Oleh
NUGROHO PRIAMBODO
1615021029
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT karena berkat rahmat dan
hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan Laporan Kerja Praktek ini sesuai
dengan waktu yang detetapkan.
Laporan Kerja Praktek ini ditulis untuk memenuhi salah satu syarat wajib
perkuliahan jenjang Strata 1 Jurusan Teknik Mesin Universitas Lampung. Selain
itu Kerja Praktek ini bertujuan untuk mengamati dan mengetahui secara langsung
di lapangan yang terkait mesin industri dan ilmu-ilmu yang telah dipelajari saat di
perkuliahan. Pelasksanaan Kerja Praktek ini dilakukan selama satu bulan, pada
tanggal 8 Juli sampai 8 Agustus 2019 yang bertempat PT. Perkebunan Nusantara
7 unit usaha Bekri Lampung Tengah, Lampung
Selama pelaksanaan kerja praktek berlangsung dan dalam penulisan laporan ini
penulis dibantu dan diberikan saran oleh berbagai pihak sehingga terealisasinya
laporan kerja praktek. Pada kesempatan ini penulis ingin memgucapkan terima
kasih kepada:
1. Ibu Novri Tanti S.T., M.T., selaku Ketua Program Studi Teknik Mesin
Universitas Lampung.
2. Dr. Asnawi Lubis selaku Dosen Pembimbing Kerja Praktek bagi penulis.
3. Bapak Tri Sutanto S.P, selaku Manager PT. Perkebunan Nusantara 7 unit
usaha Bekri Lampung Tengah, Lampung
4. Bapak Dedi Doan Tambunan S.T, selaku Pembimbing Lapangan Kerja
Praktek di PT. Perkebunan Nusantara 7 unit usaha Bekri Lampung
Tengah, Lampung
5. Bapak Ajie Susandi S.T, selaku Koordinator Kerja Praktek PT.
Perkebunan Nusantara 7 unit usaha Bekri Lampung Tengah, Lampung
6. Segenap karyawan PT. Perkebunan Nusantara VII Unit Bekri.
Penulis menyadari bahwa masih terdapat banyak kekurangan dalam laporan kerja
praktek ini. Penulis mengharapkan kritik dan saran dari berbagai pihak untuk
kesempurnaan laporan ini. Akhir kata, semoga Laporan Kerja Praktek ini dapat
berguna dan dapat bermanfaat bagi banyak pihak dan bagi pembaca serta bagi
penulis khususnya.
Nugroho Priambodo
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR................................................................................................ii
DAFTAR ISI..............................................................................................................v
DAFTAR TABEL....................................................................................................vii
DAFTAR GAMBAR..............................................................................................viii
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................1
1.1 Latar Belakang................................................................................................................1
1.2 Lingkup............................................................................................................................2
1.3 Tujuan..............................................................................................................................2
1.4 Manfaat Penulisan............................................................................................2
1.5 Sistematika penulisan.......................................................................................3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA................................................................................4
2.1 Mesin Pengempa..............................................................................................................4
2.2 Kelelahan (fatigue)........................................................................................................10
2.3 Kelelahan yang dikarenakan benda berputar yang diberikan gaya normal ...11
2.4 Metode fatigue-life.........................................................................................................13
BAB III PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK......................................................15
3.1 Penggunaan Mesin Pres Jenis Screw Press Tipe KS-15 di PTPN 7 Unit Usaha
Bekri...............................................................................................................................15
3.2 Metode Pelaksanaan......................................................................................................16
3.3 Metode Pengambilan Data...........................................................................................19
3.4 Analisa Data...................................................................................................................19
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN..................................................................21
4.1 Screw press......................................................................................................................21
4.2 Pembahasan...................................................................................................................28
BAB V PENUTUPAN.............................................................................................30
5.1 Kesimpulan....................................................................................................................30
5.2 Saran...............................................................................................................................30
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................31
LAMPIRAN.............................................................................................................32
DAFTAR TABEL
Halaman
Halaman
Gambar 2.4. Kegagalan akibat kelelahan yang terjadi pada fillet pesawat ...........11
Salah satu perusahaan yang mengolah kelapa sawit adalah PTPN VII dimana
tempat penulis melaksanakan kerja praktek perusahaan ini terletak di
kecamatan Bekri, Lampung Tengah. Perusahaan ini mengolah kelapa sawit
dari perkebunan sendiri maupun membeli dari petani di daerah sekitar. Untuk
mengolah kelapa sawit dari TBS atau tandan buah segar hingga menjadi CPO
maupun PKO harus melewati beberapa tahapan seperti perebusan. Perebusan
ini dilakukan dalam silinder horizontal dengan memanfaatkan uap panas dari
pembangkit untuk memasak buah sawit yang masih segar hingga matang.
