OLEH:
KELOMPOK :1
- Cut Riska
- Nurhalimah
- Rahmat
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang maha Esa atas rahmat dan hidayah-Nya serta salawat
beserta salam kami junjungkan pada Nabi Muhammad SAW seingga kami dapat menyelesaikan
tugas makalah kuliah Mikrobiologi & Parasitologi dengan membahas CEMARAN MIKROBA
PADA SEDIAAN OBAT CAIR dalam bentuk makalah. Makalah ini guna memenuhi tugas yang
diberikan sebagai bahan pertimbangan nilai.
Semoga makalah ini, dapat bermanfaat dan menjadi sumber pengetahuan bagi pembaca. Dan
apabila dalam pembuatan makalah ini terdapat kekurangan kiranya pembaca dapat
memakluminya. Akhir kata dengan rendah hati kritik beserta saran sangat kami terima dan
apresiasi untuk penyempurnaan makalah ini. Sekian terima kasih.
BAB 1
PENDAHULUAN
Sediaan cair obat batuk merupakan sediaan yang diberikan secara oral. Diapotik sediaan ini
dibuat dalam kondisi dan ruang yang tidak aseptic sehingga kemungkinannya untuk
terkontaminasi oleh mikroba sangat tinggi terutama jika saat pembuatannya kondisi hygiene dan
sanitasi lingkungan kurang diperhatikan.
Kontainasi mikrobiologi pada obat dapat berasal dari bahan baku, udara, air, dan manusiannya
sendiri. Kehadiran mikroba didalam obat dapat mengakibatkan perubahan fisiko-kimia sehingga
khasiat dan stabilitas obat menurun dan dapat membahayakan konsumen.
Indikasi pencemaran mikroba ditunjukan dengan tingginya lempeng total bakteri dari suatu
sediaan. Pada penelitian ini, pemeriksaan lebih diarahkan pada sediaan cair obat batuk yang
diracik diapotik seperti obat batuk hitam, obat batuk putih, sirup dan suspense dimana kualitas
mikrobiologinya langsung berhubungan dengan lingkungan dan konsisi diapotik dan karyawan
yang meracik.
Pemeriksaan cuplikan dilakukan dengan jalan menguji bilangan mikroba dan mengidentifikasi
cemaran bakteri tertentu. Pengujian bilangan mikroba yang dilakukan adalah menentukan
bilangan akteri aerob dan menentukan bilangan ragi dan kapang. Identifikasi cemaran bakteri
spesifik menggunakan metode dari FIP ( Federation of Indystrial pharmacist) dan sistem API
untuk mengidentifikasi bakteri berbentuk barang dan bakteri gram negatif lainnya.
2. Pengertian Batuk
PEMBAHASAN
Pengertian sediaan farmasi dalam Undang-Undang ini diatur dalam pasal 1 ayat (4)
yaitu, sediaan farmasi adalah obat, bahan obat, obat tradisionaldan kosmetik,
dimana sediaan berupa obat yaitu semua bahan tunggal ataucampuran yang
digunakan oleh semua makhluk untuk bagian dalam maupun bagian luar, guna
mencegah, meringankan, mapupun menyembuhkan penyakit(Syamsuni, 2007).
Dalam keadaan normal saluran napas membentuk lebih kurang dari 100ml sekret
perhari, yang sebagian besar ditelan kembali. Pada keadaan sakit, produksi dahak
akan bertambah, begitu pula kekentalan nya sehingga dahak sukar dikeluarkan.
Untuk membantu pengeluaran dahak tersebut dapat digunakan dia cara yaitu
menstimulasi sekresi dahak yang lebih cair atau dengan mencairkan dahak yang
sudah ada ( Tan Hoan, 1978)
Batuk non produktif bersifat kering tanpa adanya dahak. Batuk jenis ini harus
dihentikan dengan Antihistaminika, Anesterika lokal dan zat-zat pereda dengan
kerja maksimal.
Suatu sediaan farmasi yang sudah disimpan lama sering sekali menampakan
perubahan-perubauan yang tidak diinginkan. Ada dua faktor yang mempengaruhi
perubahan tersebut yaitu :
1. Faktor dari dalam yaitu adanya jasad renik dan enzim, ion logam. Zat
organik/anorganik yang merupakan tempat hidup bagi mikrootgsnisme
2. Faktor dari luar yaitu suhu, kelembaban, udara dan cahaya yang dapat
mempercepat terjadinya reaksi-reaksi biokimia dan enzimatie yang akhirnya
mempermudah pertumbuhan mikroorganisme.
Menurut FIP 1975 untuk sediaan obat bukan steril harus memenuhi syarat sebagai
berikut:
Tabel 1. Pengamatan ini merupakan hasil dari penelitian yang menguji terdapat
tidaknya dari sediaan obat batuk yang di racik dalam apotek.
Jumlah %
Sampel yang diuji 20 100%
Sampel yang terkontaminasi oleh mikroorganisme 9 45%
patogen
Macam sampel yang terkontaminasi :
- Obat batuk hitam (OBH) 3 15%
- Sirup 1 5%
- Suspensi antasida 1 5%
- Enterobacteriaceae lain 0 0%
BAB 3
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1. Sampel yang dibuat di apotik seperti obat batuk hitam (OBH) dan obat batuk putih (OBP),
ternyata dari 10 sampel yang diperiksa hanya 3 sampel yang tidak mengandung kontaminasi
bakteri yaitu sampel B1, B2 dan D1.
2. Sampel buatan pabrik yang diracik di apotik dengan tambahan obat-obatan lain dari 10
sampel yang diperiksa hanya 2 sampel yang mengandung kontaminasi bakteri yaitu sirup (C3)
dan antasida (C4).
3. Sampel A1, E2 dan D2 ternyata mengandung sejumlah bakteri aerob di atas perbatasan yang
ditentukan oleh fip 1975.
Tingkat kontaminasi bakteri dari sampel yang dibuat di apotik ternyata lebih tinggi
dibandingkan dengan tingkat kontaminasi bakteri dari sampel yang diproduksi di pabrik dan di
apotek.
3.2 Saran
1. Obat batuk hitam (OBH) dan obat batuk putih (OBP) yang dibuat oleh apotek sebaiknya
dibuat segar dan hendaknya mencatat tanggal kedaluwarsa.
2. Sebaiknya ruangan untuk meracik ditempatkan di suatu ruangan tertentu yang mempunyai
kualitas udara yang baik. Juga, diusahakan agar orang yang keluar masuk dari ruang peracikan,
itu diusahakan seminimal mungkin.
3. Perlu diadakan penelitian cemaran mikroba terhadap sediaan lain yang diracik diapotik.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 1975. Second joint report of the committee of official laboratories and Drug control
service and section of industrial pharmacist, Pharmaceucital Acta Helvetia FIP, hal : 32-42
Anonim, 1980. Appareies ek Procedes d'Identification – API system la Belle Les Grottes. 38390
Montalieu Vercieu, France.
Anonim, 1991. Deuches arzneibuch, Ternyata edition. Deutsher Aphoteker Verlag, Frankfurt.
Tan Hoan Thai dan Raja-raja, K. 1978, Obat obat penting, khasiat, penggunaan dan efek efek
sampingnya. Edisi III , Departemen Kesehatan.
Hugo, W.B. dan Russel, 1977, Pharmaceutical Microbiology, 1 stasiun ed Blackwell scientific
Publication, London.