Anda di halaman 1dari 15

ANALISIS KEBIJAKAN SEKOLAH SD – SMP GRATIS ANTARA

SLOGAN DAN KENYATAAN

MAKALAH
Disusun dalam rangka untuk memenuhi tugas mata kuliah:
“KEBIJAKAN PENDIDIKAN DASAR”
Dosen Pengampu
Heri Nurdianto S.Pd.I, M.Pd.

Disusu Oleh :
Rika Ayu Lutfi Laili ( 932611819)
Zufa Nihayatul Chusna (932614219)

PRODI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDA’IYAH


FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAM ISLAM NEGERI (IAIN)
KEDIRI
2022
KATA PENGANTAR

Pertama-tama dengan mengucapkan puji syukur atas karunia yang diberikan


oleh Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan petunjukNya sehingga
penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul : “Analisis Kebijakan
Sekolah Gratis SD-SMP : Antara Slogan Dan Kenyataan”.
Penulis menyadari bahwa tiada manusia yang sempurna di dunia ini, karena
itu pasti mempunyai kekurangan-kekurangan. Penulis sendiri tidak terlepas dari
kekurangan itu, sehingga apa yang tertulis dalam makalah ini adalah masih jauh
dari sempurna, oleh karena itu merupakan kebanggaan bagi penulis apabila ada
kritik maupun saran-saran yang baik, merupakan bekal penulis dalam membuat
karya tulis berikutnya.

Kediri , 13 Juni 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusab Masalah
C. Tujuan
BAB II PEMBAHASAN
A. Kebijakan Sekolah Gratis
a. Sekolah Gratis
b. Dasar Pelaksanakan Sekolah Gratis
c. Sumber Dana Sekolah Gratis
B. Realitas Sekolah Gratis
BAB III KESIMPULAN
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA

1
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Menurut UU No. 20 tahun  2003 pengertian Pendidikan adalah sebuah
usaha yang di lakukan secara sadar dan terencana untuk mewujudkan
suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaaan, membangun kepribadian, pengendalian diri, kecerdasan,
akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat,
bangsa, dan Negara.1 Setiap anak bangsa memiliki kesempatan yang sama
untuk mengenyam pendidikan bahkah gratis sesuai dengan amanat undang-
undang.
Menurut Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional Sri
Mulyani ,sekolah gratis adalah suatu sekolah yang di berikan
penggantian biaya operasional sekolah dari pemerintah pusat. Sekolah
Gratis merupakan program pemerintah untuk membebaskan biaya sekolah
dari Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah Lanjutan Tinggat Pertama
(SLTP).Kebijakan sekolah gratis merupakan bentuk realisasi anggaran
pendidikan 20% yang sejak dulu digodok parlemen. Masyarakat tentu
senang dengan adanya sekolah gratis. momok pendidikan yang mahal dan
sulit semakin sirna. mereka bisa lebih lega dalam menyekolahkan anak-
anaknya. Sekolah gratis adalah harapan baru bagi anak-anak miskin yang
sebelumnya tidak memiliki harapan dan tidak berani bermimpi bisa
mengenyam pendidikan. Isu sekolah gratis telah lama didengungkan oleh
pemerintah. Kini kebijakannya telah terealisasi dan sedang gencar-
gencarnya disosialisasikan lewat berbagai media.
Sekolah gratis ini juga diharapkan bukan hanya dinikmati oleh anak-
anak yang masih bisa dijamin finansialnya oleh orang tua, namun lebih dari
itu, sekolah gratis ini juga bisa dinikmati oleh anak jalanan (anjal). Selain

1
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional.

