Avulsi merupakan trauma pada gigi yang menyebabkan lepasnya gigi dari
soketnya. Avulsi merupakan trauma gigi yang cukup berat karena
menyebabkan rusaknya ligamentum periodontal, sementum, tulang alveolar,
pulpa dan gingiva. Avulsi diklasifikasikan kedalam fraktur kelas V menurut Ellis
dan Davey, sedangkan menurut WHO (World Health Organization) avulsi
diklasifikasikan kedalam kerusakan jaringan periodontal (N 503.22), dan menurut
Andreasen avulsi diklasifikasikan kedalam trauma pada jaringan periodontal.
Anak-anak yang mengalami avulsi pada gigi sulung terutama gigi insisif
rahang atas cukup sering terjadi, hal ini disebabkanakar gigi yang baru terbentuk
sebagian dan tulang alveolar yang elastis.Penatalaksanaan yang dapat dilakukan
saat terjadi avulsi adalah dengan melakukan replantasi (Gambar 2).
Jika orangtua
atau guru di sekolah melaporkan adanya gigi avulsi pada anak, yang perlu
diinstruksikan pertama kali adalah untuk meletakkan kembali gigi pada soketnya
dengan benar, kemudian anak diminta untuk menggigit saputangan untuk menjaga
gigi tetap berada di tempatnya, dan segera bawa ke dokter gigi.
Perhatian utama pada perawatan awal gigi avulsi adalah untuk
mempertahankan vitalitas jaringan ligamen periodontal pada permukaan
akar.Semakin lama gigi berada di luar permukaan mulut, semakin kecil
kemungkinan sel-sel jaringan ligamen periodontal untuk dapat bertahan
hidup.Media penyimpanan merupakan media tempat gigi yang avulsi disimpan
bila perawatan replantasi tidak dapat dilakukan segera setelah trauma
terjadi.Tujuan penempatan gigi avulsi pada media penyimpanan ini dapat
memelihara ligamen periodontal sebelum dilakukan replantasi gigi. Ada beberapa
jenis media penyimpanan gigi avulsi yang dapat digunakan.
Ada beberapa jenis media penyimpanan yang dapat digunakan seperti HBSS,
emdogain, L-DOPA, larutan salin, Gatorade, saliva, air keran, dan solusi lensa
kontak.
HBSS merupakan media penyimpanan yang paling baik untuk gigi avulsi
dan direkomendasikan oleh para ahli dan klinisi.Hal tersebut dikarenakan
larutan ini juga efektif mempertahankan vitalitas dan viabilitas sel terutama
pada sel-sel ligamen periodontal dari gigi avulsi, memperbaharui sel-sel
ligamen periodontal yang rusak dan menjaga tingkat keberhasilan perawatan
jika gigi avulsi direndam selama 30 menit dalam larutan ini.
1
4,16
HBSS merupakan media penyimpanan untuk kasus gigi avulsi dengan
waktu ekstra-oral yang lama (antara 72 dan 96 jam). Ashkenazi et al
menunjukkan bahwaHBSS mempunyai tingkat mitogenisitas tertinggi setelah 8
jam dan 24 jam penyimpanan, namun HBSS jarang terdapat pada lokasi
kejadian. Krasner dan Person telah mengembangkan sistem media
penyimpanan gigi dan emergency tooth preserving system (ETPS) yang
mengandung HBSS, sebuah jaring atraumatik utuk menahan gigi dan wadah
untuk mengambil gigi yang terendam (Gambar 3).
7
17
2. Larutan Salin
Salin merpakan larutan yang mengandung 0,9% NaCl, dan osmolalitas 280
mOsm/kg. Larutan salin ini telah berhasil digunakan sebagai media
penyimpanan oleh peneliti (Gambar 4), baik dalam penelitian pada manusia
maupun hewan dan memiliki osmolalitas yang sebanding dengan sel-sel
ligamen periodontal.Meskipun salin kompatibel terhadap sel-sel ligamen
periodontal, larutan ini tidak memiliki nutrisi yang penting seperti magnesium,
kalsium, dan glukosa yang diperlukan untuk kebutuhan metabolisme normal
dari sel-sel ligamen periodontal.Larutan garam fisiologis tidak dapat menjaga
metabolisme dari fibroblas.Alacam et al menunjukkan bahwa larutan salin
merupakan medium yang buruk, karena kurangnya ion-ion yang penting dan
glukosa secara metabolik yang diperlukan oleh sel-sel ligamen periodontal.
Hanya sedikit sel yang dapat bertahan hidup setelah penyimpanan selama 3
jam.
1
2,16
Media Penyimpanan Untuk Kasus Avulsi Pada Gigi Anak
Elisabeth Runie Frieskandinie
Perpustakaan-Universitas Trisakti, 2016, telp. 5663232 ext. 8112,8113,8114,8151,8194
Penyimpanan gigi avulsi pada media penyimpanan salin dapat dilakukan jika
media penyimpanan lainnya tidak tersedia dan penyimpanan dalam media ini
hanya untuk
jangka waktu yang singkat.
