Setiap Kelompok membuat tiga pertanyaan dan melakukan pertukaran pertanyaan dengan
kelompok lain. (Kelompok 3 melakukan pertukaran pertanyaan dengan kelompok 4)
Pertanyaan Kelompok 3:
1. Berikan contoh kasus di Indonesia mengenai Integrasi elit massa.
2. Bagaimana cara dan tanggapan bansa Indonesia menghadapi masalah ancaman dari
luar seperti game online dimana niat dari semua kalangan pun sulit untuk dirubah.
3. Apakah di Indoensia pernah mengalami disintegrasi? Jika ada coba jelaskan apa
kasusnya.
Dari berbagai contoh tantangan integrasi, pilihlah satu yang menurut anda paling potensial
untuk saat ini di Indonesia, kemudian kemukakan alasannya.
Jawab:
Menurut saya yang, tantangan integrasi nasional yang paling berpotensial pada masa ini
adalah integrasi nasional di dalam bidang ekonomi. Dikarenakan contoh nyata nya yang bis
akita lihat pada kondisi saat ini, dan hal tersebut adalah pengangguran yang dikarenakan
sedikitnya jumlah lapangan pekerjaan yang tersedia dan hal tersebut berpotensi menyebabkan
kemiskinan dan menurunnya kualitas SDM negara. Bisa dilihat ancaman pada bidang
ekonomi memiliki dampak yang mempengaruhi integrasi nasional pada bidang social budaya.
Jika dibiarkan, integrasi nasional tersebut akan tidak berjalan dan kondisi negara akan kacau
balau. Hal inilah yang menjadikan bidang ekonomi merupakan sektor penting yang harus
diselesaikan dulu masalahnya agar integrasi nasional dalam bidang ekonomi tersebut tidak
akan berdampak dan mempengaruhi negara tsb.
Sumber:
(https://id.m.wikipedia.org/wiki/Gerakan_Aceh_Merdeka)
(https://www.kompas.com/stori/read/2021/08/02/130000979/gerakan-aceh-merdeka-latar-
belakang-perkembangan-dan-penyelesaian?page=all)
Persoalan integrasi poiitik GAM ke dalam Republik Indonesia merupakan persoalan yang
mendasar yang terjadi dari waktu ke waktu, khususnya sejak
kemunculan GAM pada 1976 yang dianggap sebagai penghambat bagi proses integrasi
poiitik Aceh ke dalam Republik Indonesia. Dalam melihat konflik Aceh ini terdapattiga
pendekatan. Pertama, yang terjadi diAceh adalah persoalan konflik poiitik; kedua, fenomena
Aceh adalah fenomena konflik antara pusat dan daerah; ketiga, konflik Aceh adalah masalah
separatisme (pemberontakan) yang di dalamnya juga mencakup masalah integrasi dan
disintegrasi poiitik.
Alternatif penyelesaian:
Pada 26 Desember 2004, bencana gempa bumi dan tsunami besar menimpa Aceh.
Kejadian ini memaksa para pihak yang bertikai untuk kembali ke meja perundingan atas
inisiasi dan mediasi oleh pihak internasional.
Selanjutnya, tanggal 27 Februari 2005, pihak GAM dan pemerintah RI memulai tahap
perundingan di Vantaa, Finlandia.
Pada 17 Juli 2005, setelah berunding selama 25 hari, tim perunding Indonesia berhasil
mencapai kesepakatan damai dengan GAM di Vantta, Finlandia.
Penandatanganan kesepakatan damai dilangsungkan pada 15 Agustus 2005.
Proses perdamaian selanjutnya dipantau oleh tim yang bernama Aceh Monitoring Mission
(AMM) yang beranggotakan lima negara ASEAN.
Semua senjata GAM yang berjumlah 840 diserahkan kepada AMM pada 19 Desember 2005.
Kemudian, pada 27 Desember, GAM melalui juru bicara militernya, Sofyan Dawood,
menyatakan bahwa sayap militer Tentara Neugara Aceh (TNA) telah dibubarkan secara
formal.