Anda di halaman 1dari 30

LAPORAN TUGAS PSIKOLOGI KONSELING

Nama : HASBY ASSHIDIQ

NPM : 198600016

Kelas : C1 PSIKOLOGI

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS MEDAN AREA

2022
I. Kontrak Kesediaan
Kepada :
Yth, Saudara Habib Nasution
di tempat
Seperti saudara ketahui, saat ini saya sedang menempuh mata kuliah
PSIKOLOGI KONSELING yang didalamnya terdapat Praktikum Konseling.
Dalam hal ini, kerjasama yang saya harapkan dari saudara adalah kesediaan
menjadi klien atas inisiatif dan kehendak sendiri, tanpa paksaan. Perlu diketahui
selama proses konseling akan dilakukan rekaman audio yang digunakan untuk
memudahkan pencatatan laporan bagi praktikan. Segala hal yang berkaitan
dengan rahasia saudara tidak akan disampaikan secara terbuka kepada umum
atau siapapun dan semata-mata hanya untuk kepentingan belajar.
Dalam konseling nantinya saudara saya minta untuk terbuka mengenai masalah
yang sedang saudara hadapi. Keuntungan yang akan saudara peroleh adalah
saudara akan dapat mengetahui lebih mendalam tentang permasalahan yang
saudara hadapi dan tidak menutup kemungkinan saudara akan menemukan
pemecahan masalah tersebut dan tentunya hal ini akan sangat membantu saudara
jika menginginkan untuk lepas dari masalah saudara. Selain itu, saudara juga
akan mendapatkan pengetahuan baru tentang tekhnik konseling.
II. Identitas Klien
A. Identitas
a. Nama/Inisial : Habib Nasution
b. Jenis Kelamin : Laki-Laki
c. Alamat : Asrama Polisi SPN Polda Sumut
d. Usia : 21 tahun
e. Pekerjaan : Siswa
f. Status pernikahan :-
g. No. Telepon : 0853-3468-0288
h. Anak ke : 2 dari 3 bersaudara
i. Suku Bangsa : Batak, Indonesia
B. Riwayat Pribadi
Pada saat SD klien bersekolah di SD Negeri 050656 jl.
Perniagaan,Stabat. pada saat SMP klien bersekolah di SMPN 1 Stabat, lalu
ketika SMA klien bersekolah di SMA 1 Stabat. Setelah lulus dari sekolah
tersebut, ia masuk ke salah satu Universitas di medan yaitu UPMI.
C. Tatanan Klien Saat Ini
Saat ini klien berstatus sebagai mahasiswa di UPMI di Medan.Ia
sedang menjalani pendidikan untuk mendapatkan gelar strata 1. Ia belum
menikah dan tidak memiliki kekasih karena ingin fokus dengan kuliahnya
saat ini. Ia juga terlihat sehat dan dalam keadaan baik saat melakukan proses
konseling.
D. Riwayat Keluarga
Klien tinggal Bersama Ayah dan Ibu, Kakak dan Adiknya. Ibunya
memiliki usaha kedai kelontong. Ia memliki 1 orang Abang yang juga
Kuliah yang membantu usaha ibunya dan 1 orang adik yang masih kecil.
Tidak ada riwayat penyakit dalam keluarganya begitu juga dengan klien.
E. Penyampaian Masalah oleh Klien
Klien Klien menyampaikan permasalahan tentang kecanduannya
bermain games online yaitu PUBG. Kendala ini yang membuat klien untuk
malas belajar, karena kemalasan nya untuk belajar maka nilainya semakin
hari semakin menurun. Akibat minimnya hasil nilai yang diperoleh, maka
klien menjadi tertekan dan merasakan bingung harus bertindak Seperti apa
untuk menghilangkan rasa kecanduannya dan Klien juga ingin meningkatkan
hasil prestasi belajarnya. Pengakuan Klien, Dia rajin dalam belajar. tetapi
Sesudah diadakannya Pembelajaran Daring, dia merasakan kebosanan yang
berlebihan dan akibat kebosanan ini dia melampiaskan untuk bermain game
online karena atas saran dari temannya juga. Karena itu dia ingin merubah
perilakunya yang buruk.
III. Definisi Masalah
a. Unsur Masalah
Awal klien merasakan masalahnya adalah ketika ia mulai belajar dengan
menggunakan sistem pembelajaran daring, ini yang membuat klien semakin
lama semakin bosan dengan sistem pembelajaran daring yang diterapkan oleh
pihak kampusnya. Oleh sebab itu, dia mengenal games online untuk
melampiaskan kebosanannya. Awalnya hanya mencoba sekali bermain, akan
tetapi lama-kelamaan menjadi keseringan. Kecanduan ia bermain games dimulai
pada awal maret 2020, sejak saat itulah ia menjadi gemar bermain games.
Menurut pengakuannya, sebelum mengenal permainan games tersebut, ia
dulu adalah sosok anak yang berprestasi di bidang akademik dan anak yang rajin
dalam mengerjakan tugas-tugas yang diberikan oleh dosennya. Serta anak yang
cukup aktif di dalam kelasnya. Dilain sisi dia bingung, karena akibat keseringan
bermain games online, ia tidak pernah lagi belajar dan selalu mendapatkan nilai
yang jelek. Dia ingin keluar dari kecanduannya bermain games online tersebut
dan ingin meningkatkan hasil prestasi belajarnya lagi
b. Pola Peristiwa