9
15,16
3. Susu
The American Association of Endodontics menyatakan susu dapat
digunakan sebagai media penyimpanan untuk kelangsungan hidup sel ligamen
periodontal pada kasus gigi avulsi.Susu memiliki beberapa karakteristik yang
menguntungkan sebagai media penyimpanan untuk gigi avulsi, karena
merupakan cairan isotonik yang memiliki pH netral dan osmolalitas fisiologis
yang kompatibel dengan sel ligament perodontal. Susu mengandung faktor
pertumbuhan dan nutrisi penting, selain itu susu juga tersedia di berbagai
tempat dengan harga yang terjangkau.Susu merupakan sekresi kelenjar
sehingga mengandung ephitelial growth factor (EGF) yang merangsang
proliferasi dan regenerasi sel epithelial Malassez dan mengaktifkan resorpsi
tulang alveolar. Hal ini akanmengurangi kemungkinan terjadinya
ankylosis.Susu dapat mencegah kematian sel, meskipun tidak dapat berperan
dalam pemulihan morfologi sel, diferensiasi sel atau mitosis.
13,14
Kelemahan media ini adalah harus segar dan disimpan dalam lemari
pendingin (Gambar 5), susu juga tidak menggantikan metabolisme sel yang
hilang dan tidak memfasilitasi mitosis sel. Beberapa peneliti melaporkan
bahwa susu asam membahayakan sel ligamen periodontal.
Gambar 5.Susu segar sebagai media penyimpanan
12
18
Dari penjelasan di atas maka dapat disimpulkan bahwa susu memiliki tiga
kriteria sebagai media penyimpanan, yaitu dapat mempertahankan viabilitas
dari sel ligamen periodontal, bebas dari bakteri, dan umumnya mudah
didapat.
4. Saliva
1
9
Media penyimpanan lain yang dapat digunakan adalah saliva. Meskipun
tersedia dengan mudah, gigi avulsi tidak sebaiknya disimpan dalam saliva
Media Penyimpanan Untuk Kasus Avulsi Pada Gigi Anak
Elisabeth Runie Frieskandinie
Perpustakaan-Universitas Trisakti, 2016, telp. 5663232 ext. 8112,8113,8114,8151,8194
(Gambar 6)
5. Propolis
Bahan-bahan yang terkandung dalam propolis adalah resin yang kaya akan
flavonoid (45% sampai 55%), dan asam lemak (23% sampai 35%), minyak
esensial (10%), protein serbuk sari (5%), dan senyawa organik serta mineral
lainnya.Propolis memiliki antisepik, antibiotik, anti bakteri, anti jamur, anti
virus, antioksidan, anti karsinogenik, anti trombotik, serta memiliki sifat
imunomodulator. Margaret dan Pleggi melaporkan bahwa gigi avulsi yang
disimpan dalam propolis menunjukkan viabilias tertinggi untuk sel ligamen
periodontal bila dibandingkan dengan HBSS, susu, dan larutan salin. Shaher et
al menyatakandengan media penyimpanan propolis, kelangsungan hidup
fibroblas sel ligamen periodontal dapat dipertahankan selama 20 jam.
7. Emdogain
12
Menurut Ashkenazi dan Shaked, emdogain mengurangi presentase
fibroblas dari ligamen periodontal dengan kemampuannya membentuk koloni
yang menurunkan kemampuan fibroblas untuk mengisi kembali permukaan
radikuler gigi setelah gigi mengalami avulsi.Hal ini dapat terjadi karena
kurangnya permukaan adheren atau peningkatan pada perbedaan fibroblas yang
berkembang.
1
5
dari
air
keran.
1
3,15
menghasilkan jumlah rata-rata tertinggi sel yang baik (67%) baik pada suhu
kamar maupun suhu 0
o
C, sehingga memiliki kapasitas yang baik untuk
menjaga kesehatan sel ligamen periodontal.
Putih telur dan ovalbumin merupakan protein utama dari telur dianggap
sebagai pilihan yang baik sebagai media penyimpanan untuk gigi yang
mengalami penundaan dalam replantasi karena kandungan proteinnya yang
tinggi, vitamin dan air, serta tidak adanya kontaminasi mikroba karena
kondisinya yang tertutup.
13
Dalam bidang kedokteran gigi, penggunaan ekstrak teh hijau masih diteliti
lebih lanjut.Epigallocatechin-3
-gallate (EGCG) dikenal dapat melindungi
resorpsi tulang alveolar dari penyakit periodontal karena menghambat
ekspresi dari matriks metalloproteinase-9 (MMP-9) dalam osteoblas dan
pembentukan osteoklas.EGCG juga menekan perkembangan periodontitis
apikal, karena kemungkinan dapat mengurangi ekspresi osteoblastik dari
cysteinerich 61 dan kemotaksis makrofag kedalam lesi pada tikus. Penelitian
terbaru menujukkan bahwa teh hijau memiliki efek anti mikroba dan dapat
digunakan dalam irigasi saluran akar.
