Anda di halaman 1dari 23

TRAUMA:

AVULSI
ELLIANA A 20190720051
Trauma
Trauma dapat diartikan sebagai suatu kerusakan atau luka
yang biasanya disebabkan oleh tindakan-tindakan fisik
dengan terputusnya kontinuitas normal suatu struktur.

Trauma pada gigi juga disebut sebagai kerusakan yang


mengenai jaringan keras gigi dan atau periodontal yang
dikarenakan sebab mekanis serta kimiawi
Klasifikasi Fraktur Gigi menurut Ellis dan Davey

Kelas VI
Kelas I Kelas VII
Kelas II Kelas VIII
Kelas III Kelas IX
Kelas IV
Kelas V
Klasifikasi Trauma Menurut WHO
1. Kerusakan pada jaringan keras gigi Fraktur email-dentin, yaitu fraktur
pada mahkota gigi yang hanya mengenai
dan pulpa email dan dentin saja tanpa melibatkan
Retak mahkota (enamel infraction), yaitu pulpa.
suatu fraktur yang tidak sempurna pada
email tanpa kehilangan struktur gigi dalam Fraktur mahkota yang kompleks
arah horizontal atau vertikal. (complicated crown fracture), yaitu
fraktur yang mengenai email, dentin, dan
Uncomplicated crown fracture, yaitu pulpa.
suatu fraktur yang hanya mengenai
lapisan email saja.
2. Kerusakan pada jaringan keras gigi, pulpa, dan tulang alveolar

Fraktur mahkota-akar, yaitu suatu fraktur Fraktur dinding soket gigi, yaitu
yang mengenai email, dentin, dan sementum. fraktur tulang alveolar yang melibatkan
Dibedakan menjadi 2 yaitu complex dinding soket labial atau lingual, dibatasi
(mengenai jaringan pulpa) dan uncomplex oleh bagian fasial atau lingual dari
(tidak melibatkan jaringan pulpa). dinding soket.

Fraktur akar, yaitu fraktur yang Fraktur prosesus alveolaris, yaitu


mengenai dentin, sementum, dan pulpa fraktur yang mengenai prosesus
tanpa melibatkan lapisan email. alveolaris dengan atau tanpa melibatkan
soket alveolar gigi.
Fraktur korpus mandibula atau maksila, yaitu
fraktur pada korpus mandibula atau maksila yang
melibatkan prosesus alveolaris, dengan atau tanpa
melibatkan soket gigi.
Avulsi
Avulsi diklasifikasikan kedalam fraktur kelas V menurut Ellis
dan Davey, sedangkan menurut WHO avulsi diklasifikasikan
kedalam kerusakan jaringan periodontal
Avulsi adalah terlepasnya gigi secara keseluruhan
dari soketnya karena suatu cedera trauma mekanis.
Definisi Avulsi gigi dipertimbangkan sebagai kondisi
kegawatdaruratan dental.
Etiologi

Penyebab terjadinya avulsi


biasanya karena trauma mekanis
antara lain, jatuh, perkelahian,
cedera olahraga, kecelakaan lalu
lintas, dan kekerasan pada anak.
Gambaran
Klinis
Gambaran klinis yang dapat dilihat dari
gigi avulsi adalah lepasnya gigi secara utuh
dari tulang alveolar, dapat ditemukan bekuan
darah di dalam soketnya. Avulsi paling sering
terjadi pada gigi insisivus sentral pada rahang
atas. Fraktur pada prosesus alveolaris dan
laserasi pada bibir kemungkinan terlihat
bersamaan dengan gigi avulsi
Penatalaksanaan Avulsi

Reimplantasi atau replantasi merupakan suatu


tindakan di bidang kedokteran gigi yang merujuk
pada pemasangan atau insersi dan fiksasi
sementara gigi yang mengalami avulsi, baik
sebagian atau keseluruhan akibat suatu trauma.

