Laporan Slripsi
Laporan Slripsi
SKRIPSI
Oleh:
MEILIDA WAHYUNING HASTUTI
125100201111018
i
PENGARUH SUHU PEMANASAN DAN KECEPATAN
PUTARAN CENTRIFUGE DALAM PEMBUATAN VIRGIN
COCONUT OIL (VCO) DENGAN KOMBINASI METODE
PEMANASAN SUHU RENDAH DAN SENTRIFUGASI
Oleh:
MEILIDA WAHYUNING HASTUTI
125100201111018
i
LEMBAR PERSETUJUAN
ii
LEMBAR PENGESAHAN
Dosen Penguji I,
Tanggal Lulus TA :
iii
RIWAYAT HIDUP
iv
Alhamdulillahirobbil alamiin..
Karya kecil ini kupersembahkan untuk kedua orang tuaku
Yang selalu ada saat kaki ini melangkah menyongsong
indahnya dunia
Untuk kakak dan saudara kembarku
Yang selalu memberikan tawa dan kebahagiaan ketika kaki ini
melangkah
v
PERNYATAAN KEASLIAN TUGAS AKHIR
Menyatakan bahwa,
vi
MEILIDA WAHYUNING HASTUTI. 125100201111018. Pengaruh
Suhu Pemanasan dan Kecepatan Putaran Centrifuge dalam
Pembuatan Virgin Coconut Oil (VCO) dengan Kombinasi Metode
Pemanasan Suhu Rendah dan Sentrifugasi. TA. Pembimbing : Dr. Ir.
Anang Lastriyanto, M.Si dan Rini Yulianigsih, STP, MT.
RINGKASAN
vii
MEILIDA WAHYUNING HASTUTI. 125100201111018. The Influence
of Heating Temperature and the Speed Rotation of Centrifuge to
Produce the Virgin Coconut Oil (VCO) with a Combination of Low
Heating Temperature and Centrifugation Method. TA. Supervisor :
Dr. Ir. Anang Lastriyanto, M.Si dan Rini Yulianigsih, STP, MT.
SUMMARY
viii
KATA PENGANTAR
ix
Penulis menyadari bahwa penyusunan laporan ini jauh
dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kritik dan saran akan sangat
diperlukan. Semoga hasil laporan ini dapat berguna bagi penulis
dan pembaca.
Penulis
x
DAFTAR ISI
xii
DAFTAR TABEL
xiii
DAFTAR GAMBAR
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
xv
BAB I. PENDAHULUAN
1
Berdasarkan uraian di atas, maka dilakukan penelitian
untuk mengetahui pengaruh suhu pemanasan dan kecepatan
putaran centrifuge dengan kombinasi metode pemanasan suhu
rendah dan sentrifugasi menggunakan pemanas ohmic.
Pemanasan suhu rendah menggunakan pemanas ohmic
dilakukan untuk pemecahan emulsi santan sehingga didapatkan
krim dan skim. Hal ini dimaksudkan agar proses pemecahan
emulsi dapat berlangsung dengan cepat sehingga lebih efektif.
Sedangkan metode sentrifugasi digunakan untuk memisahkan
minyak dan lapisan protein yang diperoleh dari krim. Sehingga
diharapkan akan memberikan rendemen minyak yang lebih tinggi
dan mutu yang sesuai dengan standar minyak kelapa murni yaitu
SNI 7381:2008.
2
3 Mengetahui pengaruh suhu pemanasan dan kecepatan
putaran centrifuge terhadap kualitas Virgin Coconut Oil
(VCO) yang dihasilkan dengan kombinasi metode
sentrifugasi dan pemanasan suhu rendah.
3
1.6 Hipotesis
Hipotesis dari penelitian ini adalah sebagai berikut.
1. Variasi suhu rendah dengan menggunakan pemanas
ohmic dalam proses pemecahan emulsi santan
berpengaruh terhadap peningkatan jumlah krim yang
dihasilkan.
2. Penggunaan centrifuge dalam proses pemisahan krim
memberikan pengaruh terhadap rendemen Virgin
Coconut Oil (VCO) yang dihasilkan.
4
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kelapa
Kelapa merupakan tumbuhan asli daerah tropis, yakni
daerah yang terletak di sepanjang garis khatulistiwa. Di daerah-
daerah tropis tersebut, tanaman kelapa banyak tumbuh dan
dibudidayakan oleh sebagian besar petani. Di wilayah Indonesia,
tanaman kelapa dapat ditemukan hampir di seluruh provinsi,
mulai dari daerah pantai yang datar sampai ke daerah
pegunungan yang sedikit tinggi (Warisno, 2003).
Dalam tata nama atau sistematika (taksonomi) tumbuh-
tumbuhan, tanaman kelapa (Cocos nucifera L.) dimasukkan ke
dalam klasifikasi sebagai berikut (Warisno, 2003) :
Kingdom : Plantae
Divisio : Spermatophyta
Sub-divisio : Angiospermae
Kelas : Monocotyledonae
Ordo : Palmales
Familia : Palmae
Genus : Cocos
Spesies : Cocos nucifera L.
2.2 Santan
Menurut Tansakul dan Chaisawang (2006), santan adalah
emulsi minyak dalam air yang berwarna putih, yang diperoleh
dengan cara memeras daging kelapa segar yang telah diparut
atau dihancurkan dengan atau tanpa penambahan air. Santan
mempunyai kendala mudah rusak karena kandungan air, lemak,
dan protein yang cukup tinggi sehingga mudah ditumbuhi oleh
mikroorganisme pembusuk. Santan yang tidak diberi perlakuan
akan mudah membusuk. Hal ini karena mikroba santan memiliki
waktu generasi yang singkat yaitu 232 menit pada suhu 100C dan
44 menit pada suhu 300C.
Santan merupakan emulsi minyak dalam air alami
berwarna putih susu yang diekstrak dari daging buah kelapa tua
6
baik dengan atau tanpa penambahan air. Bila santan didiamkan,
secara perlahan akan terjadi pemisahan. Bagian yang kaya
dengan minyak disebut krim, dan bagian yang miskin dengan
minyak disebut skim. Krim itu sendiri lebih ringan daripada skim
(Tarwiyah, 2001).