2
banyaknya anjal yang beralasan bahwa mereka turun ke jalan demi
membiayai sekolahnya sendiri, banyak juga anjal yang tidak bersekolah
dengan alasan tidak mampu membiayai sekolahnya. Uang yang mereka
peroleh dari jalanan hanya untuk membiayai makan mereka sehari-hari.
Akibatnya, minat sekolah anjal terganjal oleh biaya untuk bersekolah.2
Dengan adanya kebijakan seklah gratis ini peneliti harapkan mampu
dengan segera untuk mengatasi masalah banyaknya anak-anak bangsa yang
tidak bersekolah.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Kebijakan Sekolah Gratis DI SD Dan SMP
2. Bagaiman realitas kebijakan Sekolah Gratis Bagi Masyarakat ?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui Kebijakan Sekolah Gratis DI SD Dan SMP
2. Untuk mengetahui realitas kebijakan Sekolah Gratis Bagi Masyarakat ?

2
Suyahman,”Analisis Kebijakan Pendidikan Gratis Di Sekolah Menengah Atas Dalam Kaitannya
Engan Kualitas Pendidikan Menengah Atas”, Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan : Voume 6,
Nomor 2, (November 2016), 1047-1054.

3
BAB II
KAJIAN TEORI

A. Kebijakan Sekolah Gratis


1. Sekolah Gratis
Pendidikan dalam bahasa Yunani berasal dari kata padegogik
yaitu ilmu menuntun anak. Orang Romawi melihat pendidikan sebagai
educare, yaitu mengeluarkan dan menuntun, tindakan merealisasikan
potensi anak yang dibawa waktu dilahirkan di dunia. Dalam Kamus
Besar Bahasa Indonesia (KBBI) pendidikan mempunyai pengertian :
proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang
dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan
latihan, proses perbuatan, cara mendidik. Ki Hajar Dewantara
mengartikan pendidikan sebagai daya upaya untuk memajukan budi
pekerti, pikiran serta jasmani, agar dapat memajukan kesempurnaan
hidup.3
Dalam Kamus Besar Bergambar Bahasa Indonesia Sekolah
memiliki beberapa arti, diantaranya adalah :
1) Bangunan atau lembaga untuk belajar dan mengajar serta tempat
menerima dan memberi pelajaran (menurut tingkatannya, ada)
dasar, lanjutan tinggi (menurut jurusannya, ada) dagang,
guru,teknik, pertarian, dsb.
2) Sekolah juga dapat diartikan sebagai waktu atau pertemuan
ketika murid diberi pelajaran.
3) Usaha menuntut kepandaian (ilmu pengetahuan) pelajaran;
pengajaran.4
Sedangkan gratis dalam Kamus Besar Bergambar Bahasa
Indonesia Sekolah berarti tidak dipungut bayaran / cuma-Cuma.

3
Choirul Fuad Yusuf. Kajian Peraturan Perundang-Undangan Pendidikan Agama Pada Sekolah.
(Jakarta: Pt.Pena Citasatria. 2008),62-63
4
Nurhasanah, Didik Tumianto. Kamus Besar Bergambar Bahasa Indonesia Sekolah Berarti.
(Jakarta:Cv.Bina Sarana Pustaka.2007), 686