Klien mulai belajar Klien mencoba


Mulai merasakan
dengan menggunakan sekali untuk
bosan yang
sistem pembelajaran bermain games
berlebihan
daring online

Klien mulai
Klien akhirnya
merasakan bingung
Hasil prestasi terlalu sering
dan tertekan dengan
mulai menurun bermain dan
hasil nilai yang
kecanduan
diperolehnya

Klien ingin mengubah


perilaku
kecanduannya
c. Lamanya Masalah
Permasalahan yang dihadapi klien telah berlangsung selama 1 tahun
lebih, terhitung sejak terjadinya kasus virus covid-19. Semenjak kejadian
tersebut. hal ini, menyebabkan seluruh wilayah sekolah memberlakukan
pembelajaran daring atau jarak jauh dengan system online saat ini. ia menjadi
bosan dan mulai mengenal permainan games online yaitu PUBG.
IV. Gambaran Proses Konseling
Klien adalah seorang mahasiswa UPMI yang berusia 21 tahun.Ia
merupakan anak kedua dari 3 bersaudara. Ia memiliki adik yang masih Kecil.
Sebelum memulai proses konseling, konselor meminta persetujuan
kepada klien dengan membaca serta menandatangani surat pernyataan bahwa ia
bersedia melakukan konseling pada saat itu. Setelah itu, konselor mulai
membuka percakapan dengan menanyakan kabar klien.
Saat proses konseling berlangsung, awalnya ia mengatakan bahwa
sebenarnya yang akan diceritakan bukanlah suatu masalah, namun merupakan
hal yang belakangan ini terus ia pikirkan. Ia menceritakan tentang dirinya yang
mulai kecanduan bermain games online yaitu PUBG ia mulai mengenal aplikasi
bermain games online melalui teman SMA nya dahulu. Kecanduan ia dimulai
sejak diberlakukannya pemebalajaran daring, sebelumnya itu dia jarang bermain
games, karena dengan kondisi saat ini, maka seluruh siswa-siswi diharuskan
aktivitasnya menggunakan handphone, mulai dari belajar maupun menghubungi
teman ataupun guru.
Klien mulai merasakan kebosanan yang berlebihan ketika melakukan
pembelajaran daring yang seperti ini. Menurut klien, Guru hanya melakukan
metode pembelajaran yang sangat monoton yang tidak mudah dipahami.
Semenjak inilah klien mulai merasakan kebosanan, melihat metode belajar yang
diterapkan oleh gurunya. Akhirnya klien melampiaskan kebosananya dengan
mencoba bermain games dan lama-kelamaan menjadi keseringan, timbulnya
rasa kecanduan dari diri klien sendiri.
Klien juga menceritakan keresahan ataupun perasaannya, saat pertama
kali, melakukan pemebelajaran daring. Klien masih bingung menggunakan
aplikasi yang belum familiar. yang belum pernah digunakan klien sama sekali.
Waktu belajar klien pun menjadi tidak fleksibel. Selanjutnya, klien menjelaskan
atau menceritakan dirinya, saat masih new normal disekolah, ia dulu masih rajin
belajar dan guru tidak terlalu memberikan banyak tugas, akan tetapi semenjak
daring dan masuk kuliah saat ini, dosen pun berlebihan dalam memberikan
tugasnya. Tingkat kesulitan dalam mengerjakan tugas yang diberikan oleh
gurunya pun sangat beragam. Klien akhirnya mengabaikan semua tugas yang
diberikan oleh dosennya, karena kesulitan dalam mengerjakan tugasnya tersebut.
Namun, atas tindakan perilku klien yang malas mengerjakan tugas.
Maka, nilainya semangkin hari semangkin menurun, nilai akademik klien
menurun. Klien ingin mengubah rasa malas belajar tersebut dengan rajin belajar
seperti semula. Dilain sisi klien merasakan kekesalan juga ataupun merasa
menyesal atas tindakan perilaku yang diperbuatnya. Karena klien sangat
mendambakan untuk mendapatkan nilai yang bagus agar bisa lolos masuk
TNI/POLRI
Maka untuk itu, dia ingin mengubah kebiasaan buruknya tersebut dengan
mengurangi rasa kecanduannya bermain games dan merubah kebiasaan buruk
malas belajar dengan mengganti perilakunya dengan rajin belajar. Beberapa
menit sebelum konseling berakhir, klien meminta saran kepada konselor, tetapi
klien juga bercerita bahwa masih sulit untuk mengurangi rasa kecanduannya
terhadap permainan games online tersebut.
Melihat seisi ruangan konseling yang berada dilokasi rumah klien
sendiri. Yang hanya dihuni oleh Ibu, kakak dan adik klien akhirnya konselor
memutuskan untuk menyudahi sesi konseling. Ia juga menyadari dampak yang
diakibatkan oleh perilaku buruknya tersebut. Banyak hal yang tidak bermanfaat
yang dilakukannya semenjak satu tahun yang lalu. Sampai kondisi kesehatan
dari klien juga memburuk akibat keseringan bermain games online tersebut.
Klien tidak bisa menerapkan perilaku yang sehat ataupun pola hidup sehat
terhadap dirinya sendiri. Di akhir cerita ia mengatakan untuk mau merubah
kebiasaan buruknya agar tidak terus-terusan bermain games online dan fokus
belajar untuk menargetkan dirinya agar dapat lolos TNI/POLRI. Konseling
berakhir dalam waktu 19 menit 50 detik.
Setelah keluar dari ruangan konseling, klien meminta saran atas
permasalahan yang sedang dihadapinya. Konselor bisa memberikan saran bagi
permasalahannya tersebut, dengan mengaitkan beberapa faktor-faktor yang
mempengaruhi perkembangan keperibadian diri dari klien. perkembangan
kepribadian klien menjadi berubah dikarenakan mulai mengenal permainan
games online ini merupakan salah satu faktor belajar yang ditimbulkan oleh diri
klien sendiri. Faktor belajar memainkan peranan yang sangat penting dalam
setiap aspek perilaku. Semua kekuatan lingkungan dan sosial yang membentuk
kepribadian ditentukan oleh belajar, setiap fase dalam keperibadian yang
diwariskan dapat dimodifikasi, dikacaukan, dicegah, ditumbuh suburkan melalui
proses belajar. mengingat kondisi klien yang terhambat belajar dan menjadi
malas belajar akibat yang ditimbulkan dari pembelajaran daring saat ini. maka
ini merupakan salah satu respon yang diberikan klien menerapkan metode
