Anda di halaman 1dari 26

Atribusi Sosial

Kelompok 2
Anggota Kelompok
Pierina Novena Limban Redong
(219114069)
Steven Sugiarto (219114116)
Fiory Nella Dolorosa (219114161)
Ni Nyoman Della Lies Indistra
(219114020)
Brigita Cita Utami Sinaga (219114162)
Pembahasan Materi

PENGERTIAN TEORI-TEORI
BIAS-BIAS
ATRIBUSI ATRIBUSI
ATRIBUSI
SOSIAL SOSIAL

CONTOH-
JENIS-JENIS
APLIKASI TEORI CONTOH
ATRIBUSI
ATRIBUSI ATRIBUSI
SOSIAL
SOSIAL
Pengertian Atribusi

Go Back to Agenda Page


Pengertian Atribusi
Menurut Fritz Heider (1958)
1. Atribusi sebagai Proses Persepsi
2. Atribusi sebagai Penilaian Kausalitas

Menurut Edward E. Jones (1965)


Edward merupakan seorang peneliti yang tertarik pada
penilaian yang diberikan oleh seseorang terhadap orang
lain. Ia membahas mengenai disposisi yang lebih stabil
seperti sifat, sikap, dan nilai.
Pengertian Atribusi Sosial
Menurut Baron (2004), upaya kita untuk memahami penyebab di balik
perilaku orang lain dan dalam beberapa kasus, juga penyebab di balik
perilaku kita sendiri.
Menurut Dayakisni (2006), proses yang dilakukan untuk mencari
sebuah jawaban atau pertanyaan mengapa atau apa sebabnya atas
perilaku orang lain ataupun diri sendiri.

Menurut Sarwono (2009), penafsiran terhadap sebab-sebab dari


mengapa sebuah fenomena menampilkan gejala-gejala tertentu.
Teori-teori Atribusi

Go Back to Agenda Page


Korespondensi Inferensial
Korespondensi Inferensial adalah sebuah teori yang menggambarkan
bagaimana kita menggunakan perilaku lain sebagai dasar untuk
menyimpulkan disposisinya yang stabil.
Atribusi disposisional (internal) memberi kita informasi, sehingga kita
dapat membuat prediksi tentang perilaku seseorang di masa
mendatang.
Apa yang membuat kita membuat
korespondensi inferensi?
Pilihan
Perilaku disengaja
Keinginan sosial
Relevansi hedonistik
Personalisme
Model Kovariasi
Kelly (1967) mengembangkan model logis ini untuk menilai apakah
tindakan tertentu harus dikaitkan dengan beberapa karakteristik
(disposisi) orang tersebut atau lingkungan (situasional).
Menurut Kelley, terdapat tiga hal yang harus diperhatikan untuk
menentukan apakah suatu perilaku beratribusi disposisional (internal)
atau situasional (eksternal), yaitu :
Konsensus
Konsistensi
Distingsi
Bias-Bias Atribusi

Go Back to Agenda Page


1. Bias Korespondensi (Correspondence Bias)
Menjelaskan sumber perilaku orang lain
(korespondensi) berdasarkan disposisi-disposisi yang
ada (kualitas karakter, kebiasaan, persiapan, keadaan
kesiapan, atau kecenderungan untuk bertindak
dengan cara tertentu), tanpa memperhatikan faktor-
faktor situasionalnya. Bias ini biasa disebut dengan
kesalahan atribusi fundamental (Fundamental
Attribution Error)
Mengapa Kesalahan Atribusi
Fundamental Terjadi?
Hal ini dikarenakan kecenderungan kita
mengobservasi perilaku orang lain hanya berfokus
pada tindakan mereka dan konteks dimana orang
tersebut berperilaku , sehingga faktor situasional
penyebab perilaku itu sendiri menjadi terabaikan.
Efek Aktor-Pengamat (Actor-Observer Effect)
Kecenderungan untuk mengatribusikan perilaku orang lain
berdasarkan faktor internal.

Mengapa Hal Ini Terjadi ?


