Anda di halaman 1dari 8

BAB II

ISI

A.Definisi Kehamilan

Kehamilan adalah suatu anugrah dari Tuhan yang perlu mendapatkan perhatian dan
dukungan dari seluruh anggota keluarga (BKKBN, 2003, p. 19). Kehamilan adalah hasil dari
pertemuan sperma dan sel telur. Dalam prosesnya, perjalanan sperma untuk menemui sel telur (ovum)
betul-betul penuh perjuangan (Maulana, 2008, p. 125).

Masa kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin. Lamanya hamil normal adalah
280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari) dihitung dari hari pertama haid terakhir. Kehamilan dibagi
dalam 3 triwulan, yaitu triwulan pertama dimulai dari konsepsi sampai 3 bulan, triwulan kedua dari
bulan keempat sampai 6 bulan, triwulan ketiga dari bulan ke-7 sampai 9 bulan (Prawiroharjo, 2008, p.
89).

B.Tanda dan Gejala Kehamilan

Tanda dan gejala kehamilan menurut Prawiroharjo (2008) dibagi menjadi 3 bagian, yaitu:

1. Tanda tidak pasti kehamilan:


a. Amenorea (tidak dapat haid) Gejala ini sangat penting karena umumnya wanita hamil
tidak dapat haid lagi. Dengan diketahuinya tanggal hari pertama haid terakhir supaya
dapat ditaksir umur kehamilan dan taksiran tanggal persalinan akan terjadi, dengan
memakai rumus Neagie: HT – 3 (bulan + 7).
b. Mual dan muntah Biasa terjadi pada bulan-bulan pertama kehamilan hingga akhir
triwulan pertama. Sering terjadi pada pagi hari disebut “morning sickness”.
c. Mengidam (ingin makanan khusus) Sering terjadi pada bulan-bulan pertama
kehamilan, akan tetapi menghilang dengan makin tuanya kehamilan.
d. Pingsan Bila berada pada tempat-tempat ramai yang sesak dan padat. Biasanya
hilang sesudah kehamilan 16 minggu.
e. Anoreksia (tidak ada selera makan) Hanya berlangsung pada triwulan pertama
kehamilan, tetapi setelah itu nafsu makan timbul lagi. 10
f. Mamae menjadi tegang dan membesar. Keadaan ini disebabkan pengaruh hormon
estrogen dan progesteron yang merangsang duktus dan alveoli payudara.
g. Miksi sering Sering buang air kecil disebabkan karena kandung kemih tertekan oleh
uterus yang mulai membesar. Gejala ini akan hilang pada triwulan kedua kehamilan.
Pada akhir kehamilan, gejala ini kembali karena kandung kemih ditekan oleh kepala
janin.

1
h. Konstipasi atau obstipasi Ini terjadi karena tonus otot usus menurun yang disebabkan
oleh pengaruh hormon steroid yang dapat menyebabkan kesulitan untuk buang air
besar.
i. Pigmentasi (perubahan warna kulit) Pada areola mamae, genital, cloasma, linea alba
yang berwarna lebih tegas, melebar dan bertambah gelap terdapat pada perut bagian
bawah.
j. Epulis Suatu hipertrofi papilla ginggivae (gusi berdarah). Sering terjadi pada
triwulan pertama.
k. Varises (pemekaran vena-vena) Karena pengaruh dari hormon estrogen dan
progesteron terjadi penampakan pembuluh darah vena. Penampakan pembuluh 11
darah itu terjadi disekitar genetalia eksterna, kaki dan betis, dan payudara.
2. Tanda kemungkinan kehamilan
a. Perut membesar Setelah kehamilan 14 minggu, rahim dapat diraba dari luar dan mulai
pembesaran perut.
b. Uterus membesar Terjadi perubahan dalam bentuk, besar, dan konsistensi dari rahim.
Pada pemeriksaan dalam dapat diraba bahwa uterus membesar dan bentuknya makin
lama makin bundar.
c. Tanda Hegar Konsistensi rahim dalam kehamilan berubah menjadi lunak, terutama
daerah ismus. Pada minggu-minggu pertama ismus uteri mengalami hipertrofi seperti
korpus uteri. Hipertrofi ismus pada triwulan pertama mengakibatkan ismus menjadi
panjang dan lebih lunak.
d. Tanda Chadwick Perubahan warna menjadi kebiruan atau keunguan pada vulva,
vagina, dan serviks. Perubahan warna ini disebabkan oleh pengaruh hormon estrogen.
e. Tanda Piscaseck Uterus mengalami pembesaran, kadang–kadang pembesaran tidak
rata tetapi di daerah telur bernidasi lebih cepat 12 tumbuhnya. Hal ini menyebabkan
uterus membesar ke salah satu jurusan hingga menonjol jelas ke jurusan pembesaran.
f. Tanda Braxton-Hicks Bila uterus dirangsang mudah berkontraksi. Tanda khas untuk
uterus dalam masa hamil. Pada keadaan uterus yang membesar tetapi tidak ada
kehamilan misalnya pada mioma uteri, tanda Braxton-Hicks tidak ditemukan.
g. Teraba ballotemen Merupakan fenomena bandul atau pantulan balik. Ini adalah tanda
adanya janin di dalam uterus.
h. Reaksi kehamilan positif Cara khas yang dipakai dengan menentukan adanya human
chorionic gonadotropin pada kehamilan muda adalah air kencing pertama pada pagi
hari. Dengan tes ini dapat membantu menentukan diagnosa kehamilan sedini
mungkin.
3. Tanda pasti kehamilan
a. Gerakan janin yang dapat dilihat, dirasa atau diraba, juga bagian-bagian janin.

