Anda di halaman 1dari 18

A.

Trauma Avulsi pada Gigi Anak

Avulsi merupakan trauma pada gigi yang menyebabkan lepasnya gigi dari
soketnya. Avulsi merupakan trauma gigi yang cukup berat karena
menyebabkan rusaknya ligamentum periodontal, sementum, tulang alveolar,
pulpa dan gingiva. Avulsi diklasifikasikan kedalam fraktur kelas V menurut Ellis
dan Davey, sedangkan menurut WHO (World Health Organization) avulsi
diklasifikasikan kedalam kerusakan jaringan periodontal (N 503.22), dan menurut
Andreasen avulsi diklasifikasikan kedalam trauma pada jaringan periodontal.

Sebuah studi dari Denmark menunjukkan bahwa 30% anakmenderita trauma


gigi pada gigi sulung dan 22% pada gigi permanen muda. Insidensi trauma pada
gigi sulung meningkat dari usia 1 tahun, sedangkan pada gigi permanen muda,
sebagian besar waktu rawan kecelakaan antara usia 8 dan 10 tahun. Anak laki-laki
mengalami trauma gigi permanen muda dua kali lebih sering dibandingkan
dengan anak perempuan. Trauma gigi biasanya mengenai satu atau dua gigi
anterior, dan sering terjadi pada gigi insisivus sentral pada rahang atas.
Etiologi trauma gigi pada anak bisa terjadi karena kecelakaan dan bukan
kecelakaan. Trauma gigi anak karena kecelakaan yang paling sering terjadi adalah
karena jatuh pada saat bermain, sedangkan trauma gigi bukan kecelakaan
dikarenakan penganiayaan pada anak.

Anak-anak yang mengalami avulsi pada gigi sulung terutama gigi insisif
rahang atas cukup sering terjadi, hal ini disebabkanakar gigi yang baru terbentuk
sebagian dan tulang alveolar yang elastis.Penatalaksanaan yang dapat dilakukan
saat terjadi avulsi adalah dengan melakukan replantasi (Gambar 2).
Jika orangtua
atau guru di sekolah melaporkan adanya gigi avulsi pada anak, yang perlu
diinstruksikan pertama kali adalah untuk meletakkan kembali gigi pada soketnya
dengan benar, kemudian anak diminta untuk menggigit saputangan untuk menjaga
gigi tetap berada di tempatnya, dan segera bawa ke dokter gigi.
Perhatian utama pada perawatan awal gigi avulsi adalah untuk
mempertahankan vitalitas jaringan ligamen periodontal pada permukaan
akar.Semakin lama gigi berada di luar permukaan mulut, semakin kecil
kemungkinan sel-sel jaringan ligamen periodontal untuk dapat bertahan
hidup.Media penyimpanan merupakan media tempat gigi yang avulsi disimpan
bila perawatan replantasi tidak dapat dilakukan segera setelah trauma
terjadi.Tujuan penempatan gigi avulsi pada media penyimpanan ini dapat
memelihara ligamen periodontal sebelum dilakukan replantasi gigi. Ada beberapa
jenis media penyimpanan gigi avulsi yang dapat digunakan.

B. Media Penyimpanan Untuk Gigi Avulsi


Protokol manajemen harus mencakup penatalaksanaan pada pulpa dan sel
ligamen periodontal (PDL).Hal yang terpenting adalah untuk menjaga
kelangsungan hidup sel dalam jangka waktu yang lama yang dapat mempengaruhi
prognosis dari gigi avulsi. Ketika gigi avulsi, sel ligamen periodontal ruptur atau
terpisah dengan sebagian sel tertinggal dan menempel pada akar.
Perawatan replantasi yang dilakukan sesegera mungkin setelah trauma
mempengaruhi penyembuhan sel ligamen periodontal yang lebih baik dan secara
signifikan dapat mengurangi resorpsi akar.Waktu antara terjadinya trauma avulsi
dengan replantasi gigi yang singkat serta gigi avulsi dipertahankan dalam media
penyimpanan yang sesuai dapat meringankan efek buruk dari periode ekstra-oral
pada
permukaan akar dan meningkatkan prognosis dengan baik.
Media penyimpanan merupakan solusi yang dapat membantu
mempertahankan kelangsungan hidup sel ligamen periodontal selama gigi terlepas
dari soketnya. Media penyimpanan ini digunakan ketika replantasi tidak dapat
dilakukan sesegera mungkin.

Ada beberapa jenis media penyimpanan yang dapat digunakan seperti HBSS,
emdogain, L-DOPA, larutan salin, Gatorade, saliva, air keran, dan solusi lensa
kontak.

1. Hank’s Balanced Salt Solution


Hank’s Balanced Salt Solution (HBSS) merupakan larutan salin standar

yang secara luas digunakan dalam penelitian biomedik untuk mendukung


pertumbuhan berbagai macam tipe sel. Larutan ini tidak beracun dan sangat
biokompatibel terhadap sel ligamen periodontal, pH seimbang pada 7,2 dan
memiliki osmolalitas 320 mOsm/kg. Larutan ini terdiri dari 8g/L sodium
k
lorida; 0,4g/L D-glucose; 0,4g/L potassium klorida; 0,35g/L sodium
bikarbonat; 0,09g/L sodium fosfat; 0,14g/L potassium fosfat; 0,14g/L kalsium
klorida; 0,1g/L magnesium klorida dan 0,1g/L magnesium sulfat. Larutan ini
mengandung bahan-bahan seperti glukosa, kalsium, dan ion-ion magnesium
yang dapat mempertahankan dan menyusun kembali sel-sel ligamen
periodontal yang kolaps dan terdehidrasi.
6
15

HBSS merupakan media penyimpanan yang paling baik untuk gigi avulsi
dan direkomendasikan oleh para ahli dan klinisi.Hal tersebut dikarenakan
larutan ini juga efektif mempertahankan vitalitas dan viabilitas sel terutama
pada sel-sel ligamen periodontal dari gigi avulsi, memperbaharui sel-sel
ligamen periodontal yang rusak dan menjaga tingkat keberhasilan perawatan
jika gigi avulsi direndam selama 30 menit dalam larutan ini.
1
4,16
HBSS merupakan media penyimpanan untuk kasus gigi avulsi dengan
waktu ekstra-oral yang lama (antara 72 dan 96 jam). Ashkenazi et al
menunjukkan bahwaHBSS mempunyai tingkat mitogenisitas tertinggi setelah 8
jam dan 24 jam penyimpanan, namun HBSS jarang terdapat pada lokasi
kejadian. Krasner dan Person telah mengembangkan sistem media
penyimpanan gigi dan emergency tooth preserving system (ETPS) yang
mengandung HBSS, sebuah jaring atraumatik utuk menahan gigi dan wadah
untuk mengambil gigi yang terendam (Gambar 3).