belajarnya sendiri dengan menerapkan metode belajar yang salah terhadap
dirinya sendiri. Menurut B.F. Skinner berdasarkan hasil kajian Pavlov dan
Watson berpendapat bahwa penguatan positif successive approximation,
perilaku turunan (superstitious) dan berbagai variabel belajar berkontribusi pada
pembentukan kepribadian, yang oleh Skinner disebutnya dengan akumulasi
sederhana dari Respon yang dipelajari.
Dengan kekacauan metode belajar yang salah oleh klien, maka klien
melampiaskan kebosanan metode belajar daring yang diberikan oleh guru
dengan memainkan permainan games online. Ketidakberdanyaan (learned
helplessness) dan optimisme Vs pesimisme dalam konsep yang dikembangkan
Seligmen. Konsep-konsep tersebut memiliki hubungan dengan gagasan yang
lebih luas, yaitu tingkat Kontrol. Orang yang percaya bahwa mereka dapat
mengontrol seluruh hidupnya memiliki efikasi diri yang tinggi, memiliki locus
of control dan mereka bukan orang yang tidak berdaya (learnerd helplessnessl)
yang melibatkan rendah kontrol terhadap dirinya akan lebih optimis.
Dengan kekacauan metode belajar yang salah oleh klien, maka klien
melampiaskan kebosanan metode belajar daring yang diberikan oleh guru
dengan memainkan permainan games online. Ketidakberdanyaan (learned
helplessness) dan optimisme Vs pesimisme dalam konsep yang dikembangkan
Seligmen. Konsep-konsep tersebut memiliki hubungan dengan gagasan yang
lebih luas, yaitu tingkat Kontrol. Orang yang percaya bahwa mereka dapat
mengontrol seluruh hidupnya memiliki efikasi diri yang tinggi, memiliki locus
of control dan mereka bukan orang yang tidak berdaya (learnerd helplessnessl)
yang melibatkan rendah kontrol terhadap dirinya akan lebih optimis. Dalam
studi kasus permasalahan dari praktik konseling tersebut. Konselor menetapkan
klien sebagai seorang anak Dewasa dini. Dewasa dini yang berada pada rentang
usia 18-40 tahun (Hurlock, 1996). Masa dewasa awal merupakan periode
penyesuaian diri terhadap pola-pola kehidupan yang baru dan harapan-harapan
sosial baru. Orang dewasa awal diharapkan memainkan peran baru, seperti
suami/istri, orang tua, dan pencari nafkah, keinginan-keinginan baru,
mengembangkan sikap-sikap baru dan nilai-nilai baru sesuai tugas baru
(Hurlock, 1996). Sedangkan menurut Mappiare (1983:15) orang dewasa awal
merupakan transisi baik secara fisik, intelektual, peran sosial dan psikologis
yang menyertai berkurangnya kemampuan reproduktif. Sesuai dengan kondisi
klien saat ini, yang mengharuskan dia disetiap waktu harus menggunakan gadget
disetiap aktivitas belajar daring yang diterapkannya. Kemudahan akses ini akan
berdampak buruk kepada klien, jika tidak disikapi dengan baik. Makan akan
membawa pengaruh yang buruk. Permasalahan yang terkait adalah dengan
penggunaanya bermain games online. Penggunaan games online akan
berdampak positif apabila dimanfaatkan untuk hiburan (Adams, 2013), dimana
segala penat dan stress dapat dikurangi dengan bermain games (Russoniello,
O’Brien, & Parks, 2009). Namun yang terjadi pada kasus klien ini sendiri adalah
klien memainkan games online secara berlebihan dan digunakan sebagai tempat
untuk melarikan diri dari realitas kehidupan sehingga yang terjadi adalah
kecanduan games online (Hussain & Griffiths, 2009). Masa Dewasa dini
merupakan masa peralihan dari masa remaja ke masa dewasa. Dalam proses
peralihan tersebut orang dewasa awal sering dihadapkan dengan masalah-
masalah baru yang belum pernah ditemuinya. Oleh karena itu, masa dewasa
awal disebut juga “masa bermasalah”. Dengan adanya masalah-masalah baru
yang timbul selama masa dewasa awal, individu dituntut untuk dapat
menyesuaikan diri. Proses penyesuaian diri ini tentunya membutuhkan tenaga
dan waktu karena masalah yang umum dialami oleh orang dewasa awal ini
cukup rumit seperti penyesuaian diri dalam proses belajar daring.
Ada tiga alasan mengapa penyesuaian diri pada dewasa awal begitu sulit.
Pertama, orang dewasa awal umumnya tidak memiliki persiapan matang untuk
menghadapi masalah-masalah yang terjadi selama masa dewasa awal. Kedua,
individu cenderung menguasai dua atau lebih keterampilan sehingga membuat
masing-masing keterampilan tidak maksimal. Ketiga, orang dewasa awal tidak
memperoleh bantuan ketika mendapatkan suatu masalah seperti pada saat
mereka masih remaja (Hurlock, 1980), yang memungkinkan percobaan terhadap
hal baru tersebut berisiko menjadi perilaku bermasalah. Akibatnya, Individu
yang kecanduan games online cenderung kurang tertarik terhadap kegiatan lain,
merasa gelisah saat tidak dapat bermain games online (Jannah, Mudjiran, &
Nirwana, 2015), penurunan prestasi akademik di alami oleh klien, waktu luang
yang seharusnya sangat ideal untuk mempelajari pelajaran di kampus justru
lebih sering digunakan untuk menyelesaikan misi dalam bermain games online
dan juga memberikan dampak kesehatan yang menurun. Ini yang dikeluhkan
oleh klien yaitu memiliki waktu tidur yang tidak teratur serta sering terlambat
makan. Mengenai permasalahan yang sedang dihadapi oleh klien, konselor
mengaitkannya dengan teori kodrat kepribadian Carl Rogers, yang menunjukkan
kepercayaan yang mendalam kepada manusia. Ia memandang manusia
tersosialisasi dan bergerak kedepan, berjuang untuk berfungsi penuh serta
memiliki kebaikan. Manusia pada dasarnya dapat dipercayai, kooperatif dan
kontstruktif. Rogers mempunyai pandangan bahwa tingkah laku manusia dapat
dipahami dari pengalaman subyektif mereka terhadap realitas (subjective
experience of reality). Manusia juga memiliki kemampuan untuk menentukan
