Anda di halaman 1dari 4

MATERI 13

KELOMPOK 12

A. ANALISIS RASIO DAN MASA RESESI


1. Pengertian Rasio Keuangan
Rasio keuangan adalah rasio yang membandingkan secara vertikal maupun horizontal dari
pos yang terdapat dalam laporan keuangan yang dapat dinyatakan dalam persentase, kali, dan
absolut. Hal yang harus diperhatikan dalam menafsirkan kondisi keuangan perusahaan adalah
masa Resesi dan inflasi karena laporan keuangan disusun dengan menggunakan catatan masa
lalu.
» Rasio Industri atau rasio rata-rata merupakan rasio keuangan dari beberapa perusahaan
sejenis yang disusun oleh lembaga tertentu.
» Rasio historis adalah rasio keuangan dari perusahaan itu sendiri yang dianggap paling
baik di masa lalu untuk digunakan sebagai rasio pembanding atau rasio ideal di masa
mendatang.
» Rasio likuiditas adalah rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan memenuhi
kewajiban lancar. Contoh: rasio kas, rasio piutang, rasio cepat, rasio lancar, perputaran
persediaan, dan periode pengumpulan piutang.
» Rasio solvabilitas adalah rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan memenuhi
seluruh kewajibannya. Contoh: rasio utang dan modal, rasio utang jangka panjang
dengan modal, struktur keuangan vertikal, dan struktur keuangan horizontal.
» Rasio rentabilitas adalah rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan memperoleh
laba. Contoh: margin laba kotor, rentabilitas ekonomis, dan rehabilitas modal sendiri.
Note : Ilustrasi penyusunan anggaran dengan menggunakan rasio keuangan dapat dilihat pada
halaman 772-777.

2. Analisis Masa Resesi


Dalam masa Resesi, anggaran yang disusun tidak memiliki banyak manfaat. Oleh karena itu,
pada masa Resesi harus diperhitungkan sedemikian rupa agar anggaran disusun tidak banyak
mengalami perubahan. Hal yang perlu diperhatikan untuk dianalisis oleh manajemen dalam
masa Resesi antara lain:
a. Memperkirakan berapa lama masa Resesi tersebut akan terjadi
b. Menentukan tingkat risiko yang dapat diterima pada masa Resesi
c. Menentukan kemampuan perusahaan dalam bersaing, baik dalam hal jualan maupun
dalam hal menekan biaya.
Note : Ilustrasi penyusunan anggaran pada masa resesi dapat dilihat di halaman 778-782.

B. NILAI TAMBAH EKONOMI


1. Pengertian Laba
Laba adalah perbedaan antara pendapatan dengan keseimbangan biaya-biaya dan
pengeluaran untuk periode tertentu. Laba dapat dibedakan menjadi laba akuntan dan laba
ekonomi dan laba akunting dengan laba ekonomi.
a. Laba Akuntan dan Laba Ekonom
Pengertian laba akuntan di sini adalah definisi laba menurut para akuntan (ahli
akunting) yang berpendapat bahwa laba adalah kelebihan pendapatan terhadap beban.
Sedangkan pengertian laba ekonomi di sini adalah definisi laba menurut para ekonomi
(ahli ekonomi). Adam Smith berpendapat bahwa laba adalah jumlah yang dapat
dikonsumsi tanpa mengganggu modal dan hick berpendapat bahwa laba adalah
jumlah yang dapat dikonsumsi seseorang dalam suatu periode tanpa mempengaruhi
keadaan orang tersebut pada akhir periode dibandingkan dengan keadaan pada awal
periode.
b. Laba Akunting dan Laba Ekonomi
Kelompok ekonomi adalah laba setelah memperhitungkan nilai ekonomi seperti
dapatan (revenues), beban (expenses) termasuk beban utang, dan beban modal sendiri.
Sedangkan laba akunting hanya memperhitungkan beban utang tetapi tidak
memperhitungkan beban Modal sendiri.

