Jurnal ISEI
ABSTRACT
Subjective performance appraisal can cause decreasing on employee job satisfaction. Employees will disappointed if they feel has
worked well but based on performance appraisal result they are considered not give optimal performance. This study aims to
evaluate performance appraisal using SMART method at PT. BJB Tbk. Main Branch of Bandung. The method used in this study is
descriptive verifikatif, with the number of samples are 98. Data leverage is done using questionnaires that distributed to employ-
ees of the bank PT. BJB Tbk. Main Branch of Bandung. The result of the research shows that performance appraisal using SMART
method can not be applied because some indicators of SMART can not be implemented yet, while job satisfaction given by Bank
BJB to employees is still not optimal. The test results also show that the performance appraisal has a positive and very significant
effect on employee job satisfaction in Bank PT. BJB Tbk. Main Branch of Bandung
Keywords:
performance appraisa, SMART
ABSTRAK
Penilaian kinerja yang bersifat subyektif dapat berdampak pada menurunnya kepuasan kerja karyawan. ketika karyawan
merasa bahwa mereka telah bekerja dengan baik namun berdasarkan hasil penilaian kinerja mereka dianggap tidak
memberikan kinerja yang optimal tentu mereka akan merasa kecewa. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi
penilaian kinerja dengan menggunakan metode SMART di PT. BJB Tbk. Cabang Utama Bandung. Metode yang digunakan
dalam penelitian ini adalah deskriptif verifikatif, dengan jumlah sampel sebesar 98. Pengumpilan data dilakukan
menggunakan kuesianer yang disebarkan ke karyawan bank PT. BJB Tbk. Cabang Utama Bandung. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa penilaian kinerja dengan menggunakan metode SMART belum bisa diterapkan karena beberapa
indikator SMART belum bisa dilaksanakan, sedangkan kepuasan kerja yang diberikan Bank BJB kepada karyawan masih
belum optimal. Hasil pengujian menunjukkan pula bahwa penilaian kinerja berpengaruh positif dan sangat signifikan
terhadap kepuasan kerja karyawan di Bank PT. BJB Tbk. Cabang Utama Bandung.
Kata Kunci:
Penilaian kinerja, SMART
79
ISEI Business and Management Review Vol. I, No. 2, September 2017, pages 79– 87
http://jurnal.iseibandung.or.id/index.php/ibmr
Jurnal ISEI
mengembangkan orang yang memungkinkan dengan hasil baik dan cukup baik selama kurun
mereka untuk mengatur pengembangan dan waktu 2012 sampai tahun 2015. Konsekuensi dari
kinerja mereka sendiri dalam kerangka sasaran metode penilaian tersebut bisa saja karyawan yang
yang jelas dan standar yang telah disetujui dengan mendapat kenaikan upah hanya yang mendapat
para penyelia mereka (Rivai, 2005). kategori cukup baik, baik dan sangat baik dan 2
Penilaian kinerja secara umum dapat digunakan kategori lainnya tidak mendapatkan kenaikan .
sebagai tolok ukur perusahaan dalam pengambilan
keputusan yang berkaitan dengan pemberian Mungkin saja metode penilaian kinerja yang dilakukan
bonus, insentif, mutasi pegawai, pendidikkan dan PT. BJB sudah tepat, jika penilaiannya didasarkan
pelatihan, promosi, penempatan, pengembangan pada objektivitas, namun jika masih terkandung
karir bahkan sampai pemberhentian karyawan, unsur-unsur subyektivitas maka mungkin akan
untuk alasan tersebut tentunya penilaian kinerja berdampak pada ketidakpuasan karyawan yang
memiliki peran yang sangat penting, oleh memperoleh penilaian kerja yang tidak baik dan
karenanya penilaian kinerja karyawan perlu sangat tidak. Untuk mengetahui kondisi kepuasan
dilakukan dengan sangat obyektif dan terbuka, kerja karyawan berkaitan dengan hasil penilaian
tidak boleh melakukan penilaian secara subyektif, tersebut, telah dilakuan pra survey tentang
sepihak dan tidak didasarkan pada suka atau tidak kepuasan karyawan terhadap 15 karyawan PT PT.