7
dipastikan memiliki pH
dibawah 7
e. Presentase Penguapan : Tidak menguap pada
suhu 210C (0%)
f. Titik cair : 20-250C
g. Titik didih : 2250C
h. Kerapatan udara ; 6,91 kg/m3
i. Tekanan uap : 1 Pa pada suhu 1210C
j. Kecepatan penguapan : Tidak diketahui
2. Sentrifugasi
Sentrifugasi merupakan salah satu pembuatan minyak
kelapa murni dengan cara mekanik. Upaya yang dilakukan untuk
memutus ikatan lemak-protein pada santan dilakukan dengan
8
pemutaran yaitu dengan gaya sentrifugal. Oleh karena itu, berat
jenis minyak dan air berbeda setelah dilakukan sentrifugasi.
Keduanya akan terpisah dengan sendirinya. Berat jenis minyak
lebih ringan dibandingkan dengan berat jenis air. Sehingga
minyak akan terkumpul pada bagian lapisan atas (Setiaji dan
Surip, 2006).
3. Fermentasi
Secara tradisional, minyak kelapa murni diproduksi
dengan metode fermentasi, di mana santan dikeluarkan dari
kelapa yang baru dipanen untuk difermentasi selama 24-36 jam
selama periode tersebut, fasa minyak akan dipisahkan dari fase
air. Selanjutnya, minyak sedikit dipanaskan untuk waktu yang
singkat untuk menghapus kelembaban dan akhirnya disaring.
Kelemahan utama dari proses ini adalah recovery minyak dan
bau fermentasi rendah, yang terdapat pada karakteristik aroma
kelapa dari minyak (Madhavan et al., 2005).
Proses ekstraksi secara fermentasi dibandingkan dengan
cara lain memiliki kemudahan sehingga dapat diproduksi secara
praktis, hemat bahan bakar, residu galendo lebih sedikit, tingkat
ketengikan rendah dengan daya simpan lebih lama, dan bebas
senyawa penginduksi kolesterol (Rosenthal dan Niranjan, 1996).
4. Pemanasan Bertahap
Pembuatan minyak kelapa murni dengan cara
pemanasan bertahap sebenarnya digunakan untuk
menyempurnakan pembuatan minyak kelapa murni secara
tradisional. Minyak yang dihasilkan memiliki kualitas yang lebih
baik daripada minyak kelapa murni yang dibuat dengan cara
tradisonal. Perbedaannya dengan pembuatan minyak kelapa
murni secara tradisional adalah suhu yang digunakan. Pada
pembuatan minyak kelapa murni dengan pemanasan bertahap,
suhu yang digunakan berkisar antara 60-750C. Untuk menjaga
suhu santan agar tetap konstan selama pemanasan perlu
dilakukan kontrol selama pemanasan. Apabila suhunya telah
mencapai 750C api kompor harus dimatikan. Sebaliknya, apabila
suhunya telah mencapai 650C api dihidupkan kembali (Setiaji dan
Surip, 2006).
9
5. Enzimatis
Pembuatan VCO dengan cara enzimatis merupakan
pemisahan minyak dalam santan tanpa pemanasan melainkan
dengan bantuan enzim. Enzim dapat disintesis atau disuplai dari
alam. Beberapa jenis enzim yang bisa digunakan untuk
memecah ikatan lipoprotein dalam emulsi lemak yaitu papain
(pepaya), bromelin (nanas), dan enzim protease yang berasal
dari kepiting sungai. Enzim papain banyak yang terdapat dalam
getah daun pepaya. Sementara enzim bromelin banyak terdapat
pada bagian bonggol (hati) nanas (Setiaji dan Surip, 2006).
6. Pemancingan Minyak
Pembuatan VCO dengan metode pemancingan dilakukan
dengan memancing keluarnya VCO dari krim santan dengan
prinsip fasa dan persamaan kepolaran. Dalam pelaksanaannya,
krim santan yang telah dipisahkan dari skim kemudian
ditambahkan VCO dengan perbandingan 1:3. Aduk rata sekitar
5-10 menit. Diamkan selama 10 jam sampai terbentuk VCO,
blondo, dan air. Kemudian disaring dengan memisahkan VCO
dari blondo dan air (Setiaji dan Surip, 2006).
10
Tabel 2.2 Standar Mutu Minyak Kelapa Murni Menurut SNI 7381: 2008
No. Jenis Uji Satuan Persyaratan
1. Keadaan Khas kelapa segar, tidak
1.1 Bau tengik, normal, khas
minyak kelapa, tidak
1.2 Rasa berwarna kuning hingga
1.3 Warna pucat
Air dan senyawa
2. % Maks 0,2
yang menguap
g iod/ 100
3. Bilangan iod 4,1 -11,0
g
Asam lemak
bebas (dihitung
4. % Maks 0,2
sebagai asam
laurat)
Bilangan
5. mg ek/kg Maks 0,2
peroksida
6. Asam lemak:
6.1 Asam
% ND – 0,7
kaproat (C6:0)
6.2 Asam
% 4,6 – 10,0
kaprilat (C8:0)
6.3 Asam kaprat
% 5,0 – 8,0
(C10:0)
6.4 Asam laurat
% 45,1 – 53,2
(C12:0)
6.5 Asam
% 16,8 – 21
miristat (C14:0)
6.6 Asam
% 7,5 – 10,2
palmitat (C16:0)
6.7 Asam stearat
% 2,0 – 4,0
(C18)
6.8 Asam oleat
% 5,0 – 10,0
(C18:1)
6.9 Asam
% 1,0 – 2,5
linoleat (C18:2)
CATATAN ND = No detection (tidak terdeteksi)
Sumber: BSN (2008)
11
2.3.4 Analisis Kualitas Virgin Coconut Oil (VCO)
Kualitas Virgin Coconut Oil (VCO) ditentukan oleh
beberapa kriteria. Kriteria tersebut yaitu.
a. Kadar Air
Pengujian terhadap kadar air sangat penting untuk
menduga ketahanan minyak. Kadar air dalam VCO sangat
mempengaruhi mutu minyak tersebut. Minyak kelapa yang
berkadari air tinggi akan cenderung memiliki masa simpan
pendek. Kadar air minyak umumnya ditentukan menggunakan
metode gravimetri. Prinsip metode ini adalah menguapkan air
dalam minyak dengan dipanaskan dalam oven ada suhu 1050C
(Sudarmadji, 1996).
