Anda di halaman 1dari 4

Meringkas Materi Konsep, Prinsip Promosi Kesehatan

dan Level Pencegahan

Oleh :

Ni Made Wianda Ambarsari (C1121031)

Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Bina Usada Bali

Tahun Ajaran 2022/2023


A. Pada bagian ini akan dijabarkan konsep secara umum terkait pendidikan
kesehatan masyarakat yang terdiri dari:

Beberapa ahli telah merumuskan berbagai macam definisi terkait pendidikan


kesehatan berdasarkan paradigma masing-masing, di antaranya sebagai
berikut.

1) Wood (1926) (dalam Suliha dkk., 2001) secara garis besar berpendapat
bahwa pendidikan kesehatan adalah serangkaian pengalaman yang
memengaruhi sikap, pengetahuan, maupun habituasi seorang individu
berkaitan dengan hidup sehat, baik dalam level individu, masyarakat
maupun suatu ras.
2) Nyswander (1974) secara garis besar berpendapat bahwa sebenarnya
pendidikan kesehatan bukanlah suatu kumpulan prosedur atau proses
pentransferan materi dari suatu individu ke individu lainnya. Akan tetapi,
pendidikan kesehatan lebih mengarah kepada suatu proses dinamis terkait
perubahan perilaku. Perubahan perilaku yang bersifat dinamis ini yaitu,
proses seseorang akan memilih untuk menolak atau menerima terhadap
suatu informasi maupun aktivitas yang bersifat baru baginya, dengan
tujuan untuk mencapai derajat kesehatan secara optimal.
B. Prinsip-prinsip Promosi Kesehatan
a.       Promosi Kesehatan (Health Promotion), yang diberi definisi :
Proses pemberdayaan masyarakat untuk memelihara, meningkatkan
dan melindungi kesehatannya (the process of enabling people to
control over and improve their health), lebih luas dari Pendidikan atau
Penyuluhan Kesehatan. Promosi Kesehatan meliputi Pendidikan/
Penyuluhan Kesehatan, dan di pihak lain Penyuluh/Pendidikan
Kesehatan merupakan bagian penting (core) dari Promosi Kesehatan.
b.     Promosi Kesehatan adalah upaya perubahan/perbaikan perilaku di
bidang kesehatan disertai dengan upaya mempengaruhi lingkungan
atau hal-hal lain yang sangat berpengaruh terhadap perbaikan perilaku
dan kualitas kesehatan
c. Promosi Kesehatan juga berarti upaya yang bersifat promotif
(peningkatan) sebagai perpaduan dari upaya preventif (pencegahan),
kuratif (pengobatan) dan rehabilitatif (pemulihan) dalam rangkaian
upaya kesehatan yang komprehensif.
d.   Promosi kesehatan, selain tetap menekankan pentingnya pendekatan
edukatif yang selanjutnya disebut gerakan pemberdayaan masyarakat,
juga perlu dibarengi dengan upaya advokasi dan bina suasana (social
support).
e.    Promosi kesehatan berpatokan pada PHBS yang dikembangkan
dalam 5 tatanan yaitu di rumah/tempat tinggal (where we live), di
sekolah (where we learn), di tempat kerja (where we work), di tempat-
tempat umum (where we play and do everything) dan di sarana
kesehatan (where we get health services).
f. Pada promosi kesehatan, peran kemitraan lebih ditekankan lagi, yang
dilandasi oleh kesamaan (equity), keterbukaan (transparancy) dan
saling memberi manfaat (mutual benefit). Kemitraan ini dikembangkan
antara pemerintah dengan masyarakat termasuk swasta dan Lembaga
Swadaya Masyarakat, juga secara lintas program dan lintas sektor.
g. Promosi Kesehatan sebenarnya juga lebih menekankan pada proses
atau upaya, dengan tanpa mengecilkan arti hasil apalagi dampak
kegiatan. Jadi sebenarnya sangat susah untuk mengukur hasil kegiatan,
yaitu perubahan atau peningkatan perilaku individu dan masyarakat.
Yang lebih sesuai untuk diukur: adalah mutu dan frekwensi kegiatan
seperti: advokasi, bina suasana, gerakan sehat masyarakat, dll

C. Level Pencegahan

Lima(5) tingkat pencegahan (five level of prevention) dari Leavel and Clark.

a. Promosi Kesehatan.

b. Perlindungan khusus (specific protection).

c. Diagnosis dini dan pengobatan segera (early diagnosis and prompt


treatment).

d. Pembatasan cacat (disability limitation)

e. Rehabilitasi (rehabilitation)

Dalam perkembangan selanjutnya untuk mengatasi masalah kesehatan


termasuk penyakit di kenal tiga tahap pencegahan

1. Pencegahan primer: promosi kesehatan (health promotion) dan


perlindungan khusus (specific protection).

2. Pencegahan sekunder: diagnosis dini dan pengobatan segera (early


diagnosis and prompt treatment), pembatasan cacat (disability limitation)

3. Pencegahan tersier: rehabilitasi

Anda mungkin juga menyukai