suka. BJB Tbk. Cabang Utama Bandung, dan hasilnya
Dalam melakukan penilaian kinerja karyawannya, nampaknya penilaian kinerja yang dilakukan oleh
PT BJB bersandar pada indikator kualitas dan PT BJB masih belum dapat diterima sepenuhnya
kuantitas kerja, perilaku karyawan dalam bekerja oleh para karyawan. Hal ini ditunjukan oleh masih
dan keefektifan jam kerja, yang dirasa cukup cukup besar prosentase karyawan yang masih
mewakili untuk menilai kinerja karyawan. Namun merasa kurang puas, seperti ditunjukkan oleh tabel
demikian nampaknya metode yang digunakan oleh 1 berikut:
PT BJB belum memberikan hasil yang optimal,
Tabel 1 Kepuasan Kerja
masih terdengar suara-suara ketidak-puasan dari
karyawan terhadap hasil penilaian tersebut dan
terjadi fluktuatif kinerja yang tidak beraturan,
seperti yang ditunjukan oleh grafik kinerja, seperti
yang tersaji pada gambar 1.
80
ISEI Business and Management Review Vol. I, No. 2, September 2017, pages 79– 87
http://jurnal.iseibandung.or.id/index.php/ibmr
Jurnal ISEI
Specipic, Measurable, Accurate, Realistic Dan Time yang bersifat evaluation hasil penilaian harus
Bound. Metode ini menetapkan atau menjabarkan dapat digunakan sebagai: a) dasar pemberian
sasaran secara jelas dan tanpa ambigu (spesific), kompensasi, b) staffing decision dan c) dasar
menggunakan pengukuran yang kongkrit seperti mengevaluasi sistem seleksi. Sedangkan sebagai
berapa banyak atau kapan sebuah sasaran bisa sesuatu yang bersifat development Penilai harus
diketahui telah dicapai (measurable), menekankan menyelesaikan: a) Prestasi real yang dicapai
pada pentingnya seberapa realistis sebuah target individu; b) Kelemahan-kelemahan individu yang
itu (realistic), terdapat kesesuaian terhadap menghambat kinerja dan c) mengembangkan
atasan, manajemen dan perusahaan secara prestasi-prestasi (Umam; 2010). Sementara itu
keseluruhan (accurate) dan terdapat ukuran waktu Sedarmayanti (2011) menjelaskan bahwa tujuan
dengan kerangka waktu dalam memulai serta penilaian kinerja adalah:
tenggat waktu yang diharapkan untuk bisa 1) Meningkatkan kinerja karyawan dengan cara
menyelesaikan sasaran yang telah ditetapkan. membantu mereka agar menyadari dan
Perhitungan ini bisa diuraikan dengan memilah menggunakan seluruh potensi mereka dalam
strategi menjadi taktik jangka pendek atau mewujudkan tujuan organisasi.
aktivitas harian, lalu taktik jangka menengah, dan 2) Memberikan informasi kepada karyawan dan
jangka panjang atau tahunan serta lima tahunan pimpinan sebagai dasar untuk mengambil
(time bound). keputusan yang berkaitan dengan pekerjaan.
