PRODI S1 PPB/BK-FIP
SKOR:
KELAS: BK D REGULER 21
1
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur kami ucapkan kepada Allah SWT, atas berkat rahmat dan hidayah-
Nya sehingga kami dapat menyelesaikan Mini Riset (MR) untuk memenuhi tugas mata kuliah
Profesi Kependidikan ini dengan tepat waktu meskipun masih banyak kekurangan dan jauh dari
kata kesempurnaan. Dan juga kami berterima kasih kepada Bapak ALBERT PAULI SIRAIT ,
S.Pd, M.Hum, selaku Dosen mata kuliah Profesi Kependidikan telah memberikan tugas ini
kepada kami Kelompok 7.
Kami menyaydari bahwa di dalam Mini Risetg (MR) ini masih banyak kekurangan dan
kekeliruan, baik dari segi penulisan, tata bahasa dan serta penulisannya. Oleh karena itu Kami
mengharapkan adanya kritik dan saran yang bersifat membangun, guna menjadi lebih baik
dimasa yang akan dating. Semoga Mini Riset (MR) Kami ini dapat dipahami dan berguna bagi
siapapun yang membacanya. Sebelumnya Kami Kelompok 7 mohon maaf apabila terdapat
kesalahan kata-kata yang kurang berkenan. Terima kasih.
KELOMPOK 7
2
DAFTAR PUSTAKA
BAB I PENDAHULUAN
BAB IV PEMBAHASAN
A. Analisa Penelitian......................................................................................... 9
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ................................................................................................... 10
B. Saran ............................................................................................................. 10
DAFTAR PUSTAKA
3
BAB I
PENDAHULUAN
Sebagai ikhtiar untuk mencapai tujuan Pendidikan Nasional seperti yang telah diamanatkan
dalam pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa dan
mengembangkan manusia seutuhnya maka sangat dibutuhkan peran pendidik yang profesional.
Sesuai dengan Undang-undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional, jabatan guru sebagai pendidik merupakan jabatan profesional. Oleh sebab
itu guru dituntut agar terus mengembangkan kapasitas dirinya sesuai dengan perkembangan
jaman, ilmu pengetahuan dan teknologi, serta kebutuhan masyarakat termasuk kebutuhan
terhadap sumber daya manusia yang berkualitas dan memiliki kapabilitas untuk mampu bersaing
baik di forum regional, nasional mupun internasional
Namun pada kenyataanya, masih banyak ditemui menjadi guru seperti pilihan profesi
terakhir. Kurang bonafide, jika sudah tidak ada lagi pekerjaan yang maka profesi sebagai guru
yang menjadi pilihan. Bahkan guru ada yang dipilih secara asal, yang penting ada yang
mengajar. Padahal guru adalah operator sebuah kurik ulum pendidikan. Ujung tombak pejuang
pemberantas kebodohan. Bahkan guru adalah mata rantai dan pilar peradaban dan benang merah
bagi proses perubahan dan kemajuan suatu masyarakat atau bangsa.
B. Rumusan Masalah
4
BAB II
LANDASAN TEORI
Meski guru telah diakui sebagai profesi, pendidikan untuk profesi guru baru dirintis. Saat
ini, lanjutnya, sarjana pendidikan (S.Pd) sebenarnya belum menjadi guru Mereka perlu
bersertifikasi untuk bisa jadi guru. "Ke depan, modelnya tidak seperti itu. Mereka yang sudah
S.Pd belum boleh ngajar tapi harus masuk pendidikan profesi dul. Jadi, pendidikan profesi
melekat dalam PT, persis seperti dokter. Sarjana kedokteran tidak bisa praktik di posyandu, harus
kut pendidikan profesi dulu," ungkapnya. Kedua, dari sisi distribusi guru Wahupun guru di
Indonesia memiliki rasio nasional yang baik, 1:17 sampai 1:20, persoalan distrbusi mash menjadi
masalah. Ada satu tempat yang kelebihan guru tapi di tempat lain justru kekurangan.