Media Penyimpanan Untuk Kasus Avulsi Pada Gigi Anak


Elisabeth Runie Frieskandinie
1
6
Perpustakaan-Universitas Trisakti, 2016, telp. 5663232 ext. 8112,8113,8114,8151,8194

Gambar 3. (A) Save-A-Tooth (kontainer berisi larutan HBSS). (B) Gigi


yang direndam dalam HBSS

7
17

2. Larutan Salin
Salin merpakan larutan yang mengandung 0,9% NaCl, dan osmolalitas 280
mOsm/kg. Larutan salin ini telah berhasil digunakan sebagai media
penyimpanan oleh peneliti (Gambar 4), baik dalam penelitian pada manusia
maupun hewan dan memiliki osmolalitas yang sebanding dengan sel-sel
ligamen periodontal.Meskipun salin kompatibel terhadap sel-sel ligamen
periodontal, larutan ini tidak memiliki nutrisi yang penting seperti magnesium,
kalsium, dan glukosa yang diperlukan untuk kebutuhan metabolisme normal
dari sel-sel ligamen periodontal.Larutan garam fisiologis tidak dapat menjaga
metabolisme dari fibroblas.Alacam et al menunjukkan bahwa larutan salin
merupakan medium yang buruk, karena kurangnya ion-ion yang penting dan
glukosa secara metabolik yang diperlukan oleh sel-sel ligamen periodontal.
Hanya sedikit sel yang dapat bertahan hidup setelah penyimpanan selama 3
jam.
1
2,16
Media Penyimpanan Untuk Kasus Avulsi Pada Gigi Anak
Elisabeth Runie Frieskandinie
Perpustakaan-Universitas Trisakti, 2016, telp. 5663232 ext. 8112,8113,8114,8151,8194

Penyimpanan dalam media yang basah (salin atau saliva) selama 25


sampai 60 menit dapat menurunkan tingkat teradinya ankylosis sebelum
replantasi (20%), saat dibandingkan dalam keadaan kering (60%). Jika gigi
avulsi berada di lingkungan yang kering selama lebih dari 15 menit, maka
disarankan gigi avulsi tersebut sebaiknya disimpan dalam larutan salin selama
30 menit sebelum replantasi dilakukan. Hal ini diasumsikan bahwa sel-sel
ligamen periodontalyang mengalami dehidrasi akan direkondisi kembali ke
keadaan semula. Andreasen mengemukakan bahwa penyimpanan gigi yang
mengalami avulsi dengan waktu ekstra-oral sampai 2 jam disimpan dalam
larutan salin memberikan perlindungan yang baik terhadap terjadinya resorpsi
akar.Beberapa penelitian menunjukkan bahwa media penyimpanan salin
memiliki efektivitas yang kurang jika durasi ekstra-oral melebihi 30
menit.Setelah 30 menit dalam keadaan kering, penyimpanan dengan salin tidak
berpengaruh pada perkembangan resorpsi akar dan perbaikan pulpa, mungkin
karena telah terjadi kerusakan penuh pada sel-sel ligamen periodontal.Tidak
ada perbedaan yang signifikan antara sel-sel ligamen periodontal pada
kelompok gigi yang telah disimpan dalam larutan salin dan sel-sel ligamen
periodontal dari kelompok gigi yang baru diesktraksi. Tidak ada perbedaan
signifikan antara pemulihan sel-sel ligamen periodontal pada kelompok gigi
yang dibiarkan kering selama 10-40 menit dengankelompok gigi yang
dibiarkan kering selama 10-40 menit dan diikuti dengan penyimpanan dalam
larutan salin.
15,16

Gambar 4.Gigi avulsi direndam dalam laruta salin


8
Media Penyimpanan Untuk Kasus Avulsi Pada Gigi Anak
Elisabeth Runie Frieskandinie
Perpustakaan-Universitas Trisakti, 2016, telp. 5663232 ext. 8112,8113,8114,8151,8194
18

Penyimpanan gigi avulsi pada media penyimpanan salin dapat dilakukan jika
media penyimpanan lainnya tidak tersedia dan penyimpanan dalam media ini
hanya untuk
jangka waktu yang singkat.
9
15,16
3. Susu
The American Association of Endodontics menyatakan susu dapat
digunakan sebagai media penyimpanan untuk kelangsungan hidup sel ligamen
periodontal pada kasus gigi avulsi.Susu memiliki beberapa karakteristik yang
menguntungkan sebagai media penyimpanan untuk gigi avulsi, karena
merupakan cairan isotonik yang memiliki pH netral dan osmolalitas fisiologis
yang kompatibel dengan sel ligament perodontal. Susu mengandung faktor
pertumbuhan dan nutrisi penting, selain itu susu juga tersedia di berbagai
tempat dengan harga yang terjangkau.Susu merupakan sekresi kelenjar
sehingga mengandung ephitelial growth factor (EGF) yang merangsang
proliferasi dan regenerasi sel epithelial Malassez dan mengaktifkan resorpsi
tulang alveolar. Hal ini akanmengurangi kemungkinan terjadinya
ankylosis.Susu dapat mencegah kematian sel, meskipun tidak dapat berperan
dalam pemulihan morfologi sel, diferensiasi sel atau mitosis.
13,14

Adanya zat-zat besi, asam amino, karbohidrat serta vitamin merupakan


kandungan yang dapat menguntungkan sebagai media penyimpanan karena
dapat memperpanjang kelangsungan hidup sel ligamen periodontal saat gigi
berada di luar rongga mulut. Susu juga memiliki kadar bakteri yang
rendahkarena proses pasteurisasi berperan dalam mengurangi jumlah bakteri,
namun sifat bakterostatik ini dapat menimbulkan bahaya bagi fibroblas dari
ligamen periodontal. Blomlof et al, Trope dan Freidman merekomendasikan
susu sebagai solusi media penyimpanan yang sangat baik sampai dengan
6 jam,
namun setelah itu efektivitasnya akan menurun atau menghilang sertasusu
tidak dapat mengembalikan sel-sel yang mengalami degenerasi. Susu sama
efektifnya dengan HBSS untuk menyimpan gigi avulsi selama 1 jam, dan lebih
baik dibandingkan dengan salin, saliva, dan air.
1
2,15

Tidak semua jenis susu sama efektivitasnya sebagai media penyimpanan.