Berdasarkan pada latar belakang di atas, maka
penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan Metode SMART
menganalisis: Banyak manajemen di dalam perusahaan yang
1. Hasil penilaian kinerja karyawan di PT BJB Tbk. menentukan target individu karyawannya
Cabang Utama Bandung dengan berdasarkan angka-angka dan kriteria yang
menggunakan metode SMART. terukur. Dan yang lebih detail lagi, dengan
2. Kondisi kepuasan kerja PT BJB Tbk. Cabang menggunakan metode SMART. SMART berarti
Utama Bandung memiliki tujuan yang spesifik dan terukur (Specific
3. Dampak penerapan metode SMART terhadap and Measurable), dapat diraih/realistis
kepuasan kerja karyawan PT BJB Tbk. Cabang (Attainable), relevan dan berjangka waktu
Utama Bandung. (Relevant and Timely). Tujuan yang dirumuskan
dalam metode SMART sebagai sasaran-sasaran
yang terukur secara otomatis akan lebih
KAJIAN PUSTAKA memotivasi daripada target yang tidak jelas.
Penilaian Kinerja Paul J. Meyer mendeskripsikan karakteristik
Penilaian kinerja merupakan faktor kunci dalam pengukuran SMART sebagai berikut;
mengembangkan potensi pegawai secara efektif 1) Spesifik. berarti menjabarkan sasaran secara
dan efisien karena adanya kebijakan atau program jelas dan tanpa ambigu. Beberapa atribut yang
yang lebih baik atas sumberdaya manusia yang ada digunakan yaitu dengan mengevaluasi: apa
di dalam suatu organisasi. Penilaian kinerja individu yang ingin dicapai? Alasan atau keuntungan
sangat bermanfaat bagi pertumbuhan organisasi apa yang ingin diraih dengan mencapai
secara keseluruhan. Bernardin dan Russel dalam sasaran itu? Siapa saja yang terkait dan
Khaerul Umam (2010), mengemukakan bahwa berhubungan dengan pencapaian sasaran?
Penilaian kinerja adalah cara mengukur kontribusi Dimana lokasi atau fasilitas/prasarana apa saja
individu (karyawan) pada organisasi tempat yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan?
mereka bekerja. Sedangkan menurut 2) Terukur, yaitu pengukuran yang kongkrit
Sedarmayanti (2011), Penilaian kinerja adalah seperti berapa banyak atau kapan sebuah
sistem formal untuk memeriksa/mengkaji dan sasaran bisa diketahui telah dicapai. Hal ini
mengevaluasi secara berkala kinerja seserang. mesti dapat diperhitungkan dari awal
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa penetapan targetnya.
penilaian kinerja karyawan cara mengukur 3) Realistis (attainable), yaitu menekankan pada
kontribusi individu (karyawan) pada organisasi pentingnya seberapa realistis sebuah target
tempat mereka bekerja dengan sistem formal itu. Jika sasarannya terlalu jauh diluar standar,
untuk memeriksa/mengkaji dan mengevaluasi bisa menjadi demotivator karena tidak sesuai
secara berkala kinerja seserang. Penilaian kinerja dengan keahlian, kapasitas, kemampuan, serta
dikategorikan sebagai suatu yang bersifat perilaku yang dimiliki untuk meraih sasaran
evaluation dan development. Sebagai sesuatu tersebut. Sehingga kemungkinan bagaimana
81
ISEI Business and Management Review Vol. I, No. 2, September 2017, pages 79– 87
http://jurnal.iseibandung.or.id/index.php/ibmr
Jurnal ISEI
sebuah tujuan dapat diraih bisa terjawab banyaknya ganjaran yang diterima seorang
ketika mulai menilai sebuah kelayakan target. pekerja dan banyaknya yang mereka yakini
4) Relevan, sebuah tujuan bisa saja spesifik, seharusnya mereka terima.