Dengan adanya air, minyak dapat terhidrolisis menjadi
gliserol dan asam lemak. Reaksi ini dapat dipercepat dengan
adanya basa, asam, dan enzim-enzim. Hidrolisis dapat
menurunkan mutu minyak. Kandungan air dalam minyak mampu
mempercepat kerusakan minyak. Air yang ada dalam minyak
dapat juga dijadikan sebagai media pertumbuhan
mikroorganisme yang dapat menghidrolisis minyak (Ketaren,
1986).
b. Rendemen
Rendemen kelapa adalah kadar kandungan minyak di
dalam buah kelapa yang hasilnya dinyatakan dalam persen (%).
Bila dikatakan rendemen 10%, artinya bahwa dari 100 kg daging
buah kelapa akan diperoleh minyak sebanyak 10 kg.
Meningkatnya rendemen minyak kelapa dapat dipengaruhi oleh
beberapa faktor, salah satu faktor tersebut adalah tingkat
kematangan buah kelapa yang digunakan (Sukamto, 2001).
12
Menurut Pontoh, et al. (2008), asam lemak bebas dapat
terbentuk sejak minyak berada dalam jaringan tanaman, karena
adanya enzim lipase yang dapat menghidrolisa lemak netral
(trigliserida). Namun, dalam organisme hidup enzim umumnya
berada dalam kondisi tidak aktif. Dalam organisme yang telah
mati, mekanisme sel-sel akan rusak sehingga enzim lipase mulai
bekerja dan merusak molekul lemak. Kecepatan hidrolisis enzim
lipase yang terdapat dalam jaringan relative lambat pada suhu
rendah dan akan lebih intensif pada kondisi yang cocok. Kelapa
yang diparut, struktur selnya telah rusak sehingga enzim lipase
mulai bekerja merusak molekul minyak.
2.5 Sentrifugasi
Sentrifugasi adalah proses yang melibatkan penggunaan
gaya sentrifugal untuk sedimentasi campuran heterogen dengan
mesin pemisah, yang biasa digunakan dalam industri dan dalam
pengaturan laboratorium. Proses ini digunakan untuk
memisahkan dua cairan yang saling bercampur. Komponen yang
lebih padat dari campuran berpindah di bagian bawah tabung,
sementara komponen kurang padat dari campuran berpindah
atas komponen yang padat. Ahli kimia dan ahli biologi dapat
meningkatkan gaya gravitasi efektif pada tabung reaksi sehingga
dapat bergerak dengan cepat dan menyebabkan endapan atau
yang biasa disebut pellet untuk berkumpul di bagian bawah
tabung. Komponen yang tersisa disebut dengan supernatan atau
cairan supernatan (Majekodunmi, 2015).
Sentrifugasi adalah teknik pemisahan analitis dalam
penelitian biomedis dan laboratorium klinis. Pemisahan
didasarkan pada perilaku partikel dari bidang sentrifugal yang
diterapkan. Apabila partikel dalam bidang sentrifugal yang
dihasilkan oleh rotor berputar dengan kecepatan sudut ω,
(radian/sec), gaya sentrifugal yang disajikan dalam persamaan
berikut (Okotore. 1998).
𝐹𝑐 = 𝑚 𝜔2 𝑟 ……………… 1
14
Dimana:
m : massa dari partikel
r : jarak radial dari tengah rotasi (cm)
ω : kecepatan angular rotor (rpm)
2𝜋
𝜔= 𝑟𝑝𝑚 ……………… 2
60
Oleh karena itu, bidang sentrifugal dalam G diberikan
dengan persamaan berikut.
4𝜋 2 . 𝑟𝑝𝑚2 . 𝑟 ……………… 3
𝐺 = 𝜔2 𝑟 =
3600
2.6 Penelitian Terdahulu
Penelitian pertama dilakukan oleh Wen (2010), penelitian
ini meneliti tentang pembuatan Virgin Coconut Oil (VCO) dengan
menggunakan kombinasi metode sentrifugasi dengan
pemanasan menggunakan microwave. Pada prosesnya,
kecepatan sentrifugasi yang digunakan sebesar 6000 rpm dan
12000 rpm dan daya microwave yang digunakan sebesar 360
watt, 540 watt, dan 720 watt. Hasil dari penelitian menunjukkan
bahwa kombinasi microwave dan sentrifugasi tertinggi sebesar
46,88% dihasilkan dari daya microwave 720 watt dan kecepatan
sentrifugal 12000 rpm dengan waktu 105 menit yang dapat
diartikan kombinasi microwave dengan metode sentrifugasi
memberikan hasil yang baik terhadap Virgin Coconut Oil (VCO)
karena tingginya rendemen yang dihasilkan oleh Virgin Coconut
Oil (VCO) itu sendiri.
Penelitian kedua dilakukan oleh Wong and Hartina (2014),
penelitian tersebut meneliti tentang pembuatan Virgin Coconut
Oil (VCO) dengan menggunakan metode sentrifugasi. Pada
penelitian tersebut digunakan kecepatan sentrifugasi yang
berbeda yaitu antara 2000 sampai 12000 rpm dalam waktu
antara 15 sampai 120 menit. Pada proses pembuatannya, suhu
dikendalikan masing-masing sebesar 250C, 300C, 350C, dan
400C. Hasil menunjukkan bahwa peningkatan waktu dan
kecepatan sentrifugasi akan meningkatkan laju sedimentasi dan
15
akan meningkatkan terjadinya pemisahan antara dua cairan yang
bercampur menjadi emulsi. Sehingga memberikan hasil Virgin
Coconut Oil (VCO) yang lebih tinggi. Pada variasi suhu, hasil
Virgin Coconut Oil (VCO) meningkat seiring dengan terjadinya
peningkatan suhu. Hal ini karena denaturasi panas oleh protein
labil selama pemanasan.