nesibnya sendiri, dapat dipercaya dan mengejar kesempurnaan diri. Asumsi
Rogers tentang manusia adalah bahwa manusia itu bebas, rasional, utuh, mudah
berubah. Pada teori kepribadian Rogers tersebut sesuai dengan Kepribadian dari
Klien yang ingin mau ada perubahan terhahap dirinya. Klien juga ingin
mengubah menentukan nasibnya dari pengalaman subyektif klien sendiri. Dalam
hal ini, Rogers melihat manusia pada dasarnya baik atau sehat, tidak buruk atau
sakit. Dengan kata lain, ia melihat kesehatan mental sebagai kemajuan
kehidupan normal, dan ia melihat penyakit mental, kriminalitas, dan masalah-
masalah manusia lainnya sebagai distorsi dari kecenderungan alamiah. Berikut
beberapa teori Carl Rogers mengenai Aktualisasi diri yang bisa dikaitkan dari
kepribadian Klien adalah sebagai berikut;
a. Diri (self) dan kecenderungan untuk aktualisasi diri; Rogers mengakui
pentingnya otonomi diri (self) sebagai faktor penting dalam perkembangan
hidupnya, disini klien berusaha untuk mengaktualisasi dirinya agar dapat
memahami pentingnya untuk berubah lewat faktor aktualisasi yang
diterapkannya. Faktor itu diantaranya adalah lingkungan keluarga, kesehatan,
perkembangan inteklektual dan tingkkat pendidikan. Disini klien menyadari
bahwa dirinya oleh faktor tingkat pendidikan yang sekarang sudah
ditempuhnya. Dalam hali ini juga, pemahaman diri dan self insight sebagai
sesuatu yang diterima oleh self dan realitas dan harus memiliki tanggung jawab
terhadap self
b. Pengalaman dunia (experiental world); Dalam mengembangkan teorinya
Rogers sangat menenkankan pengaruh dari pengalaman dunia dalam kegiatan
sehari-hari. Ini menjadi frame of reference atau konteks yang berpengaruh
kepada pertumbuhan. Beberapa pengalaman yang dikaitkan oleh klien adalah
klien memperoleh nilai buruk, oleh karena itu, dari pengalam tersebut klien
ingin merubahnya, dari pengalaman klien tersebut berpengaruh pada
pertumbuhan yang diberikan terhadap dirinya, maka beberapa pengalaman yang
diperolehnya dapat mentimulasi dirinya sendiri. Klien mulai dari hal kecil
sampai hal besar. Baik pengalaman yang mengganggu maupun yang
menyenangkan, ini membuat dia ingin tahu bagaimana dia menerima dan
bereaksi terhadap pengalaman dunia yang multifacet.
Pada akhirnya setelah klien mulai bercerita kembali kepada konselor
beberapa hari setelah proses konseling, ia akhirnya lama kelamaan mencoba hal
baru, dan mengikuti saran yang konselor berikan. Kecanduannya bermain
games sedikit demi sedikit mulai lepas terhadap kecanduannnya bermain games
online, karena klien memanfaatkan waktu luang untuk mengisi hal-hal yang
bermanfaat. Dan mengisi kegiatannya untuk fokus membahs soal-soal masuk
keperguruan tinggi negeri, serta memanfaatkan waktu luang lain sekedar
mengisi hobby yaa yaitu mulai menggambar
V. Hasil Observasi
Klien menggunakan baju kaos putih lengan pendek dengan celana jeans
hitam dengan sepatu running berwarna orange. Ia membawa tas cokelat kecil
dengan tali panjang. Rambut klien berwarna hitam dengan model cepak.
Sejak awal hingga akhir proses konseling, yang terus dilakukan klien
adalah memainkan casing HP dengan kukunya. Ia sesekali mengerutkan dahinya
ketika ditanya mengenai kecanduannya bermain games online. Selama proses
konseling berlangsung, ia juga selalu menopang kepalanya dengan tangan kanan
sambil melihat ke arah konselor. Ia juga sesekali terbengong akan pertanyaan
yang saya ajukan, ketika ditanya apakah tugas yang diberikan guru terlalu
banyak dan gimana tingkat kesulitan dalam mengerjakan tugas tersebut, ia
menatap ke arah konselor dengan senyuman dan mengatakan bahwa ia bingung
dalam pengerjaan soal tugas yang diberikan.
VI. Identifikasi Masalah
Berdasarkan proses konseling yang telah berlangsung, didapatkan
identifikasi masalah sebagai berikut :
1. Klien merasa merasa bingung akan perubahan nilai akademik yang mulai
menurun
2. Klien ingin merubah kebiasaan buruknya terhadap kecanduan bermain
games online dengan tidak lagi bermain games online
3. Klien tidak tahu bagaimana cara memulai kegiatan aktivitas yang sehat
terhadap dirinya dan klien ingin diberikan sedikit motivasi agar dia menjadi
semangat dalam belajar
VII. Hasil Konseling
Berdasarkan konseling yang telah dilakukan, saat ini klien merasa
bingung dengan harus bertindak seperti apa terhadap penurunan nilai prestasi
akademiknya yang semangkin hari semangkin menurun. Awalnya hanya
mencob untuk menghilangkan rasa bosan, akan tetapi lama-kelamaan menjadi
keseringan. Kecanduan ia bermain games dimulai pada awal maret 2021, sejak
saat itulah ia menjadi gemar bermain games. Menurut pengakuannya, sebelum
kecanduan bermain game, ia dulu adalah sosok anak yang berprestasi di bidang
akademik dan anak yang rajin dalam mengerjakan tugas-tugas yang diberikan
oleh dosennya. Serta anak yang cukup aktif di dalam kelasnya. Dilain sisi dia
bingung, karena akibat keseringan bermain games online, ia tidak pernah lagi
belajar dan selalu mendapatkan nilai yang jelek. Dia ingin keluar dari
kecanduannya bermain games online tersebut dan ingin meningkatkan hasil
prestasi belajarnya lagi.
VIII. Hambatan selama Konseling
Hambatan yang dirasakan saat proses konseling adalah kondisi ruangan
yang kurang kondusif karena terlalu bising, walaupun ruangan dihuni oleh
keluarga intinya saja. Hambatan lain adalah klien merasa kurang nyaman
menceritakan masalahnya karena takut terdengar oleh keluarganya yang keluar
masuk dari ruang tamu klien. Klien sendiri juga menjadi penghambat saat
melakukan proses konseling, yaitu ketika ia terlalu banyak diam dan berbicara
terputus-putus.
IX. Evaluasi Konselor