terukur, realistis, dan ada batas waktu, namun Kepuasan kerja mempunyai banyak dimensi,
jika tidak relevan terhadap atasan, manajemen secara umum adalah kepuasan dalam pekerjaan itu
dan perusahaan secara keseluruhan maka sendiri, gaji, pengakuan, hubungan antara
tidak akan didukung penuh oleh tim kerja atau supervisor dengan tenaga kerja, dan kesempatan
rekan/mitra kerja yang lain. untuk maju. Setiap dimensi menghasilkan perasaan
5) Timely, ukuran waktu dengan kerangka waktu puas secara keseluruhan dengan pekerjaan itu
dalam memulai serta tenggat waktu yang sendiri. Tolak ukur tingkat kepuasan yang mutlak
diharapkan untuk bisa menyelesaikan sasaran tidak ada, karena setiap individu pegawai berbeda
yang telah ditetapkan. Perhitungan ini bisa standar kepuasannya. Indikator kepuasan kerja ini
diuraikan dengan memilah strategi menjadi dapat diukur dengan kedisiplinan, moral kerja, dan
taktik jangka pendek atau aktivitas harian, lalu labour turnover yang kecil, maka secara relatif
taktik jangka menengah, dan jangka panjang kepuasan kerja pegawai baik tetapi sebaliknya jika
atau tahunan serta lima tahunan supaya kedisiplinan, moral kerja dan labour turnover
indikator-indikator yang menunjukkan besar, maka kepuasan kerja pegawai pada
kemajuan menuju pencapaian dapat dievaluasi perusahaan dinilai kurang.
dan dire-evaluasi.
Kerangka Pemikiran
Kepuasan Kerja Tidak bisa dipungkiri bahwa kinerja karyawan tidak
Mengutip pendapat Locke, Luthans (2005) bisa berlaku konstan, artinya pada suatu waktu
mengemukakan bahwa kepuasan kerja merupakan kinerja mereka akan turun atau meningkat, karena
keadaan emosional yang positif dari seseorang dipengaruhi oleh berbagai faktor perilaku seperti
yang ditimbulkan dari penghargaan atas sesuatu demotivasi, stress, kepuasan kerja, penempatan
pekerjaan yang telah dilakukannya. Kepuasan kerja yang tidak sesuai, perasaan diperlakukan tidak adil
ini merupakan prestasi yang dicapai seseorang dan sebagainya. Oleh karena itu untuk dapat terus
yang dibandingkan dengan seberapa baik memantau kinerja karyawa perlu dilakukan
pekerjaannya menyediakan sesuatu yang berguna evaluasi atau penilaian kinerja yang time-ly. Proses
baginya. Definisi yang lebih komprehensif meliputi penilaian berkorelasi efektif dengan tingkat
reaksi atau kognitif, afektif, dan evaluatif dan kepuasan dan keterlibatan karyawan yang lebih
menyatakan bahwa kepuasan kerja adalah tinggi (Dechev, 2010), sistem penilaian kinerja yang
”keadaan emosi yang senang atau emosi positif tidak efektif akan menciptakan kekacauan dan
yang berasal dari penilaian pekerjaan atau kebingungan dari atas ke bawah sebagai akibatnya
pengalaman kerja seseorang.” Kepuasan kerja peluang sukses dan pertumbuhan organisasi akan
adalah hasil dari persepsi pegawai mengenai turun (Khan, 2008), penilaian karyawan
seberapa baik pekerjaan mereka memberikan hal mendorong pemantauan kinerja tanpa
yang dinilai penting. Terdapat tiga dimensi yang konsekuensi moneter, memiliki efek yang
diterima secara umum dalam kepuasan kerja. merugikan pada tingkat kepuasan kerja
1) Kepuasan kerja merupakan respons (Kampköttert, 2014).
emosional terhadap situasi kerja. Dengan Penilaian kinerja dapat membantu meningkatkan
demikian, kepuasan kerja dapat dilihat dan kinerja karyawan dengan cara membantu mereka
dapat diduga. agar menyadari dan menggunakan seluruh potensi
2) Kepuasan kerja sering ditentukan menurut mereka dalam mewujudkan tujuan organisasi.
seberapa baik hasil yang dicapai memenuhi Dapat memberikan informasi kepada karyawan
atau melampaui harapan. dan pimpinan sebagai dasar untuk mengambil
3) Kepuasan kerja mewakili beberapa sikap yang keputusan yang berkaitan dengan pekerjaan.