Ini dikarenakan individu lebih mudah menyadari faktor-faktor
eksternal yang mempengaruhi diri sendiri, dibandingkan yang
mempengaruhi orang lain. Oleh karena itu, kita cenderung
memandang perilaku kita sendiri sebagai suatu hal yang timbul
karena faktor situasional, tapi perilaku orang lain muncul karena
sifat disposisi mereka.
3. Bias Mengutamakan Diri Sendiri (Self-Serving
Bias)
Bias mengutamakan diri sendiri diartikan sebagai
pengatribusian perilaku positif pada faktor-faktor internal
dan perilaku negatif pada faktor-faktor eksternal.
Kesalahan atribusi ini disebabkan oleh adanya dua kategori
kemungkinan, antara lain :
a. Kognitif, bias mengutamakan diri sendiri berkaitan
dengan cara kita mengelolah informasi sosial.
b.Motivasional, kebutuhan untuk melindungi dan
meningkatkan harga diri.
Aplikasi Teori
Atribusi

Go Back to Agenda Page


Pandangan dan Intervensi
Kurt Lewin mengatakan bahwa teori terbaik
adalah teori yang mempunyai sifat praktis. Seperti
teori atribusi, sekali kita memperoleh pemahaman
tentang aspek-aspek perilaku atau cara berpikir
sosial dan langsung memanfaatkan pengetahuan
tersebut dalam kehidupan sehari-hari.
Atribusi dan Depresi
Menyalahkan diri sendiri (self-defeating)
Orang yang mengalami depresi mengatribusi hal-hal negatif dari
perilaku mereka yang bersifat tahan lama dan berasal dari faktor
internal seperti sifat dan kelemahan mereka.
Sebaliknya, hal-hal positif diatribusikan pada sebab-sebab yang
bersifat temporer dan berasal dari faktor eksternal seperti nasib
atau pertolongan orang lain.
Dalam Bruder et al (1997) dan Robison et al (1990), telah banyak
dikembangkan teknik terapi yang bertujuan untuk mengubah
atribusi.
Jenis Atribusi Sosial

Go Back to Agenda Page


1. Internal dan Eksternal

Atribusi internal atau disposisional adalah penilaian


atau kesimpulan seseorang bahwa suatu kejadian atau
perilaku disebabkan oleh faktor internal pribadi.

Atribusi eksternal atau situasional adalah penilaian atau


kesimpulan seseorang bahwa suatu persitiwa atau
perilaku disebabkan oleh faktor eksternal.
2. Stabil dan Tidak Stabil
Atribusi stabil yaitu ketika seseorang menyimpulkan
bahwa suatu peristiwa atau perilaku disebabkan oleh
faktor-faktor yang stabil atau tidak berubah.

Atribusi tidak stabil yaitu ketika seseorang


menyimpulkan bahwa suatu peristiwa atau perilaku
disebabkan oleh faktor-faktor yang tidak stabil atau
bersifat sementara.
Contoh Atribusi
Sosial

Go Back to Agenda Page


1. Atribusi Sosial Internal dan Eksternal

Saat seorang siswa mendapatkan peringkat 1, ia akan


berpikir bahwa ia pintar atau ia sudah belajar keras
agar bisa mendapatkan peringkat 1 di kelas (atribusi
internal). Ia juga bisa berpikir bahwa ia mendapatkan
peringkat 1 karena teman-temannya tidak pintar
(atribusi eksternal).
2. Atribusi Sosial Stabil dan Tidak Stabil
Siswa A tidak lolos untuk masuk PTN (Perguruan Tinggi
Negeri) melalui jalur SBMPTN karena skor SBMPTN-nya
yang tidak mencukupi. Jika ia menghubungkan skornya
dengan fakta bahwa ia selalu bernasib buruk atau tidak
beruntung, ia menciptakan atribusi stabil. Namun, jika ia
berpikir bahwa ia gagal dalam SBMPTN karena banyak
kegiatan di luar sekolah dan kondisi kesehatannya yang
menurun sehingga ia tidak belajar dengan optimal, maka ia
menciptakan atribusi tidak stabil.
Daftar Pustaka
.Branscombe, Nyla .R, Baron, Robert. (2013). Psikologi
Sosial. Penerbit Erlangga : Jakarta.
https://pakarkomunikasi.com/teori-atribusi diakses
pada 4 Mei 2022 pukul 10.30
https://dosensosiologi.com/atribusi-sosial/ diakses
pada 4 Mei 2022 pukul 10.30

Terima Kasih
Atas Atensinya!
Apabila ada pertanyaan boleh untuk diajukan ke
kelompok!

Anda mungkin juga menyukai