Proses selanjutnya ialah perontokan buah sawit yang telah dimasak hingga
buah sawit terpisah antara tankos (tandan kosong) dan brondolan sawit. Yang
ketiga adalah pelumatan brondolan sawit dengan cara melukai brondolan
sawit supaya jaringan terbuka dan memudahkan proses selanjutnya. Yang ke
4 yaitu pengepresan pada tahap ini buah sawit akan dipres hingga
mengeluarkan minyak. Yang terakhir yaitu pemurnian minyak sawit dari
residu yang terikut pada proses-proses sebelumnya hingga layak dijual.
Salah satu fase yang cukup penting dalam pengolahan kelapa sawit adalah
proses pengepresan brondolan kelapa sawit. Proses ini cukup penting
dikarenakan besarnya tekanan akan sangat berpengaruh pada jumlah minyak
yang keluar dan ketahanan mesin press itu sendiri. Pada pabrik ini mesin
press yang digunakan adalah mesin press jenis screw press tipe ks-15. Mesin
ini terdiri dari 2 buah screw yang berputar berlawanan arah dan di ujung
terdapat cone yang menekan brondolan menggunakan tekanan hidrolik.
Melihat begitu pentingnya peran screw press pada perusahaan sawit maka
penulis tertarik untuk mengambil topic analisis umur worm screw press
dengan menganalisis gaya-gaya yang bekerja pada screw. Penulis berharap
analisis ini dapat membantu perusahaan dalam memprediksi umur worm
screw press demi terjaganya produktivias perusahaan
1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari kerja praktek ini adalah sebagai berikut:
Mempelajari lebih dalam mengenai mesin pengempa.
Menganalisis umur screw pada mesin pres KS 15.
Mempelajari apakah worm screw yang digunakan akan mengalami
kegagalan atau tidak.
1.3 Lingkup
Pada kerja praktek ini, sistem yang difokuskan sesuai bidang keahlian
masing-masing seperti pada bidang teknik. Pada divisi teknik ini terdapat
berbagai macam permasalahan yang dapat diangkat sebagai laporan hasil
kerja praktek. Hal tersebut seperti pada perawatan dan pengecekan kondisi
mesin pabrik dari stasiun penimbangan hingga ke stasiun penimbunan
minyak. Laporan ini difokuskan ke analisis umur screw press.
1.4 Manfaat Penulisan
Adapun beberapa manfaat yang didapatkan dalam pengambilan topik ini:
Manfaat bagi penulis
Manfaat yang didapatkan oleh penulis selain pengalaman kerja
praktek yang dilaksanakan selama 30 hari di PTPN 7 unit bekri,
penulis juga lebih mengenal cara kerja mesin-mesin yang digunakan
untuk mengolah kelapa sawit terutama mesin screw press.
Manfaat bagi perusahaan
Perusahaan yang awalnya menggunakan jam kerja dan pengamatan
hasil dari mesin pengempa untuk melihat apakah mesin masih dalam
kondisi optimal, kini dapat melakukan analisis untuk memprediksi
kondisi mesin pengempa
Manfaat bagi jurusan
Manfaat yang didapat oleh jurusan adalah terbukanya jalan untuk
mahasiswa yang ingin kerja praktek di PTPN 7 Unit usaha Bekri, serta
jika ada mahasiswa ada yang ingin mrngambil topic yang sama,
laporan hasil kerja praktek ini dapat menjadi rujukan.