berhubungan. Disamping itu penilaian kinerja bermanfaat bagi
Menurut Malthis (2006) kepuasan kerja adalah organisasi untuk melakukan penyesuaian
keadaan emosi yang positif dari mengevaluasi kompensasi; perbaikan kinerja; merencanakan
pengalaman kerja seseorang. Ketidakpuasan kerja kebutuhan latihan dan pengembangan;
muncul saat harapan-harapan ini tidak terpenuhi. pengambilan keputusan untuk penempatan,
Sementara Robbins (2010) mendefinisikan promosi, mutasi, pemecatan, pemberhentian, dan
kepuasan kerja sebagai suatu sikap umum perencanaan tenaga kerja; penelitian pegawai dan
terhadap pekerjaan seseorang, selisih antara membantu analisis terhadap kesalahan desain
82
ISEI Business and Management Review Vol. I, No. 2, September 2017, pages 79– 87
http://jurnal.iseibandung.or.id/index.php/ibmr
Jurnal ISEI
METODE
Gambar 3. Diagram Alur (Path Diagram) atau
Jenis penelitian adalah deskriptif verifikatif karena Outer Model
penelitian ini bertujuan mengeksplorasi dan
menganalisis variabel-variabel Penilaian Kinerja 4. Goodness of Fit Outer Model (model
pada Bank BJB Cabang Utama Bandung. Data yang pengukuran)
diperlukan dalam penelitian ini terdiri dari data a) Convergent Validitas Korelasi antara skor
primer dan data sekunder. Data sekunder indikator refleksi dan skor variabel laten,
diperoleh dari dokumen–dokumen perusahaan dengan menggunakan loading faktor 0.5
dan buku–buku literatur serta browsing internet sampai 0.6 digunakan pada tahap awal
yang memberikan informasi tentang penilaian dan pengembangan.
kepuasan karyawan. Sedangkan data primer b) Discriminant Validity Mengukur indikator
diperoleh melalui observasi atau pengamatan refleksi yang berdasarkan pada cross
langsung dari perusahaan, baik itu melalui loading dengan variabel laten. Kemudian
observasi, kuesioner dan wawancara secara membandingkan nilai square rool of
langsung dengan subyek dan atau responden average variance extracted (AVE) pada
penelitian. setiap konstruk dengan mengkorelasikan
Subyek dari penelitian ini adalah para karyawan antara konstruk yang lain dengan model,
bank, dengan unit analisis semua bagian di PT BJB nilai pengukuranya harus lebih besar dari
Tbk Cabang Utama Bandung dengan jumlah 0,50.
populasi sebanyak 931 orang. Dengan jumlah c) Composite Reliability Indikator blok yang
populasi 931, pengambilan sampel digunakan mengukur konsisten internal dari indikator
teknik pengambilan sampel dengan menggunakan yang membentuk konstruk, menunjukkan
rumus Slovin, yaitu: derajat yang mengindentifikasi common
n = N/(1 + N(e)2. laten (unobserved) reliabilitas komposit
Dari teknik tersebut dengan derajat kepercaaan memiliki nilai ˃ 0.7. 5) .
90%, maka diperoleh jumlah sampel minimal
sebanyak n = 931/(1 + 931(10%)2) atau n= 90,30.
