ke-Yahudi-an mengacu pada: tradisi atau ungkapan yg dapat
ditemukan dalam PL dan tulisan-tulisan Yahudi di luar ALkitab.

DUA VERSI BK
Rumusan dalam PB
Rumusan BK dalam ALkitab ditemukan hanya dalam Matius dan Lukas.
Matius: Versi panjang (Mat 6:9-13) terletak di pusat perikop Kotbah di bukit (5:1-7:12).
Lukas: Versi pendek (Luk 11:2-4) merupakan respon Yesus atas permintaan pra murid-Nya,
“Tuhan ajarilah kami berdoa” (Luk 11:1).
Dalam tradisi Yahudi, respons Yesus dengan mengajarkan sebuah doa sesungguhnya
adalah tugas dan kewajiban dari seorang Rabi Yahudi. Ditegaskan pula dalam Talmud,
bahwa sudah menjadi kebiasaan bagi seorang Rabi yg bereputasi tinggi untuk mengajarkan
doa pendek yg khas dari dirinya sebagai tambahan atas doa-doa yg sudah berlaku umum.
OrisinaLitas BK
Para ahli KS berbeda pendapat mengenai orisinalitas dua versi BK dalam Matius dan Lukas.
. Anggapan satu pihak: versi BK yg lebih tua dan orisiniL adalah versi pendek dalam Lukas.
Ini mengikuti prinsip kritik teks: lectio brevior praeferenda (teks yg lebih pendek, yg lebih
dipilih). Matius hanya mengembangkan lebih lanjut BK versi Lukas.
. Anggapan kedua: versi BK dalam Matius yg lebih tua dan orisiniL. Lukas hanya meringkas
BK versi panjang tulisan Matius.
. Anggapan lain: kedua versi berasal dari dua tradisi yg berbeda dan saling terpisahkan.
Rumusan di luar PB
Di luar tulisan PB, rumusan tertua BK dpt ditemukan dalam tulisan Didakhe (8:2). Didakhe:
semacam pedoman hidup Kristiani pada akhir abad pertama.
1
Selain rumusan BK, dalam Didakhe terdapat ajakan untuk mendaraskan BK sebanyak tiga
kali sehari. Versi BK dalam Didakhe mirip dengan versi BK dalam Matius, dengan tambahan
doxologi penutup: “Karena milikmulah kuasa dan kemuliaan sampai selama-lamanya”.
Rumusan penutup ini menjadi lebih panjang dan lebih ‘Kristiani’: “Sebab Engkaulah
empunya Kerajaan dan kuasa dan kemuliaan Bapa dan Putera dan Roh Kudus, sekarang &
selama-lamanya & sampai sepanjang segala abad” (Liturgi Ilahi Yoh Krisostomus, abad V).
Rumusan doxologi di akhir BK bernuansa Yahudi lantaran berakan dr PL, khususnya Kitab
Tawarikh pertama: “Ya Tuhan, punya-Mulah kebesaran dan kejayaan, kehormatan,
kemasyhuran dan keagungan, ya, segala-galanya yg ada di langit dan di bumi! Ya Tuhan,
punya-Mulah kerajaan dan Engkau yg tertinggi itu melebihi segala-galanya sebagai kepala”
(1 Taw 29:11).