2. Nilai Tambah Ekonomi


Nilai tambah ekonomi (economic value added-EVA) adalah laba yang tertinggal setelah
dikurangi dengan biaya modal yang ditanamkan untuk menghasilkan laba tersebut. Nilai
tambah ekonomi merupakan suatu tolak ukur kinerja keuangan berdasarkan nilai.
a. Penciptaan Nilai
Nilai yang diciptakan diukur dengan menggunakan ukuran nilai tambah ekonomi (NTE) yang
dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut.

NTE = Dapatan - Beban - Beban Modal

Keterangan:
- NTE positif = nilai untuk pemodal yang diciptakan
- NTE negatif = nilai untuk pemodal yang dihancurkan
- Dapatan meliputi dapatan usaha dan dapatan bukan usaha.
- Beban meliputi beban usaha dan beban bukan usaha; termasuk pajak, tetapi tidak
termasuk beban bunga.
- Beban modal (BM) meliputi beban utang :beban bunga) dan beban Modal sendiri
(dividen).
BM = BMRT x MT

Keterangan:
- BMRT = Beban modal rata-rata tertimbang
- MT = Modal tertanam atau modal investasian
- Dapatan > Beban = Laba bersih setelah pajak (LBSP).
- Dapatan < Beban = Rugi bersih setelah pajak (RBSP)
NTE = LBSP - BM

Supaya nilai tambah ekonomi (NTE) meningkat maka secara bersamaan unsur pemicu nilai
dapat dilakukan, yaitu:
a. Penciptaan dan pertumbuhan pangsa pasar;
b. Peningkatan pertumbuhan dapatan;
c. Pengurangan beban/pajak;
d. Pengurangan beban modal; dan
e. Peningkatan produktivitas aset.

b. Laba Bersih Setelah Pajak (Net operating profit after tax-NOPAT)


Laba bersih Setelah pajak dari sisi lebih ekonomi dapat dihitung dalam dua pendekatan yaitu:
» Laba bersih Setelah pajak dengan pendekatan keuangan adalah laba bersih Setelah
pajak dari sisi laba akunting ditambah beban keuangan (beban bunga) dengan
memperhitungkan ekuivalen modal.
» Laba bersih Setelah pajak dengan pendekatan usaha adalah laba usaha ditambah
dapatan lainnya dikurangi pajak penghasilan dikurangi beban lainnya (tidak termasuk
beban bunga) dengan memperhitungkan ekuivalen modal.

c. Ekuivalen Modal
Kriteria umum penyesuaian ekuivalen modal yang perlu dilakukan adalah (1) Nilainya sangat
berarti/signifikan, (2) manajemen dapat mempengaruhi hasil dari rekening yang dilakukan
penyesuaian ekuivalen modal, (3) informasi yang diperlukan untuk melakukan penyesuaian
ekuivalen modal sudah tersedia, dan (4) para profesional nonkeuangan dapat mengerti
mengapa penyesuaian ekuivalen modal dilakukan.
Ekuivalen modal yang berpengaruh terhadap laba bersih Setelah pajak dan modal tertanam
antara lain pajak tangguhan, biaya penelitian dan pengembangan (Litbang), nama baik
(goodwill), cadangan, dan biaya restrukturisasi (restructuring cost).

d. Beban Modal Rata-rata Tertimbang


Beban modal rata-rata tertimbang-BMRT adalah Jumlah beban dari masing-masing
komponen modal yang diberikan bobot (penimbang) sesuai proporsinya dalam struktur
modal.

e. Modal Tertanam
Modal tertanam dihitung dengan cara:
» Modal tertanam dengan pendekatan usaha adalah kas dan investasian jangka pendek
ditambah keperluan modal kerja bersih (piutang + sediaan lancar - utang tanpa bunga
+ ekuivalen modal) ditambah aset tak lancar.
» Modal tertanam dengan pendekatan keuangan adalah seluruh utang (kecuali utang
lancar tanpa bunga) ditambah Modal sendiri ditambah ekuivalen modal.

Anda mungkin juga menyukai