Tujuannya untuk mengembalikan fungsi fisiologis


gigi serta mencegah terjadinya ankilosis dan
resorbsi akar
Media Penyimpanan

Merupakan media yang digunakan untuk


menyimpan gigi yang avulsi jika gigi tersebut tidak
dilakukan replantasi dengan segera. Tujuan
diletakkannya gigi yang avulsi di media penyimpanan
adalah untuk memelihara ligamen periodontal dalam
waktu yang terbatas sebelum dilakukan perawatan
gigi.
Hank’s Balanced Salt
Susu Solution (HBSS)
Memiliki kemampuan untuk mendukung 1. Merupakan larutan saline standar.
Mengandung berbagai nutrien penting
kapasitas klonogenik sel -sel periodontal yang diperlukan untuk mempertahankan
pada suhu ruangan sampai dengan 60 metabolisme sel yang normal dalam
menit. Pada temperatur yang lebih
rendah, susu dapat mengurangi
2. waktu yang lama seperti kalsium, fosfat,
kalium dan glukosa.

pembengkakan sel, meningkatkan


viabilitas sel dan perbaikan Saline Fisiologis
penyembuhan sel.
3. Larutan yang mengandung 0,9% NaCl. Media ini
tidak menyebabkan pembengkakan pada struktur sel,
Saliva tetapi kebutuhan metabolit dan glukosa untuk
mempertahankan metabolisme sel yang normal tidak
Dapat digunakan sebagai media penyimpanan
karena mempunyai suhu yang sama dengan
4. bisa dipenuhi oleh saline. Tidak direkomendasikan
jika gigi harus disimpan selama > 30 menit.

suhu kamar. Beberapa penelitian mengatakan


bahwa jika disimpan lebih dari 30 menit pada
saliva, maka dapat menimbulkan masalah
5. Air Kelapa

karena saliva secara alamiah memiliki Air kelapa unggul dalam melakukan pemeliharaan untuk kelangsungan hidup sel-sel
mikroorganisme yang dapat menyebabkan ligamen periodontal karena adanya berbagai nutrisi di dalamnya seperti protein, asam
amino, vitamin dan mineral. Air kelapa memiliki efektifitas yang menyerupai HBBS dalam
infeksi pada akar gigi sehingga menimbulkan menjaga viabilitas sel. Selain memiliki osmolaritas yang lebih unggul dibandingkan HBBS,
kematian pada sel -sel ligamen periodontal. air kelapa juga lebih murah dan mudah tersedia, sehingga air kelapa layak dianjurkan
sebagai media penyimpanan gigi avulsi.
1. Tingkat kerusakan jaringan periodontium saat
avulsi
2. Pemeliharaan viabilitas sel-sel ligament
periodontal pada permukaan akar gigi yang
Faktor Penentu masih hidup
3. Lamanya gigi berada di luar soket
Keberhasilan
4. Kondisi penyimpanan
5. Soket gigi avulsi tetap utuh
6. Tidak mengalami kelainan kelainan
ortodontik
Case Report

Seorang anak laki-laki usia 12 tahun datang ke Rumah Sakit Gigi dan
Mulut Universitas Padjadjaran (RSGM UNPAD) bersama gurunya, datang
sekitar pukul 10.00 WIB dan merupakan rujukan dari klinik Cigadung
dengan keluhan gigi kiri atas depan terlepas dari soketnya. Gigi tersebut
lepas akibat bertabrakan dengan temannya sehingga menyebabkan
rahangnya membentur lapangan pada saat jam pelajaran olahraga sekitar
pukul 09.00 WIB. Gigi tersebut dimasukkan ke dalam larutan susu
berdasarkan instruksi dari dokter gigi pada klinik tersebut. Bibir rahang atas dan
bawah mengalami bengkak serta terdapat lebam pada daerah dagu.
●Hasil pemeriksaan klinis adalah keadaan umum baik, terdapat luka pada
mukosa bibir rahang atas dan bawah. Gigi 21 avulsi (Kelas V menurut Ellis
dan Davey) dengan fraktur mengenai email, gigi 22 mobility derajat 2, gigi 11
fraktur mahkota (Kelas 2 menurut Ellis dan Davey) dan mobility derajat 1,
mukosa gingiva gigi rahang atas depan tidak tampak adanya kelainan. Gigi
yang dimasukkan ke dalam larutan susu sebelumnya telah dicuci bersih oleh
anak tersebut karena kotor terkena tanah.
Penatalaksanaan

Gigi 11 yang mengalami fraktur


Lakukan pembersihan soket gigi 1/3 mahkota dilakukan
dari bekuan darah dengan larutan penambalan direct composite
saline solution dan pembersihan
gigi 21 dengan larutan saline.