Tekanan hidrolik harus diperhatikan, yaitu sebesar 35-45 bar. Bila tekanan
terlau tinggi maka banyak biji yang pecah dan banyak serabut yang ikut ke
crude oil. Bukan hanya itu, biji yang pecah pun tidak bisa diolah kembali
pada pabrik pengolahan biji atau pko (palm kernel oil). Jika tekanan yang
diberikan terlalu rendah maka banyak minyak yang hilang. Minyak akan
mengalir melalui dinding-dinding silinder yang berlubang, sedangkan serabut
dan biji akan keluar melalui ujung pengempa dan jatuh ke bawah. Minyak
yang berhasil diperas akan melalui stasiun berikutnya untuk menyaring
berbagai kotoran yng tertinggal sampai menjadi cpo (crude palm oil) dan
dijual kepada perusahaan-perusahaan pengolahan cpo, seperti minyak goreng.
Adapun beberapa bagian- bagian mesin pengempa seperti:
2.1.1 Screw worm(ulir perah)
Ulir perah terbuat dari besi tuang yang dibentuk sedemikian rupa
sehingga menimbulkan gaya yang tetap dan terus menerus guna
memperoleh efisiensi ekstraksi yang tinggi (Gambar 2.2).
Biasanya aus akan terjadi pada screw dan tebalnya akan berkurang
sekitar 20 mm, dan untuk menambah umur penggunaan serta
menghemat biaya produksi dilakukan proses rebuild dengan
pengelasan pada 2 sisi screw dengan ketebalan sebesar 26mm
(Mulyono dkk, 1985).
Kelelahan biasanya dimulai karena adanya keretakan yang terjadi pada area
yang kritis atau tempat terjadinya konsentrasi tegangan. Sebuah pengamatan
yang dilakukan pada permukaan setelah terjadi perpatahan (Gambar 2.4)
menunjukkan keretakan terjadi dikarenakan adanya sebuah keretakan yang
amat kecil (mikroskopik) dan membuat lokasi keretakan itu menjadi lemah,
sehingga pada saat diberikan beban maksimal akan terjadi perpatahan dilokasi
tersebut. Ini dapat terjadi ketika tegangan yang diberikan melebihi tegangan
maksimal yang dimiliki oleh material tersebut yang biasanya diperoleh pada
uji tarik. Perpatahan banyak terjadi pada material yang bersifat getas. Proses
pembengkokan biasanya terjadi pada titik yang biasa disebut sebagai “beach
marks”, pada titik inilah kegagalan terjadi. Beach marks biasa disebut sebagai
batas kelelahan. Zona ini memiliki tekstur yang cukup lembut, hal ini
dikarenakan proses penekanan yang terjadi berulang kali dan proses
pengurangan pada permukaan akibat gesekan. Hal ini cukup kontras dengan
perpatahan akhir pada benda yang cukup keras. Pada benda yang bersifat
getas perpatahan akibat kelelahan sangat kecil jika dibandingkan dengan
distorsi makroskopik yang terjadi sepanjang proses dimana kegagalan
dikarenakan oleh beban statis yang besar, dan hal ini akan menyebabkan
distorsi yang besar.
Gambar 2.4. Kegagalan akibat kelelahan yang terjadi pada fillet pesawat (Juvinall
dan marshek, 2012)
Gambar 2.5. Contoh uji kelelahan R. R. Moore (Juvinall dan Marshek, 2012).
Stres pada setiap titik terjadi melalui siklus tegangan kompresi ke tegangan
tarik yang terjadi setiap poros berotasi. Tingkat tertinggi stress terjadi pada
bagian tengah. Pada tes ini diameter adalah standar 0,300 in. Jari-jari yang
cukup besar ini untuk mencegah stimulan tegangan. Berbagai bobot dipilih
untuk memberikan tingkat stres yang diinginkan. Kecepatan motor biasanya
1750 rpm. Ketika spesimen gagal, maka motor akan berhenti, kontak
pembukaan poin C dilepas, dan pemberat akan dibuka. Jumlah siklus
kegagalan ditunjukkan oleh penghitung putaran.
Gambar 2.6. Kurva S-N pada koordinat linier (Juvinall dan Marshek, 2012).
Gambar 2.7. Kurva S-N koordinat semilog (Juvinall dan Marshek, 2012).