Untuk menjelaskan item pertanyaan dari variabel 5. Pengujian Hipotesis
sistem penilaian kinerja, dan kepuasan kerja yang Pengujian Hipotesis menggunakan uji t. Pengujian
sudah dijawab oleh para responden, selanjutnya
83
ISEI Business and Management Review Vol. I, No. 2, September 2017, pages 79– 87
http://jurnal.iseibandung.or.id/index.php/ibmr
Jurnal ISEI
dilakukan dengan t-test pada inner model yang diperoleh dari kuesioner menunjukkan
diperoleh p-value ˂ 0,005 (alpha 5%), pengujian bahwa nilai rata-rata untuk dimensi ini
tersebut berarti terdapat pengaruh yang tergolong pada kategori sedang. Hal ini berarti
bermakna variabel laten yaitu variabel sistem bahwa sasaran yang sudah ditentukan cukup
penilaian kinerja terhadap variabel laten lainya ralistis untuk dicapai. Namun bebera indikator
yaitu variabel kepuasan kerja dan variabel stres seperti: Standar sasaran, keahlian, kapasitas,
kerja. dan rasa malas tergolong rendah. Hal ini
berarti indikator tersebut masih tidak realistis
untuk dicapai atau mencapai sasaran.
HASIL DAN PEMBAHASAN Sementara indikator tekanan dan apatis
tergolong sedang, dimana ini menujukkan
1. Penilaian Kinerja SMART pada Karyawan Bank bahwa indikator tersebut cukup realistis.
BJP Pusat Analisis berikutnya dilakukan pada dimensi
Analisis untuk variabel Penilaian Kinerja “relevant”. Hasil perhitungan skor dari data
karyawan menggunakan metode SMART di yang diperoleh dari kuesioner menunjukkan
Bank BJP Pusat dimulai dari dimensi bahwa nilai rata-rata untuk dimensi ini
“Specific”. Hasil perhitungan skor dari data tergolong pada kategori rendah. Hal ini berarti
yang diperoleh dari kuesioner menunjukkan bahwa sasaran yang sudah ditentukan kurang
bahwa nilai rata-rata untuk dimensi ini adalah atau tidak relevan dengan dengan kondisi
Sedang. Namun terdapat 2 indikator yang yang ada di dalam organisasi, seperti
tergolong ke dalam kategori rendah, yaitu: kesesuaian dengan tujuan organisasi, dengan
pekerjaan yang ingin dicapai dan terlibat upaya yang harus dilakukan, dengan keahlian
dalam pekerjaan. Hal ini berarti bahwa sasaran yang dimiliki dan kesesuaian dengan
pekerjaan karyawan bank PT. BJB Tbk. Cabang kebutuhan.
Utama Bandung sedikitnya sudah dijabarkan Analisis terakhir dari penilaian kinerja SMART,
cukup spesifik. Akan tetapi masih banyak dilakukan pada dimensi “timely”. Hasil
karyawan yang merasa bahwa sasaran perhitungan skor dari data yang diperoleh dari
pekerjaan yang ingin dicapai masih belum kuesioner menunjukkan bahwa nilai rata-rata
terjabarkan secara spesifik, namun alasan atau untuk dimensi “timely” atau waktu penilaian
keuntungan yang akan diperoleh jika sasaran tergolong pada kategori rendah. Hal ini berarti
tercapai menurut mereka sudah spesifik, bahwa penilaian waktu penilaian belum
hanya saja keterlibatan karyawan dalam dirumuskan tenggat waktu untuk
mencapai sasaran tersebut masih agak menyelesaikan sasaran yang sudah ditentukan.
ambigu. Sementara fasilitas dan atau Berdasarkan analisis yang dilakukan terhadap
prasarana yang diperlukan dalam mencapai variabel penilaian kinerja dengan
sasaran tersebut sudah cukup spesifik. menggunakan metode SMART, secara
Analisis berikutnya dilakukan pada dimensi keseluruhan variabel penilaian kinerja ini
“Measurable” , Hasil perhitungan skor dari berada dalam kategori sedang. Hal ini
data yang diperoleh dari kuesioner menunjukkan bahwa bank PT. BJB Tbk.
