Anda di halaman 1dari 7

Psikologi Anak Khusus

 BLIND CHILDREN

• Total Blind

• Low Vision

Mata terdiri dari banyak bagian beberapa diantaranya, kornea, iris, lensa, dan
retina. Semua belerja sama dalam menangkap image dan cahaya.

Jika tidak bekerja dengan benar, maka penglihatannya akan terganggu atau
justru mengalami kebutaan baik pada 1 mata atau pada kedua mata

Bagian-bagian Mata

Klasifikasi blindness berdasarkan kemampuan daya penglihatan

• Blindness ringan (defective vision/legally blind/low vision)

Memiliki hambatan dalam penglihatan, masih dapat melihat sedikit


cahaya dan bayangan dan masih mampu melakukan pekerjaan/kegiatan
yang menggunakan fungsi penglihatan.

• Blindness berat (totally blind)

Sama sekali tidak dapat melihat.


Penyebab

1. Pre natal

a. Keturunan

Perkawinan saudara atau orang tua yang tunanetra, biasanya retinitis


pigmentosa (kemunduran fungsi retina)

b. Pertumbuhan dalam kandungan

Gangguan ketika hamil, misal kekurangan nutrisi, rubella, TBC, diabetes,


toxoplasmosis

2. Post natal

Saat persalinan terjadi benturan, terinfeksi bakteri, prematur,


mengalami penyakit mata yang mengakibatkan kerusakan mata, seperti
xeropthalmia (kekurangan vitamin A), catarac (lensa mata keruh),
glaucoma (meningkatnya cairan bola mata), diabetik retinopathy
(diabetes), kecelakaan, dll

Karakteristik yang biasa muncul

1. Fisik

• Mata juling

• Sering berkedip

• Menyipitkan mata

• Kelopak mata merah

• Mata infeksi

• Gerakan mata tak beraturan dan cepat

• Mata selalu berair

• Pembengkakan pada kulit tempat tumbuh bulu mata

• Mata tampak lain; terlihat putih di tengah mata (katarak) atau kornea
(bagian bening di depan mata) terlihat berkabut
2. Perilaku

• Menggosok mata secara berlebihan

• Menutup mata sebelah, memiringkan kepala atau mencondongkan


kepala ke depan

• Sukar membaca atau dalam mengerjakan pekerjaan lain yang sangat


memerlukan penggunaan mata

• Berkedip lebih banyak daripada biasanya

• Menyipitkan mata atau mengkerutkan dahi

• Tidak tertarik perhatiannya pada objek penglihatan

• Janggal dalam bermain yang memerlukan kerjasama tangan dan mata

• Menghindar dari tugas-tugas yang memerlukan penglihatan atau


memerlukan penglihatan jarak jauh

• Menulis dan membaca dengan jarak yang sangat dekat

• Hanya dapat membaca huruf yang berukuran besar

• Lebih sulit melihat pada malam hari daripada siang hari

• Memakai kacamata yang sangat tebal tetapi masih tidak dapat melihat
dengan jelas

• Mata gatal, panas atau merasa ingin menggaruk karena gatal

• Banyak mengeluh tentang ketidakmampuan dalam melihat

• Merasa pusing atau sakit kepala

3. Psikis

• Curiga terhadap orang lain

• Perasaan mudah tersinggung

• Ketergantungan yang berlebihan


Strategi Pembelajaran Bagi Blind Children

Didasarkan pada 2 pemikiran :

1)  Upaya memodifikasi lingkungan agar sesuai dengan kondisi anak

2)  Upaya pemanfaatan secara optimal indera-indera yang masih berfungsi,


untuk mengimbangi kelemahan

Prinsip Dalam Pembelajaran Blind Children

1. Individual

Perlu diperhatikan perbedaan setiap anak

2. Kekonkritan / pengalaman nyata

Mendapatkan pengalaman secara nyata dari apa yang dipelajarinya,


pengalaman penginderaan langsung

3. Totalitas

Multi sensory approach, yaitu penggunaan semua alat indera yang masih
berfungsi secara menyeluruh mengenai suatu objek.

4. Aktivitas mandiri

Membuat anak menjadi mandiri, mengeksplor, menemukan


 COMMUNICATION DISORDER

Gangguan Bahasa (Afasia)

Perkembangan Bahasa Anak

12 – 15 Bulan

12 bulan, menunjukkan mimik, mengeluarkan suara, ada usaha berkomunikasi


bila membutuhkan sesuatu;
15 bulan, mampu memahami arti "tidak boleh" atau "daag“, dapat
mengucapkan 1-3 kata;

18 – 24 Bulan
18 – 20 bulan, dapat mengucapkan 6-10 kata, menunjukkan ke sesuatu yang
menarik perhatian,
21 bulan, dapat mengikuti perintah sederhana,
24 bulan, mampu merangkai 2 kata menjadi kalimat, memahami fungsi alat
rumah tangga seperti sikat gigi dan telepon, dapat meniru tingkah laku atau
kata-kata orang lain, mampu menunjukkan anggota tubuhnya bila ditanya

3 – 4 Tahun
3 tahun, mampu mengucapkan kalimat, mengerti perintah verbal

Penyebab
• Gangguan otak bagian Broca, Wernicke
• Belajar

• Kurang stimulus

• Respon terhadap rasa takut

 Gangguan Bahasa Ekspresif

Kesulitan mengekspresikan diri melalui bahasa, Ada keinginan berbicara tetapi


sulit, misal menunjuk mobil tetapi sulit mengucapkan kata mobil

Kata-kata yang sudah dipelajari terlupakan ketika mempelajari kata-kata baru

Karakteristik

Perbendaharaan kata terbatas, Membuat kesalahan dalam kalimat, Mengalami


kesulitan dalam mengingat kata-kata atau kesulitan membuat kalimat yang
panjang

 Mengganggu pencapaian akademik, pekerjaan, atau komunikasi sosial

 Gangguan Bahasa Reseptif/Ekspresif (Campuran)

Kesulitan baik dalam memahami maupun memproduksi bahasa verbal

Karakteristik

Kesulitan mengerti kata, kalimat

 Mengganggu pencapaian akademik, pekerjaan, atau komunikasi sosial

 Gangguan Fonologis

Perbendaharaan kata banyak, namun kesulitan dalam pengucapan, misal “k”


menjadi “t”, menghilangkan huruf, misal “kelinci” menjadi “kinci”
 Gagap

Gangguan pada kemampuan untuk bicara lancar, pengulangan suara/suku


kata, perpanjangan pada suara tertentu, kata-kata terputus/jeda

 Selective Mutism

Kegagalan berbicara di situasi sosial tertentu

Tidak dapat berbicara pada situasi tertentu

Menolak bicara pada situasi tertentu

 Mengganggu pencapaian pendidikan, pekerjaan, atau komunikasi sosial

Bukan karena tidak adanya pengetahuan

Penanganan

• Terapi wicara

Artikulasi, menunjukkan gambar-gambar untuk memancing bercerita

• Konseling keluarga

Anda mungkin juga menyukai