Selanjutnya adalah Virgin Coconut Oil (VCO) yang
diproduksi oleh dr. Zainal Gani. Pembuatan Virgin Coconut Oil
(VCO) yang dilakukan di rumah produksi tersebut dengan
menggunakan kombinasi metode chilling, thawing, dan metode
sentrifugasi. Pada metode tersebut, pada metode pendinginan
dilakukan pada suhu maksimal 200C dan pemanasan pada suhu
kurang dari 450C. Sentrifugasi dilakukan untuk memisahkan
minyak dengan kecepatan sentrifugasi sebesar 600 g. Setelah
didapatkan minyak, dilakukan evaporasi dengan mesin
evaporator tekanan rendah selama 12 jam untuk memisahkan air
yang masih ada dalam minyak yang dihasilkan. Hasil minyak
yang didapatkan bening berwarna putih dan kadar air yang
dihasilkan cenderung rendah.
Penelitian tentang pembuatan Virgin Coconut Oil (VCO)
dengan kombinasi metode pemanasan suhu rendah dan
sentrifugasi memberikan hasil rendemen yang tinggi. Pemanasan
dengan suhu yang rendah dan kecepatan sentrifugasi sebesar
6000 rpm akan memberikan hasil rendemen sebesar 6,2%.
Sedangkan pemanasan dengan suhu yang relatif tinggi dan
kecepatan sentrifugasi sebesar 6000 rpm akan memberikan hasil
rendemen sebesar 29%. Hasil Virgin Coconut Oil (VCO) dengan
metode pemanasan suhu rendah dan sentrifugasi tersebut dapat
dilihat pada Gambar 2.3.
16
Gambar 2.3 Hasil VCO dengan metode pemanasan suhu rendah dan
sentrifugasi
Sumber: Dokumen pribadi
17
18
BAB III. METODOLOGI PENELITIAN
19
3.2.2 Bahan
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah buah
kelapa ( Cocos Nucifera L.) yang diperoleh dari pasar Sitiharjo,
Kabupaten Malang. Buah kelapa yang digunakan dalam
penelitian ini merupakan buah kelapa yang belum terkupas
testanya (kulit yang berwarna cokelat). Buah kelapa yang
digunakan adalah kelapa varietas dalam (Typica). Tingkat
keseragaman ketuaan kelapa dipilih berdasarkan penampang
fisiknya seperti warna testa.
20
Gambar 3.1 Pemanas Ohmic
21
Tabel 3.1 Kombinasi Pelakuan Penelitian
Kecepatan Putaran Suhu (0C)
(rpm) T1 T2 T3
V1 T1V1 T1V2 T1V3
V2 T2V1 T2V2 T2V3
Keterangan:
VIT1 : Kecepatan putaran centrifuge 5000 rpm dan
suhu pemanasan 400C
VIT2 : Kecepatan putaran centrifuge 5000 rpm dan
suhu pemanasan 500C
VIT3 ; Kecepatan putaran centrifuge 5000 rpm dan
suhu pemanasan 600C
V2T1 : Kecepatan putaran centrifuge 10000 rpm dan
suhu pemanasan 400C
V2T2 : Kecepatan putaran centrifuge 10000 rpm dan
suhu pemanasan 500C
V2T3 : Kecepatan putaran centrifuge 10000 rpm dan
suhu pemanasan 600C
24
Mulai
Penghilangan testa
Pemarutan kelapa
Santan kelapa
Krim
Dihitung volumenya
25
A
Krim
Selesai
Gambar 3.2 Diagram Alir Proses Pembuatan Virgin Coconut Oil (VCO)
Menggunakan Kombinasi Metode Pemanasan Suhu Rendah dan
Sentrifugasi
27
Dengan:
m1 adalah bobot sampel (g)
m2 adalah bobot sampel setelah pengeringan (g)
29
30
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
31
lapisan krim yang kaya akan minyak dan lapisan skim yang
miskin minyak.
Pada proses sentrifugasi, digunakan dua suhu yang
berbeda yaitu 5000 rpm dan 10000 rpm. Proses sentrifugasi
digunakan untuk memisahkan krim santan sehingga dihasilkan
minyak, lapisan protein, dan air seperti gambar yang berada pada
Lampiran 1. Proses pemisahan dengan menggunakan
centrifuge didasarkan pada penggunaan gaya sentrifugal dimana
krim akan diputar dengan kecepatan yang telah ditentukan. Pada
saat krim diputar, partikel yang ada akan terpisah sesuai dengan
berat jenis masing-masing partikel. Lapisan minyak yang memiliki
berat jenis yang lebih rendah daripada air akan berada di atas.
Satuan dari kecepatan sentrifugasi itu sendiri dapat dinyatakan
dengan RPM (Revolutions Per Minute) atau RCF/G (Relative
Centrifugal Force/Gravity Force). Konversi RPM ke RCF dapat
dirumuskan sebagai berikut.
𝑟𝑝𝑚 2 ……………… 7
𝑅𝐶𝐹 = 11,18 . (𝑟𝑐𝑚 ) [ ]
1000
Dari persamaan di atas, didapatkan hasil sebesar 2767 g
untuk kecepatan putaran 5000 RPM dan 11068 g untuk
kecepatan putaran 10000 RPM. Perhitungan dari hasil tersebut
dapat dilihat pada Lampiran 11. Pemanasan yang dilakukan
dengan pemanas ohmik dimaksudkan untuk proses pemisahan
santan menjadi krim. Sedangkan proses sentrifugasi
dimaksudkan untuk memisahkan krim menjadi minyak, lapisan
protein, dan air. Sehingga, kombinasi antara pemanasan dan
sentrifugasi dilakukan untuk memecah emulsi santan sampai
didapatkan minyak. Kemudian, hasil Virgin Coconut Oil (VCO)
dianalisis kadar Free Fatty Acid (FFA) dan kadar airnya yang
menghasilkan nilai Free Fatty Acid FFA yang berkisar antara
0,0504% sampai 0,1467%. Sedangkan nilai kadar air yang
dihasilkan berkisar antara 0,0782% sampai 1,0909%. Hasil Free
Fatty Acid (FFA) dan kadar air secara keseluruhan dapat dilihat
pada Lampiran 10.