menunjukkan bahwa nilai rata-rata untuk Cabang Utama Bandung belum dapat
dimensi ini tergolong pada kategori sedang. menggunakan metode SMART, karena
Hal ini menunjukkan bahwa sasaran pekerjaan indikator-indikator yang harus digunakan
yang dilakukan sudah cukup terukur. Akan dalam metode SMART ini belum dapat
tetapi indikator jumlah sasaran yang akan dilakukan oleh bank PT. BJB Tbk. Cabang
dicapai masih tergolong rendah artinya jumlah Utama Bandung.
sasaran yang akan dicapai belum begitu jelas
berapa-berapanya. Namun waktu pencapai 2. Kepuasan Kerja Karyawan Bank BJP Pusat di
sasaran cukup terukur dimana setiap sasaran Kota Bandung
harus dapat dicapai dalam waktu yang cepat. Analisis variabel Kepuasan Kerja karyawan di
Sementara itu jarak antara satu sasaran Bank BJP Pusat dimulai dari dimensi
dengan sasaran lainnya juga tergolong “Pekerjaan itu sendiri”. Hasil perhitungan skor
kategori rendah, hal ini disebabkan belum dari data yang diperoleh dari kuesioner
terukurnya jumlah sasaran yang ditetapkan. menunjukkan bahwa nilai rata-rata untuk
Analisis berikutnya dilakukan pada dimensi dimensi ini tergolong pada kategori tinggi. Hal
“Attainable". Hasil perhitungan skor dari data ini menunjukkan bahwa karyawan merasa
84
ISEI Business and Management Review Vol. I, No. 2, September 2017, pages 79– 87
http://jurnal.iseibandung.or.id/index.php/ibmr
Jurnal ISEI
bahwa pekerjaan yang sedang mereka hadapi kentalnya unsur senioritas di kalangan
menarik dan menantang, tidak membosankan karyawan. sementara untuk kerjasama
dan dengan pekerjaan tersebut membuat diantara sesama rekan dirasa cukup
mereka memiliki status yang cukup dipandang. memuaskan oleh para karyawan.
Analisis berikutnya dilakukan pada dimensi Analisis terakhir dari kepuasan kerja dilakukan
“Upah/gaji”. Hasil perhitungan skor dari data pada dimensi “Kondisi kerja/lingkungan kerja.”
yang diperoleh dari kuesioner menunjukkan Hasil perhitungan skor dari data yang
bahwa nilai rata-rata untuk dimensi ini diperoleh dari kuesioner menunjukkan bahwa
tergolong pada kategori sedang. Hal ini nilai rata-rata untuk dimensi ini tergolong pada
menunjukkan bahwa karyawan merasa bahwa kategori rendah. Hal ini menunjukkan bahwa
sistem upah atau gaji yang ada di bank BJB Kondisi kerja/lingkungan kerja yang ada atau
cukup mememuaskan, akan tetapiuntuk terjadi di lingkungan bank BJB tidak
besarannya karyawan merasa bahwa jumlah mememuaskan. Hal terjadi dikarenakan
gaji yang terima masih belum memuaskan. mereka menganggap bahwa tempat kerja
Namun untuk masalah ketepatan waktu mereka kurang bersih, kurang nyaman dan
penerimaan dan komponen gaji di dalamnya memiliki kebisingan yang tinggi sehingga
mereka merasa puas. membuat kenyamanan dalam bekerja menjadi
Analisis berikutnya dilakukan pada dimensi kurang memuaskan.
“Promosi”. Hasil perhitungan skor dari data Berdasarkan analisis yang dilakukan terhadap
yang diperoleh dari kuesioner menunjukkan variabel kepuasan kerja, secara keseluruhan
bahwa nilai rata-rata untuk dimensi ini variabel kepuasan kerja di bank PT. BJB Tbk.
tergolong pada kategori tinggi. Hal ini Cabang Utama Bandung berada dalam
menunjukkan bahwa karyawan merasa bahwa kategori sedang. Hal ini menunjukkan bahwa
sistem promosi yang ada di bank BJB bank PT. BJB Tbk. Cabang Utama Bandung
mememuaskan, akan tetapi untuk aturan belum dapat memberikan kepuasan yang
promosi mereka masih merasa belum puas, tinggi terhadap para karyawannya.