4
Menurut Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional Sri
Mulyani ,sekolah gratis adalah suatu sekolah yang di berikan
penggantian biaya operasional sekolah dari pemerintah pusat. Sekolah
Gratis merupakan program pemerintah untuk membebaskan biaya
sekolah dari Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah Lanjutan Tinggat
Pertama (SLTP). 5
2. Dasar Pelaksanaan Sekolah Gratis
Sesuai dengan UU Sisdiknas Nomor 20 Tahun 2003 yang
mengamanatkan bahwa “setiap warga Negara yang berusia 7-15 tahun
wajib mengikuti pendidikan dasar. Dalam pasal 34 ayat 2
menyebutkan bahwa pemerintah dan pemerintah daerah menjamin
terselenggaranya wajib belajar minimal pada jenjang pendidikan dasar
tanpa memungut biaya, sedangkan dalam ayat 3 menyebutkan bahwa
wajib belajar merupakan tanggung jawab negara yang
diselenggarakan oleh lembaga pendidikan pemerintah, pemerintah
daerah, dan asyarakat”. Konsekuensi dari amanat undang-undang
tersebut adalah pemerintah dan pemerintah daerah wajib memberikan
layanan pendidikan bagi seluruh peserta didik pada tingkat pendidikan
dasar ( SD dan SMP ) serta satuan pendidikan lain yang sederajat.6
Pemerintah sebagai penanggung jawab penyelenggaraan
merancangkan program wajib belajar bagi anak bangsanya. Program
wajib belajar adalah program yang mewajibkan semua anak usia
sekolah mengikuti proses belajar belajar sesuai dengan tingkat usia.
Dengan program wajib belajar ini, tidak ada alas an apapun bagi anak-
anak usia sekolah untuk tidak bersekolah. Pada awalnya Wajar 6
tahun, artinya anak usia sekolah dasar harus bersekolah. Hal ini
mengisyaratkan bahwa anak bangsa minimal berpendidikan setingkat
sekolah dasar. Selanjutnya program tersebut dikembangkan hingga
menjadi Wajar 9 tahun. Artinya, anak usia Sekolah Menengah
5
Ibid,. 213.
6
Departemen Pendidikan Nasional. undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003
tentang sistem pendidikan nasional (jakarta, 2003), 24

5
Pertama harus bersekolah sehingga anak bangsa minimal
berpendidikan setingkat sekolah menengah pertama. Selanjutnya
program ditingkatkan menjadi program Wajar 12 tahun. Wajar 12
tahun artinya anak-anak usia Sekolah Menengah Atas harus
bersekolah. Program indi mengisyaratkan bahwa anak bangsa minimal
berpendidikan setingkat sekolah Menengah Atas. Dengan demikian
pola pemikiran. mereka semakin bagus.7
3. Sumber Dana Sekolah Gratis
Pada tingkat sekolah (satuan pendidikan), biaya pendidikan
diperoleh dari subsidi pemerintah pusat, pemerintah daerah. Sejauh
tercatat dalam Rencana Anggaran pendapatan dan belanja sekolah
(RAPBS), sebagian besar biaya pendidikan tingkat sekolah berasal
dari pemerintah pusat, sedangkan sekolah swasta berasal dari para
siswa atau yayasan. Berkaitan dengan penerimaan keuangan dari
orang tua dan masyarakat ditegaskan dalam undang-undang system
pendidikan nasional 1989 bahwa karena keterbatasan kemampuan
pemerintah dalam pemenuhan kebutuhan dana pendidikan, tanggung
jawab atas pemenuhan kebutuhan dana pendidikan merupakan
tanggung jawab bersama pemerintah, masyarakat, dan orang tua.8
Dana Program Sekolah Gratis bersumber dari Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) sebesar 20 %, Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Provinsi dan sharing
Anggaran Pendpatan dan Belanja Daerah (APBD) Kabupaten/Kota.
Besarnya dana sharing Kab/Kota dihitung secara proporsional
berdasarkan besaran jumlah siswa di setiap Kab/Kota (Kesepakatan
Bersama Gubernur dengan Bupati/Walikota).
Seperti yang dijelaskan diatas, Mohammad saroni juga
berpendapat dalam buku miliknya yang berjudul pendidikan untuk
orang miskin bahwa pembiayaan pendidikan (sekolah) sudah
dialokasikan dalam APBN dan APBD sebesar masing-masing 20%
7
Mohammad saroni. Pendidikan untuk orang miskin. (Jogjakarta: ar-ruzz media. 2013), 190
8
Mohammad Saroni. Pendidikan Untuk Orang Miskin. (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media. 2013), 171