32
4.2 Kuantitas Krim dengan Perlakuan Suhu Pemanasan
Kuantitas krim yang dihasilkan selama proses pemanasan
berperan penting terhadap hasil rendemen minyak yang akan
dihasilkan. Warna krim cenderung lebih putih daripada krim yang
berwarna kekuningan dan bening. Krim dan skim yang dihasilkan
dalam penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 4.1.
33
100
Rendemen Krim (%)
80
60
40
20
0
40 50 60
Suhu (ºC)
36
60
Rendemen (%) 50
40
30 5000 RPM
(2767 G)
20
10 10000 RPM
(11068 G)
0
40 50 60
Suhu (ºC)
38
Tabel 4.1 Rendemen yang dihasilkan dari variasi perlakuan suhu
Pemanasan dan kecepatan putaran dengan kesamaan
volume krim (144 ml)
PERLAKUAN
RENDEMEN (%)
SUHU (0C) KECEPATAN PUTAR (RPM)
5000 rpm 27.1875
40
10000 rpm 27,5000
5000 rpm 27,6042
50
10000 rpm 27,9167
5000 rpm 25,0000
60
10000 rpm 26,6667
39
4.4 Pengaruh Suhu Pemanasan dan Kecepatan Putaran
Terhadap Kualitas Virgin Coconut Oil (VCO)
4.4.1 Kadar Air
Kualitas minyak dapat dilihat berdasarkan kadar air dari
Virgin Coconut Oil (VCO) yang dihasilkan. Kadar air merupakan
parameter yang mempengaruhi tingkat ketahanan minyak
terhadap kerusakan. Kadar air juga mempengaruhi mutu Virgin
Coconut Oil (VCO). Adanya sejumlah air pada minyak akan
menyebabkan terjadinya proses hidolisis, sehingga dapat
menyebabkan kerusakan pada minyak yang nantinya akan
menyebabkan perubahan pada rasa dan bau tengik pada minyak.
Rata-rata kadar air Virgin Coconut Oil (VCO) berada pada
kisaran 0,1512% sampai 1,0775%. Nilai kadar air tertinggi
dihasilkan dengan kombinasi perlakuan suhu 600C dan
kecepatan putaran 5.000 rpm (2767 g) sebesar 1,0775%.
Sedangkan nilai kadar air terendah dihasilkan dari kombinasi
perlakuan suhu 400C dan kecepatan putaran 10.000 rpm (11068
g) 0,1512%. Hal ini hampir sama dengan penelitian yang
dilakukan oleh Wong et al. (2014) pada penelitiannya tentang
pembuatan Virgin Coconut Oil dengan variasi kecepatan putaran
dihasilkan kadar air yang berkisar antara 0,88% sampai 1,03%.
1,2
1
Kadar Air (%)
0,8
5000 RPM
0,6 (2767 G)
0,4 10000 RPM
0,2 (11068 G)
0
40 50 60
Suhu (ºC)
40
Berdasarkan Gambar 4.5, pada suhu 400C, nilai kadar air
Virgin Coconut Oil (VCO) yang dihasilkan pada kecepatan
putaran 5000 rpm adalah sebesar 0,2076%, sedangkan pada
kecepatan putaran 10000 rpm dihasilkan nilai kadar air Virgin
Coconut Oil (VCO) sebesar 0,1512%. Nilai kadar air pada
kecepatan putaran 5000 rpm lebih besar daripada 10000 rpm.
Hal ini berbeda dengan nilai kadar air yang dihasilkan pada suhu
500C. Pada suhu 500C, dengan kecepatan putaran 5000 rpm
didapatkan nilai kadar air sebesar 0,5225%, sedangkan pada
kecepatan putaran 10000 rpm didapatkan nilai kadar air sebesar
0,7568%. Pada suhu tersebut, didapatkan hasil nilai kadar air
pada kecepatan putaran 5000 rpm lebih kecil daripada 10000
rpm. Sedangkan pada suhu 600C, pada kecepatan 5000 rpm nilai
kadar air Virgin Coconut Oil (VCO) yang dihasilkan adalah
sebesar 1,0775%, sedangkan pada kecepatan 10000 rpm nilai
kadar air jauh lebih kecil yaitu sebesar 0,4153%.
Berdasarkan Gambar 4.5, dengan input bahan yang
sama dan perlakuan yang sama antar ulangan, dapat dilihat
apabila semakin tinggi suhu akan menyebabkan terjadinya
kenaikan pada hasil kadar air yang didapatkan hal ini tidak sesuai
dengan yang dinyatakan oleh Fachry et al. (2007), bahwa
semakin tinggi suhu, maka semakin banyak protein yang ada di
dalam emulsi santan yang akan mengalami denaturasi dan
jumlah air yang ada pada emulsi tersebut akan mengalami
pengurangan. Terjadinya peningkatan nilai kadar air seiring
dengan bertambahnya suhu pemanasan diduga karena adanya
minyak dan air yang belum terpisah secara sempurna, hal ini
dapat terjadi karena dengan pemanasan yang tinggi, santan akan
terdenaturasi menjadi lapisan protein, karena proses inilah, air
yang terdapat dalam santan tidak dapat teruapkan dengan baik.