2
b. Denyut jantung janin
1. Didengar dengan stetoskop-monoral Laennec
2. Dicatat dan didengar dengan alat doppler
3. Dicatat dengan feto-elektro kardiogram
4. Dilihat pada ultrasonograf. 13
c. Terlihat tulang-tulang janin dalam foto-rontgen

C.Pantangan Bagi Wanita Hamil

Bagi masyarakat Melayu, orang hamil harus menjaga setiap perkataan dan tingkah laku. Orang hamil
tidak boleh berbicara sembarangan, tidak boleh asal bicara, karena dipercaya bisa menimbulkan
akibat kepada anak yang dikandungnya kelak akan bersifat seperti itu juga.

Dalam masyarakat Melayu, orang yang sedang hamil tidak boleh menganiaya binatang ataupun
sengaja menyakitinya. Apabila wanita yang sedang hamil tersebut atau suaminya melakukan hal itu,
maka anak yang dikandungnya kelak jika sudah lahir, niscaya akan cacat, sebagai mana ayah atau
ibunya menganiaya binatang tersebut. 

Hal di atas mungkin sudah lumrah dan sering didengar. Namun masih banyak lagi pantang larang bagi
wanita yang sedang hamil yang tidak boleh dilakukan, diantaranya:

1. Tidak boleh makan sambal dalam lesung batu. Hal ini dipercaya jika kelak anaknya lahir, maka
bibir anaknya akan tebal seperti permukaan lesung batu tersebut.

2. Tidak boleh mencicipi masakan dalam sendok. Hal ini dipercaya setelah lahir dahi atau kepala
anaknya lapang/jendul.

3. Tidak boleh membelit handuk di leher. Kelak jika lahir tali pusat anak terbelit. Dari cerita seorang
teman, dirinya pernah mengalami hal seperti ini.  

4. Tidak boleh makan dalam mangkuk. Ini dipercaya kelak anak yang dilahirkan akan kuat makan.

5. Tidak boleh duduk di tengah pintu. Nah, ini tentunya cukup menakutkan bagi ibu hamil, karena jika
melakukan hal ini, maka dipercaya akan sulit dalam persalinan.

6. Tidak boleh banyak tidur siang, kelak anak di dalam perut akan besar.

7. Tidak boleh banyak menangis, nanti anaknya menjadi cengeng. Cerita ini tentu sudah sering kita
dengar, bahkan dalam masyarakat perkotaan sekalipun.

8. Tidak boleh mengomel di waktu hamil, kelak anaknya suka melawan orang tua.

3
9. Tidak boleh berbohong, kelak kepala anak besar.

10. Tidak boleh malas, kelak anaknya kemayu/gemulai.

11. Tidak boleh melihat gerhana bulan. Dikhawatirkan anak akan mendapat tanda hitam di badan.

12. Tidak boleh memaku, memahat dan sebagainya. Hal ini dikhawatirkan bayi akan mengalami bibir
sumbing.

13. Tidak boleh memasukkan kapuk ke dalam bantal. Hal ini dikhawatirkan sang ibu akan kesulitan
semasa hendak melahirkan.

14. Tidak boleh memakan makanan yang gatal, seperti sayur rebung dan lain-lain. Ini dipercaya  bayi
yang lahir kelak akan berbulu lebat, terutama di bagian wajah.

15. Tidak boleh memakai kain sarung dari kaki. Sebaliknya, ketika memakain kain sarung harus dari
atas kepala ke bawah. Ini dikhawatirkan ketika melahirkan sang bayi songsang.