LEMBAR OBSERVASI

Nama Konselor : Hasby Asshidiq

Nama Klien : Habib Nasution

Putaran ke : 2 (kedua)

Tanggal Konseling : 11 Juni 2022

KATEGORI
NO ASPEK KETERANGAN
KS K C B BS
1 Attending
Klien sesekali cemberut dan
mengerutkan dahi saat
a. Muka  memberi jawaban atau
mendengarkan konselor
bertanya
Kepala klien menghadap ke
konselor saat bercerita dan
b. Kepala 
sesekali menoleh ke atas saat
sedang memikirkan jawaban
Posisi klien duduk berada di
depan konselor dengan agak
c. Posisi Tubuh  miring ke kanan, dengan
posisi kedua tangan berada di
atas meja
Tangan kanan konselor
selama konseling selalu
menopang kepalanya dan
d. Tangan/Lengan  tangan kirinya berada di meja
memainkan casing hpnya
mulai awal proses konseling
hingga akhir proses konseling
Klien mendengarkan klien
bertanya dengan baik, karena
setiap konselor memberi
e. Mendengarkan 
pertanyaan klien langsung
menjawabnya tanpa bertanya
ulang
2 Suara  Suara klien cukup terdengar
oleh konselor dan terkadang
suara klien tertutup oleh suara
orang lain yang juga sedang
melakukan konseling dalam
ruangan tersebut
Klien menunjukkan
empatinya dengan merasa
3 Empati  bersalah terhadap apa yang
mereka berdua lakukan di
belakang pacar lelaki tersebut
Klien dapat mengungkapkan
jawaban yang sama saat
4 Paraphrasing  konselor bertanya dengan
kalimat yang berbeda. Namun
tidak pada semua pertanyaan
Klien dapat merefleksikan
masalah atau ceritanya
5 Refleksi 
melalui pengalaman yang
dilalui
6 Merumuskan Masalah
7 Memikirkan Alternatif Solusi
8 Menyimpulkan
9 Terminasi
LEMBAR WAWANCARA