Berdasarkan Gambar 4.5, dengan input bahan yang
sama dan perlakuan yang sama antar ulangan, dapat dilihat
apabila semakin tinggi kecepatan sentrifugasi, kadar air yang
dihasilkan akan semakin rendah. Hal ini sesuai dengan yang
dinyatakan oleh Hapsari dan Welasih (2009), bahwa krim santan
yang dimasukkan dalam alat centrifuge dan diputar akan
membentuk tiga lapisan yaitu minyak, blondo, dan air, proses
pemisahan itu sendiri memerlukan kecepatan putaran yang
41
tinggi, air akan terpisah dengan sendirinya dengan demikian
minyak dengan berat jenis yang lebih ringan akan terkumpul di
bagian atas. Pendapat lain dikemukakan oleh Nour et al. (2009),
yang menyatakan bahwa penggunaan kecepatan putaran
sentrifugasi yang berbeda tidak menimbulkan banyak perbedaan
dalam kadar air VCO. Hal ini dikarenakan adanya pemisahan
yang lebih efisien dan efektif pada minyak dengan non-minyak.
Kisaran nilai kadar air pada penelitian ini, menghasilkan
kisaran yang kurang memenuhi standar mutu SNI 7381 tahun
2008 (Tabel 2.2) tentang minyak kelapa murni yang menyatakan
bahwa kadar air maksimal pada Virgin Coconut Oil (VCO) adalah
sebesar 0,2%. Kurang memenuhinya standar mutu tersebut
dikarenakan dari 6 kombinasi perlakuan, hanya ada dua
perlakuan yang memenuhi standar mutu SNI yaitu perlakuan
suhu 400C dan kecepatan putaran 5.000 rpm (2767 g) serta suhu
400C dan kecepatan putaran 10.000 rpm (11068 g).
Ketidaksesuaian hasil minyak dengan standar mutu SNI
7381: 2008 diduga karena masih terikutnya lapisan air pada
minyak, hal ini tejadi karena proses pemisahan dari tube
centrifuge itu sendiri manual dengan cara menuangkan minyak.
Selain itu, alasan lain nilai kadar air yang tidak sesuai adalah
karena proses penyimpanan sampel yang kurang baik dan
jangka waktu yang lama berada pada suhu ruang selama proses
analisisnya. Penyimpanan minyak yang kurang benar dapat
menyebabkan minyak teroksidasi oleh udara, hal ini
menyebabkan nilai kadar air akan bertambah.
Selanjutnya, untuk mengetahui pengaruh yang terjadi
pada perlakuan, dilakukan analisis menggunakan analisis ragam
dua arah (ANOVA) dengan taraf 0,05 dan 0,01. Dari Tabel
analisis ragam (Lampiran 8), didapatkan hasil apabila suhu
pemanasan berpengaruh sangat nyata terhadap hasil kadar air
Virgin Coconut Oil (VCO) hal ini dibuktikan dengan F hitung > F
0,01. Sedangkan kecepatan putaran tidak berpengaruh nyata
terhadap hasil kadar air hal ini dibuktikan dengan F hitung < F
0,05. Sementara itu, kombinasi perlakuan antara suhu
pemanasan dan kecepatan putaran berpengaruh nyata terhadap
hasil kadar air Virgin Coconut Oil (VCO), hal ini dibuktikan dengan
F 0,05 < F hitung < F 0,01. Hipotesis dari penelitian ini diterima
42
karena variasi suhu pemanasan dan kecepatan putaran
mempengaruhi kadar air dari Virgin Coconut Oil (VCO) yang
dihasilkan.
Uji lanjut menggunakan DMRT (Duncan’s Multiple Range
Test) dilakukan terhadap perlakuan yang berbeda sangat nyata
yaitu perlakuan suhu dan kombinasi antara suhu dan kecepatan
putaran. Hasil uji lanjut perlakuan dengan F 0,05 dan F 0,01 dapat
diihat pada Tabel 4.2. Sedangkan hasil uji lanjut kombinasi
antara suhu dan kecepatan putaran dapat dilihat pada Tabel 4.3.
44
0,14
0,12 5000 RPM
0,1 (2767 G)
FFA (%)
0,08
0,06
10000 RPM
0,04 (11068 G)
0,02
0
40 50 60
Suhu (ºC)
Gambar 4.6 Pengaruh Suhu Pemanasan dan Kecepatan
PutaranTerhadap Free Fatty Acid (FFA) Virgin Coconut Oil (VCO)
47
48
BAB V. PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat
disimpulkan bahwa:
1. Suhu pemanasan tidak berpengaruh nyata terhadap
kuantitas krim yang dihasilkan. Hasil tertinggi didapatkan
pada suhu 500C dan kecepatan putaran 5000 rpm (2767
g) sebesar 288 ml. Nilai rendemen krim yang dihasilkan
tidak berbeda terlalu jauh diduga karena santan termasuk
ke dalam sistem oil in water (O/W) yang tidak stabil yang
dapat diakibatkan oleh panas.
2. Suhu pemanasan, kombinasi suhu pemanasan dengan
kecepatan putaran, dan kecepatan putaran tidak
berpengaruh nyata terhadap hasil rendemen Virgin
Coconut Oil (VCO). Artinya, perlakuan suhu pemanasan,
kecepatan putaran, maupun kombinasi antara kecepatan
putaran dan suhu pemanasan dalam proses pembuatan
Virgin Coconut Oil (VCO) akan memberikan hasil yang
cenderung sama untuk nilai rendemen minyak.
Rendemen tertinggi dihasilkan pada kombinasi suhu 500C
dan kecepatan putaran 5000 rpm (2767 g) yaitu sebesar
55,4167%.