Susu dengan kandungan lemak yang lebih rendahlebih baik untuk
Media Penyimpanan Untuk Kasus Avulsi Pada Gigi Anak
Elisabeth Runie Frieskandinie
Perpustakaan-Universitas Trisakti, 2016, telp. 5663232 ext. 8112,8113,8114,8151,8194

mempertahankan kelangsungan hidup sel daripada susu dengan kandungan


lemak yang lebih tinggi. Susu pasteurisasi umumnya memiliki batas waktu
penyimpanan yang singkat dan memerlukan pendinginan, hal ini sulit
didapatkan di lokasi terjadinya trauma.Susu pasteurisasidengan masa simpan
lebih lamasampai dengan 6 bulan tanpa memerlukan pendinginan memiliki
komposisi, pH, dan osmolaritas yang sama dengan susu pasteurisasi dengan
masa simpan yang lebih singkat sehingga susu ini juga dapat direkomendasikan
sebagai media penyimpanan karena lebih mudah didapat.
10
16

Kelemahan media ini adalah harus segar dan disimpan dalam lemari
pendingin (Gambar 5), susu juga tidak menggantikan metabolisme sel yang
hilang dan tidak memfasilitasi mitosis sel. Beberapa peneliti melaporkan
bahwa susu asam membahayakan sel ligamen periodontal.
Gambar 5.Susu segar sebagai media penyimpanan
12
18

Dari penjelasan di atas maka dapat disimpulkan bahwa susu memiliki tiga
kriteria sebagai media penyimpanan, yaitu dapat mempertahankan viabilitas
dari sel ligamen periodontal, bebas dari bakteri, dan umumnya mudah
didapat.

4. Saliva
1
9
Media penyimpanan lain yang dapat digunakan adalah saliva. Meskipun
tersedia dengan mudah, gigi avulsi tidak sebaiknya disimpan dalam saliva
Media Penyimpanan Untuk Kasus Avulsi Pada Gigi Anak
Elisabeth Runie Frieskandinie
Perpustakaan-Universitas Trisakti, 2016, telp. 5663232 ext. 8112,8113,8114,8151,8194

selama lebih dari 30 menit.Saliva mengandung substansi yang tidak


menguntungkan seperti enzim, bakteri serta substansi yang dihasilkan dari
bakteri tersebut.Saliva memiliki karakteristik yang tidak menguntungkan
seperti pH yang tergantung dari tingkat keasaman saliva dan osmolaritas yang
tidak sesuai dengan cairan tubuh serta kontaminasi mikroba dan hipotonisitas.
Penelitian menunjukkan bahwa saliva tidak efisien dalam mempertahankan
kelangsungan hidup sel, tetapi penggunaan saliva lebih disarankan
dibandingkan membiarkan gigi avulsi dalam kondisi kering karena efek dari
resorpsi menjadi lebih parah seiring berjalannya waktu.
11
12,13

Penyimpanan gigi avulsi dalam saliva selama 2 sampai 3 jam


menyebabkan pembengkakan dan kerusakan pada sel-sel ligamen
periodontal.Gigi yang disimpan dalam saliva selama1 jamdapat mengakibatkan
kerusakan dua kali lebih besar daripada HBSS atau susu, namun penyimpanan
gigi avulsi dalam saliva menyebabkan kerusakan sel sepertiga lebih rendah
daripada menyimpan dalam air keran atau dibiarkan dalam kondisi kering.

Penelitian yang dilakukan untuk mempelajari kapasitas klonogenik


(kemampuan untuk memperbanyak diri pada sel) dari sel ligamen periodontal
pada manusia yang sebelumnya disimpan selama 15 menit dalam saliva yang
sebelumnya telah disimpan (pada suhu 23
o
C) dan diikuti dengan penyimpanan
dalam saliva, susu, dan HBSS (pada suhu 4
o
C) untuk tambahan waktu 15 dan
45 menit.Kapasitas klonogenik lebih dari 3% dianggap sebagai persyaratan
dalam penyembuhan luka. Sel ligamen periodontal dari gigi avulsi yang
disimpan dalam saliva selama 30 menit memiliki kapasitas klonogenik 7,6%
dan akan berkurang menjadi 1,5% selama 60 menit. Dalam penelitian in
vivoyang dilakukan oleh Lindskog pada monyet membandingkan saliva dengan
susumenyimpulkan bahwa saliva kurang cocok dibandingkan dengan susu. Hal
ini disebabkan karena osmolaritas saliva yang rendah sehingga dapat
menyebabkan kematian sel serta resiko terkontaminasi bakteri yang lebih
tinggi.Keuntungan media ini yaitu mudah didapat.
1
4,15

(Gambar 6)

Media Penyimpanan Untuk Kasus Avulsi Pada Gigi Anak


Elisabeth Runie Frieskandinie
Perpustakaan-Universitas Trisakti, 2016, telp. 5663232 ext. 8112,8113,8114,8151,8194
1
6

5. Propolis

Gambar 6.Gigi avulsi diletakkan pada vestibulum


12
18
Propolis merupakan zat alami yang diproduksi oleh lebah madu dengan
antioksidan yang sangat baik, anti inflamasi, dan sifat antimikroba.Fungsi
propolis telah dipelajari dalam ilmu kedokteran gigi untuk pencegahan karies,
sebagai obat intrakanal dalam perawatan endodontik, dan sebagai media
penyimpanan untuk gigi avulsi.
1
3

Bahan-bahan yang terkandung dalam propolis adalah resin yang kaya akan
flavonoid (45% sampai 55%), dan asam lemak (23% sampai 35%), minyak
esensial (10%), protein serbuk sari (5%), dan senyawa organik serta mineral
lainnya.Propolis memiliki antisepik, antibiotik, anti bakteri, anti jamur, anti
virus, antioksidan, anti karsinogenik, anti trombotik, serta memiliki sifat
imunomodulator. Margaret dan Pleggi melaporkan bahwa gigi avulsi yang
disimpan dalam propolis menunjukkan viabilias tertinggi untuk sel ligamen
periodontal bila dibandingkan dengan HBSS, susu, dan larutan salin. Shaher et
al menyatakandengan media penyimpanan propolis, kelangsungan hidup
fibroblas sel ligamen periodontal dapat dipertahankan selama 20 jam.