KLASIFIKASI KETERAMPILAN
PERNYATAAN
MENDENGARKAN
KONSELOR
& SASARAN KOMENTAR
&
MEMPENGARUHI
KLIEN
Iter : “Selamat pagi”
Itee : “Selamat pagi”
Iter :“Gimana kabar mu Klien dapat
Konselor menanyakan Melakukan good
dek hari ini ?” merespon konselor
kabar klien saat itu rapport
Itee : “Alhamdulillah dengan baik
masih sehat sampai hari
ini.” (formal)
Iter :“ Oke bib, jadi hari
ini sesuai kesepakatan
lewat chat personal yang
abang sampaikan
semalam. Tujuan abang
datang kerumah Habib
siang ini adalah
Tanpa berpikir
Konselor meminta melakukan konseling .
panjang dan
persetujuan klien Habib boleh
membaca surat
untuk melakukan menceritakan apapun
Meminta kesediaan tersebut, klien
konseling dengan yang ada dalam pikiran
langsung setuju
menandatangani surat Habib, curahan hati,
untuk melakukan
persetujuan permasalahan atau hal
konseling
lainnya ke aku” (good
rapport)
Itee : “Oke bang, siap”
Iter : “Oke bib,
Sebelumnya, abang
meminta kesediaan
kamu untuk melakukan
konseling dengan
menandatangani surat
pernyataan ini sebagai
tanda bahwa kamu
setuju untuk melakukan
konseling, silakan dek
baca dulu”
(persetujuan)
Itee : “Oke, dimana aku
harus tanda tangan,
bang?”
Iter : “Disini (sambil
menunjuk ke arah kanan
bawah)”
Iter :“ Oke dek,
sekarang silahkan untuk
menceritakan semua
kendala yang kamu
hadapi selama ini.
Itee : “Begini bang,
saya punya kendala
terhadap kecanduan Klien menjelaskan
Klien membuka sesi
games online yaitu kecanduannya
konseling dengan
Klien menceritakan PUBG. Yang ada bermain games atau
mulai bercerita
kisahnya kaitannya dengan nilai menjelaskan awal
kecanduannya bermain
prestasi belajar saya mula bermain
games online
menurun” games.
Iter :“kalau boleh tahu
kecanduan Habib
terhadap games online
ini, dimulai sejak kapan
tuh?” (eksplorasi)
Itee :“ dimulai sejak
diberlakukannya belajar
daring bang, kalau gak
salah bulan Juni 2021.
Sudah berjalan satu
tahun harus belajar
seperti ini.” (informasi)
Iter :“ abang juga
merasakan apa yang
Ronal rasakan,
mersakan dampak yang
dihasilkan dari
pembelajaran daring
seperti ini. Oke Ronal,
kita kembali ketopik
awal pembicaraan,
abang boleh tahu, Ronal
Perasaan klien
Konselor menanyakan Kuliah dimana?
bingung ketika
seputaran pertanyan Mengklarifikasi (eksplorasi)
memulai belajar
perasaan belajar daring Itee : “Aku kuliah di
daring.
UPMI bang, ambil
fakultas Hukum.”
(informasi)
Iter: “jadi bagaimana
perasaan kamu pertama
kali ketika pas kuliah
langsung diberlakukan
pembelajaran daring
atau pembelajaran via
online begini?”
Klien menceritakan Itee :“ pertama kali, Klien merasa
Konselor menanyakan kendala belajar daring biasa aja bingung ketika
perasaan awal pertama permasalahan bang, tapi waktu itu, diberlakukannya
kali diberlakukannya ketika saya masih bingung belajar daring.
belajar daring menggunakan menggunakan aplikasi Merasa cepat
aplikasi yang mana nanti masuk bosan.
forum. Berganti lagi ke
aplikasi lain, waktu
belajar Habib tidak
menjadi fleksibel
bang”(klarifikasi)
Iter :“waktu belajar
yang tidak menjadi
fleksibel, maksudnya
gimana dek?” bias
dijelaskan (Eksplorasi)
Itee :“ waktu masih new
normal, atau masih tatap
muka seperti biasa
disekolah, aku masih
rajin belajar bang.
Belajar juga menjadi
teratur. Waktu new
normal tidak terlalu
banyak tugas yang Klien dulu adalah
diberikan guru dan sosok anak yang
belajar disekolah rajin memiliki
Konselor menanyakan Klien menceritakan
semenyenangkan itu. cukup prestasi yang
lebih lanjut tentang lebih dalam tentang
Bisa sekalian diskusi baik, tetapi
dulu ia belajar perasaannya
belajar atau semenjak daring dia
mengerjakan tugas menjadi sosok anak
bareng-bareng teman yang malas.
(klarifikasi) dan
(informasi)
Iter :“ semenjak daring
ini dan masuk kuliah,
apakah dosen
memberikan tugas yang
terlalu banyak?”
(klarifikasi)
Itee : “semenjak daring
seperti ini, tugasnya
begitu banyak bang. ”
(informasi)
Iter :“ dan untuk tingkat
kesulitan dalm
pengerjaan tugasnya
Ronal?” (klarifikasi)
Itee : “kalau tentang
tingkat kesulitannya
dalam mengerjakan
tugas sih, memang agak
sulit bang. Karena apa
yang dijelaskan dosen
aku tidak terlalu
mengerti” (informasi)
Klien merasa malas Iter :“ kalau tidak Klien merasa malas
Klien menjelaskan
ketika mengerjakan mengerti atau kurang ketika mengerjakan
perasaannya kepada
tugas yang terlalu jelas mengenai tugas yang terlalu
guru maupun mata
banyak yang penyampaian materinya, banyak yang
pelajaran yang
diberikan oleh kamu dapat bertanya diberikan oleh
diberikannya
dosennya kembali ke dalam dosennya
forum. Dosennya pasti
akan merespon
pertanyaan mu dek”
(eksplorasi)
Itee : “ bener sih bang,
tetapi aku merasa cepat
bosan yang
mengharuskan belajar
daring seperti ini. Tidak
ada teman yang bias
diajak berdiskusi dan
tidak ada teman yang
mau menyemangati
dalam belajar. Jadi aku
menghilangkan rasa
bosan itu dengan sering
bermain PUBG.”
(informasi)
Iter :“ Apakah sebelum
belajar daring. kamu
jarang ya bermain
games online?”
Klien merasa malas Klien merasa malas
Klien menjelaskan Itee :“iya bang, jarang
ketika mengerjakan ketika mengerjakan
perasaannya ataupun sih, awal pertamanya sih
tugas yang terlalu tugas yang terlalu
dampak terhadap hanya mencoba
banyak yang banyak yang
kecanduannya bermain sebentar, kalau lagi
diberikan oleh diberikan oleh
games online bosan aku bermain
dosennya dosennya
games PUBG. Tapi
lama kelamaanya
menjadi kecanduan ”
(informasi)
Iter :“kamu tahu gak ?
dampak yang dihasilkan
dari terus-terusan