6
dari pembiayaan total. Ini merupakan biaya yang sangat besar jika
dibandingkan denga sector lain. Sehingga keinginan untuk
penyelenggaraan proses pendidikan benar-benar dapat terwujud.9
Perpaduan dana BOS dan BOSDA dipergunakan untuk
meningkatkan akses pendidikan gratis bagi pelajar. Peruntukannya
atau penggunaan dana BOS diantara lainnya ialah :
1. Pembelian dan penggandaaan buku teks pelajaran,
2. Pembiayaan seluruh kegiatan dalam rangka penerimaan siswa
baru,
3. Pembiayaan kegiatan pembelajaran remedial, pembelajaran
pengayaan,
4. Pemantapan persiapan ujian, olahraga, kesenian, dan sejenis
nya.
5. Pengadaan suku cadang alat kantor perawatan sekolah,
6. Pembayaran honorarium bulanan guru honorer.
7. Pengembangan profesi guru
8. Pemberian bantuan biaya transportasi bagi siswa miskin yang
menghadapi masalah biaya transport dari dan ke sekolah.
9. Selain itu bos juga digunakan untuk pembelian perangkat
komputer (multimedia).10
B. Realitas Sekolah Gratis
Sekolah gratis adalah sebuah program pemerintah yang diupayakan
untuk menyelesaikan masalah pemerataan akses pendidikan. Kebijakan ini
juga merupakan upaya merealisasikan anggaran pendidikan 20% dari
APBN. Kebijakan sekolah gratis ini diharapkan akan mampu menyelesaikan
masalah mahalnya biaya pendidikan yang banyak dikeluhkan masyarakat
terutama dari golongan menengah ke bawah. Biaya operasional
penyelenggaraan pendidikan yang selama ini ditanggung oleh sekolah dari

9
Ammad Saroni. Pendidikan Untuk Orang Miskin (Jogjakarta:Ar Ruzz. 2013), 91-92
10
Direktorat Jendral Pendidikan Dasar Kementrian Pendidikan Nasional. Petunjuk Teknis
Penggunaan Dana Bantuan Operasional Sekolah Tahun Anggaran 2011 .16-18

7
beberapa sumbangan pendidikan (pungutan liar) dari masyarakat, ini diganti
dengan dana BOS.
Pasal 34 UUD 45 telah menjamin bahwa fakir miskin dan anak-anak
terlantar dipelihara oleh Negara. A kan tetapi, pada tataran empiris sehari-
hari jaminan tersebut masih menjadi cita-cita utopis bagi warga Indonesia,
khususnya mereka yang miskin.11 Kebijakan sekolah gratis mampu
memberikan dampak yang positif demi tercapainya cita-cita nasional.
Adapun dampak yang mampu ditimbulkan dari sekolah gratis ini,
diantaranya:
1. Mampu memberikan peluang dan kesempatan bagi anak-anak yang
kurang mampu untuk dapat mengenyam bangku pendidikan yang
selama ini hanya ada dalam bayangan dan angan-angan mereka saja,
2. Mampu meningkatkan mutu pendidikan kedepannya ,
3. Mampu mengurangi tingkat kebodohan, pengangguran, dan
kemiskinan,
4. Mampu menghasilkan SDM yang berkualitas,
5. Mampu mewujudkan cita-cita nasional bangsa Indonesia yaitu ikut
mencerdaskan anak bangsa.
Pada kenyataannya kita harus menelan pil pahit dari adanya program
pemerintah “sekolah gratis”. Realitas yang harus ditelan masyarakat adalah
program “sekolah gratis” ternyata tidak gratis begitu saja. Biaya yang
digratiskan hanyalah biaya administrasi, namun dibalik itu masih banyak
pungutas-pungutan dana yang diselenggarakan oleh sekolah. Hal ini juga
dapat menimbulkan peluang untuk terjadinya penyalahgunaan dari pihak-
pihak sekolah yang tidak bertanggung jawab.
Sekolah yang katanya gratis namun pada kenyataannya tidaklah gratis
begitu saja, mau tidak mau para siswa dipaksa untuk membeli buku-buku
pelajaran , LKS, yang tidak gratis juga dan biayanya lebih mahal hanya
sekedar biaya administrasi sekolah. Memang benar jika pemeritnah
memfasiltiasi buku gratis pada setiap jenjang sekolah yang ada dan