Sebuah penelitian menunjukkan bahwa propolis digunakan sebagai media


penyimpanan untuk gigi avulsi, dengan periode penyimpanan selama 6 jam
lebih baik dibandingkan 60 menit penyimpanan. Kelemahan dari propolis ini
adalah ketidaktersediaan secara mudah di tempat umum.

Media Penyimpanan Untuk Kasus Avulsi Pada Gigi Anak


Elisabeth Runie Frieskandinie
Perpustakaan-Universitas Trisakti, 2016, telp. 5663232 ext. 8112,8113,8114,8151,8194
12
1
6
6. Viaspan
Viaspan (Belzer VW-CSS, Du Pont Pharmaceuticals, Wilmington, DE,
USA) adalah suatu media yang digunakan untuk menyimpan organ yang akan
ditransplantasi. Viaspan memiliki osmolalitas 320 mOsm/kg mendekati
osmolalitas normal yaitu 230 –
400 mOsm/kg, yang memungkinkan untuk
memelihara sel dengan baik. Hiltz dan Trope telah membandingkan vitalitas
dari fibroblas bibir yang disimpan dalam susu, HBSS, dan viaspan pada suhu
ruangan. Viaspan merupakan media penyimpanan yang paling baik sepanjang
pengamatan, dan setelah 18 jam, masih terdapat 37,6% sel yang hidup.

Berdasarkan evaluasi, kapasitas klonogenik dari sel-sel yang disimpan


dalam viaspan tinggi dan sebanding dengan HBSS dan lebih baik dibandigkan
dengan susu.Kapasitas ini berkurang 65% setelah 24 jam. Sel-sel ligamen
periodontal yang disimpan dalam viaspan selama 24 jam pada suhu 4
C
menunjukkan vitalitas yang rendah. Kapasitas mitogenik terbesar ditemukan
pada fibroblas yang disimpan dalam susu atau HBSS dan terendah ditemukan
dalam viaspan.Merendam dalam viaspan menghasilkan peningkatan
penyembuhan pada kedua kelompok gigi yang dibiarkan kering selama 45
menit dan 60 menit.
1
5,16

Kekurangan viaspan adalah harus disimpan dalam keadaan dingin yaitu


sampai dengan 4
o
C. Viaspan juga memiliki kekurangan yaitu harganya yang
mahal dan tidak tersedia untuk masyarakat umum serta tidak tersedia dalam
wadah yang kecil.

7. Emdogain
12
Menurut Ashkenazi dan Shaked, emdogain mengurangi presentase
fibroblas dari ligamen periodontal dengan kemampuannya membentuk koloni
yang menurunkan kemampuan fibroblas untuk mengisi kembali permukaan
radikuler gigi setelah gigi mengalami avulsi.Hal ini dapat terjadi karena
kurangnya permukaan adheren atau peningkatan pada perbedaan fibroblas yang
berkembang.
1
5

Emdogain meningkatkan perbedaan pada sel, dalam sel-sel pada jaringan


yang termineralisasi.Pada kasus-kasus periodontitis, emdogain telah
13
Media Penyimpanan Untuk Kasus Avulsi Pada Gigi Anak
Elisabeth Runie Frieskandinie
Perpustakaan-Universitas Trisakti, 2016, telp. 5663232 ext. 8112,8113,8114,8151,8194
1
4
o

meningkatkan tingkat pulihnya jaringan periodontal setelah


pembedahan.Emdogain dapat menunda terjadinya resorpsi tetapi tidak
menghentikan perkembangan penggatian resorpsi yang merupakan salah satu
komplikasi terburuk bagi trauma gigi.Emdogain sendiri tidak efisien dalam
regenerasi jaringan periodontal yang terluka dari gigi yang avulsi.
8. Air Keran
Air keran tidak memadai jika digunakan sebagai media penyimpanan
untuk gigi avulsi karena terdapat kontaminasi bakteri, hipotonisitas, pH dan
osmolaritas yang tidak sesuai dengan cairan tubuh yang mendukung lisisnya
sel ligamen periodontal. Menyimpan kultur sel ligamen periodontal dalam air
keran selama 1 jam menyebabkan kerusakan pada sel ligamen periodontal yang
lebih daripada penyimpanan dalam media penyimpanan fisiologis dan nonfisiologis
lainnya
ketika
diuji.
Hal
ini
disebabkan
oleh
osmolaritas
yang
rendah

dari
air
keran.
1
3,15

Beberapa penelitian menyarankan bahwa air keran dapat digunakan


sebagai media penyimpanan untuk periode singkat jika tidak ditemukan
alternatif lain. Tapi hal yang harus diingat air keran merupakan hal yang paling
terakhir yang dapat digunakan dan dapat menyebabkan ankylosis dan
penggantian resorpsi.
1
2
9. Gatorade
Gatorade adalah sebuah merek produk minuman yang diproduksi oleh
PepsiCo dan didistribusikan di lebih dari 80 negara. Gatorade terdiri dari
campuran air, sodium, gula, potasium, fosfat, dan jus lemon.
Cairan ini
memiliki pH 3 dan osmolaritas berkisar antara 280 sampai 360 mOsm/kg.
Gatorade mempertahankan sel-sel lebih baik dibandingkan dengan air keran
namun tidak sebaik media penyimpanan lain baik pada suhu ruang maupun jika
diletakkan pada es.
16