bermain games online
Klien ingin Klien ingin
seperti ini? (eksplorasi)
merubah sifat merubah sifat
Itee : “hmmm..hmm aku
buruknya terhadap buruknya terhadap
Konselor menanyakan tahu sih bang, aku sering
kecanduannya kecanduannya
kelanjutan kedepannya bergadang bahkan bisa
bermain games dan bermain games dan
sampai lupa makan,
ingin merubah sifat ingin merubah sifat
bahkan aku sudah tidak
malas belajarnya malas belajarnya
pernah belajar lagi. Ini
yang membuat nilai
prestasiku menurun”
(keyakinan)
Konselor meminta Klien ingin Iter :“jadi setelah ini, Klien ingin
klien menjelaskan hal merubah sifat apa yang ingin kamu merubah sifat
apa yang harus buruknya lakukan kedepannya. buruknya
dilakukan kedepannya Tidak mungkin hanya
menghabiskan waktunya
bermain games online?”
(eksplorasi)
Itee :“Ya aku bingung
bang, apalagi dengan
nilai yang semangkin
hari semangkin
menurun. aku juga ingin
mengubah kebiasaan
buruk dan
menghilangkan rasa
malas belajar ini. aku
ingin rajin belajar.”
(informasi)
Iter :“ kelihatannya
kamu sangat kesel
melihat nilai yang
semangkin hari
semangkin menurun, Klien merasa
bisa dijelaskan?” bahwa harus
(klarifikasi) merubah sifat
Klien menceritakan
Klien membagikan Itee :“iya bang kesel. malasnya dan
tentang keadaan
persaannya kepada aku inikan masih menghilangkan
kekesalannya terhadap
konselor semester 2 bang, jadi sedikit demi sedikit
nilai yang menurun
sebentar lagi dan gak rasa kecanduannya
terasa akan menghadapi terhadap games
ujian. Jadi aku maunya online.
mendapatkan nilai yang
maksimal dan aku sih
berkeinginan bisa lolos
masuk TNI/POLRI”
(informasi)
Iter :“Jadi apa yang bisa
abang lakukan untuk
kamu ?” (closed
Klien belajar dari
question)
Klien belajar dari pengalaman untuk
Itee :“kayak mana ya
Konselor mengakhiri pengalaman untuk tetap
bang, untuk
pertanyaan dengan tetap mempertimbangkan
menghilangkan rasa
meminta saran mempertimbangkan pendapat orang lain
kecanduan bermain
pendapat orang lain memanfaatkan
games? Dan
klien saja.
menghilangkan rasa
malas supaya dapat rajin
belajar?.”
Iter :“untuk
menghilangkan
keduanya, atau sifat
buruk itu semuanya
harus diawali dengan
niat yang ada pada diri
kita. Niat yang besar
untuk mau berubah” dan Klien
Klien untuk mengurangi mendengarkan
Konselor memberikan mempertimbangkan sedikit rasa kecanduaan saran konselor
saran maupun motivasi saran dan motivasi bermain games, dengan baik, dan
kepada klien yang diberikan sebaiknya batasi sesekali
konselor penggunaan smarphone. mengangguk tanda
Kalau pun sudah selesai mengerti
dengan tugas-tugas atau
sudah selesai dengan
belajar daringnya
manfaatkan waktu luang
atau ketika kamu bosan,
bisa kamu mengisi
waktu luang tersebut
dengan hal-hal yang
bermanfaat. Misal
belajar, membahas soal-
soal atau dengan hobby
seperti menggambar.”
(klarifikasi)
Itee :“lalu bagaimana,
cara menghilangkan rasa
malas belajar tadi bang?
Iter :“Untuk
menghilangkannya
secara instan ataupun
menghilangkannya
secara permanen tidak
ada dek. Tetapi untuk
menghindarin sifat
buruk tersebut, kembali
lagi pada diri kita,
lamban laut pasti bisa!! Klien berpikiran
Nah jadi, gini Ronal, bahwa yang
sebenarnya dimanapun dilakukan satu
Konselor memberikan Mengeksplorasi
tempatnya ada hal yang tahun belakangin
motivasi kepada klien pikiran klien
membuat kita malas dan ini membawa
merasa tidak nyaman. dampak buruk
Dalam memperoleh terhadapnya
tujuan, semua
bergantung pada sikap
kita. Kitalah yang
menentukan semuanya.”
(eksplorasi)
Itee :“iya benar sih
bang, bang boleh kasih
motivasi?” (meminta
motivasi)
Iter :“abang berikan
sedikit motivasi buatmu
ya, jadi gini… “banyak
orang yang gagal
merubah dunia karena ia
lupa terhadap dirinya
sendiri, maksudnya jika Klien telah
Klien telah kita, menginginkan menceritakan
menceritakan seluruh Mengklarifikasi hal linkungan yang nyaman, seluruh
permasalahannya dan yang membuat maka ciptakan dahulu permasalahannya
konselor menutup sesi klien sulit pada diri kita. Rasa dan konselor
konseling dengan menjalankan malass itu hanya ujian menutup sesi
berterima kasih kepada keputusannya kita untuk mencapai konseling dengan
klien tujuann dan hal ini harus berterima kasih
benar-benar ditanamkan kepada klien.
dahulu pada diri untuk
memperoleh nilai yang
maksimal dan dapat
lolos seleksi
TNI/POLRI”
Itee :“baik bang”
Iter :“Jadi abang yakin
kamu bisa, melewati itu
Klien telah
semua… bagaimana
Klien telah menceritakan
sudah paham?”
menceritakan seluruh seluruh
Itee :“paham bang…”
permasalahannya dan permasalahannya
Iter :“Jadi abang
konselor menutup sesi Mengklarifikasi dan konselor
do’akan ya, supaya
konseling dengan menutup sesi
dapat memperoleh nilai
berterima kasih kepada konseling dengan
yang memuaskan dan
klien berterima kasih
dapat lolos seleksi
kepada klien
TNI/POLRI saat
menyelesaikan strat 1
nya” (memberikan
do’a)
Itee : “Aamiin bang,
terimakasih bang atas
atas do’a yang abang
berikan dan semangat,
motivasi ya bang ”
(merasa senang)
Iter :“ iya dek, sama-
sama. abang juga
terimakasih samamu
yang mau meluangkan
waktunya untuk
Klien telah
konseling sama abang
menceritakan seluruh
dan terimakasih sudah
permasalahannya dan Proses konseling
Mengakhiri proses memberikan
konselor menutup sesi berakhir setelah 19
konseling keprcayaann kepada
konseling dengan menit 50 detik
abang sudah berbagi
berterima kasih kepada
ceritanya”
klien
Itee :“siap bang,
seharusnya aku yang
mengucapkan banyak
terimakasih samamu
bang” (formal)
DAFTAR PUSTAKA