1 2 3 4

Gigi 21 diinsersikan ke dalam


Gigi difiksasi dengan
soketnya, ditekan dengan
menggunakan orthodontic
menggunakan jari secara
bracket. Kemudian dilakukan
perlahan sampai gigi tepat dalam
pemeriksaan foto radiografi
kedudukannya dan dilakukan
panoramik
penyesuaian oklusi
Hasil Radiografi Panoramik
terdapat gambaran radiolusen pada ujung apeks gigi 11, 12, 21,
22. Terlihat ujung apeks 11, 12, 21 belum tertutup sempurna
Penatalaksanaan

1 2 3
Terapi Farmakologi
Amoxicillin tablet 500mg 3x1
selama 5 hari
Asam mefenamat tablet 500mg
3x1 selama 5 hari
KIE
1. Instruksikan untuk tidak mengunyah dan
menggigit menggunakan gigi-gigi depan
atas

2. Sementara mengonsumsi makanan lunak dan


menghindari kegiatan olahraga atau kegiatan
yang melibatkan aktivitas fisik yang berat
agar tidak terjadi kejadian avulsi lagi.

3. Pasien juga diinstruksikan untuk kontrol


klinis dan radiografi setelah 2 minggu,
dilanjutkan dengan kontrol klinis setelah 4
minggu, 3 bulan, 6 bulan, 1 tahun dan
kemudian tiap tahun setelahnya.
Setelah 2 minggu
Gigi 21 mobility derajat 2, gigi 11 dan 22 mobility
derajat 1. Warna gingiva normal dan tidak terdapat
pembengkakan pada bibir. Luka lebam pada daerah
dagu masih tampak membiru sedikit.

Kontrol
Setelah 4 minggu
Pasien datang kontrol kembali setelah 4 minggu dan dilakukan
pemeriksaan klinis dan radiografi pada gigi-gigi yang mengalami avulsi.
Gigi 21 masih terdapat mobility derajat 1, luka lebam pada daerah dagu
menghilang dan warna gingiva normal. Pada foto panoramik, terlihat sudah
ada perbaikan dari apeks 11, 21. Ujung apeks 11, 21 sudah mulai
menutup. Kemudian dilakukan penambalan direct composite pada gigi 1/3
incisal gigi 21 yang mengalami fraktur.
Daftar Pustaka
1. Dorland WAN. Kamus Kedokteran Dorland. Ed. Ke- 29. Jakarta. Penerbit Buku Kedokteran
EGC: 2002.
2. Schuurs AHB. Dalam Suryo S, editor. Patologi gigi-geligi :Kelainan-kelainan jaringan keras
gigi. Yogyakarta. Gadjah Mada University Press: 1992
3. Bakar A. 2012. Kedokteran Gigi Klinis. Quantum Sinergis. Yogyakarta.
4. Sri Kuswandari. Efekvitas Media Dalam Melindungi Sel-Sel Ligament Periodontal Sebelum
Replantasi Gigi Avulsi. Jurnal Kedokteran Gigi Anak Edisi Khusus Pertemuan Ilmiah PDGI
Jateng September 2004.
5. Savas S, Kucukyilmaz E, Akcay M, Koseoglu S. Delayed Replantation of Avulsed Teeth:
Two Case Reports. Hindawi. 2015.
6. Fauzia E. Hendralin S. Perawatan Fraktur kelas tiga Ellis pada Gigi Tetap Insisif Sentral
Atas. Indonesian Journal of Dentistry 2008; 15 (2): 169-174.
7. Frieskandinie ER. 2016. Media Penyimpanan Untuk Kasus Avulsi pada Gigi Anak.
Perpustakaan Universitas Trisakti: Jakarta.
8. Riyanti E. Penatalaksanaan Trauma Gigi Pada Anak. Jurnal Kedokteran Gigi Anak
Universitas Padjajaran: Bandung. 2010.
Thank You

Anda mungkin juga menyukai