3. Pada penelitian ini, parameter suhu pemanasan dan
kombinasi suhu pemanasan dengan kecepatan putaran
berpengaruh sangat nyata terhadap kadar air. Hal
tersebut menandakan bahwa perlakuan suhu 400C dan
500C nantinya akan memberikan hasil yang berbeda
terhadap kadar air. Sedangkan kecepatan putaran tidak
berpengaruh nyata terhadap hasil kadar air Virgin
Coconut Oil (VCO). Nilai kadar air tertinggi dihasilkan
pada kombinasi suhu 600C dan kecepatan putaran 5.000
rpm (2767 g) sebesar 1,0775%.Parameter suhu
pemanasan dan kecepatan putaran tidak berpengaruh
nyata terhadap Free Fatty Acid (FFA). Hal ini disebabkan
karena dengan variasi suhu pemanasan dan kecepatan
putaran centrifuge nilai FFA yang dihasilkan tidak berbeda
49
jauh antara perlakuan yang satu dengan perlakuan yang
lain. Artinya, dengan kecepatan putaran dan suhu yang
berbeda akan menghasilkan nilai FFA yang relatif sama.
Nilai FFA tertinggi dihasilkan pada kombinasi perlakuan
suhu 400C dan kecepatan puataran 5000 rpm (2767 g)
sebesar 0,1264%.
5.2 Saran
Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut tentang parameter
kualitas Virgin Coconut Oil (VCO) yang meliputi asam lemak,
angka penyabunan, bilangan iod, dan indeks bias. Selain itu,
perlu dilakukan perbaikan metode dalam penentuan
keseragaman tingkat ketuaan kelapa serta proses pemisahan
antara minyak dengan lapisan protein dan air sehingga kadar air
yang dihasilkan akan sesuai dengan standar mutu yang ada.
50
DAFTAR PUSTAKA
Marina, A.M., Y.B. Che Man, dan I. Amin. 2009. Virgin Coconut
Oil: Emerging Functional Food Oil. Trends in Food
Science and Technology 20 (2009) 481-487.
53
Tansakul, A dan P.Chaisawang. 2006. Thermophysical
Properties of Coconut Milk. J.Food Enginnering 73:276-
280.
54
LAMPIRAN
55
Lampiran 1. Proses Pembuatan Virgin Coconut Oil (VCO)
57
Lampiran 2. Alat yang Digunakan dalam Penelitian
58
Lampiran 3. Perhitungan Rendemen Krim
Perlakuan Rendemen krim (%)
V1T1 Ulangan 1 89.3750
V1T2 Ulangan 1 91.2500
V1T3 Ulangan 1 88.1250
V2T1 Ulangan 1 88.7500
V2T2 Ulangan 1 71.2500
V2T3 Ulangan 1 87.8125
V1T1 Ulangan 2 82.8125
V1T2 Ulangan 2 91.8750
V1T3 Ulangan 2 87.8125
V2T1 Ulangan 2 67.8125
V2T2 Ulangan 2 68.4375
V2T3 Ulangan 2 73.4375
V1T1 Ulangan 3 84.0625
V1T2 Ulangan 3 87.1875
V1T3 Ulangan 3 85.0000
V2T1 Ulangan 3 72.1875
V2T2 Ulangan 3 77.1875
V2T3 Ulangan 3 80.6250
59
Lampiran 4. Perhitungan Rendemen Virgin Coconut Oil
(VCO)
Rendemen dengan
Perlakuan Rendemen (%) volume krim yang
sama (%)
V1T1 Ulangan 1 56.5625 28.4375
V1T2 Ulangan 1 62.1875 30.625
V1T3 Ulangan 1 57.5000 29.375
V2T1 Ulangan 1 52.5000 26.5625
V2T2 Ulangan 1 43.4375 27.5
V2T3 Ulangan 1 58.7500 29.0625
V1T1 Ulangan 2 45.9375 25
V1T2 Ulangan 2 55.0000 26.875
V1T3 Ulangan 2 48.1250 24.6875
V2T1 Ulangan 2 40.6250 26.875
V2T2 Ulangan 2 44.6875 29.375
V2T3 Ulangan 2 43.7500 26.875
V1T1 Ulangan 3 52.5000 28.125
V1T2 Ulangan 3 49.0625 25.3125
V1T3 Ulangan 3 39.6875 20.9375
V2T1 Ulangan 3 46.5625 29.0625
V2T2 Ulangan 3 46.2500 26.875
V2T3 Ulangan 3 43.1250 24.0625
60
Lampiran 5. Volume Krim yang Didapatkan dengan
Pemanas Ohmik
Ulangan 2
Ulangan 3
61
V2T1 231 80 9 320
62
Lampiran 6. Hasil Minyak Pada Proses Sentrifugasi
Lapisan Minyak (sesuai
No Sampel
Protein (ml) jumlah krim) (ml)
Ulangan 1
1. V1T1 42 181
V1T2 44 199
V1T3 49 184
V2T1 50 168
V2T2 56 139
V2T3 48 188
Ulangan 2
2. V1T1 58 147
V1T2 51 176
V1T3 61 154
V2T1 48 130
V2T2 49 143
V2T3 45 140
Ulangan 3
3. V1T1 51 168
V1T2 56 157
V1T3 74 127
V2T1 49 149
63
V2T2 56 148
V2T3 66 138
64
Lampiran 7. Analisis Ragam Kuantitas Virgin Coconut Oil
(Rendemen)
a. Two Ways Table
PERLAKUAN ULANGAN
RATA-
KECEPATAN TOTAL
SUHU RATA
PUTAR I II III
5000 rpm 56.5625 45.9375 52.5000 155.0000 51.6667
40
10000 rpm 52.5000 40.6250 46.5625 139.6875 46.5625
5000 rpm 62.1875 55.0000 49.0625 166.2500 55.4167
50
10000 rpm 43.4375 44.6875 46.2500 134.3750 44.7917
5000 rpm 57.5000 48.1250 39.6875 145.3125 48.4375
60
10000 rpm 58.7500 43.7500 43.1250 145.6250 48.5417
TOTAL 330.9375 278.1250 277.1875 886.2500 295.4167
886,25002
=
3.2.3
= 𝟒𝟑. 𝟔𝟑𝟓, 𝟓𝟎𝟑𝟓
∑𝑎 𝑏
𝑖=1 ∑𝑗=1 𝑌𝑖𝑗.