artinya menurut mereka masih ada ketidak
jelasan berkaitan dengan bagaimana aturan Analisis verifikatif
untuk dapat dipromosikan sementara jalur dan Analisis ini dilakukan untuk mem-verifikasi
kesempatan cukup terbuka. hubungan antara variabel-variabel dalam
Analisis berikutnya dilakukan pada dimensi penelitian. Dalam penelitian ini diprediksi bahwa
“Supervisi”. Hasil perhitungan skor dari data variabel penilaian kinerja memiliki hubungan
yang diperoleh dari kuesioner menunjukkan dengan variabel kepuasan kerja. Untuk melakukan
bahwa nilai rata-rata untuk dimensi ini analisis ini perlu digambarkan model hubungan
tergolong pada kategori sedang. Hal ini diantara kedua variabel tersebut seperti yang ada
menunjukkan bahwa supervisi yang dilakukan pada gambar 4
di bank BJB cukup mememuaskan. Hal ini
terjadi dikarenakan mereka menganggap
hanya pengawasan yang dilakukan dengan
ketat sementara untuk pengendalian belum
sepenuhnya dilakukan oleh para supervisor.
Terlebih lagi karyawan menganggap bahwa
Gambar 4. Model hubungan variabel
supervisor minim atau kurang dalam meberi
arahan kepada para karyawan.
Dalam gambar tersebut dapat diketahui bahwa R2
Analisis berikutnya dilakukan pada dimensi
(R square) untuk variabel kepuasan kerja adalah
“kelompok kerja.” Hasil perhitungan skor dari
0,889 ini berarti bahwa hal ini berarti bahwa variasi
data yang diperoleh dari kuesioner
kepuasan kerja (KK) dapat dijelaskan oleh konstruk
menunjukkan bahwa nilai rata-rata untuk
penilaian kinerja SMART sebesar 88,9% dan sisanya
dimensi ini tergolong pada kategori sedang.
dijelaskan oleh variabel lain. Nilai R-square
Hal ini menunjukkan bahwa Kondisi Kelompok
tersebut berada di atas 50% memiliki korelasi yang
kerja yang ada atau terjadi di lingkungan bank
kuat.
BJB cukup mememuaskan. Hal terjadi
Tahap selanjutnya adalah melakukan perhitungan
dikarenakan mereka menganggap keramahan
(calculate) bootstraping dengan kasus per sampel
sesama rekan kerja belum begitu terlihat dan
terasa, hal bisa jadi diakibatkan masih
sebanyak 98, hasil kalkulasi tersebut
ditunjukan seperti pada tabel berikut.
85
ISEI Business and Management Review Vol. I, No. 2, September 2017, pages 79– 87
http://jurnal.iseibandung.or.id/index.php/ibmr
Jurnal ISEI
86
ISEI Business and Management Review Vol. I, No. 2, September 2017, pages 79– 87
http://jurnal.iseibandung.or.id/index.php/ibmr
Jurnal ISEI
of Economics of Business Department of Econom- Khan, Ayaz. Performance Appraisal’s Relation with
ics August 2010 Productivity and Job Satisfaction. PhD Scholar,
Prasad, Parveen. 2015. PERFORMANCE APPRAISAL: An Department of Management Science, Qurtuba
Empirical Study to understand Job Satisfaction University of Science & IT, D.I.Khan, Pakistan.
and Motivation of personnel through the system. Kampkötter, Patrick. 2014. Performance Appraisals
International Journal of Engineering and Applied and Job Satisfaction. SOEP papers on Multidisci-
Sciences (IJEAS) ISSN: 2394-3661, Volume-2, Is- plinary Panel Data Research,University of Co-
sue-4, April 2015 logne, June 2014.
87