20
13,15
15. L-DOPA
1
6
Periosteum memiliki fungsi penting dalam pertumbuhan aposisional,
remodeling dan penyembuhan tulang setelah terjadi trauma.Periosteum juga
melekatkan otot, terdapat pembuluh darah, pembuluh limfatik, dan saraf.Respon
periosteum terhadap trauma tidak dapat dijelaskan secara tepat, adanya kerusakan
pada a
ttached gingiva atau mukosa alveolar dapat melibatkan periosteum dan
tulang. Pada manusia dengan usia muda, saat pengambilan mandibula yang luas
dilakukan, tapi tetap mempertahankan periosteum, menghasilkan terbentuknya
kembali tulang baru yang lebih banyak.
7
Garis anatomi dari sel ligamen periodontal terletak secara servikal dari serat
Sharpey yang masuk baik kedalam sementum maupun tulang alveolar. Yang
paling diperhatikan pada hal ini adalah anatomi dan fungsi dari sel yang paling
penting dan struktur fibrilar dari sel ligamen periodontal.
20
7
7
Media Penyimpanan Untuk Kasus Avulsi Pada Gigi Anak
Elisabeth Runie Frieskandinie
Perpustakaan-Universitas Trisakti, 2016, telp. 5663232 ext. 8112,8113,8114,8151,8194
7
21
1
Pada penundaan replantasi, kerusakan pada sel ligamen periodontal sering
terjadi.Penyembuhan luka selanjutnya dimulai saat jaringan yang rusak difagosit
oleh makrofag atau aktivitas osteoklas.Pada masa tersebut tidak hanya jaringan
sisa sel ligamen periodontal yang nekrotik yang digantikan tetapi juga tulang dan
sementum. Saat area sel ligamen periodontal yang terkena trauma cukup luas,
akan terjadi kompetisi dalam proses penyembuhan antara sumsum tulang yang
akan membentuk kembali tulang dan stem sel yang berasal dari sel ligamen
periodontal yang akan membentuk kembali sel ligamen periodontal.
Trauma pada tulang alveolar biasanya terjadi pada kasus avulsi.Secara
histologis penyembuhan soket terdiri atas beberapa tahapan. Pada tahapan
pertama akan terbentuk koaugulum, pada tahap kedua akan terbentuk jaringan
granulasi, pada tahap ketiga akan terbentuk jaringan ikat, pada tahap keempat
terlihat adanya pertumbuhan tulang, dan pada tahap kelima adanya perbaikan
epithelial.
7
18
22
18
Prognosis untuk gigi avulsi membaik apabila sel ligamen periodontal (PDL)
pada gigi avulsi diawetkan. Soder et al dan Andreasen menunjukkan bahwa ketika
gigi mengalami avulsi (keluar dari soket), sel-sel ligamen periodontal akan tetap
baik jika terhidrasi.Sel-sel ligamen periodontal yang vital dapat kembali
menempel ketika replantasi dilakukan dan viabilitas akandipertahankan dengan
baik jika replantasi dilakukan dalam waktu 15
-20 menit setelah trauma avulsi
Media Penyimpanan Untuk Kasus Avulsi Pada Gigi Anak
Elisabeth Runie Frieskandinie
Perpustakaan-Universitas Trisakti, 2016, telp. 5663232 ext. 8112,8113,8114,8151,8194
terjadi. Media penyimpanan jaringan seperti Viaspan (DuPont Pharmaceuticals,
Wilmington, DE) dan Hank’s Balanced Salt Solution (HBSS) (Mediatech,
Herndon, VA) memiliki kemampuan yang luar biasa dalam menjaga sel-sel agar
tetap hidup dan dianggap sebagai media penyimpanan yang unggul. Media
penyimpanan yang sudah langsung tersedia, sesuai dengan preferensi adalah susu,
saliva, air kelapa dan larutan salin. Air tidak dianjurkan karena lingkungan
hipotonik dapat merusak sel-sel ligamen periodontal.Sebuah penelitian mengukur
jumlah rata-rata fibroblas bibir manusia yang vital yang tersisa setelah 2-168 jam
penyimpanan di tiga media. Penelitian ini menunjukkan setelah 12 jam, Viaspan
efektif dalam menjaga 72,9% sel vital sementara HBSS dan susu mempertahankan
vitalitas sel sebesar 70,5% dan 43,4%.
21
Dalam aturan klinis, sebuah media harus memliki kriteria tertentu untuk
menjadikannya sebagai media penyimpanan yang dapat diterima untuk gigi
avulsi.Kriteria-kriteria tersebut antara lain:
24
1
6