Meskipun kadang dianggap aneh dan remeh, namun kebanyakan dari pantang larang ini bertujuan
untuk mendidik masyarakat agar mengamalkan nilai-nilai dan norma-norma dalam kehidupan. Inilah
yang bakal diturunkan dari satu generasi ke generasi seterusnya.

D.Upacara kehamilan Secara Umum

Membicarakan Indonesia, erat hubungannya dengan tradisi “nujuhbulanan”, perayaan usia


kandungan ibu yang mencapai bulan ketujuh. Namun, beda tempat, beda pula cara merayakannya. Di
Jawa, misalnya, ada upacara Tingkeban yang kental dengan angka 7 (7 orang kerabat dekat yang
memandikan ibu), 7 kali guyuran dengan air kembang 7 rupa, 7 kain penutup tubuh ibu saat mandi
berbeda motif, dan 7 macam buah yang disajikan sebagai rujak). Pada guyuran ketujuh akan
dimasukan belut yang akan meluncur di atas perut ibu, menandakan agar kelahiran bayi dapat berjalan
lancar (licin seperti belut).

“Nujuhbulanan” di Bali disebut dengan upacara Magedong-gedongan. Upacara ini


dilaksanakan pada saat bayi berumur 5-6 bulan Bali (kurang lebih enam bulan, dalam kalender
masehi) untuk menyucikan janin dalam kandungan, agar nantinya terlahir anak yang Suputra — posisi
bayi dalam kandungan tidak abortus dan agar ia lahir sebagai anak yang berbudi luhur. Di upacara ini
juga disediakan sajen yang terdiri dari daun Kumbang, ikan lele, ikan nyalian, belut, ikan Karpel,
tumbak tiing, dan paso dari tanah liat. Ibu hamil di Bali juga pantang mengonsumsi gurita, karena
gurita dianggap akan menyulitkan proses persalinan.

4
Di Papua, wanita hamil akan menjalani ritual isolasi dari masyarakat. Ritual ini didasari
anggapan bahwa darah yang dikeluarkan wanita pada saat menstruasi atau saat melahirkan
(persalinan) adalah darah yang membawa hal buruk bagi lingkungan sekitarnya. Aktivitas ibu hamil
seperti makan, memasak, mandi, dan tidur selama kurang-lebih 2-3 minggu terakhir menuju proses
persalinan nantinya dilakukan sendirian di tengah hutan belantara atau di pantai.

E.Upacara Adat Kehamilan

1. Upacara Mengandung Empat Bulan


Dulu Masyarakat Jawa Barat apabila seorang perempuan baru mengandung 2 atau 3 bulan belum
disebut hamil, masih disebut mengidam. Setelah lewat 3 bulan barulah disebut hamil. Upacara
mengandung Tiga Bulan dan Lima Bulan dilakukan sebagai pemberitahuan kepada tetangga dan
kerabat bahwa perempuan itu sudah betul-betul hamil.
Namun sekarang kecenderungan orang-orang melaksanakan upacara pada saat kehamilan menginjank
empat bulan, karena pada usia kehamilan empat bulan itulah saat ditiupkannya roh pada jabang bayi
oleh Allah SWT. Biasanya pelaksanaan upacara Mengandung empat Bulan ini mengundang pengajian
untuk membacakan do’a selamat, biasanya doa nurbuat dan doa lainnya agar bayinya mulus,
sempurna, sehat, dan selamat.

2. Upacara Mengandung Tujuh Bulan


Salah satu jenis upacara kehamilan yang dilakukan setelah kehamilan berusia 7 (tujuh) bulan.maksud
upacara menempah bidan, adalah untuk membuat ikatan / janji dengan bidan yang tempah itu.
Biasanya bidan itu yang mengasuh perempuan hamil itu. Bidang tersebut yang datang secara teratur
memeriksa kesehatan dan anak dalam kandungan.

Alat – alat yang digunakan dalam upacara menempah bidan dalah tikar, paha, tepak sirih
lengkap dengan isinya, yaitu susunan siri, kapur, piring, gambir, tiga buah jeruk nipis yang serangkai.
Apabila upacara menempah bidan dilakukan untuk pertamakali atau hamil sulung, maka alat –alat
tersebut dilengkapi dengan kain tudung hiding disertai dengan bedak lengir dan sebuah batu giling.

Setelah upacara selesai, maka utusan keluarga yang hamil menuju ke rumah bidan membawa segala
kelengkapan yang ada tersebut ditemani oleh seorang anak laki – laki. Arti dari alat – alat upacara
kehamilan tersebut adalah :

a. Paha, adalah sejenis talam berkaki dan berukir pinggirnya terbuat dari tembaga.

b. Tudung Hidang, adalah penutup sajian yang dibuat dari perca ( potongan kain) yang beraneka
ragam warna, dibagian tengahnya disulam dengan benang emas atau perak.