Gambar 2.8. Kurva S-N koordinat log-log (Juvinall dan Marshek, 2012).
Gambar 2.8 menunjukkan "knee" kurva SN untuk bahan yang memiliki batas
daya tahan yang jelas. Knee ini biasanya terjadi antara 10 6 dan 107 siklus. Hal
ini merupakan sebuah persetujuan yang diasumsikan bahwa bahan besi tidak
boleh melebihi batas daya tahan jika siklus 106 atau lebih. Asumsi ini
diilustrasikan dalam kurva S-N yang umum untuk baja ditunjukkan pada
Gambar 2.7.
Karena kegagalan kelelahan terjadi pada titik yang relatif lemah, hasil tes
kelelahan memiliki hasil yang kurang baik daripada tes statis. Untuk alasan ini
digunakan pendekatan statistik untuk mendefinisikan kekuatan. Standar
deviasi dari nilai-nilai batas daya tahan umumnya di kisaran 4-9 persen dari
nilai nominal. Idealnya, standar deviasi ditentukan secara eksperimental dari
tes yang sesuai dengan aplikasi tertentu. Seringkali, 8 persen dari batas daya
tahan nominal digunakan sebagai perkiraan yang didapatkan dari deviasi
standar ketika informasi yang lebih spesifik tidak tersedia. (Juvinall dan
Marshek, 2012).
3.1 Penggunaan Mesin Pres Jenis Screw Press Tipe KS-15 di PTPN 7 Unit
Usaha Bekri.
Mesin pres tipe KS-15 digunakan di stasiun pres PTPN 7 Unit usaha Bekri
Lampung Tengah. Mesin pres ini digunakan untuk mengempa berondolan
sawit yang berasal dari stasiun penebah atau tresher. Sebelum berondolan
masuk ke dalam mesin pengempa, berondolan diaduk dengan suhu sebesar
90-95°C dan tidak boleh mencapai 100°C supaya tidak terjadi emulsi
(bersatunya minyak dan air) sehingga menyulitkan pada stasiun klarifikasi.
Pemanasan pada ketel pengadukan dilakukan dengan 2 cara.
1. Secara langsung diinjeksikan ke dalam massa adukan.
2. Secara tidak langsung, uap berada pada dinding rangkap (mantel digester).
Kapasitas mesin pres ini sebesar 15- 18 ton per jam dengan jam kerja pabrik
selama 8 jam per hari (di luar jam lembur). Lain halnya jika pabrik mengolah
TBS pada musim panen, pabrik akan mengolah selama 24 jam, sehingga akan
mempengaruhi umur screw pada mesin pres tipe KS-15. Untuk
menanggulangi penurunan performa pada screw, hal yang harus dilakukan
salah satunya adalah pengembalian dimensi screw ke keadaan semula dengan
cara hardfacing, yaitu proses pengerjaan logam dimana bahan keras atau
lebih keras diaplikasikan pada logam dasar, (dilas ke bahan dasar), dan
umumnya diperlukan elektroda khusus untuk pengelasan busur atau batang
pengisi untuk pengelasan.
3. Poros Pres
Gambar 3.3. Poros Pres
4. Press cage
Tabel 3.2. Spesifikasi press cage screw pres KS-15 berdasarkan manual
book
Technical detail Unit
Length 961 mm
Width 656 mm
Holes 32000
A B C D E
A B C D E
154 mm
tan λ=
π . 176 mm
λ=16
Maka (A) menjadi :
2
A=33646,45 mm x 0,96126
A=32342mm 2
F=64684 N
T =5692192 x 0,491
T =2812512,06 N .mm
10
1,377005908 x 10
τ nom=
637051188,2
τ nom=21,615 N /mm2
258736
σ=
38591,32
N
σ =6,7045
mm2
18046836
σ b=
292482,27
N
σ b=61,702
mm 2
( 2,5 ) 64684 N . mm
τ=
(120−46 ) mmx 1 x 35 mm
161710
τ=
2590
N
τ =62,436 2
mm
4.1.8 Batas ketahanan pada bagian ujung dari worm screw (Se)
Untuk menentukan umur dari worm screw press pada tekanan
maksimal 40 bar dalam penggunaannya diketahui nilai Sf
adalah batas kekuatan lelah untuk baja, besarnya kekuatan
lelah yang terjadi pada baja sebanding dengan tegangan geser
maksimum yang terjadi pada komponen pengujian. Batas
ketahanan Se pada bagian ujung dari worm screw press yang
dapat dihitung pada persamaan (15).