AMIDAH VERSI YESUS


BK mirip dengan doa harian orang Yahudi, yaitu Amidah “Doa Berdiri” (atau Shemoneh
Esreh). Karena itu, ada yg menganggap BK sebagai Amidah versi Yesus. Sama dengan BK,
Amidah terbagi atas dua bagian pokok: pujian (1) dan permohonan kepada Tuhan (2).
Bapa kami yg ada di surga,
Bapa kami yang di sorga (Mat 6:9a) / Bapa (Luk 11:2a)
Dalam Amidah, seruan kepada Allah menggunakan ungkapan “Bapa Kami” (Ibrani: Abinu
tau Abba). Dan, ‘Bapa’ merupakan salah satu sebutan (atau gelar) untuk Allah dalam PL
meskipun ini sama sekali tidak berarti Dia itu jenis laki-laki (UL 32:6; Yes 64:8).
Faktanya , Allah juga sering dilambangkan sebagai Ibu (Yes 49:15; 66:13).
Selain dalam Amidah, kaum Hasidim (salah satu kelompok politis religius Yahudi pada
zaman perang Makabe) dalam doanya juga berseru ‘Bapa kami yg ada di surga’.
Sama halnya, dalam doa yg didaraskan dalam upacara Tahun Baru Yahudi (Rosh-
Hasanah), diserukan “Bapa kami, raja kami, bukalah segera kemuliaan Kerajaan-Mu.”
dimuliakanlah nama-Mu,
Dikuduskanlah nama-Mu (Mat 6:9b) / dikuduskanlah nama-Mu (Luk 11:2b)
Pujian “Dikuduskanlah (atau dimuliakanlah) nama-Mu” sangat jelas mengingatkan
kembali nubuat Yehezkiel yg berkenaan dengan Allah yg “menguduskan” nama ilahi-Nya
untuk memperlihatkan keilahian-Nya melebihi para ilah lainnya supaya “bangsa-bangsa
mengetahui bahwa Akulah Tuhan” (Yeh 36:22-27; cfr. Yoh 17:1-12).
datanglah kerajaan-Mu, jadilah kehendak-Mu, di atas bumi seperti di dlm surga.
datanglah Kerajaan-Mu, jadilah kehendak-Mu di bumi seperti di sorga (Mat 6:10) /
datanglah Kerajaan-Mu (Luk 11:2c)
Di samping itu, “Dikuduskanlah nama-Mu” ini mirip dengan doa Kaddish (himne pujian
kepada Allah berkaitan dengan kekudusan nama Allah): “Semoga nama-Nya yg agung
dikuduskan di dunia yg Dia ciptakan seturut kehendak-Nya,
2
dan semoga Dia menegakkan kerajaan-Nya ... segera dalam waktu yg dekat.”
Dalam doa “Kedushshah” yg didaraskan pada hari Sabat juga dikatakan, “Semoga Engkau
dimuliakan dan dikuduskan di tengah Yerusalem ... supaya mata kami melihat Kerajaan-
Mu.”
Dalam doa ‘Al ha-Kol’ (Massek. Soferim 14:12), hal serupa juga ditunjukkan “Dimuliakan
dan dikuduskanlah ... jadilah nama raja segala raja yg agung di seluruh dunia, yg Dia
ciptakannya, dunia ini maupun dunia yg akan datang, sesuai dengan kehendak-Nya.”
Berilah kami rejeki pada hari ini,
Berikanlah kami pada hari ini makanan kami yang secukupnya (Mat 6:11) /
Berikanlah kami setiap hari makanan kami yang secukupnya (Luk 11:3)
Dalam bagian permohonan, permohonan akan makanan yg secukupnya menggemakan
kembali ungkapan dalam kitab Amsal “Biarkanlah aku menikmati makanan yg menjadi
bagianku.” (Ams 30:8).
dan ampunilah kesalahan kami, spt kamipun mengampuni yg bersalah kpd kami,
dan ampunilah kami akan kesalahan kami, seperti kami juga mengampuni orang yang
bersalah kepada kami (Mat 6:12) /
dan ampunilah kami akan dosa kami, sebab kami pun mengampuni setiap orang yang
bersalah kepada kami (Luk 11:4a)
Permohonan akan pengampunan atas “kesalahan” (harafiah: ‘hutang’) dalam versi
Matius atau “dosa” dalam versi Lukas - juga bernuansa Yahudi.
Dalam bahasa Aram, istilah ‘hutang’ sering dipakai untuk kiasan dosa (cfr. Teks Gulungan
Qumran 11Q Targum Ayub 34:4, Misnah ‘Avot 3.17). Pemakaian kiasan hutang mau
menegaskan, orang yg tidak dapat memberikan pengampunan, tidak dapat menerima
pengampunan juga.
Ajakan untuk mengampuni oran g lain terungkap juga dalam kitab Yesus bin Sirakh:
“Ampunilah kesalahan kepada sesama orang, niscaya dosa-dosamupun akan dihapus
juga, jika engkau berdoa” (28:2).
dan janganlah masukkan kami ke dalam pencobaan,
dan janganlah membawa kami ke dalam pencobaan (Mat 6:13a) /
dan janganlah membawa kami ke dalam pencobaan (Luk 11:4b)
Dalam permohonan yg berkaitan dengan pencobaan, seruan “Jangan masukkan kami ke
dalam pencobaan” dapat ditemukan dalam doa pagi orang Yahudi yg memohon agar
Tuhan tidak membawa orang beriman “ke dalam kuasa dosa, kuasa kesalahan, kuasa
pencobaan, dan kuasa segala sesuatu yg memalukan” (Berakhot 60).
tetapi bebaskanlah kami dari yg jahat.
tetapi lepaskanlah kami dari pada yang jahat (Mat 6:13b) / -
Permohonan agar dibebaskan dari si Jahat atau kejahatan dalam BK, mirip dengan doa
kaum Hasidim agar dibebaskan dari si Jahat (Berakhot 10b-17a, 60b).
3
Dalam doa itu, istilah si Jahat dapat diartikan sebagai keinginan jahat (Ibrani: yezer ha-ra)
atau teman yg jahat atau malapetaka yg jahat.

BK HiSTORiS
Tetap harus diakui, unsur-unsur ke-Yahudi-an dari BK ini sudah lebih dahulu hidup dn
berkembang sebelum keKristenan lahir. BK terlihat mewarisi keyakinan dan gagasan
teologis ke-Yahudi-an. Sekalipun ada yg berasumsi bahwa BK adalah kombinasi indah dari
kutipan doa dan kepercayaan dalam tradisi doa Yahudi, harus tetap disadari bahwa Yesus-
lah yg mengubah BK secara baru untuk para murid-Nya dan orang Kristiani pada
umumnya. Fakta ini tidak perlu diingkari. Sebaliknya, perlu disyukuri.
Bagaimanapun juga, BK tetap berperan sebagai doa penanda identitas orang Kristiani.
Yesus atau tradisi komunitas Kristiani awal telah mewariskan rangkaian doa ini dan orang
Kristiani harus menjaga dan merawatnya.
Kita juga disadarkan, BK adalah pengikat paling kuat antara tradisi Yahudi dan tradisi
Kekristenan.

Anda mungkin juga menyukai