Menurut Chamorro et al, membran sel ligamen periodontal yang halus


mungkin akan rusak ketika sel-sel terkena Gatorade. Hal ini disebabkan karena
rendahnya pH, hal ini tidak memungkinkan sel untuk tumbuh. Jika ditinjau dari
14
Media Penyimpanan Untuk Kasus Avulsi Pada Gigi Anak
Elisabeth Runie Frieskandinie
Perpustakaan-Universitas Trisakti, 2016, telp. 5663232 ext. 8112,8113,8114,8151,8194
1
4
13

segi osmolaritas, Gatorade merupakan cairan hipertonik dan dapat membuat


sel kehilangan air.
14

Saat dibandingkan dengan media penyimpanan lain, Sigalas et al


menunjukkan bahwa Gatorade dalam es lebih baik daripada air keran dalam es,
Gatorade mungkin dapat digunakan sebagai media penyimpanan jangka
pendek jika media lain tidak tersedia sehingga gigi avulsi tidak dibiarkan
dalam keadaan kering. Gatorade sering tersedia pada acara-acara olahraga,
tetapi memiliki osmolaritas yang berbahaya dan tidak kompatibel yang dapat
menyebabkan kerusakan sel sehingga bukan merupakan media penyimpanan
yang ideal untuk digunakan.

10. Eagle‟s Medium


12
Eagle’s Medium (EM) mengandung asam amino, vitamin, dan
bikarbonat.EM harus diletakkan dalam lemari pendingin dan tidak tersedia
kecuali di laboratorium penelitian.EM merupakan media penyimpanan yang
baik namun EM tidak praktis untuk direkomendasikan untuk digunakan
karena faktor keterbatasannya.Suatu penelitian menunjukkan bahwa sel-sel
ligamen periodontal dapat tumbuh dan berkembang dalam media
penyimpanan ini.Penelitian lainyang dilakukan oleh Pearson et al
menunjukkan bahwa gigi yang direndam dalam EM selama 60 menit setelah
disimpan dalam tempat yang kering selama 5-14 jam memberikan hasil
penyembuhan sel ligamen periodontal yang lebih baik daripada gigi langsung
direplantasi.
1
2

Banyak penelitian yang menunjukkan bahwa media kultur sel (Eagle’s


Medium pada suhu 37
o
C) dapat mempertahankan fibroblas ligamen
periodontal untuk waktu yang lama sebelum dilakukan replantasi.EM
memiliki viabilitas tinggi, mitogenik, dan klonogenik hingga 8 jam
penyimpanan pada suhu 4
o
C. Bila penyimpanan lebih dari 24 jam, EM kurang
efektif dibandingkan denga susu atau HBSS. Hal ini dapat dikaitkan dengan
suhu penyimpanan yang rendah (4
o
C) dalam penelitian, suhu yang rendah ini
telah menginduksi agregasi sehingga menurunkan kapasitas fungsional
sel.Sigalas et al menemukan bahwa penggunaan media kultur ini
15
Media Penyimpanan Untuk Kasus Avulsi Pada Gigi Anak
Elisabeth Runie Frieskandinie
Perpustakaan-Universitas Trisakti, 2016, telp. 5663232 ext. 8112,8113,8114,8151,8194

menghasilkan jumlah rata-rata tertinggi sel yang baik (67%) baik pada suhu
kamar maupun suhu 0
o
C, sehingga memiliki kapasitas yang baik untuk
menjaga kesehatan sel ligamen periodontal.

11. Putih Telur


16
1
4,15
Putih telur memiliki pH dari 8,6 – 9,3 dan memiliki osmolalitas sebesar
258 mOsm/kg. Tidak ada perbedaan yang signifikan antara putih telur dan
HBSS dalam masa penyimpanan selama 1, 2, 4, 8, dan 12 jam, putih telur
merupakan media yang lebih baik daripada air keran dan susu.
1
2

Putih telur dan ovalbumin merupakan protein utama dari telur dianggap
sebagai pilihan yang baik sebagai media penyimpanan untuk gigi yang
mengalami penundaan dalam replantasi karena kandungan proteinnya yang
tinggi, vitamin dan air, serta tidak adanya kontaminasi mikroba karena
kondisinya yang tertutup.
13

Penelitian yang dilakukan oleh Khademimembandingkan putih telur dan


susu sebagai media penyimpanan untuk gigi avulsi, dan hasil yang didapatkan
menunjukkan bahwa gigi yang disimpan dalam putih telur selama 6 sampai
10 jam memiliki insidensi penyembuhan yang lebih baik daripada yang
disimpan dalam susu dalam jangka waktu yang sama.
14

Penelitian terdahulu telah melakukan evaluasi terhadap sel ligamen


periodontal yang menempel pada akar dari gigi yang telah dicabut dan
disimpan dalam media penyimpanan ini menunjukkan bahwa putih telur
menyediakan viabilitas sel dan karakteristik yang sama dengan susu.
Beberapa penelitian mengindikasikan bahwa putih telur merupakan media
yang baik untuk mempertahankan kelangsungan hidup sel, tetapi percobaan
yang lain menunjukkan kerugian yang kecil yang dimungkinkan karena pH
telur yang tinggi dan juga karena sel ligamen periodontal dapat mengenali
beberapa protein pada telur sebagai benda asing. Penelitian lebih lanjut
diperlukan untuk mengkonfirmasi efek samping dari percobaan di atas karena
terdapat berbagai variasi pada komposisi dan kualitas telur.