2
JKP = 𝑟
− FK
=
155,00002 +139,68752 +166,25002 +134,37502 +145,31252 +145,62502
−
3
65
∑𝑟𝑘=1 Y∙∙𝑘 2
JKU = − FK
𝑎.𝑏
∑𝑎
𝑖=1 Y𝑖𝑗∙
2
JKT = − FK
𝑏.𝑟
466,56252 + 419,68752
= − 43.635,5035
3.3
= 43.757,5738 − 43.635,5035
= 𝟏𝟐𝟐, 𝟎𝟕𝟎𝟑
JKTV = JKP − JKT − JKV
= 216,3845 − 7,9536 − 122,0703
= 𝟖𝟔, 𝟑𝟔𝟎𝟕
67
Lampiran 8. Analisis Ragam Kualitas Virgin Coconut Oil
(Kadar Air)
a. Two Ways Table
PERLAKUAN ULANGAN
RATA-
KECEPATAN TOTAL
SUHU I II III RATA
PUTAR
5000 rpm 0,4255 0,0994 0,0979 0,6228 0,2076
40ºC
10000 rpm 0,0782 0,1955 0,1799 0,4536 0,1512
5000 rpm 0,3806 0,1890 0,9980 1,5676 0,5225
50ºC
10000 rpm 0,8920 0,7055 0,6728 2,2703 0,7568
5000 rpm 1,0428 1,0989 1,0909 3,2326 1,0775
60ºC
10000 rpm 0,1947 0,3721 0,6790 1,2458 0,4153
TOTAL 3,0138 2,6604 3,7185 9,3927 3,1309
9,39272
=
3.2.3
= 𝟒, 𝟗𝟎𝟏𝟑
∑𝑎 𝑏
𝑖=1 ∑𝑗=1 𝑌𝑖𝑗.
2
JKP = − FK
𝑟
68
∑𝑟𝑘=1 Y∙∙𝑘 2
JKU = − FK
𝑎.𝑏
∑𝑎
𝑖=1 Y𝑖𝑗∙
2
JKT = 𝑏.𝑟
− FK
5,4232 + 3,96972
= − 4,9013
3.3
= 5,0186 − 4,9013
= 𝟎, 𝟏𝟏𝟕𝟑
JKTV = JKP − JKT − JKV
= 1,8344 − 1,0894 − 0,1173
= 𝟎, 𝟔𝟐𝟕𝟔
c. Tabel Analisis Ragam Dua Arah (Two Way Analysis of
Variance)
d. Uji Duncan
KT Galat 0,0490
UJD0,05 = √ =√ = 𝟎, 𝟏𝟐𝟕𝟖
Ulangan 3
70
Banyaknya Selingan UJD0,05 UJD0,01
Perlakuan
3,15 x 0,1278 4,48 x 0,1278
2 0
= 0,4026 = 0,5726
3,30 x 0,1278 4,73 x 0,1278
3 1
= 0,4217 = 0,6045
3,37 x 0,1278 4,88 x 0,1278
4 2
= 0,4307 = 0,6237
3,43 x 0,1278 4,96 x 0,1278
5 3
= 0,4384 = 0,6339
3,46 x 0,1278 5,06 x 0,1278
6 4
= 0,4422 = 0,6467
Pengaruh Suhu
Notasi
Rata-Rata
Suhu UJD0,05
400C 0,1794 a
500C 0,6397 b
600C 0,7464 b
71
Lampiran 9. Analisis Ragam Virgin Coconut Oil (Free Fatty
Acid/FFA)
a. Two Ways Table
PERLAKUAN ULANGAN
RATA-
KECEPATAN TOTAL
SUHU I II III RATA
PUTAR
5000 rpm 0,1231 0,1095 0,1467 0,3793 0,1264
40ºC
10000 rpm 0,0902 0,1349 0,1097 0,3348 0,1116
5000 rpm 0,0613 0,0769 0,1318 0,2700 0,0900
50ºC
10000 rpm 0,0890 0,0720 0,1222 0,2832 0,0944
5000 rpm 0,1064 0,0795 0,0936 0,2795 0,0932
60ºC
10000 rpm 0,1009 0,0504 0,0799 0,2312 0,0771
TOTAL 0,5709 0,5232 0,6839 1,7780 0,5927
1,77802
=
3.2.3
= 𝟎, 𝟏𝟕𝟓𝟔
∑𝑎 𝑏
𝑖=1 ∑𝑗=1 𝑌𝑖𝑗.
2
JKP = 𝑟
− FK
72
∑𝑟𝑘=1 Y∙∙𝑘 2
JKU = − FK
𝑎.𝑏
∑𝑎
𝑖=1 Y𝑖𝑗∙
2
JKT = 𝑏.𝑟
− FK
73
0,71412 + 0,55322 + 0,51072
= − 0,1756
2.3
= 0,1795 − 0,1756
= 𝟎, 𝟎𝟎𝟑𝟖
∑𝑏
𝑗=1 Y𝑖𝑗∙
2
JKV = 𝑎.𝑟
− FK
0,92882 + 0,84922
= − 0,1756
3.3
= 0,1760 − 0,1756
= 𝟎, 𝟎𝟎𝟎𝟒
JKTV = JKP − JKT − JKV
= 0,0046 − 0,0038 − 0,0004
= 𝟎, 𝟎𝟎𝟎𝟒
74
Lampiran 10. Hasil Analisa Virgin Coconut Oil (VCO)
75
Lampiran 11. Perhitungan Konversi Satuan Kecepatan
Sentrifugasi
o Kecepatan Putaran 5000 RPM
r = Jari-jari rotor = 9,899821 cm
rpm = kecepatan putaran centrifuge dalam rpm = 5000 rpm
Rumus:
𝑟𝑝𝑚 2
𝑅𝐶𝐹 = 11,18 . (𝑟𝑐𝑚 ) [ ]
1000
5000 𝑟𝑝𝑚 2
𝑅𝐶𝐹 = 11,18 . 9,899821 𝑐𝑚 . [ ]
1000
𝑅𝐶𝐹 = 𝟐𝟕𝟔𝟕 𝒈
76