Untuk itu, M Nuh mengaku sudah mengusulkan merevisi UU tersebut dan dilarapkan
rampung tahun ini. "Karena pendidikan bukan urusan kabupaten/kota tapi urusan bersama yakni
pusat, provinsi dan kabupaten/kota. Kenadian dibagi kewenangan di antara ketiganya sehingga
mobiitas guru akan lebih baik dari segi pendistribusian" urai M Nuh.Persoalan ketiga,
tambahnya, terkait kualitas. M Nuh mengungkapkan, peringkatan kualtas guru tidak pernah
berhenti karena guru mengajar ke depan yang akan terus mengalami perubahan. Schingga
peningkatan kualitas guru harus terus ditingkatkan.
"Tapi diharapkan ada modal dasar yang dimiiki oleh guru yaitu mampu belajar atau
meningkatkan kemampuan secara mandiri. Guru adalah pembelajar sejati sekaligus sumber
keteladanan sejati. Jika itu bisa dilakukan ditambah dengan pelatihan berkelanjutan, distribusi
berjalan baik, pabriknya juga baik, maka kesejahteraan guru akan terjamin lewat UU," tutup
mantan Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) itu.
5
Menurut Anwar dan Sagal ada empat hal yang perl dibahas mengenai permasalahan
profesi dalam pendidikan yatu :
Pada dasarnya pengajaran merupakan bagian profesi yang memiliki ilmu maupun
teoritikal, ketrampilan, dan mengharapkan ideobgi profesional tersendiri. Oleh sebab itu,
seseorang yang bekerja di institusi pendidikan dengan tugas mengajar jika diukur dari teori dan
praktek tentang suatu pengetahuan yang mendasarinya, maka guru juga merupakan profesi
sebagaimana profesi hin
Disiplin profesi guru memiliki hubungan dengan anak didik dimana para guru harus
melaksanakan tugasnya dengan penuh gairah, keriangan, kecekatan (exhilaration), dan metode
yang bervariasi dalam mendidik anak-anak. Perxiklik profesional memberi bantun sampai turtas
(advocation) kepada ank didik. Jadi guru yang profesional tidak hanya terkonsentrasi pada materi
pelajaran, tetapi mereka juga memperhatikan situasi-situasi tertentu. Guru telh mendapat
pengetahuan melalui perxiiikan profesional keguruaan. Dengan dasar itu, menunjukkan bahwa
yang berhak mengadvokasi dala pendidikan untuk anak hinya otoritas guru. Walaupun secara
gains besar gura mengujar dan membantu anak didik memperoich ilmu pengetahuan, maka
otontas guru ada pada subjek pengajaran, dan pendklikan.
Kebebasan akademik adalah kebebasan yang memberi kebebasan berkreasi dalam suatu
forum dalam Ingkup kebenaran. Dalam kasus ini secara positif guru memiliki tanggung jawab
keilmuwan. Guru bekerja bukan atas tekanan kebutuhan belajar muridnya, tetapi atas tuntutan
profesional, dan ini adalah batas kebebasan yang dimaksud. Tetapi guru tidak mengabaikan
kebutuhan belajar muridnya. Makanya demonstrasi pemboikotan untuk menuntut kesejahteraan
bagi guru dengan mengorbankan tugas mengajar adalah tidak tepat. Kebebasan akademik bukan
berarti bebas otonomi, bebas dari aturan disiplin tetapi perlu melegitimasi permintaan sejawat,
murid, dan profesionalsmenya sendiri. Secara akademik, guru bebas menyelidiki dan
mengekspresikan kebenaran tampa tuntutan orang hin, bebas mengajak muridnya mendiskusikan
secara kritis topik-topik yang kontroversial, agar lebih kritis serta mampu mengerti apa dan
bagaimana. Jadi academic freedom adalah suatu konsep yang mulia dan mendasar serta
memberikan kebebasan akademik kepada anak didik tanpa suatu tekanan atau paksaan dan
mereka bisa memutuskan apa kursus dan kajian yang mereka kaitkan.