12. Ekstrak Teh Hijau


Media Penyimpanan Untuk Kasus Avulsi Pada Gigi Anak
Elisabeth Runie Frieskandinie
Perpustakaan-Universitas Trisakti, 2016, telp. 5663232 ext. 8112,8113,8114,8151,8194
1
3,14

Dalam bidang kedokteran gigi, penggunaan ekstrak teh hijau masih diteliti
lebih lanjut.Epigallocatechin-3
-gallate (EGCG) dikenal dapat melindungi
resorpsi tulang alveolar dari penyakit periodontal karena menghambat
ekspresi dari matriks metalloproteinase-9 (MMP-9) dalam osteoblas dan
pembentukan osteoklas.EGCG juga menekan perkembangan periodontitis
apikal, karena kemungkinan dapat mengurangi ekspresi osteoblastik dari
cysteinerich 61 dan kemotaksis makrofag kedalam lesi pada tikus. Penelitian
terbaru menujukkan bahwa teh hijau memiliki efek anti mikroba dan dapat
digunakan dalam irigasi saluran akar.
20

Hwang et al dan Jung et al dalam mencari media yang mampu


meminimalkan infeksi setelah replantasi gigi, mempertahankan viabilitas sel
ligamen periodontal, dan mengurangi resorpsi akar serta ankylosis,
melaporkan hasil yang antusias dari ektrak teh hijau, dengan pemeliharaan
90% dari viabilitas sel sampai 24 jam, serupa dengan HBSS.Jung et al juga
mengamati bahwa semakin tinggi konsentrasi ekstrak semakin efisien media
penyimpanannya. Berdasarkan hal ini, penggunaan ekstrak teh hijau dan
senyawanya dapat menjadi alternative untuk mempertahankan gigi avulsi dan
efek yang menguntungkan ditingkatkan dengan konsentrasi ekstrak yang
lebih tinggi, namun perlu dilakukan penelitian lebih lanjut.
17
13
13. Solusi Lensa Kontak
Menurut American Optometric Association, sekitar 25 juta penduduk
Amerika menggunakan lensa kontak. Solusi lensa kontak merupakan media
penyimpanan yang mudah untuk menyimpan gigi setelah trauma avulsi
terjadi, solusi lensa kontak tersedia di sekolah atau lapangan atletik, dan di
rumah dimana sebagian besar trauma ini sering terjadi. Larutan ini
mengandung buffer, larutan garam isotonic dengan pengawet yang dapat
mempertahankan kelangsungan hidup sel ligamen periodontal.
16

Meski berbagai sistem single-bottle telah diperiksa sebagai media


penyimpanan untuk gigi avulsi, tidak terdapat perbedaan yang signifikan
dalam kemampuan solusi lensa kontak yang berbeda dalam mempertahankan
kelangsungan hidup sel ligamen periodontal yang telah ditemukan. Larutan
Media Penyimpanan Untuk Kasus Avulsi Pada Gigi Anak
Elisabeth Runie Frieskandinie
Perpustakaan-Universitas Trisakti, 2016, telp. 5663232 ext. 8112,8113,8114,8151,8194
ini mempertahankan sel lebih layak secara signifikan dibandingkan dengan
air keran atau Gatorade, tetapi tidak efektif seperti HBSS atau susu.Namun,
jika tidak ada media penyimpanan lain yang mudah tersedia, solusi lensa
kontak dapat digunakan sebagai pengganti air keran atau larutan salin untuk
jangka waktu yang singkat
jika media penyimpanan lain tidak tersedia.

14. Air Kelapa


Air kelapa (Cocos nucifera), pada umumnya dikenal sebagai “Tree of
Life”, adalah minuman alami yang dihasilkan secara biologis kedap udara di
dalam buah kelapa. Air kelapa memiliki ko
nsentrasi elektrolit menyerupai
cairan intraseluler. Zat-zat utama yang terkandung dalam air kelapa antara
lain kalium, kalsium, dan magnesium, sedangkan natrium, klorida, dan fosfat
ditemukan dalam jumlah konsentrasi yang lebih rendah. Air kepala
merupakan cairan hipotonik dibandingkan dengan plasma, dan memiliki
gravitasi spesifik sekitar 1,020, sebanding dengan plasma darah. Air kelapa
memiliki osmolaritas tinggi yaitu 372 mOsm/L hal ini disebabkan karena
adanya kandungan gula di dalamnya, terutama glukosa dan fruktosa,
menyerupai osmolaritas cairan tubuh yaitu 290-328 mOsm/L, dan juga kaya
akan banyak asam amino esensial antara lain lisin, sistin, fenilalanin, histidin,
dan tryptophan. Air kelapa mudah diterima oleh tubuh manusia dan
merupakan sarana yang aman untuk rehidrasi terutama pada pasien yang
menderita defisiensi kalium.Air kelapa telah terbukti memiliki efektivitas
yang sebanding dengan cairan elektrolit komersial dalam mempersingkat
waktu penyembuhan pada pasien. Air kelapa juga unggul dalam melakukan
pemeliharaan untuk kelangsungan hidup sel-sel ligamen periodontal karena
adanya berbagai nutrisi di dalamnya seperti protein, asam amino, vitamin, dan
mineral.
11

Gopikrishna et al mengamati bahwa air kelapa lebih unggul


dibandingkan dengan HBSS, susu atau propolis dalam mempertahankan
kelangsungan hidup sel ligamen periodontal. Air kelapa memiliki kapasitas
yang lebih besar untuk mempertahankan kelangsungan hidup sel ligamen
periodontal dibandingkan dengan media penyimpanan lain.
18
Media Penyimpanan Untuk Kasus Avulsi Pada Gigi Anak
Elisabeth Runie Frieskandinie
Perpustakaan-Universitas Trisakti, 2016, telp. 5663232 ext. 8112,8113,8114,8151,8194
1
5

13,15

15. L-DOPA

L-DOPA (levadopa; Sigma Chemicals, Perth, WA, Australia) adalah obat


dengan efek mitogenik.Levadopa merangsang sistem dopaminergik
(melepaskan dopamin sebagai neurotransmitter) di bagian anterior dari
kelenjar pituitari yang mensekresi hormon pertumbuhan yang dianggap
sebagai promoter dari proses penyembuhan.
19
15

Mandana et al mengamati efek dari levadopa terhadap fibroblas sel


ligamen periodontal dan menunjukkan bahwa levadopa juga memiliki efek
lokal pada pertumbuhan sel, termasuk sel-sel ligamen periodontal, dan dapat
digunakan sebagai media penyimpanan untuk menyimpan gigi avulsi.