11
Undang-Undang Dasar 1945, Pasal 34

8
pemerintah juga mengalokasikan dana BOS untuk pembelian dan
penggandaan buku teks pelejaran. Namun kembali lagi pada sekolah
masing-masing yang pada kenyataannya lebih memilih buku-buku terbitan
luar pemerintah yang harga bukunya tidak semurah yang kita kira. Setiap
tahunnya para siswa harus mengeluarkan ratusan ribu hingga jutaan rupiah
untuk membeli buku di setiap matapelajaran.
Kemunculan sekolah gratis ini ternyata bukan menyelesaikan masalah,
namun justru memunculkan masalah yang lebih serius. Beberapa masalah
yang muncul diantaranya adalah sebagai berikut ini :
1. Membuat Peserta Didik Seenaknya Dalam Belajar
Adanya sekolah gratis membuat kebanyakan para siswa menjadi
berlaku seenaknya dalam belajar dan ataupun pembiayaan.
2. Mindset Masyarakat Yang Menyepelekan Adanya Sekolah Gratis
Dengan program sekolah gratis rakyat yang masih awam akan
berfikiran bahwa mereka hanya cukup dengan menyekolahkan anak-
anak mereka sampai tingkat SD atau SMP saja.
3. Anggaran Yang Tidak Mencukupi
Ada beberapa kekhawatiran tentang sekolah gratis ini, salah
satunya tentang anggaran. Yang jelas anggaran untuk operasional
sekolah dan biaya lainnya tidaklah mencukupi. Sehingga ujung-
ujungnya para orang tua masih perlu mengeluarkan biaya untuk
menutupi kekurangan tersebut. Maka dengan demikian, kebijakan
sekolah gratis yang diberikan oleh pemerintah ini tidaklah 100% gratis
karena masyarakat masih mengeluarkan biaya sekolah walaupun kecil.
Karena pada kenyataannya banyak daerah yang menarik dana
alokasi pendidikan di daerahnya begitu tahu dana BOS turun. Daerah
menganggap BOS sudah cukup memenuhi kebutuhan dana bagi
terlaksananya kebijakan sekolah gratis tersebut, tapi kenyataannya
dana bos tidaklah mencukupi sehingga membuat sekoah putar otak
untuk mencari dana tamabahan, maka tidak lain satu-satunya jalan
adalah menarik dana ari para siswa/orangtua.

9
Terkait kurangnya anggaran sekolah ternyata memunculkan dua
permasalahan, yaitu ;
a. Masalah pertama Sekolah gratis mengancam eksistensi sekolah
swasta yang berbiaya mahal karena harus menanggung biaya
sendiri. Kehadiran sekolah gratis dimungkinkan dapat
merugikan sekolah swasta karena masyarakat lebih tertarik
menyekolahkan anaknya di sekolah negeri yang gratis.
b. Masalah kedua yaitu menyangkut masalah kualitas. Kualitas
sekolah gratis sering dipertanyakan masyarakat. Minimnya dana
yang disediakan pemerintah menjadi alasan bahwa sekolah tidak
mungkin menyelenggarakan pendidikan yang berkualitas
dengan biaya yang minim.
Kebijakan pemerintah menurut peneliti sudah baik untuk dijalankan.
Tujuan pemerintah yang menginginkan pendidikan dapat diakses oleh
seluruh masyarakat dapat diwujudkan melalui kebijakan sekolah gratis.
Maka seyogyanya, pelaksana pendidikan yang ada di bawah seperti unit
pelaksana teknis satuan pendidikan tingkat dasar dan menengah mendukung
program tersebut dengan sepenuh hati dengan cara berlaku jujur kepada
masyarakat. Lembaga pendidikan seharusnya bisa bersikap jujur jika
memang sekolah di tempatnya tidaklah gratis sepenuhnya, jangan hanya
memberikan tagline sekolah gratis tapi pada kenyataannya masih bayar.
Pemerintah sebagai pemangku kebijakan juga harus memperhatikan
lembaga pendidikan, tidak hanya bisa membuat kebijakan tapi juga bisa
menjalankannya. Program sekolah gratis memang baik, namun jika
pemerintah menginginkan kualitas pendidikan juga baik maka harus
didukung dengan fasilitas yang memadai. Dana BOS perlu ditambah karena
pada kenyataannya dana tersebut tidak bisa menutupi biaya biaya
operasional sekolah. Maka pemerintah juga perlu mengkalkulasi ulang
jumlah dana BOS yang diberikan serta memberikan keleluasaan kepada
sekolah untuk menggunakan dana tersebut dengan fleksibel.