Allport. G. W. 1961. Pattern and Growth in Personality. New York : Rinerhart and
Winston.

Bischop, L.J. 1964. Interpreting Personality Theories. New York : Harper & Row

Cloninger S. 2004, Theories of Personality: Understanding persons 4 th edition. New


Jersey : Prentice Hall

Colledge, R. 2002. Mastering Counselling Theory. New York. Palgrave Macmilan.

Feist, J & Feist. G. 2002. Theories of Personality, New York : McGraw Hill Company

Hall C.S. and Lindzey G. 1993. Teori-teori Holistik. Jakarta : Kanisius

Schultz, Duane. (1991) Psikologi Pertumbuhan. Yogyakarta: Kanisius

Adams, E. (2013). Fundamentals of game 154 design (2nd ed). New York: New Riders
Publishing.

Alexander, B. K. (2010). The globalization of addiction: A study in poverty of the spirit.


New York: Oxford University Press.

Aziz, A. (2018). Kecanduan game online, 10 anak Banyumas alami gangguan mental.
Diakses 7 September 2019, dari https://www.merdeka.com/peristiwa/ kecanduan-game-
online-10-anak-dibanyumas-alami-gangguanmental.html

Baggio, S., Dupuis, M., Studer, J., Spilka, S., Daeppen, J. B., Simon, O., … Gmel, G.
(2016). Reframing video gaming and internet use addiction: Empirical cross-national
comparison of heavy use over time and addiction scales among young users. Addiction,
111(3), 513–522. doi: 10.1111/add.13192

Anda mungkin juga menyukai