C. Respon Sel Terhadap Trauma dan Penyembuhannya


Keunikan jaringan pada gigi dibandingkan dengan jaringan lainnya pada
tubuh terletak pada kapasitasnya untuk regenerasi.Gigi yang terkena trauma dapat
beregenerasi secara luas, hal yang sama juga berlaku pada terlukanya dentin,
sementum, tulang, gingiva, dan ligamen periodontal. Pada bagian ini akan dibahas
mengenai respon sel terhadap trauma dari Hertwig’s Ephitelial Root Sheath
(HERS), periosteum, ligamen periodontal –
sementum, fibroblast dari sel ligamen
periodontal, sel ligamen periodontal, dan tulang alveolar.
7
Trauma yang terjadi di dekat selaput akar (seperti laserasi dari sel ligamen
periodontal) dapat menyebabkan hiperaktivitas sementara dari selaput akar yang
dapat menginisiasi produksi baik dentin dan sementum pada daerah apikal secara
cepat.Selama proses replantasi, selaput akar dapat mengalami kerusakan baik pada
saat terjadinya avulsi, selama periode ekstra-oral, atau dari prosedur reposisi gigi.
Setelah terjadinya trauma, pertumbuhan akar lebih lanjut akan terhenti sebagian
ataupun seluruhnya; dan tulang serta jaringan sel ligamen periodontal dari dasar
soket akan menginvasi saluran akar untuk membentuk tulang intraradikular yang
dipisahkan dari dinding saluran oleh ligamen periodontal internal.
Media Penyimpanan Untuk Kasus Avulsi Pada Gigi Anak
Elisabeth Runie Frieskandinie
Perpustakaan-Universitas Trisakti, 2016, telp. 5663232 ext. 8112,8113,8114,8151,8194
7

1
6
Periosteum memiliki fungsi penting dalam pertumbuhan aposisional,
remodeling dan penyembuhan tulang setelah terjadi trauma.Periosteum juga
melekatkan otot, terdapat pembuluh darah, pembuluh limfatik, dan saraf.Respon
periosteum terhadap trauma tidak dapat dijelaskan secara tepat, adanya kerusakan
pada a
ttached gingiva atau mukosa alveolar dapat melibatkan periosteum dan
tulang. Pada manusia dengan usia muda, saat pengambilan mandibula yang luas
dilakukan, tapi tetap mempertahankan periosteum, menghasilkan terbentuknya
kembali tulang baru yang lebih banyak.
7
Garis anatomi dari sel ligamen periodontal terletak secara servikal dari serat
Sharpey yang masuk baik kedalam sementum maupun tulang alveolar. Yang
paling diperhatikan pada hal ini adalah anatomi dan fungsi dari sel yang paling
penting dan struktur fibrilar dari sel ligamen periodontal.
20
7

Hubungan antara serat Sharpey dan fibroblas setelah terjadinya trauma


merupakan hal yang penting dalam degradasi atau reformasi serat Sharpey yang
cepat.Fungsi penting dari fibroblas pada sel ligamen periodontal adalah
mempertahankan serat periodontal.Fungsi ini dimanifestasikan oleh cepatnya
sintesis dan degenerasi dari kolagen. Degenerasi kolagen lebih cepat pada sel
ligamen periodontal dibandingkan pada gingiva, pulpa atau jaringan ikat lain yang
ada di tubuh. Hal ini dapat mempercepat penyembuhan sel ligamen periodontal.

Rupturnya sel ligamen periodontal biasanya terjadi diantara tulang alveolar


dan permukaan akar (Gambar 7), namun rupturnya sel ligamen periodontal juga
dapat terjadi baik pada dinding tulang alveolar atau permukaan akar.Adanya
revaskularisasi pada bagian servikal dan apikal pada sel ligamen periodontal
setelah 4 hari.Setelah 1 minggu, celah pada sel ligamen periodontal terisi oleh
proliferasi fibroblas dan pembuluh darah.Dalam 2 minggu, sejumlah serat utama
telah mengalami penyembuhan dan sel ligamen periodontal yang rusak sudah
mengalami penyembuhan sebanyak 50-60%.Setelah 8 minggu sel ligamen
periodontal sudah sembuh secara sempurna.

7
Media Penyimpanan Untuk Kasus Avulsi Pada Gigi Anak
Elisabeth Runie Frieskandinie
Perpustakaan-Universitas Trisakti, 2016, telp. 5663232 ext. 8112,8113,8114,8151,8194
7

Gambar 7.Anatomi gigi avulsi

21
1
Pada penundaan replantasi, kerusakan pada sel ligamen periodontal sering
terjadi.Penyembuhan luka selanjutnya dimulai saat jaringan yang rusak difagosit
oleh makrofag atau aktivitas osteoklas.Pada masa tersebut tidak hanya jaringan
sisa sel ligamen periodontal yang nekrotik yang digantikan tetapi juga tulang dan
sementum. Saat area sel ligamen periodontal yang terkena trauma cukup luas,
akan terjadi kompetisi dalam proses penyembuhan antara sumsum tulang yang
akan membentuk kembali tulang dan stem sel yang berasal dari sel ligamen
periodontal yang akan membentuk kembali sel ligamen periodontal.
Trauma pada tulang alveolar biasanya terjadi pada kasus avulsi.Secara
histologis penyembuhan soket terdiri atas beberapa tahapan. Pada tahapan
pertama akan terbentuk koaugulum, pada tahap kedua akan terbentuk jaringan
granulasi, pada tahap ketiga akan terbentuk jaringan ikat, pada tahap keempat
terlihat adanya pertumbuhan tulang, dan pada tahap kelima adanya perbaikan
epithelial.
7

Pada proses penyembuhan, luka melepaskan berbagai sinyal yang


menginduksi populasi sel untuk merespon dengan proliferasi, migrasi, atau
diferensiasi. Yang pertama pada regenerasi jaringan dimana terlihat adanya
populasi sel jaringan spesifik setelah terjadinya trauma.Yang kedua adalah
regenerasi pada kondisi yang konduktif bagi sel jaringan spesifik untuk migrasi ke
daerah yang terkena trauma atau terluka.Dan yang ketiga adalah faktor yang dapat
Media Penyimpanan Untuk Kasus Avulsi Pada Gigi Anak
Elisabeth Runie Frieskandinie
Perpustakaan-Universitas Trisakti, 2016, telp. 5663232 ext. 8112,8113,8114,8151,8194
7
menentukan perbaikan dan regenerasi dari jaringan yang terluka dengan adanya
kontaminasi dari benda asing atau bakteri.
7
Pada umumnya, proses penyembuhan sel ligamen periodontal setelah
dilakukan replantasi adalah dengan terjadinya perlekatan kembali antara jaringan
ikat dan membran periodontal yang terdapat pada permukaan akar, dengan
jaringan ikat yang berada di gingival atau jaringan ikat dari membran periodontal
yang terdapat pada soket (Gambar 8).