Se =k a . K b . K d . K e . S e ' (15)
Nilai Se’ pada persamaan (15) sebesar 0,54 Sut dimana Sut adalah
kekuatan tarik massimum. Untuk baja memiliki nilai sebesar
482,549 Mpa
d= √14400−2116
d=110,833mm
Kb = 1,189(110,833 mm−0,097)
Kb= 0,75
62,436 MPa
Kt=
21,615 MPa
Kt= 2,888
Ke = 0,2955
Se =5988,42 MPa
Dengan mengikuti persamaan (22)
−1 0,8 Sut
b= log
3 Se
−1 0,8(69987,8)
b= log
3 5988,42
−1
b= log 9,34975
3
b=−0,323
0,8(69987,8)2
c=log
5988,42
c=5,713
-c/b = -5,713/-0,323
-c/b = 17,702
1/b = 1/-0,323
1/b = -3,095
978 mm
t=
29,09 mm/s
t=33,61 detik
75 mm
t p=
29,09 mm/s
t p=2,578detik
3600 detik
N p=
36,188 detik
4.2 Pembahasan
Berdasarkan analisis yang dilakukan maka diketahui bahwa mesin press jenis
screw press tipe KS-15 yang bekerja pada suhu 90℃ dan tekanan kerja yang
berfluktuasi antara 30-40 bar dengan material screw yang berbahan cast
carbon steel yang memiliki sifat modulus elastisitas sebesar 200 Gpa, yield
strength sebesar 248.168 Mpa, dan ultimate tensile strength sebesar 482.549
Mpa.
5.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang didapat dari kerja praktek tentang menganalisa
umur KS-15 adalah sebagai berikut :
a. Mesin screw press KS-15 yang dimiliki oleh perusahaan PTPN 7 Unit
usaha Bekri digunakan sebagai pengempa untuk mendapatkan minyak dari
buah kelapa sawit.
b. Dari hasil perhitungan, maka screw yang ada pada mesin press KS-15
memiliki usia penggunaan selama 2192,229 jam kerja berdasarkan
perhitungan menggunakan parameter tekanan kerja sebesar 40 bar dan
suhu kerja sebesar 90℃
c. Dari hasil perhitungan dapat disimpulkan bahwa screw yang ada pada
PTPN 7 akan mengalami kegagalan karena hanya mencapai 218.718,94
siklus
5.2 Saran
Adapun saran yang dapat diberikan
1. Perusahaan baiknya memperhatikan usia alat yang digunakan berdasarkan
analisis dan bukan hasil yang didapatkan dari pengalaman operator.
2. Perusahaan baiknya melakukan maintenance secara rutin terhadap linner
(sangkar perah) agar tidak tersumbat dan mengakibatkan kerja mesin
press lebih berat.
3. Perusahaan baiknya menggunakan screw yang sesuai standar mesin yang
ada di pabrik
DAFTAR PUSTAKA
Mulyono, Siagian, H., Singgih, P., dan Suyanto (1985), “Pengolahan Minyak
Kelapa Sawit PMKS Bekri.” Tidak dipublikasikan, Lampung.
Prastyo, Syawaldi S., dan Yulianto, D., 2018. “Analisa Kegagalan dan Perbaikan
Pada Worm Screw Press Pengolahan Minyak Kelapa Sawit dengan
Metode Simulasi Pemodelan Geometric menggunakan Autodesk Inventor
2013,” Journal Renewable Energy and Mechanics (REM) Vol.01
No.02:40-4
Sitepu, T. 2010, “Analisis Umur Pemakaian Screw Press pada Mesin Pengektraksi
Minyak Mentah Kelapa Sawit.” Jurnal Dinamis Vol. 1,N0.7
LAMPIRAN
FOTO STASIUN PRESS PPKS BEKRI