Responsible maksudnya memiliki otoritas untuk mampu membuat suatu keputusan tanpa
supervisi. Sedangkan accountibility adalah tanggung jawab atau bisa dipertanggungjawabkan
6
atas suatu tindakannya. Sehingga penekanannya adahh cara guru mempertanggungjawabkan
keputusannya tentang apa yang diajarkan. kapan diajarkannya dan bagaimana mengajarkannya
berdasarkan otortas profesionalnya sendiri sebagai perpaduan kompetensi disiplin, metode dan
pengajaran keilmuannya.
7
BAB III
METODE PENELITIAN
Penelitian ini dilakukan atau dilaksanakan pada tanggal 23 Mei 2022. Penelitian ini
dilakukan secara daring dan bertempat di rumah masing-masing dikarenakan kondisi
yang tidak memungkinkan untuk penelitian langsung ke lapangan.
B. Subjek Penelitian
Subjek penelitian yang dilakukan adalah seorang guru bahasa Indonesia di sekolah Y
Penelitian ini akan menggunakan teknik wawancara secara langsung kepada guru
yang bersangkutan dengan memberikan beberapa pertanyaan kepada guru tersebut.
D. Prosedur Penelitian
8
BAB IV
PEMBAHASAN
A. Analisa Penelitian
Berdasarkan hasil wawancara secara langsung kepada guru bahasa Indonesia, maka
dapat diperoleh data sebagai berikut:
Pertanyaan III :apakah ibu di sekolah ini sebagai wali kelas? atau hanya guru mata
pelajaran biasa?
Jawaban : Alhamdulillah Tahun ini saya mendapat kepercayaan menjadi wali kelas
juga, Saya menjadi wali kelas di kelas X ipa
Pertanyan IV : apakah ibu sebagai seorang guru telah memahami hal-hal yang
terkandung di dalam kode etik seorang guru?
Pertanyaa V :bagaimana cara ibu menerapkan hal-hal atau makna yang terkandung di
dalam kode etik seorang guru?
Pertanyaan VI : selama menjadi seorang guru kesulitan apa saja yang ibu rasakan,yang
sehingga menghambat profesi ibu sebagai seorang guru?
Pertanyaan VII : bagaimana cara ibu menyesuaikan diri dengan lingkungan ataupun para
siswa yang pada dasarnya memiliki karakteristik yang berbeda?
Jawaban : Dengan cara menerima segalanya dan mempelajari lingkungan nya atau
mempelajari dan memahami karakter setiap siswa yang saya ajar
Pertanyaan VIII : setelah melewati masalah-masalah tersebut solusi apa yang biasanya ibu
lakukan untuk mengatasi permasalahan tersebut?
9
Jawaban : yang pertama saya akan menentukan metode belajar yang tepat,
menciptakan suasana belajar yang menyenang kan, memberlakukan siswa saya secara adil tidak
membedakan yang satu dengan yang lain, memberi motivasi-motivasi untuk maju, dan
mendukung siswa-siswa saya untuk maju.
10
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Sebagai seorang guru hendaklah tetap mengingat dan melaksanakan kode etik guru,
dan sebagai seorang guru, harus bisa membangun suasana belajar yang efekteif dan
nyaman karena sangat berhubungan dengan keadaan siswa di dalam kelas. Juga
sebagai guru harus bisa memahami setiap karakter dari siswa nya.
B. Saran
Adapun saran yang dapat kami sampaikan ialah supaya para guru tidak akan pernah
lupa untuk menerapkan kode etik guru.
DAFTAR PUSTAKA
https://www.infodiknas.com/penerapan-kode-etik-pada-profesi-guru.html
http://jandrissky.gurusiana.id/article/2018/4/ancaman-gangguan-hambatan-dan-tantangan-
profesi-guru-di-sekolah-1484628?bima_access_status=not-logged
11