10
11
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulam
1. Kebijakan sekolah gratis merupakan salah satu amanat undang-
undang. Yaitu UUD 1945 Pasal 31 Ayat 2 dan UU Sisdiknas Pasal 11
Ayat 2, Pasal 34 Ayat 2, dan Pasal 46 Ayat 1. Yang mengatakan
bahwasannya pendidikan dasar itu gratis bagi semua warga negara
Indonesia
Anggaran sekolah gratis diambilkan dari APBN. Alokasi
anggaran pendidikan secara nasional adalah 20% dari total APBN.
Anggaran ini digunakan untuk mendanai sekolah gratis lewat program
BOS (bantuan operasional sekolah)
Melalui program sekolah gratis, masyarakat tidak perlu lagi
pusing untuk menyekolahkan anaknya. Sekolah gratis memberikan
kesempatan menempuh pendidikan bagi semua lapisan masyarakat .
2. Sekolah gratis tidak sepenuhnya gratis. Yang digratiskan hanyalah
biaya administrasi saja. pada kenyataannya masih banyak pungutan-
pungutan yang harus dibayar wali murid agar anaknya dapat sekolah.
Para siswa juga masih dibebani dengan pembelian buku pelajaran
secara mandiri, LKS, Paket dan juga seragam. Hal ini menunjukkan
bahwasannya kebijakan sekolah gratis masih perlu dikaji ulang
sehingga pendidikan gratis yang diamanatkan undang-undang dapat
diwujudkan.
B. Saran
Peneliti menyadari bahwasannya tulisan ini masih jauh dari kata
sempurna. Maka dari itu kritik dan saran yang bersifat membangung
sanagtlah peneliti perlukan agar dapat mempebaiki kekurangan yang peneliti
miliki,

12
DAFTAR PUSTAKA

Yusuf., Choirul Fuad Kajian Peraturan Perundang-Undangan Pendidikan Agama


Pada Sekolah. Jakarta: Pt.Pena Citasatria. 2008.
Departemen Pendidikan Nasional. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20
Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta, 2003.
Direktorat Jendral Pendidikan Dasar Kementrian Pendidikan Nasional. Petunjuk
Teknis Penggunaan Dana Bantuan Operasional Sekolah Tahun Anggaran
2011.
Saroni, Mohammad. Pendidikan Untuk Orang Miskin. Jogjakarta: Ar-Ruzz
Media. 2013.
Nurhasanah, Didik Tumianto. Kamus Besar Bergambar Bahasa Indonesia
Sekolah Berarti.Jakarta:Cv.Bina Sarana Pustaka.2007.
Suyahman,”Analisis Kebijakan Pendidikan Gratis Di Sekolah Menengah Atas
Dalam Kaitannya Engan Kualitas Pendidikan Menengah Atas”, Jurnal
Pendidikan Kewarganegaraan : Voume 6, Nomor 2, (November 2016),
1047-1054.
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional.

13

Anda mungkin juga menyukai