18

Gambar 8.Perlekatan kembali membran periodontal pada permukaan akar


dengan membran periodontal pada soket

22
18
Prognosis untuk gigi avulsi membaik apabila sel ligamen periodontal (PDL)
pada gigi avulsi diawetkan. Soder et al dan Andreasen menunjukkan bahwa ketika
gigi mengalami avulsi (keluar dari soket), sel-sel ligamen periodontal akan tetap
baik jika terhidrasi.Sel-sel ligamen periodontal yang vital dapat kembali
menempel ketika replantasi dilakukan dan viabilitas akandipertahankan dengan
baik jika replantasi dilakukan dalam waktu 15
-20 menit setelah trauma avulsi
Media Penyimpanan Untuk Kasus Avulsi Pada Gigi Anak
Elisabeth Runie Frieskandinie
Perpustakaan-Universitas Trisakti, 2016, telp. 5663232 ext. 8112,8113,8114,8151,8194
terjadi. Media penyimpanan jaringan seperti Viaspan (DuPont Pharmaceuticals,
Wilmington, DE) dan Hank’s Balanced Salt Solution (HBSS) (Mediatech,
Herndon, VA) memiliki kemampuan yang luar biasa dalam menjaga sel-sel agar
tetap hidup dan dianggap sebagai media penyimpanan yang unggul. Media
penyimpanan yang sudah langsung tersedia, sesuai dengan preferensi adalah susu,
saliva, air kelapa dan larutan salin. Air tidak dianjurkan karena lingkungan
hipotonik dapat merusak sel-sel ligamen periodontal.Sebuah penelitian mengukur
jumlah rata-rata fibroblas bibir manusia yang vital yang tersisa setelah 2-168 jam
penyimpanan di tiga media. Penelitian ini menunjukkan setelah 12 jam, Viaspan
efektif dalam menjaga 72,9% sel vital sementara HBSS dan susu mempertahankan
vitalitas sel sebesar 70,5% dan 43,4%.
21

Media penyimpanan kering sangat merugikan pelestarian sel ligamen


periodontal. Gigi avulsi harus dicegah agar tidak mati dengan media penyimpanan
yang memiliki osmolaritas dan pH yang benar. Sejumlah studi klinis
menunjukkan adanya ketergantugan antara penyembuhan periodontal dan pulpa
dengan periode dan media penyimpanan.Andreasen mengamati bahwa bahkan 30
menit penyimpanan dalam keadaan kering menimbulkan resorpsi inflamasi yang
lebih besar dibandingkan dengan penyimpanan dalam larutan salin dan saliva.
Hammarstrom et al menggunakan analisis regresi logistik dan menegaskan bahwa
perawatan gigi avulsi yang disimpan dalam saliva, susu atau larutan garam lebih
berhasil daripada dibiarkan dalam keadaan kering.Patil et al menunjukkan bahwa
gigi yang telah dicabut dan disimpan kering selama 120 menit menunjukkan
secara signifikan sel ligamen periodontal yang layak lebih rendah per gigi
(0,29x10
5
) daripada gigi yang disimpan dalam media basah untuk pengumpulan
sel ligamen periodontal (8,65x10
5
).Demikan pula, peningkatan durasi ekstra-oral
gigi avulsi yang dikombinasikan dengan penyimpanan kering, secara signifikan
menurunkan kapasitas klonogenik sel ligamen periodontal pada manusia. Pada
kasus-kasus dimana replantasi gigi avulsi tidak bisa langsung dilakukan,
penggunaan media penyimpanan yang tepat untuk meningkatkan dan melestarikan
vitalitas fibroblas sel ligamen periodontal dari gigi avulsi.
23
Media Penyimpanan Untuk Kasus Avulsi Pada Gigi Anak
Elisabeth Runie Frieskandinie
1
6
Perpustakaan-Universitas Trisakti, 2016, telp. 5663232 ext. 8112,8113,8114,8151,8194

Kunci keberhasilan perawatan replantasi gigi pada kasus gigi avulsi


tergantung dari kemampuan sel-sel pada ligamen periodontal untuk membentuk
kembali ikatan gigi dengan tulang alveolar melalui ligamen periodontal.Hal di
atas menjelaskan pentingnya menjaga viabilitas sel-sel ligamen
periodontal.Fungsi ligamen periodontal untuk mempertahankan gigi di dalam
soket gigi,
menahan tekanan pengunyahan, melindungi pembuluh darah, limfe,
dan saraf yang mensuplai gigi serta membantu menahan gigi agar tidak miring
atau berputar.
1
1

Dalam aturan klinis, sebuah media harus memliki kriteria tertentu untuk
menjadikannya sebagai media penyimpanan yang dapat diterima untuk gigi
avulsi.Kriteria-kriteria tersebut antara lain:
24
1
6

1. Karakteristik anti mikroba


2. Dapat memelihara viabilitas dari serat periodontal dalam jangka waktu yang
dapat diterima
3.
Mendukung kapasitas proliferasi sel (kapasitas klonogenik dan mitogenik)
4. Osmolaritas yang sama dengan cairan tubuh (pH seimbang)
5. Tidak reaktif dengan cairan tubuh
6. Tidak memproduksi reaksi antigen-antibodi
7.
Mengurangi resiko paska reimplantasi resorpsi akar atau ankylosis
8.
Jangka simpan yang baik
9. Efektif di bawah iklim dan kondisi yang berbeda
10. Harus dapat menghilangkan bahan asing dan produk limbah yang beracun
11. Harus dapat membantu pemulihan dari metabolitas seluler yang hilang

Media Penyimpanan Untuk Kasus Avulsi Pada Gigi Anak


Elisabeth Runie Frieskandinie
Perpustakaan-Universitas Trisakti, 2016, telp. 5663232 ext. 8112,8113,8114,8151,8194

Anda mungkin juga menyukai