5
c. Bedak Langir, adalah alat yang dipakai dalam upacara mandi yang terbuat dari beras giling dan
jeruk nipis.

d. Batu giling, sebuah penggiling yang berbentuk bulat panjang dibuat dari batu dan dipegang di kiri
kanannya, apabila menggiling.

3. Upacara Mengandung Sembilan Bulan


Upacara sembuilan bulan dilaksanakan setelah usia kandungan masuk sembilan bulan. Dalam upacara
ini diadakan pengajian dengan maksud agar bayi yang dikandung cepat lahir dengan selamat karena
sudah waktunya lahir. Dalam upacara ini dibuar bubur lolos, sebagai simbul dari upacara ini yaitu
supaya mendapat kemudahan waktu melahirkan, lolos. Bubur lolos ini biasanya dibagikan beserta
nasi tumpeng atau makanan lainnya.

4. Upacara Reuneuh Mundingeun


Upacara Reuneuh Mundingeun dilaksanakan apabila perempuan yang mengandung lebih dari
sembilan bulan,bahkan ada yang sampai 12 bulan tetapi belum melahirkan juga, perempuan yang
hamil itu disebut Reuneuh Mundingeun, seperti munding atau kerbau yang bunting. Upacara ini
diselenggarakan agar perempuan yang hamil tua itu segera melahirkan jangan seperti kerbau, dan agar
tidak terjadi sesuatu yang tidak diinginkan.
Pada pelaksanaannya leher perempuan itu dikalungi kolotok dan dituntun oleh indung beurang sambil
membaca doa dibawa ke kandang kerbau. Kalau tidak ada kandang kerbau, cukup dengan
mengelilingi rumah sebanyak tujuh kali. Perempuan yang hamil itu harus berbuat seperti kerbau dan
menirukan bunyi kerbau sambil dituntun dan diiringkan oleh anak-anak yang memegang cambuk.
Setelah mengelilingi kandang kerbau atau rumah, kemudian oleh indung beurang dimandikan dan
disuruh masuk ke dalam rumah. Di kota pelaksanaan upacara ini sudah jarang dilaksanakan.

F.Tujuan Upacara Kehamilan

Tujuan pelaksanaan upacara kehamilan adalah antara lain :

a. Memohon kepada Tuhan agar perempuan yang hamil selamat sentosa, terhindar dari gangguan roh-
roh halus.

b. Mengusir makhluk – makhluk halus yang selalu diakhiri dengan doa

c. Menjaga anak yang sedang dikandung agar tumbuh dan berkembang jasmani dan rohaninya secara
normal

d. Agar selamat dan mudah dalam melahirkan dan anak yang dilahirkan menjadi anak yang sempurna.

6
BAB III
PENUTUP

A.Kesimpulan

Kehamilan adalah suatu anugrah dari Tuhan yang perlu mendapatkan perhatian dan
dukungan dari seluruh anggota keluarga (BKKBN, 2003, p. 19). Kehamilan adalah hasil dari
pertemuan sperma dan sel telur. Dalam prosesnya, perjalanan sperma untuk menemui sel telur (ovum)
betul-betul penuh perjuangan (Maulana, 2008, p. 125).

Masa kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin. Lamanya hamil normal adalah
280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari) dihitung dari hari pertama haid terakhir. Kehamilan dibagi
dalam 3 triwulan, yaitu triwulan pertama dimulai dari konsepsi sampai 3 bulan, triwulan kedua dari
bulan keempat sampai 6 bulan, triwulan ketiga dari bulan ke-7 sampai 9 bulan (Prawiroharjo, 2008, p.
89).

Salah satu jenis upacara kehamilan yang dilakukan setelah kehamilan berusia 7 (tujuh)
bulan.maksud upacara menempah bidan, adalah untuk membuat ikatan / janji dengan bidan yang
tempah itu. Biasanya bidan itu yang mengasuh perempuan hamil itu. Bidang tersebut yang datang
secara teratur memeriksa kesehatan dan anak dalam kandungan.

B.Saran

Dalam penulisanya makalah ini dapat dijadikan referensi dalam pembelajaran, dan juga dapat
bermanfaat untuk pembaca.

7
Daftar Pustaka

http://www.kabarmelayu.com/news/226/adab-dan-pantang-larang-wanita-hamil-dalam-
masyarakat-melayu.html

http://juliianto.blogspot.co.id/2013/06/adat-kelahiran-tradisi-melayu.html

http://kulimijit.blogspot.co.id/2009/06/budaya-melayu-riau-kls-2.html

Anda mungkin juga menyukai